Pembangunan Sistem Informasi Rekam Medis Dengan Mengimplementasikan Teknologi RFID pada Rekam Medis Studi Kasus Klinik Anak Sehat Kabupaten Majalengka
B a h w a y a n g b e r t a n d a t a n g a n d i b a w a h ini, p e n u l i s d a n p i h a k p e r u s a h a a n t e m p a t p e n e l i t i a n ,
M e n y e t u j u i :
" U n t u k m e m b e r i k a n k e p a d a U n i v e r s i t a s K o m p u t e r I n d o n e s i a H a k B e b a s R o y a l g
N o n e k s k l u s i f a t a s p e n e l i t i a n ini d a n b e r s e d i a u n t u k d i - o n l i n e — k a n s e s u a i d e n g a n k e t e n t u a n
y a n g b e r l a k u u n t u k k e p e n t i n g a n r i s e t d a n p e n d i d i k a n " .
B a n d u n g , ( 2 5 A g u s t u s 2 0 1 6 )
K li n i k A n a k S e h a t
P e n u l i s ,
’ a u R i f i A u l i a R a c h m a n L i n i n a w a t y l n d r i a n lS .S i I A p t .
N I M . 1 0 1 1 2 8 1 4 N o . S I P A 5 0 3 . 1 1 / 0 1 1 / d i n k e s / l V / 2 0 1 6
M e n g e t a h u i ,
P e m b i m b i n g
J
i
m
/
a
A n g g a S e t i y a d i , S . K o m . M . K o m .
N I P . 4 1 2 7 7 0 0 6 0 5 2
C a t a t a n :
B a b I I I t e r d a p a t d a t a k l i n i k y a n g b e r s i f a t k o n f i d e n s i a l j a d i t i d a k b o l e h d i p u b l i k a s i k a n .
B a b I V t e r d a p a t d a t a k l i n i k y a n g b e r s i f a t k o n f i d e n s i a l j a d i t i d a k b o l e h d i p u b l i k a s i k a n .
(2)
(3)
(4)
(5)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
BAYU RIFQI AULIA RACHMAN
10112814
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2016
(6)
iii
Sistem Informasi Rekam Medis dengan Mengimplementasikan Teknologi RFID pada Pengambilan Antrian dan Rekam Medis Studi Kasus Klinik Anak Sehat
Kabupaten Majalengka”.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Strata 1 (S-1) yang ditentukan oleh Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.
Dalam proses penyelesaian Tugas Akhir, tentunya penulis mendapat banyak sekali bimbingan, arahan, koreksi serta saran dari berbagai pihak. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat, Hidayah serta
Inayah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak dan Ibu serta adik tercinta yang telah memberikan dukungan
materi, moral, rohani dan dukungan serta motivasi lain sebagainya yang sangat dibutuhkan oleh penulis selama penulisan Tugas Akhir ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia (UNIKOM).
4. Bapak Angga Setiyadi, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan arahan, bimbingan , masukan serta pengalaman-pengalaman yang berharga selama proses bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan baik.
5. Bapak Irfan Maliki, S.T, M.T. selaku dosen reviewer seminar yang telah
(7)
6. Ibu Dian Dharmayanti, S.T, M.T. selaku dosen wali penulis yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan dan penulisan.
7. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung.
8. Seluruh pegawai Klinik Anak Sehat yang telah banyak membantu dalam
selesainya penulisan Tugas Akhir ini.
9. Rahma Faridila Amaliah yang selalu memberikan dukungan, doa, serta
motivasi yang dibutuhkan penulis selama penulisan tugas akhir ini berlangsung.
10.Sahabat terbaik Tresna Gumelar, Irhas Faisal, Egy Mohammad Erdin,
Bayu Fajar Nugraha, Bayu Setiaji, Aldy Ahmad Rifani, dan Fahmi Hidayatullah yang selalu memberikan dukungan serta motivasi di saat suka maupun duka juga bantuan yang tidak tergantikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
11.Teman-teman seperjuangan di IF-1 serta teman-teman bimbingan yang
berjuang bersama-sama selama masa perkuliahan.
12.Serta pihak terkait lainnya yang tidak bisa di tuliskan satu-persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisn ini, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diterima. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bandung, Juli 2016 Penulis
(8)
v
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR SIMBOL ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ... 2
1.4. Batasan Masalah ... 3
1.5. Metodologi Penelitian ... 4
1.5.1. Metode Pengumpulan Data ... 4
1.5.2. Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 5
1.6. Sistematika Penulisan ... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Profil Klinik Anak Sehat ... 9
2.1.1. Sejarah ... 9
2.1.2. Visi Misi ... 9
2.1.3. Logo ... 10
2.1.4. Struktur Organisasi ... 12
(9)
vi
2.2.1. Pembangunan ... 14
2.2.2. Sistem ... 14
2.2.2.1. Karakteristik Sistem ... 15
2.2.3. Sistem Informasi ... 17
2.2.4. Data dan Informasi ... 17
2.2.4.1. Kualitas Informasi ... 18
2.2.4.2. Siklus Informasi ... 19
2.2.5. Rekam Medis ... 19
2.2.6. Teknologi ... 20
2.2.7. RFID ... 21
2.2.7.1. Komponen Utama RFID ... 21
2.2.7.2. RFID Tag ... 23
2.2.7.3. Reader RFID ... 26
2.2.7.4. Cara Kerja RFID ... 26
2.2.8. Rekayasa Perangkat Lunak ... 27
2.2.8.1. Siklus Hidup Perangkat Lunak ... 29
2.2.9. Pemrograman Berorientasi Objek ... 31
2.2.9.1. Komponen Pemrograman Berorientasi Objek ... 32
2.2.10. Basis Data ... 34
2.2.10.1. DBMS ... 35
2.2.11. Jaringan Komputer ... 35
2.2.11.1. Pengertian Jaringan Komputer ... 35
2.2.11.2. Jenis-Jenis Jaringan Komputer ... 37
2.2.12. Arsitektur Jaringan Komputer ... 39
(10)
vii
2.2.13.1. Diagram UML ... 43
2.2.13.2. Class Diagram ... 44
2.2.13.3. Use Case Diagram ... 45
2.2.13.4. Activity Diagram ... 45
2.2.13.5. Sequence Diagram ... 46
2.2.14. Perangkat Lunak Pendukung ... 46
2.2.14.1. MySQL ... 46
2.2.14.2. Bahasa Pemrograman Java ... 47
2.2.14.3. IDE Netbeans ... 47
2.2.14.4. Xampp versi 3.2.1 ... 48
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 49
3.1. Analisis Sistem ... 49
3.1.1. Analisis Masalah ... 49
3.1.2. Analisis Sitem yang Sedang Berjalan ... 49
3.1.3. Analisis Teknologi ... 54
3.1.4. Analisis Proses Bisnis ... 55
3.1.4.1. Usulan Proses Bisnis Pendaftaran Pasien ... 57
3.1.4.2. Usulan Proses Bisnis Pengisian Rekam Medis ... 57
3.1.4.3. Usulan Proses Bisnis Pembayaran ... 58
3.1.4.4. Usulan Proses Bisnis Ganti Kartu ... 59
3.1.5. Analisis Arsitektur Sistem ... 60
3.1.6. Analisis Jaringan Komputer ... 62
3.1.7. Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 62
3.1.7.1. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 63
(11)
viii
3.1.7.3. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 64
3.1.7.4. Analisis Kebutuhan Pengguna ... 65
3.1.8. Analisis Kebutuhan Fungsional ... 66
3.1.8.1. Use Case Diagram ... 66
3.1.8.2. Use Case Scenario ... 68
3.1.8.3. Activity Diagram ... 82
3.1.8.4. Sequence Diagram ... 96
3.1.8.5. Class Diagram ... 105
3.2. Perancangan Sistem ... 107
3.2.1. Perancangan Basis Data ... 107
3.2.1.1. Skema Relasi ... 107
3.2.1.2. Perancangan Struktur Tabel ... 107
3.2.2. Perancangan Antarmuka ... 111
3.2.2.1. Perancangan Menu ... 111
3.2.2.2. Perancangan Form ... 112
3.2.2.3. Jaringan Semantik ... 123
BAB 4 PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI ... 125
4.1. Implementasi Sistem ... 125
4.1.1. Implementasi Perangkat Keras ... 125
4.1.2. Implementasi Perangkat Lunak ... 126
4.1.3. Implementasi Basis Data ... 126
4.1.4. Implementasi Antramuka ... 129
4.2. Pengujian ... 135
4.2.1. Metode Pengujian ... 135
(12)
ix
4.2.2.1. Pengujian Alpha ... 136
4.2.2.2. Kesimpulan Pengujian Alpha ... 148
4.2.2.3. Pengujian Beta ... 148
4.2.2.4. Kesimpulan Pengujian Beta ... 152
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 153
5.1. Kesimpulan ... 153
5.2. Saran ... 153
(13)
155
Bain, R. (1937). American Sociological Review, “Technology and State
Government”.
Burnandharie, H. (2015) Pembangunan Sistem Monitoring Penyewaan Sepeda Menggunakan Teknologi RFID.
Doni Saputra, D. C. (2010). Sistem Otomasi Perpustakaan Dengan
Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID). Jurnal Teknik Informatika
Mulawarman.
Fowler, M. (2005). UML Distilled Edisi 3. Yogyakarta: Andi.
Franklin, U. (1989). The Real World of Technology.
Jogiyanto, H.M (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis”. Yogyakarta: Andi Offset.
Kadir, A.T.C. (2005). Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Kristanto, A. (2008). Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta. Gava Media.
McLeod, R. (2007). Management Information System 10th Edition. University of Texas.
Murdick, R.G. (1991). Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern. Jakarta. Erlanga.
Nasution, Z. (2007). Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan Penerapannya). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008. (2008).
Pressman, R.S (2010). Software Engineering: A Practitioner Approach
‘edisi 7. New York. McGraw Hill.
Putra, A. W. (2014, july 14). Diambil kembali dari Tekno Jurnal: http://teknojurnal.com/netbeans-ide/
(14)
Rismaya, T. (2014). Integrasi Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) pada Sistem Informasi Perpustakaan di Institut Pemerintahan Dalam
Negeri (IPDN) Jatinangor. Bandung.
Riyadi, S. (2011). Dasar-dasar Epidemologi. Salemba Medika.
Schach, S.R. (2011) Object Oriented and Classical Software Engineering 8th edition.
Setyowati, L. (2014). Konsep Dasar Jaringan Komputer. Jakarta.
Solichin, A. (2009). Pemrograman Web dan PHP dengan MySQL. Dalam
Pemrograman Web dan PHP dengan MySQL (hal. 14). Jakarta, Indonesia:
Universitas Budi Luhur.
Stephen Robbins, M. C. (2007). Manajemen Jilid 1. Jakarta.
Supriyanto, W. dan Muhsin, A. (2008). Teknologi Informasi Perpustakaan: Strategi Perancangan Perpustakaan Digital. Yogyakarta. Kanisius.
Sutabri, T. (2014) Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta. Penerbit Andi Yogyakarta.
Tarigan, Z. J. (2004). Integrasi Teknologi RFID Dengan Teknologi ERP
Untuk Otomatisasi Data. JURNAL TEKNIK INDUSTRI, 6, 134 - 141.
Ulfah, A. (2012). Prototype Aplikasi Akademik Mahasiswa Universitas
Komputer Indonesia (UNIKOM) berbasis teknologi Radio Frequency identification
(RFID). bandung.
Wisuda, M. (2005). Konsep dasar SI. Jakarta.
Zulkifli, A.M. (2005). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
(15)
1
Klinik berobat Anak Sehat merupakan sebuah tempat berobat milik dokter spesialis anak di Majalengka yang khusus menangani pengobatan untuk anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Klinik Anak Sehat dibangun pada bulan Oktober tahun 2007. Pada awalnya, klinik anak sehat hanya berupa apotek yang khusus melayani obat-obatan untuk pasien anak-anak, namun klinik anak sehat berkembang dengan menyediakan jasa dokter anak dan laboratorium untuk menunjang kinerja dokter anak. Dalam sehari, jumlah pasien yang datang rata-rata berkisar antara 60-100 pasien. Sehingga dalam satu bulan, minimal pasien yang datang dapat diperkirakan di atas 2000 pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan apoteker Klinik Anak Sehat, Ibu Lin pada bulan Februari lalu dapat diketahui bahwa Klinik Anak Sehat belum memiliki sistem informasi klinik yang terkomputerisasi, sehingga ada kemungkinan terjadinya kesalahan baik dalam penyimpanan maupun pengolahan data di klinik tersebut mengingat jumlah pasien yang datang untuk berobat perharinya cukup tinggi. Kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengolahan data diantaranya adalah kertas atau media yang digunakan untuk mengisi data pasien hilang atau rusak. Kesalahan tersebut mengakibatkan terjadinya sebagian data yang hilang atau tidak akuratnya data rekam medis pasien dan hal ini sangat fatal mengingat rekam medis memiliki peranan yang penting dalam melakukan pengobatan. Hilangnya data rekam medis sangat mempengaruhi diagnosa dokter kedepannya karena dokter harus melihat riwayat penyakit pasien untuk menentukan diagnosa yang tepat. Selain itu, masalah lain yang terjadi di Klinik Anak Sehat adalah banyaknya jumlah obat yang datang tiap minggu sehingga membuat pengelolaan obat yang dilakukan oleh petugas apotek cukup kewalahan mengingat pengelolaan data obat pun masih dilakukan secara konvensional.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menangani permasalahan-permasalahan tersebut. Sistem
(16)
informasi klinik merupakan sebuah sistem yang biasa digunakan di klinik-klinik untuk mengelola data pasien hingga data obat. Selain itu terdapat teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah RFID (Radio Frequency Identification). RFID merupakan sebuah teknologi identifikasi otomatis yang menggunakan sarana Tag RFID untuk mengakses data menggunakan frekuensi radio. RFID mengirimkan data berupa kode-kode yang digunakan untuk mengidentifikasi objek. RFID memiliki dua bagian, yaitu RFID Reader yang digunakan untuk membaca RFID dan Tag RFID yang digunakan sebagai media untuk mengenali dikenali. Integrasi teknologi RFID pada sistem pengolahan data rekam medis pasien dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang terdapat di klinik anak sehat.
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas, akan dibangun sebuah sistem informasi klinik menggunakan teknologi RFID yang dituangkan dalam
bentuk laporan tugas akhir dengan judul “Pembangunan Sistem Informasi Rekam
Medis dengan Mengimplementasikan Teknologi RFID pada Rekam Medis Studi
Kasus Klinik Anak Sehat Kabupaten Majalengka”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Klinik Anak Sehat di Kabupaten Majalengka belum memiliki sistem informasi
klinik yang menggunakan sistem terkomputerisasi, sehingga segala proses nya masih menggunakan sistem secara konvensional.
2. Media penyimpanan data rekam medis dan arsip-arsip lain masih dalam media
kertas dan tidak memiliki salinan, hal ini sangat riskan rusak sehingga ditakutkan data-data rekam medis tersebut hilang.
3. Pengelolaan data obat yang dilakukan oleh petugas masih secara konvensional
sehingga membuat petugas apotek merasa kesulitan dalam mengolah data obat yang masuk dan keluar.
1.3.Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka maksud dari penelitian yang akan dilakukan di klinik anak sehat adalah mempermudah kinerja
(17)
segala elemen yang terdapat didalam klinik termasuk petugas dan dokter dalam melakukan proses bisnis.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mempermudah pihak klinik dalam mengelola dan menyimpan data klinik.
2. Mengurangi kemungkinan hilangnya data rekam medis dengan menyimpan
salinannya ke dalam komputer.
3. Mempermudah pengelolaan obat yang dilakukan oleh petugas apotek.
1.4.Batasan Masalah
Batasan masalah ini berfungsi untuk membatasi penelitian agar pembahasan dan penyusunan tugas akhir dapat dilakukan sesuai dan tidak menyimpang dari apa yang diharapkan. Adapun batasan-batasan masalahnya sebagai berikut:
1. Input rekam medis kedalam sistem dilakukan oleh asisten dokter, dokter tetap
menuliskan rekam medis ke dalam kertas.
2. Satu Kartu RFID berlaku hanya bagi satu pasien.
3. Bila Kartu RFID hilang maka perlu diganti dengan yang baru dan didaftarkan
kembali di database.
4. Sistem kerja perangkat mengirim nomor RFID dari kartu RFID ke komputer
menggunakan pembaca kartu RFID.
5. Kartu RFID hanya dapat digunakan di klinik anak sehat.
6. Kartu RFID hanya bisa digunakan untuk membuka data rekam medis, data
pasien dan pengambilan antrian berobat.
7. Pembayaran yang dilakukan di klinik tidak dapat menggunakan BPJS maupun
asuransi kesehatan.
8. Pengecekan kadaluarsa obat dilakukan secara manual oleh petugas apotek.
9. Pemodelan perangkat lunak menggunakan Unifield modeling language
(UML).
10. Database server yang digunakan adalah Database MySQL.
11. Perangkat Lunak dibangun menggunakan bahasa pemrograman java dan
(18)
12. Perangkat RFID yang digunakan adalah Reader JT308 USB 125KHz dan tag pasif EM4001.
1.5.Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, hal ini memerlukan data-data untuk mendukung berjalannya sebuah penelitian. Metode penelitian ini memiliki dua tahapan yaitu tahap pengumpulan data dan tahap pembangunan perangkat lunak.
1.5.1.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Tahapan pengumpulan datanya sebagai berikut:
1. Studi literatur
Studi literatur merupakan cara untuk mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam literatur yang berkaitan dengan penelitian. Studi literatur ini bersumber dari buku-buku, jurnal, paper, maupun karya tulis ilmiah yang bersangkutan dengan penelitian tentang rekam medis dan teknologi RFID.
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan di lapangan untuk mendapatkan gambaran tentang kejadian sebenarnya terjadi secara langsung. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, klinik anak sehat masih belum menggunakan proses komputer dalam pengolahan data rekam medis pasien.
3. Interview
Teknik mengumpulkan data dengan menanyakan langsung poin-poin penting kepada pihak yang bertanggung jawab di Klinik Anak Sehat. Berdasarkan hasil wawancara Klinik Anak Sehat belum menggunakan sistem komputerisasi dalam pengolahan data rekam medis pasien.
4. Kuisioner
Kuisioner merupakan pengumpulan data dengan cara memberikan petanyaan pada lembar-lembar kertas yangbertujuan untuk mendapatkan hasil apakah penelitian telah berjalan sesuai tujuan awal atau belum. Hasil dari kuisioner diolah untuk mendapatkan kesimpulan penelitian.
(19)
1.5.2. Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Teknik analisis dalam pembangunan perangkat lunak menggunakan paradgima perangkat lunak secara waterfall, berikut prosesnya:
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (System Requirements)
Merupakan proses pengumpulan kebutuhan yang dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami oleh pengguna perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan. Spesifikasi kebutuhan pernagkat lunak pada tahap ini perlu untuk dimasukkan ke dalam dokumentasi.
2. Desain (Design)
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Pada tahap ini, dibutuhkan langkah untuk mentranslasi kebutuhan perangkat lunak ke representtasi desain agar dapat diimplementasikan ke dalam sebuah program pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu untuk dimasukkan kedalam dokumentasi.
3. Pengkodean (Coding)
Hasil dari tahpan desain diimplementasikan ke dalam program melalui tahap pengkodean. Hasil dari tahap pengkodean berupa program komputer yang sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian (Testing)
Pada tahap pengujian ini fokus pada perangkat lunak pada segi lojik dan fungsionalitasnya serta memastikan bahwa semua bagian yang dibuat telah diuji.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya error dan
memastikan bahwa keluaran yang dihasilkan oleh program sesuai dengan apa yang diharapkan.
(20)
Gambar 1.1 Metode Pengembangan Perangkat Lunak
1.6.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Sistematika penulisan tugas akhir ini sebagai berikut:
Tabel 1.1 Tabel Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan tugas akhir.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan pembangunan sistem pengolahan data rekam medis menggunakan RFID, konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses pembangunan aplikasi sistem pengolahan data menggunakan teknologi RFID.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini dijelaskan analisis sistem yang sedang berjalan, analisis sistem yang akan dibangun, analisis arsitektur sistem, analisis kebutuhan non-fungsional, analisis kebutuhan fungsional. Hasil
(21)
analisis digunakan untuk melakukan perancangan perancangan basis data dan perancangan antarmuka perangkat lunak.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi hasil implementasi dari analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat serta menguji sistem yang telah dibangun untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah memenuhi syarat.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang penarikan kesimpulan yang diperoleh dari bab-bab sebelumnya, khususnya mengenai keterkaitan antara masalah-masalah yang dihadapi dengan tujuan dari penelitian ini. Bab ini juga berisi saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki kekurangan dalam penulisan tugas akhir.
(22)
(23)
9
Profil Klinik Anak Sehat Berisi tentang Sejarah, Visi Misi, Logo dan Struktur Organisasi Klinik Anak Sehat.
2.1.1.Sejarah
Klinik anak sehat merupakan salah satu apotek di Kabupaten Majalengka yang dibangun pada bulan Oktober tahun 2007. Pada awalnya, klinik anak sehat hanya menjual obat-obatan khusus untuk anak-anak saja, namun melihat situasi yang terjadi di Kabupaten Majalengka, sang pemilik kemudian memutuskan untuk membangun kerja sama dengan dokter untuk membuka klinik. Seiring berjalannya waktu, klinik anak sehat semakin dikenal di Kabupaten Majalengka. Hal itu terbukti dengan jumlah pasien yang awalnya hanya sekitar 15 orang perharinya, sekarang sudah bertambah pesat menjadi sekitar 70-100 orang. Pasien yang datang pun beragam tidak hanya dari daerah perkotaan Majalengka saja, bahkan hingga ke pelosok seperti Desa Malausma, Bantarujeg, Argalingga, hingga cikijing yang notabenenya berada di perbatasan antara kabupaten majalengka dengan kuningan pun datang ke Klinik anak sehat. Selain itu, minimumnya, sebulan bisa mencapai angka 2500 pasien yang datang berobat ke klinik anak sehat. Melihat potensi bisnis yang cukup besar, pemilik klinik menambahkan fasilitas laboratorium untuk pengecekan darah dan imunisasi dengan tujuan mempermudah dokter apabila sang pasien perlu untuk mengecek darah dan hal lainnya.
2.1.2.Visi Misi
Visi menurut Indrakaralesa (2007) adalah sebuah refleksi keyakinan-keyakinan dan asumsi-asumsi dasar tentang segala hal, tentang kemanusiaan, ilmu dan teknologi, ekonomi, politik, seni budaya dan etika. Adapun menurut Aditya (2010) Visi adalah Suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa visi adalah sebuah pandangan
(24)
jauh kedepan akan sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Adapun visi dari klinik anak sehat yaitu:
1. Melakukan konseling yang baik kepada pasien.
2. Menyediakan obat-obatan dengan kualitas yang baik.
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
Misi menurut Wibisono (2006) misi merupakan penetapan sasaran atau tujuan perusahaan dalam jangka pendek, sedangkan menurut Arman (2008) misi adalah adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinsikan apa yang sedang/akan dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat) dekat atau saat ini. adapun Misi dari klinik anak sehat yaitu:
1. Menjadikan rakyat Indonesia menjadi rakyat yang sehat, khususnya dalam
bidang jasmani.
2. Membuka hubungan baik antara pasien dan apoteker.
2.1.3.Logo
Definisi logo menurut Sularko dalam buku “How Do They Think”,
mengemukakan bahwa logo atau corporate identity atau brand identity adalah
sebuah tanda yang secara langsung tidak menjual, tetapi memberi suatu identitas yang pada akhirnya sebagai alat pemasaran yang signifikan, bahwa logo mampu membantu membedakan suatu produk atau jasa dari kompetitornya. Suatu logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui pendekatan
budaya perusahaan (corporate culture), penempatan posisi (positioning) historis
atau aspirasi perusahaan, apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah penting daripada seperti apa rupanya. Penekanannya pada makna di luar atau dibalik wujud logo itu. Secara keseluruhan logo merupakan instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya mampu mewujudkan citra positif dan dapat dipercaya.
Selanjutnya menurut Miller dan Brown Rockport Publisher berpendapat
bahwa logo adalah salah satu bentuk iklan yang singkat. Disamping menjadi tanda pengenal yang segera membawa imajinasi seseorang kepada pemilik logo tersebut. Logo haruslah membawa pesan yang besar dalam ruangan yang sempit. Selain itu, Kusrianto menjelaskan bahwa logo merupakan identitas yang dipergunakan untuk
(25)
menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi.
Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa logo adalah sebuah simbol atau lambang yang menggambarkan ciri dari sesuatu baik itu barang, lembaga, perusahaan, instansi. Logo menjadi ciri khas masing-masing dan menggambarkan karakter dari instansi/perusahaan yang memiliki logo tersebut. Berikut adalah logo dari klinik anak sehat:
Gambar 2.1 Logo Klinik Anak Sehat
Logo klinik anak sehat memiliki banyak makna yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Bingkai persegi empat
Bingkai persegi empat menunjukkan bahwa untuk merealisasikan visi dan misi klinik anak sehat para pegawai harus bekerja sama dengan sebaik-baiknya.
b. Lingkaran tiga perempat
Melambangkan bahwa hidup tidak sepenuhnya dengan bekerja terus menerus. Hidup harus dilakukan dengan menkmati apa yang dikerjakan namun jangan menjadikan pekerjaan sebagai tujuan hidup.
c. Panah menunjuk ke bawah
Panah ke bawah melambangkan bahwa senantiasa selalu bersyukur dengan apa yang telah di dapatkan dan tetap menikmatinya dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(26)
Melambangkan ular sebagai lambang pengobatan, ular dianggap sebagai lambang pengobatan karena konon awalnya pengobatan bermula dari pengolahan racun yang dimiliki ular untuk dikonsumsi sebagai obat-obatan.
2.1.4.Struktur Organisasi
Menurut (Robbins dan Coulter, 2007:284) Struktur organisasi
merupakan diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Adapun struktur organisasi dari klinik anak sehat dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Klinik Anak Sehat
Adapun deskripsi dari masing-masing jabatan di klinik anak sehat adalah sebagai berikut:
1. Pemilik klinik
Pemilik klinik memiliki peranan sebagai orang yang menentukan dan memimpin arah kemana klinik tersebut. Pemilik klinik juga memiliki hak untuk mempekerjakan pegawai dan memberhentikannya bila tidak bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
2. Apoteker
Apoteker merupakan orang yang bertanggung jawab untuk membantu pemilik apotek untuk mengawasi apakah para pegawai apotek telah bekerja sesuai
dengan SOP (Standar Operational Procedure) yang telah ditentukan, selain itu
(27)
asisten apoteker. Apoteker juga bertugas untuk mengawasi dan menganalisis dalam hal keuangan yang ada di apotek.
3. Dokter
Dokter merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pengobatan pasien. Dokter memiliki tugas untuk memeriksa pasien yang datang ke klinik dan memberikan diagnosa serta terapi yang dibutuhkan oleh pasien. Dokter juga memiliki hak untuk memberikan resep untuk membeli obat sebagai salah satu upaya terapi untuk menyembuhkan pasien.
4. Petugas kasir
Petugas kasir merupakan orang yang dipercaya oleh pemilik klinik untuk melayani pembayaran, baik pembayaran obat, pembayaran berobat maupun pembayaran terhadap pelayanan di laboratorium klinik anak sehat.
5. Asisten apoteker
Asisten apoteker bertugas untuk membantu apoteker dalam meracik obat sesuai dengan resep dokter. Asisten apoteker juga bertugas untuk mengelola data obat-obatan yang ada di apotek anak sehat.
6. Asisten dokter
Asisten dokter memiliki tugas untuk membantu dokter dalam memeriksa pasien. Adapun layanan yang diberikan asisten dokter berupa pelayanan ringan seperti melakukan pengecekan tensi pasien, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.
7. Pegawai laboratorium
Pegawai laboratorium bertugas untuk memberikan pelayanan di laboratorium, seperti melakukan pengecekan hasil tes pengambilan darah, dan bertanggung jawab atas alat-alat dan bahan kimia yang berkaitan dengan pelayanan pasien.
8. Pekarya
Pekarya memiliki tugas untuk membantu asisten apoteker dalam membersihkan apotek dari sampah sisa-sisa obat yang telah dipakai dan juga bertanggung jawab atas kebersihan dari klinik anak sehat.
(28)
2.2.Landasan Teori
2.2.1.Pembangunan
Pembangunan menurut Rogers dalam (Nasution, 2007) adalah suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka.
Selain itu, Inayatullah dalam (Nasution, 2007) menuturkan bahwa
Pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang
memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan pada warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.
Hal berbeda dikemukakan oleh Shoemaker dalam (Nasution, 2007), yang mengungkapkan Pembangunan merupakan suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modernisasi pada tingkat sistem sosial.
Kleinjans di dalam (Nasution, 2007) mendefinisikan dari Pembangunan yaitu suatu proses pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru, perluasan wawasan manusia, tumbuhnya suatu kesadaran baru, meningkatnya semangat kemanusiaan dan suntikan kepercayaan diri.
Dari beberapa definisi dari para ahli yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah suatu proses sistematis yang dilakukan agar terjadi perubahan yang lebih baik.
2.2.2.Sistem
Pengertian sistem berdasarkan Zulkifli A.M (2005) adalah himpunan suatu
benda yang nyata maupun abstrak (a set of thing) yang terdiri atas berbagai
komponen yang berhubungan,ketergantungan dan saling mendukung, secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan secara efektif. Sedangkan menurut Murdick, R.G (1991) sistem merupakan seperangkat
(29)
elemen-elemen yang membentuk suatu kumpulan dari berbagai prosedur atau berbagai bagan pengolahan untuk mencari sebuah tujuan bersama dengan cara mengoperasikan data maupun barang untuk menghasilkan suatu informasi, energi maupun barang.
Sistem Menurut Prof Sumantri dalam Amirin (2010) adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu tujuan, apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya, maka tujuan yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak-tidaknya sistem yang telah terwujud akan mendapat gangguan Sedangkan Rozenzweig dalam Amirin (2010) mengatakan bahwa Pengertian Sistem merupakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang lengkap (terorganisir), suatu himpunan ataukah perpaduan dari bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang utuh.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk memenuhi tujuan yang telah ditentukan. Sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan sehingga membentuk kesatuan untuk memenuhi tujuan dari sistem.
2.2.2.1.Karakteristik Sistem
Berdasarkan definisi dari sistem yang telah disebutkan, sistem memiliki beberapa karakteristik. Menurut Wisuda (2005) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat sebagai berikut:
1. Komponen-komponen
Sebuah sistem tentunya memiliki komponen yang membentuk sistem tersebut. Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :
a. Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem
komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.
b. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila
perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
(30)
2. Batas sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem
Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem
4. Penghubung
Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukkan
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolah
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
(31)
Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
8. Sasaran atau tujuan
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.2.3.Sistem Informasi
Sistem Informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis, dalam
bukunya Jogiyanto (2005) merupakan sebuah sistem yang berada dalam suatu organisasi yang mempertemukan berbagai kebutuhan pengolahan datar transaksi harian, mendukung proses operasi yang sifatnya manajerial dan kegiatan strategi dari sebuah organisasi & menyediakan pihak luar tertentu dengan bermacam-macam laporan yang dibutuhkan.
Lain halnya dengan Sutabri (2014), ia berpendapat bahwa Sistem Informasi merupakan suatu sistem yang berada didalam sebuah organisasi yang mempertemukan berbagai kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang sifatnya manajerial didalam kegiatan strategi dari sebuah organisasi agar bisa menyediakan kepda pihak-pihak tertentu diluar dengan bermacam-macam laporang yang dibutuhkan.
Sedangkan menurut Leitch Rosses dalam Jogiyanto (2005), Sistem
Informasi merupakan sebuah sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan segala kebutuhan pengelola transaksi harian, mendukung proses operasi, mempunyai sifat yang manajerial dan kegiatan strategi dari sebuah organisasi & menyediakan berbagai laporan yang dibutuhkan oleh pihak luar tertentu.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan hubungan antara manusia dan alat-alat teknologi yang diorganisasikan untuk menghasilkan sebuah informasi yang dapat digunakan oleh pihak yang menggunakannya.
(32)
2.2.4.Data dan Informasi
Data menurut Selamet Riyadi (2011) adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari pengamatan dimana data bisa berupa angka-angka atau lambang. Sedangkan menurut Supriyanto dan Muhsin (2008) Data merupakan bahan baku dari informasi atau simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda dan lain sebagainya. Kristanto (2008) menyatakan bahwa Data merupakan suatu fakta mengenai objek yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data adalah sekumpulan representasi fakta yang mewakili objek di dunia nyata.
Informasi menurut Jogiyanto (2005) Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata
(fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Lain halnya menurut McLeod
(2007), ia menuturkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Sedangkan menurut Sutabri (2014), informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Dapat disimpulkan berdasarkan pengertian para ahli bahwa Informasi merupakan sekumpulan data yang telah diolah sehingga memiliki nilai dan berguna bagi pengguna yang membutuhkan dan berfungsi untuk memberikan kepastian dalam mengambil sebuah keputusan bagi penggunanya.
2.2.4.1.Kualitas Informasi
Informasi yang baik adalah informasi yang memiliki kualitas, Menurut Burch dan Grudnitski (1989) dalam Kadir dan Triwahyuni (2003:546) menuturkan bahwa kualitas informasi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu
1. Akurat berarti informasi tersebut bernilai bebas dari kesalahan sehingga dapat
digunakan dalam menentukan sebuah keputusan.
2. Tepat waktu berarti informasi tersebut tidak ketinggalan zaman dan nilai
(33)
3. Relevan berarti manfaat dari informasi tersebut berbanding lurus dengan tujuan penggunanya.
2.2.4.2.Siklus Informasi
Siklus informasi menurut John Burch adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang menghasilkan informasi berikutnya. Demikian seterusnya proses pengolahan data menjadi informasi. (Ulfah, 2012)
Data digunakan sebagai input, kemudian data tersebut diproses hingga menghasilkan sebuah output berupa informasi. Pengguna kemudian menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang menghasilkan data-data baru. Data hasil dari aksi tersebut digunakan kembali sebagai input pada proses pengolahan informasi selanjutnya, hal ini terus berulang dan membentuk sebuah siklus informasi.
Gambar 2.3 Siklus Informasi
2.2.5.Rekam Medis
Rekam Medis berdasarkan PERMENKES No.269/MenKes/PER/111/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
(34)
Secara umum rekam medis adalah berkas yang berisikan tentang data-data pasien dalam hal medis, mencakup identitas pasien, diagnosa yang diberikan dokter kepada pasien, hingga pengobatan yang telah dialami pasien, juga pelayanan yang diberikan kepada pasien di instantsi-instansi kesehatan. Oleh karena itu rekam medis sebaiknya diisi oleh pihak yang berwenang seperti dokter atau perawat sebagai asisten dokter. Rekam medis harus mencatat segala kegiatan medis yang dilakukan pasien, sehingga ketika berobat selanjutnya memiliki gambaran yang jelas mengenai tindakan yang pernah dilakukan dan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya.
Informasi yang terdapat di dalam rekam medis merupakan sebuah rahasia yang hanya boleh diketahui antara pasien dan dokter, mengingat betapa rahasianya data rekam medis, tentu kedua belah pihak harus melindungi data rekam medis dari kebocoran data untuk melindungi pasien sesuai dengan kode etik kedokteran dan perundang-undangan yang berlaku.
2.2.6.Teknologi
Harahap menjelaskan bahwa penggunaan kata teknologi pada dasarnya mengacu pada sebuah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang cara kerja di dalam bidang teknik, serta mengacu pula pada ilmu pengetahuan yang digunakan dalam pabrik atau industry tertentu. Definisi ini tentu saja sangat mengacu pada definisi praktis dari teknologi, yang banyak ditemukan pada pabrik-pabrik dan juga industri tertentu. Pada tahun 1937, muncul pendapat lainnya mengenai teknologi. Pendapat ini dicetuskan oleh seorang sosiolog yang berasal dari Amerika, bernama Read Bain. Bain (1937) mengatakan bahwa teknologi pada dasarnya meliputi semua alat, mesin, perkakas, aparat, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut dan komunikasi, dan juga keterampilan, dimana hal ini memungkinkan kita sebagai seorang manusia dapat menghasilkan semua itu.Bain menyimpulkan bahwa teknologi merupakan segala sesuatunya yang bisa diciptakan dan juga dibuat oleh seorang atau sekelompok manusia yang kemudian bisa memberikan nilai dan
manfaat bagi sesama.ilmuwan lainnya yang bernama Ursula Franklin memberikan
definisi atau pengertian dari teknologi yang lainnya. Franklin (1989) mengatakan pendapatnya mengenai teknologi sebagai suatu cara praktis yang menjelaskan
(35)
mengenai cara kita semua sebagai manusia membuat segala sesuatu yang berada di sekitar sini.
Berdasarkan pengertian para ahli yang telah disebutkan, disimpulkan bahwa Teknologi adalah sesuatu yang diciptakan manusia baik dalam bidang teknik maupun bidang lainnya yang bertujuan untuk membantu dan mempermudah kerja manusia.
2.2.7. RFID
RFID atau yang dikenal dengan Radio Frequency Identification menurut
Maryono adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan transmisi frekuensi radio, khususnya 125kHz, 13.65Mhz atau 800-900MHz. RFID menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder (tag) untuk
menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau transponder (tag) adalah
sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan antena. (Doni Saputra, 2010)
Menurut Kenzeller dalam Tarigan (2004) menyatakan bahwa Teknologi
Radio Frequency Identification (RFId) adalah sebuah pengembangan teknologi
pengambilan data secara otomatik atau pengenalan atau identifikasi obyek. Identifikasi data dilakukan dengan mencocokkan data dalam memori Tag RFID dengan data yang dikirimkan dari reader. Tag RFID dapat berupa tag pasif maupun tag aktif. Pada tag pasif sinyal dikirimkan dari reader menggunakan gelombang
elektromagnetik kemudian tag akan merespon nya dengan mengirimkan data yang
tersimpan di dalamnya (AIM Frequency Forums). (Tarigan, 2004)
Berdasarkan pengertian para ahli, dapat disimpulkan bahwa Teknologi RFID adalah sebuah teknologi yang menggunakan metode identifikasi otomatis
dengan alat yang disebut tag dan alat pembaca (reader) melalui gelombang radio.
2.2.7.1.Komponen Utama RFID
Berdasarkan pengertian para ahli, dapat diketahui bahwa RFID merupakan sebuah media yang memiliki komponen-komponen, Suatu sistem RFID terdiri dari 3 komponen yaitu:
(36)
a. Tag RFID
Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran. Di dalam setiap tag terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi tertentu. Tag RFID berfungsi sebagai transponder (transmitter dan responder) yang berisikan data dengan menggunakan frekuensi 125 KHz
Gambar 2.4 Tag RFID
b. Terminal Reader RFID
Terminal Reader RFID, terdiri atas RFID reader dan antenna yang akan mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau mengubah informasi yang tersimpan di dalam tag melalui frekuensi radio. Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem Host Komputer.
(37)
Gambar 2.5 Terminal RFID
c. Komputer Host
Host Komputer adalah sistem komputer yang mengatur alur informasi dari item-item yangterdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer stand-alone maupun terhubung ke jaringan LAN atau internet untuk komunikasi dengan server.
2.2.7.2.RFID Tag
RFID Tag merupakan sebuah komponen yang terdiri dari chip dan antena,
umumnya chip ini berukuran kecil. Tag RFID dapat berbentuk kartu, ataupun koin.
Bentuk dari tag dibuat fleksibel agar mempermudah dalam pemakaiannya. Gambar
(38)
Gambar 2.6 Lokasi Chip RFID Tag
RFID tag ini bekerja ketika menerima sinyal yang dipancarkan dari RFID
reader dan akan mengirimkan kembali sinyal tersebut. RFID tag terbagi menjadi 3
jenis yaitu:
1. passive RFID tag
Passive RFID tag adalah tag yang bersifat pasif karena tidak memiliki
power supply sendiri. Tag ini bekerja dengan berbekal induksi listrik yang ada pada
antenna kecil yang terkandug didalamnya. Bila ada frekuensi radio scanning yang
masuk dari reader barulah induksi listrik akan terjadi sehingga tag dapat merespon
dengan mengirimkan data (informasi unik) yang disimpannya. Biasanya informasi sederhana seperti hanya nomor ID saja. (Burnandharie, 2015)
Dengan tidak adanya power supply pada tag pasif maka ukurannya bisa
dibuat sekecil mungkin. Saat ini RFID tag yang sudah beredar di pasaran ada yang
bisa diletakkan di bawah kulit. Namun jarak jangkauan dimana tag ini dapat
terdeteksi oleh reader sangat terbatas (beberapa cm). Tag pasif memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
a. Frekuensi kerja : 125 kHz
b. Jarak pembacaan : 8-14 cm
c. Format : GK4001
d. Data (64-bit / dll) : 64-bit
(39)
Active RFID tag memiliki power supply sendiri, misalnya baterai yang
dapat digunakan sebagian atau seluruhnya untuk mengaktifkan circuit microchip
dan antenna, juga untuk mengirimkan sinyal ke reader. Beberapa tag juga dapat
dihubungkan dengan catu daya dari luar. Tag ini memiliki jarak jangkauan yang
lebih jauh. Memori yang dimilikinya juga lebih besar sehingga bisa menampung
berbagai macam informasi di dalamnya. Jarak jangkauan dari RFID tag yang aktif
ini bisa sampai sekitar 10 meter dan dengan umur baterai yang bisa mencapai
beberapa tahun lamanya (Burnandharie, 2015). Dibawah ini adalah contoh dari tag
aktif dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Karakteristik Fisik
1) Ukuran : 95 × 5.5 × 0.28mm (3,7 × 0,22 × 0.01in) 2) Bahan Dasar : PET; alumunium
3) Bahan Casing : Perekat
4) Diameter Bagian Inti : 76.2 mm (3in) 5) Inti Lebar : 95 mm (3.7in)
6) Jumlah satu paket : 5.000 inlays per roll; sampai 12 gulungan per karton 7) Diameter Gulungan : 180 ± 5mm (7,1 ± 0.2in)
8) Berat : 2.32kg ± 0.05kg/roll; 10.0kg ± 0.2kg/carton (5,1 ± 0.11lbs/roll; 22,0 ± 0.44lbs/carton)
b. Spesifikasi Kinerja
1) Frekuensi Kerja : 860-960Mhz
2) Standar yang didukung : EPCglobal Kelas 1 Gen 2; ISO 18000-6C
3) Jarak Baca : ± 6 meter / 19.7 kaki (tergantung reader )
4) Jarak Tulis : ± 4 meter / 13.1 kaki (tergantung reader )
5) Jenis Chip : UCODE G2XM
6) Memori : 240-bit EPC; 64-bit TID; 512-bit user memory 7) Fungsi : Read/Write
8) Data Retensi : 50 tahun
(40)
10) Anti-collision : Operasi beberapa Tag
3. Semipassive RFID tag
Tag semipasif menyerupai tag aktif dimana tag jenis ini juga mempunyai
catu daya sendiri, namun baterai yang dimiliki hanya digunakan untuk
mengaktifkan microchip dan antenna, tidak digunakan untuk mengirimkan sinyal
ke reader . Untuk proses sinyal broadcast, metodenya sama dengan cara tag pasif
memantulkan sinyal ke reader. (Burnandharie, 2015)
Ketika mengaktifkan tag, catu daya yang dipakai adalah catu daya sendiri,
sehingga tidak dipengaruhi oleh besarnya daya yang di induksikan oleh reader .
Tetapi, saat pengiriman balik, daya yang digunakan sepenuhnya berasal dari reader,
sehingga akan terjadi kegagalan kalau jaraknya terlalu jauh.
2.2.7.3.Reader RFID
Prinsip kerja RFID reader serupa dengan tranceiver radio, yaitu
memancarkan dan menerima. Reader ini dalam kondisi siaga akan memancarkan
gelombang elektromagnetik sesuai dengan daya jangkaunya. Ketika ada tag
memasuki area jangkauannnya, tag akan mendapat daya dari gelombang
elektromagnet reader. (Burnandharie, 2015)
Dari daya yang diperoleh, tag memancarkan data yang dibawa. Data
pancaran tersebut akan diterima oleh reader. Selanjutnya data yang diterima tadi
akan diteruskan pada aplikasi untuk diolah sesuai dengan rancangan sistem. Dalam
fungsinya, RFID reader dituntut untuk dapat melakukan dua tugas, yaitu
berkomunikasi melalui gelombang radio dan membaca data yang dibawa tag
kemudian diteruskan ke aplikasi.
2.2.7.4.Cara Kerja RFID
Saputra (2010) menjelaskan Cara kerja RFID dapat diterangkan sebagai berikut: Label tag RFID tidak memiliki baterai, sehingga menggunakan antena yang berfungsi sebagai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca (reader) dan memodulasi medan magnet. Kemudian digunakan kembali untuk mengirimkan data yang ada dalam label tag RFID. Data yang diterima reader diteruskan ke database host computer. Reader mengirim gelombang elektromagnet, yang kemudian diterima oleh antena pada label RFID. Label RFID mengirim data
(41)
berupa nomor serial yang tersimpan dalam label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke reader. Informasi dikirim ke dan di baca dari label RFID oleh reader menggunakan gelombang radio. Dalam sistem yang paling umum yaitu sistem pasif, reader memancarkan energi gelombang radio yang membangkitkan label RFID dan menyediakan energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif, baterai dalam label digunakan untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID yang efektif, dan fitur tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari label RFID kemudian dilewatkan atau dikirim melalui jaringan komunikasi dengan kabel atau tanpa kabel ke sistem komputer.
Gambar 2.7 Cara Kerja RFID
2.2.8. Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak menurut Stephen R. Schach (2011) adalah sebuah disiplin dimana dalam menghasilkan perangkat lunak bebas dari kesalahan dan dalam pengiriman anggaran tepat waktu serta memuaskan keinginan pemakai. Sedangkan Fritz Bauer dalam Pressman (2010) mengutarakan bahwa Rekayasa perangkat lunak adalah penetapan dan penggunaan prinsip rekayasa dalam rangka memperoleh perangkat lunak yang dapat dipercaya dan dapat bekerja secara efisien pada mesin nyata.
Berdasarkan pengertian para ahli, Rekayasa perangkat lunak (software
engineering) merupakan pembangunan menggunakan konsep rekayasa yang
bertujuan untuk menghasilkan sebuah perangkat lunak yang ekonomis dan dapat dipercaya serta bekerja secara efisien dalam menggunakan mesin. Rekayasa perangkat lunak lebih terfokus pada praktik pengembangan pernagkat lunak yang diharapkan dapat membantu kinerja pengguna. Rekayasa perangkat lunak berfokus
(42)
dalam membangun perangkat lunak yang sesuai dengan proses bisnis yang dijalankan dan efisien dalam segi sumber daya pengguna.
Dalam rekayasa perangkat lunak terdapat tiga buah fase, yaitu:
1. Fase Pendefinisian
Fase pendefinisian fokus pada “what” yang artinya harus mencari tahu atau
mengidentifikasi informasi apa yang harus diproses, seperti apa fungsi dan performansi yang diinginkan, seperti apa prilaku sistem yang diinginkan, apa kriteria validasi yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sistem.
2. Fase Pengembangan
Fase pengembangan yang fokus pada “how” yang artinya selama tahap
pengembangan perangkat lunak seorang perekayasa perangkat lunak (software engineer) berusaha untuk mendefinisikan bagaimana data distrukturkan dan
bagaimana fungsi – fungsi yang dibutuhkan diimplementasikan di dalam arsitektur
perangkat lunak, bagaimana detail prosedural diimplementasikan, bagaimana karakter antarmuka tampilan, bagaimana desain ditranslasikan ke dalam bahasa pemrograman dan bagaimana pengujian akan dijalankan.
3. Fase Pendukung
Fase pendukung fokus pada perubahan yang terasosiasi pada perbaikan
kesalahan (error), adaptasi yang dibutuhkan pada lingkungan yang terlibat, dan
perbaikan yang terjadi akibat perubahan kebutuhan pelanggan (customer). Fase
pendukung terdiri dari empat tipe perubahan, antara lain :
a.Koreksi (Correction)
Walaupun dengan jaminan kualitas yang terbaikm akan selalu ada kecacatan
atau keinginan pelanggan (customer) yang tidak tertangani oleh perangkat lunak.
Pemeliharaan dengan melakukan perbaikan terhadap kecacatan perangkat lunak.
b.Adaptasi (adaption)
Pada saat tertentu lingkungan asli (seperti CPU,sistem operasi, aturan bisnis, karakteristik produk luar) dimana perangkat lunak dikembangkan akan mengalami perubahan. Pemeliharaan adaptasi merupakan tahap untuk memodifikasi perangkat lunak guna mengakomodasi perubahan lingkungan luar dimana perangkat lunak dijalankan.
(43)
c.Perbaikan (enhancement)
Sejalan dengan digunakannya perangkat lunak, maka pelanggan (customer)
atau pemakainya (user) akan mengenali fungsi tambahan yang dapat mendatangkan
manfaat. Pemeliharaan perfektif atau penyempurnaan melakukan ekstensi atau penambahan pada kebutuhan fungsional sebelumnya.
d.Pencegahan (prevention)
Keadaan perangkat lunak komputer sangat dimungkinkan untuk perubahan.
Oleh karena itu, pemeliharaan pencegahan (preventive) atau sering disebut juga
dengan rekayasa ulang sistem (software reengineering) harus dikondisikan untuk
mampu melayani kebutuhan pemakainya. Untuk menanggulangi hal ini maka perangkat lunak harus dirancang dan dikondisikan untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan yang diinginkan oleh pemakainya. Di lain sisi biasanya
setelah perangkat lunak dikirimkan ke user maka masih dibutuhkan asistensi dan
help desk dari pengembang perangkat lunak.
2.2.8.1.Siklus Hidup Perangkat Lunak
Siklus Hidup Perangkat Lunak (Software Development Life Cycle) adalah
sebuah proses mengembangkan perangkat lunak menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang dalam mengembangkan perangkat lunak.
Adapun tahapan dari siklus hidup perangkat lunak secara umum dapat dilihat lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Inisiasi
Inisiasi merupakan tahapan awal dari siklus hidup perangkat lunak. Tahap inisiasi merupakan tahap pengajuan proposal pembangunan perangkat lunak.
2. Pengembangan konsep sistem
Tahap untuk mendefinisikan lingkup dari konsep yang akan dirancang, termasuk analisis manfaat dan biaya.
3. Perencanaan
Tahap pengembangan rencana manajemen proyek dan dokumen perencanaan lainnya. Tahapan ini juga berisi tentang perencanaan biaya dalam
(44)
pengajuan untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan dalam pembangunan perangkat lunak.
4. Analisis kebutuhan
Tahapan ini berisi tentang analisis kebutuhan pengguna sistem perangkat
lunak (user). Membuat dokumen pembangunan perangkat lunak.
5. Desain
Desain merupakan tahapan dalam mentransformasikan perancangan yang telah dibuat dan memenuhi kebutuhan user. Desain sistem berfokus pada pemenuhan kebutuhan fungsi-fungsi pengguna.
6. Pengembangan
Tahapan dimana mengubah desain ke dalam bentuk sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan oleh pengguna, termasuk instalasi terhadap lingkungan,
membuat basis data dan mempersiapkan berkas atau file pengujian, pengkodean
dan peninjauan pengujian.
7. Pengujian
Tahapan untuk mendemonstrasikan perangkat lunak yang telah dibangun memenuhi kebutuhan pengguna. Tahapan ini menghasilkan laporan analisis pengujian.
8. Implementasi
Tahapan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang dibuat yang
tidak terdapat bugs/error.
9. Pemeliharaan
Tahap dalam memelihara sistem yang sudah dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perangkat lunak.
(45)
Gambar 2.8 Siklus Hidup Perangkat Lunak
2.2.9.Pemrograman Berorientasi Objek
Pemrograman berorientasi objek atau Object Oriented Programming (OOP)
adalah sebuah cara membangun perangkat lunak dengan pendekatan berupa objek yang saling berinteraksi satu sama lain. Metode berorientasikan objek meliputi rangkaian aktivitas analisis berorientasi objek, perancangan berorientasi objek, pemrograman berorientasi objek dan pengujian berorientasi objek. Beberapa keuntungan menggunakan metode berorientasi objek adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas
Penggunaan kelas dan objek dapat digunakan untuk masalah lainnya yang
melibatkan objek tersebut (reusable).
2. Kecepatan pengembangan
Sistem dibangun dengan baik dan benar sehingga pada saat dilakukan analisis
dan perancangan kesalahan yang terjadi dapat dikurangi saat
mengimplementasikannya.
3. Kemudahan pemeliharaan
Pola-pola nya cenderung tetap dan stabil dapat dipisahkan dengan pola-pola yang sering berubah karena menggunakan model objek.
4. Konsistensi
Karena memiliki sifat pewarisan sehingga penggunaan notasi pun menjadi sama pada saat analisis, perancangan dan pengkodean.
(46)
5. Peningkatan kualitas perangkat lunak
Perangkat lunak yang di=bangun akan mampu memenuhi kebutuhan pengguna dan memiliki sedikit kesalahan karena pendekatanna yang lebih realistis dan konsisten.
2.2.9.1.Komponen Pemrograman Berorientasi Objek
Sistem berorientasi objek merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennya dibungkus (dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dari sistem tersebut dapat mewarisi atribut, sifat dan komponen lainnya. Berikut ini adalah beberapa konsep dasar yang harus dipahami tentang metodologi berorientasi objek:
1. Kelas (Class)
Kelas adalah sekumpulan objek-objek dengan karakteristik yang sama. Kelas merupakan definisi statis dan himpunan objek yang sama yang mungkin lahir atau diciptakan dan kelas tersebut. Sebuah kelas akan mempunyai sifat (atribut),
kelakuan (metode/operasi), hubungan (relationship) dan arti. Suatu kelas dapat
diturunkan dan kelas yang lain, dimana atribut dan kelas semula dapat diwariskan ke kelas yang baru. Secara teknis kelas adalah sebuah struktur dalam pembuatan perangkat lunak. Kelas merupakan bentuk struktur pada kode program yang menggunakan metodologi berorientasi objek.
1.1Atribut (attribute)
Atribut dari sebuah kelas adalah variabel global yang dimiliki sebuah kelas. Atribut dapat berupa nilai atau elemen-elemen data yang dimiliki oleh objek dalam kelas objek. Atribut dipunyai secara individual oleh sebuah objek, misalnya berat, jenis, nama, dan sebagainya.
1.2Metode (method)
Operasi atau metode pada sebuah kelas hampir sama dengan fungsi atau prosedur pada metodologi struktural. Sebuah kelas boleh memiliki lebih dari satu metode atau operasi. Metode atau operasi yang berfungsi untuk memanipulasi objek itu sendiri. Operasi atau metode merupakan fungsi atau transformasi yang dapat dilakukan terhadap objek atau dilakukan oleh objek. Metode atau operasi dapat
(47)
berasal dari event, aktifitas atau aksi keadaan, fungsi, atau kelakuan dunnia nyata.
Contoh metode atau operasi misalnya Read, Write, Move, Copy, dan sebagainya.
2. Objek (object)
Objek adalah abstraksi dari sesuatu yang mewakili dunia nyata benda, manusia, satuan organisasi, tempat, kejadian, struktur, status, atau hal-hal lain yang bersifat abstrak. Objek merupakan suatu entitas yang mampu menyimpan informasi (status) dan mempunyai operasi (kelakuan) yang dapat diterapkan atau dapat berpengaruh pada status objeknya. Objek mempunyai siklus hidup yaitu diciptakan, dimanipulasi, dan dihancurkan. Secara teknis, sebuah kelas saat program dieksekusi maka akan dibuat sebuah objek. Objek dilihat dari segi teknis adalah elemen pada
saat runtime yang akan diciptakan, dimanipulasi, dan dihancurkan saat eksekusi
sehinga sebuah objek hanya ada saat sebuah program dieksekusi.
3. Abstraksi (abstraction)
Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.
4. Enkapsulasi (encapsulation)
Pembungkusan atribut data dan layanan (operasi-operasi) yang dipunyai objek untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerja-nya.
5. Pewarisan (inheritance)
Mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya.
6. Antarmuka (interface)
Antarmuka sangat mirip dengan kelas, tapi tanpa atribut kelas dan memiliki
metode yang dideklarasikan tanpa isi. Deklarasi metode pada sebuah interface
dapat diimplementasikan oleh kelas lain.
7. Reusability
Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut.
(48)
8. Generalisasi dan Spesialisasi
Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang khusus. Misalnya kelas yang lebih umum (generalisasi) adalah kendaraan darat dan kelas khususnya (spesialisasi) adalah mobil, motor, dan kereta.
9. Komunikasi Antar objek
Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dari
satu objek ke objek lainnya.
10. Polimorfisme (polymorphism)
Kemampuan suatu objek digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sehingga menghemat baris program.
11. Package
Package adalah sebuah kontainer atau kemasan yang dapat digunakan untuk
mengelompokkan kelas-kelas sehingga memungkinkan beberapa kelas yang
bernama sama disimpan dalam package yang berbeda.
2.2.10.Basis Data
Basis data terdiri dari dua kata yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat dideskripsikan sebagai tempat tersimpan atau berkumpulnya sesuatu, sedangkan data merupakan sebuah representasi fakta dari berbagai objek yang ada didunia nyata. Basis data menurut Everest disebutkan bahwa basis data merupakan sebuah koleksi atau kumpulan dari data yang bersifat mekanis, terbagi, terdefinisi secara formal serta terkontrol. Pengontrolan dari sistem database tersebut adalah terpusat, yang biasanya dimiliki dan juga dipegang oleh suatu organisasi.Lain halnya
menurut Date, ia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Database adalah suatu
koleksi “data operasional” yang sengaja disimpan dan juga dipakai oleh suatu
sistem aplikasi dari suatu organisasi. Lebih lanjut, Date menyebutkan bahwa data
yang tersimpan di dalam database memiliki tiga jenis data, yaitu Data Input, output
dan juga operasional.
Berdasarkan pengertian basis data menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan tanpa adanya redudansi disimpan dalam sebuah media penyimpanan dengan tujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
(49)
2.2.10.1.DBMS
DBMS (Database Management System) atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai Sistem Manajemen Basis Data adalah suatu yang secara khusus dibuat untuk memudahkan pemakai dalam mengelola basis data.sistem ini dibuat untuk mengatasi kelemahan sistem pemrosesan yang berbasis berkas (Abdul Kadir, 2005). DBMS memiliki keuntungan , yaitu :
1. Independensi data
DBMS menyediakan pendekatan yang membuat perubahan dalam data tidak membuat program harus diubah.
2. Pengaksesan yang efisien terhadap data
DBMS menyediakan berbagai teknik yang canggih sehingga penyimpanan dan pengambilan datadilakukan secara efisien.
3. Keamanan dan integritas data
DBMS dapat melakukan kendala integritas terhadap data. Segala sesuatu yang
tidak sesuai dengan definisi suatu field dan kekangan yang melekat pada field akan
ditolak.
4. Administrasi data
Jika sejumlah pengguna berbagi data, pemusatan administrasi dapat meningkatkan perbaikan yang sangat berarti. Dengan cara seperti itu akan mengurangi redudansi.
5. Akses bersama dan pemulihan terhadap kegagalan
DBMS menyediakan mekanisme sehingga data yang sama dapat diakses oleh sejumlah orang dalam waktu yang sama. Selain itu DBMS juga melindungi pengguna dari efek kegagalan sistem.
6. Waktu pengembangan aplikasi diperpendek
DBMS menawarkan banyak asilitas yang memudahkan dalam menyusun aplikasi sehingga waktu pengembangan aplikasi dapat diperpendek.
2.2.11.Jaringan Komputer
2.2.11.1.Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan Komputer menurut Kadir dan Triwahyuni (2003:415) menyatakan
(50)
adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang ditujukan untuk melakukan pertukaran data atau untuk melakukan bagipakai perangkat lunak, perangkat keras, dan bahkan berbagi kekuatan pemrosesan.
Sedangkan menurut Setyowati Jaringan Komputer adalah satu atau lebih sistem yang terdiri dari komputer dan perangkat / device jaringan lainnya yang saling terhubung dalam mencapa tujuan yang sama yakni berkomunikasi satu dengan yang lainnya guna berbagi sumber daya.
Berdasarkan pengertian diatas, maka Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer dan perangkat jaringan yang saling terhubung satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama yaitu berkomunikasi untuk berbagi sumber daya. Menurut Kadir dan Triwahyuni (2003:415-416) jaringan komputer memiliki beberapa manfaat, berikut penjelasan tentang manfaat penggunaan jaringan komputer :
1. Berbagi perangkat keras
Lebih lanjut lagi Kadir dan Triwahyuni (2003:415) menyatakan bahwa Perangkat keras semacam harddisk, printer, CD-ROM drive, dan bahkan modem dapat digunakan oleh sejumlah komputer tanpa perlu melepas dan memasang kembali. Piranti cukup dipasang pada sebuah kompueteratau dihubungkan dengan suatu peralatan khusus dan semua komputer dapat mengaksesnya. Cara seperti ini dapat menghemat biaya.
2. Berbagi program atau data
Selanjutnya Kadir dan Triwahyuni (2003:415) menyatakan bahwa program ataupun data yang dimungkinkan untuk disimpan pada sebuah komputer yang bertindak sebagai server (yang melayani komputer yang akan membutuhkan data atau program). Cara seperti ini memungkinkan sebuah perusahaan membeli sebuah perangkat lunak seperti pengolah kata dan dipasang diserver. Lalu, semua orang yang memerlukan dapat mengakses program tersebut. Cara seperti ini lebih menghemat biaya daripada membeli pengolah kata untuk setiap komputer.
3. Mendukung kecepatan berkomunikasi
Dengan adanya jaringan komputer, komunikasi dapat dilakukan lebih cepat. Para pengguna komputer dapat mengirimkan surat elektronik dengan mudah dan
(51)
bahkan dapat bercakap-cakap secara langsung melalui tulisan (chatting) ataupun telekonferensi.
4. Memudahkan perngaksesan informasi
Jaringan komputer memudahkan pengaksesan informasi. Seseorang dapat bepergian kemana saja dan tetap bisa mengakses data yang terdapat pada server ketika ia membutuhkannya. Pertumbuhan internet salah satu implementasi jaringan terbesar di dunia memungkinkan segala informasi yang ada di dunia dapat dengan mudah di dapatkan.
2.2.11.2.Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Jaringan komputer berdasarkan skala dan jangkauan jaringannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) menurut Kadir dan Triwahyuni (2003:417)
merupakan jaringan komputer yang mencakup area dalam satu ruang, satu gedung atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN dapat digunakan untuk menghubungkan komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau
suatu gedung untuk menggunakan resource secara bersama-sama sehingga dapat
saling bertukar data dan informasi. LAN pada umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel (UTP, kabel koaksial, maupun serat optik). Namun ada juga
yang tidak menggunakan kabel dan menggunakan Wireless LAN (WLAN).
Kecepatan LAN berkisar dari 10Mbps hingga 1 Gbps. Contoh jaringan LAN dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut:
(52)
Gambar 2.9 Jaringan LAN
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) adalah jaringanyang mencakup area
satu kota atau dengan rentang sekitar 10-45km (Abdul Kadir, 2005). pada dasarnya MAN merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. Cakupan dari MAN biasanya mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan yang dapat dimanfaatkan untuk bertukar data
dan informasi serta menggunakan resource secara bersama-sama. Jaringan seperti
ini umumnya menggunakan mikrogelombang atau gelombang radio namun ada
juga yang menggunakn leased line. Gambar contoh jaringan MAN dapat dilihat
pada gambar 2.10 berikut:
(53)
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Are Network (WAN) merupakan jaringan komputer yang mencakup
antarkota, antarprovinsi, antar negara bahkan hingga antarbenua (2003:420) . WAN merupakan jaringan yang menghubungkan banyak LAN dalam suatu jaringan terpadu, dimana antara satu jaringan dengan jaringan yang lain dapat berjarak ribuan kilometer, atau bahkan terpisah oleh letak. Gambar contoh jaringan WAN dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut:
Gambar 2.11 Contoh Jaringan WAN
2.2.12. Arsitektur Jaringan Komputer
Arsitektur Jaringan identik dengan topologi yang digunakan dalam jaringan. Hal tersebut dikarenakan arsitektur komputer memiliki tujuan yang sama dengan topologi yang ada pada jaringan, yaitu bertujuan untuk memudahkan dalam pemasangan dan perawatan apabila suatu saat jaringan akan dikembangkan untuk skala yang lebih luas. Topologi jaringan menyatakn susunan komputer secara fisik dalam suatu jaringan (2003:421) . Berbagai kemungkinan topologi adalah sebagai berikut:
1. Topologi Bus
Topologi Bus merupakan sebuah topologi yang semuanya merupakan simpul (umunya komputer) dihubungkan melalui kabel yang disebut bus. Kabel tersebut merupakan kabel koaksial. Jika pengguna mengirimkan pesan melalui bus ke pengguna lainnya, maka setiap komputer perlu membaca alamat yang ditujukan dalam pesan tersebut, jika alamat yang terdapat di dalam pesan tersebut cocok
(54)
dngan komputer yang digunakan oleh penerima, maka pesan tersebut akan diambil oleh komputer tersebut. (Abdul Kadir, 2005)
Topologi bus termasuk topologi yang instalasinya mudah selain itu topologi ini juga menggunakan sedikit biaya, namun kelemahannya bila kabel yang digunakan sangat panjang dan terdapat gangguan akan sulit menemukan masalh tersebut. Kelemahan lainnya yaitu bila terjadi gangguan berupa putusnya kabel utama, semua komputer tidak dapat saling terhubung, dan jika banyak komputer yang sedang aktif, sering terjadinya tabrakan ketika melakukan pengiriman pesan yang mengakibatkan kecepatan pengiriman data berkurang.
Gambar 2.12 Topologi BUS
2. Topologi Cincin
Topologi cincin merupakan sebuah topologi yang semua jaringan nya terhubung dari satu komputer ke komputer lainnya berkeliling membentuk sebuah lingkaran. Topologi cincin mirip dengan topologi bus. Informasi dikirim oleh sebuah komputer melalui media transmisi melewati satu komputer ke komputer lainnya.
(55)
Gambar 2.13 Topologi RING
3. Topologi Bintang
Topologi bintang adalah sebuah topologi yang setiap workstation nya terhubung ke sebuah pusat pengontrol (server). Sehingga masing-masing workstation tidak saling terhubung seperti pada topologi bus. User tidak dapat berinteraksi bila server belum dinyalakan. Sehingga bila sedang berinteraksi dan server mengalami gangguan atau mati, maka semua koneksi yang ada akan terputus.
Gambar 2.14 Topologi STAR
4. Topologi Pohon
Topologi pohon adalah sebuah topologi yang bentuknya mirip dengan bentuk pohon. Topologi pohon merupakan pengembangan dari topologi bintang, dengan salah satu simpul menjadi pengontrol bagi simpul yang berada di bawahnya.
(56)
Topologi ini biasa digunakan pada LAN mengingat kemudahan untuk melakukan ekspansi dan mengurangi keruwetan kabel dengan menambahkan hub sehingga dapat dihubungkan dengan mudah.
Gambar 2.15 Topologi TREE
2.2.13.UML (Unified Modelling Language)
Pemodelan merupakan sebuah kata yang berasal dari kata model, kata model sendiri menurut simamarta memiliki arti sebagai gambaram inti yang sederhana serta dapat mewakili sebuah hal yang ingin ditunjukkan, jadi model ini merupakan abstraksi dari sistem tersebut.lain halnya menurut Gordon, ia menuturkan bahwa model ialah sebuah kerangka informasi tentang sesuatu hal yang disusun untuk mempelajari dan membahas hal tersebut. Sedangkan menurut Marx, model merupakan sebuah keterangan secara terkonsep yang dipakai sebagai saran atau referensi untuk melanjutkan penelitian empiris yang membahas suatu masalah. Dari berbagai pengertian para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa model merupakan sebuah gambaran yang digunakan untuk memudahkan mempelajari sistem. Karenanya pemodelan merupakan sebuah gambaran yang digambarkan kedalam sebuah gambar atau peta dengan aturan tertentu dan memiliki tujuan untuk memudahkan dalam membaca sistem yang sedang berjalan atau yang hendak dibuat.
(1)
1. Association
Assocciation adalah hubungan antara bagian dari dua kelas. Terjadi association antara dua kelas jika salah satu bagian dari kelas mengetahui yang lainnya dalam melakukan suatu kegiatan. Di dalam diagram sebuah association adalah penghubung yang menghubungkan dua kelas.
2. Aggregation
Aggregation adalah hubungan antara dua bagian kelas atau lebih dimana salah satu kelasnya merupakan bagian dari suatu kumpulan. Aggregation memiliki titik pusat yang mencakup keseluruhan bagian.
3. Generalization
Generalization adalah hubungan turunan dengan mengasumsikan satu kelas merupakan suatu super class dari kelas lainnya. Generalization memiliki tingkatan yang berpusat pada super class.
2.2.13.3.Use Case Diagram
Use case diagram merupakan permodelan untuk menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibangun. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibangun. use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut.
Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkindan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu aktor dan use case.
1. Aktor merupakan orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang akan dibangun.
2. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antarunit-unit atau aktor
2.2.13.4.Activity Diagram
Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisis dan jalur kerja. Dalam beberapa hal, activity diagram memainkan peran yang mirip dengan sebuah diagram alir, namun memiliki perbedaan prinsip dengan
(2)
46
notasi diagram ali karena activity diagram mendukung behaviour paralel. (Fowler, 2005)
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu, activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem secara pasti, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. 2.2.13.5.Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem berupa pesan yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah kejadian untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.
Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message.
Untuk objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan simbol khusus untuk objek boundary, controller dan persistent entity.
2.2.14.Perangkat Lunak Pendukung 2.2.14.1.MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia (Solichin). MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi
(3)
komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. MySQL merupakan Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License).
MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase.
2.2.14.2.Bahasa Pemrograman Java
Bahasa Pemrograman Java dibuat pada tahun 1995 di Sun Microsystems. Java merupakan bahasa berorientasi objek yang serbaguna. Kode Java dikompilasi dalam format yang disebut bytecode. Bytecode dapat dijalankan di smua komputer yang telah dilengkapi dengan program Java Interpreter dan Java Virtual Machine. Java sangat populer karena pada masa awal internet menjadi populer Java telah menyediakan sarana untuk membuat program (disebut applet) yang berjalan pada Web browser. Bahasa ini mendukung koneksi ke database, menyediakan sarana untuk membuat aplikasi berbasis windows dan juga dapat dipakai untuk pemroraman jaringan. (Abdul Kadir, 2005)
2.2.14.3.IDE Netbeans
IDE Netbeans merupakan perangkat lunak yang sering digunakan oleh pengembang aplikasi untuk pemrograman, kompilasi, mencari kesalahan, dan menjalankan aplikasi yang telah dibuat. (Putra, 2014)
(4)
48
Pada dasarnya IDE Netbeans dibangun menggunakan bahasa Java, namun untuk membuat aplikasi yang digunakan, baik untuk aplikasi komputer maupun mobile version, IDE Netbeans mendukung bahasa pemrograman lainnya.
Beberapa bahasa yang didukung oleh NetBeans IDE ini terdiri dari Java, C/C++, PHP, XML, HTML, Javadoc, Javascript, JSP, dan masih banyak lagi. Selain itu, pengguna dapat memasang plugin, maupun modul yang bisa didapatkan di komunitas untuk mendukung bahasa lain agar dapat dijalankan di NetBeans IDE ini. NetBeans IDE terbaru telah memasuki versi 8.0, dan telah mendukung Java 8. Selain itu, IDE ini bisa berjalan di sistem operasi Windows, Mac OS, dan Linux 32/64 bit. Untuk mengunduh NetBeans IDE ini pengguna dapat langsung mengunjungi halaman resmi NetBeans yang nantinya akan diberikan pilihan paket unduhan NetBeans IDE yang terdiri dari paket JAVA SE, JAVA EE, C/C++, HTML5 & PHP, atau paket keseluruhan.
2.2.14.4.Xampp versi 3.2.1
Xampp adalah sebuah paket aplikasi open source yang telah dibuat sedemikian mudahnya untuk diinstall dan digunakan. Xampp merupakan aplikasi ciptaan Apache yang mengandung MariaDB, PHP dan Perl.
Tujuan dari aplikasi Xampp adalah untuk membangun sebuah web server yang mudah untuk digunakan oleh para developer perangkat lunak. Xampp telah dikonfigurasikan dengan semua fitur yang telah teraktivasi.
Xampp dan Apache Friends terdaftar dalam merek dagang BitRock. Hingga saat ini Xampp telah meluncurkan hingga versi 7.0.3 dan dapat diunduh secara gratis.
(5)
153
implementasi hingga pada tahap pengujian, dapat ditarik kesimpulan penelitian dan saran yang bersifat membangun untuk aplikasi rekam medis di klinik anak sehat Kabupaten Majalengka.
5.1.Kesimpulan
Melihat perbandingan antara tujuan dengan hasil implementasi dan juga pengujian berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada pihak klinik tentang aplikasi rekam medis di klinik anak sehat Kabupaten Majalengka, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembangunan aplikasi rekam medis klinik anak sehat dapat mempermudah pihak klinik dalam mengelola dan menyimpan dat-data di klinik anak sehat seperti data pasien dan data rekam medis.
2. Pembangunan aplikasi rekam medis di klinik anak sehat mengurangi kemungkinan hilangnya data-data di klinik anak sehat seperti data pasien dan data rekam medis dengan menyimpan salinannya ke dalam komputer.
3. Pembangunan aplikasi rekam medis di klinik anak sehat membantu pihak apotek dalam hal pengelolaan obat karena menggunakan sistem yang lebih dinamis.
5.2.Saran
Pembangunan aplikasi rekam medis di klinik anak sehat Kabupaten Majalengka dirasa masih jauh dari kata sempurna, dibalik kelebihannya masih terdapat beberapa kekurangan yang dapat diperbaiki lagi untuk kedepannya. Adapun saran yang dapat diberikan diantaranya :
1. Mengganti perangkat Reader RFID dengan reader yang memiliki daya lebih besar sehingga memungkinkan untuk melakukan proses read write.
2. Meningkatkan kualitas server dengan menyimpan nya di cloud server.
3. Membuat website untuk mempermudah pendaftaran dan pengambilan antrian berobat.
(6)
154