431
BAB VIII PROSES PEMBUATAN
KAIN TENUN
8.1 Perkembangan Alat
Tenun
8.1.1 Alat Tenun Tangan Suatu kain tenun dibentuk
dengan cara menyilangkan dua kelompok benang dengan sudut
90
. Alat tenun yang pertama diketahui 4000 tahun sebelum
masehi. Benang pakan yang searah
dengan lebar kain disilangkan dengan kelompok benang lusi
yang membentuk panjang kain. Pada alat tenun ini benang lusi
dalam posisi vertikal dan selalu tegang karena ada pemberat
atau beban, sedangkan benang pakan disisipkan dengan suatu
alat yang disebut “shuttle” atau “teropong” untuk membentuk
“mulut lusi” benang lusi dipisahkan menjadi dua
kelompok sehingga teropong bisa dilewatkan melalui mulut
tersebut. Pemisahan ini dilakukan dengan
menggunakan tongkat atau tangki pemisah.
Di Asia Timur alat tenun kuno dirancang dengan posisi
benang lusi horisontal, namun kapan alat itu mulai digunakan
masih belum diketahui kurang lebih abad ke 3 Masehi, suatu
mekanisme “shedding” atau “pembukaan mulut lusi” telah
diperkenalkan di Cina dan disebarluaskan ke benua Eropa.
Benang lusi secara individu dimasukkan ke lubang mata gun
yang tersusun pada suatu bingkai atau rangka gun.
Kemudian rangka gun ini diikat dengan tali yang dililitkan pada
rol. Naik turun “rangka gun” atau “kamran” dikendalikan oleh
injakan yang ada dibawah rangka gun dan dioperasikan
oleh operator tenun dengan kakinya.
semacam sisir berayun atau “sisir tenun” digunakan untuk
merapatkan benang pakan ke ujung kain anyaman awal
Pembentukan mulut lusi dan pengetekan benang pakan ke
arah lebar kain sangat menentukan kualitas kain tenun.
Penyisipan benang pakan, yang merupakan bagian penting
proses pembuatan kain tenun. Membutuhkan tenaga dan
keterampilan yang tinggi, masih dilakukan secara manual.
Lebar kain yang dapat dihasilkan sangat terbatas
tergantung pada rentang tangan penenun sehingga untuk
menghasilkan kain yang lebih lebar diperlukan untuk
menyisihkan benang pakan teropong dari satu sisi ke sisi
yang lain. Teropong Melayang
Pengembangan alat tenun tangan selanjutnya baru di mulai
pada abad ke 18. Pada tahun
Di unduh dari : Bukupaket.com
432
1733 orang Inggris, J.Kay, memperkenalkan suatu alat
peluncur pakan atau shuttle yang disebut “flying shuttle” atau
“teropong terbang” yang dirancang dengan mekanisme
sederhana untuk mengurangi gesekan dengan lade, teropong
dilengkapi dengan roda. Dengan cara ini peluncuran
pakan dapat dilakukan dengan sebuah tangan. Perlengkapan
utama peralatan ini antara lain : tropong, gun dan sisir
dioperasikan secara mekanis, tetapi tenaga penggerak seperti
pengatur saat peluncuran dan pengerakan alat masih
dilakukan secara manual. 8.1.2 Mesin Tenun
Mesin tenun merupakan pengembangan lebih lanjut dari
alat tenun tangan handloom. Perubahan yang berarti adalah
pada jenis “sumbu tenaga”. Pada handloom menggunakan
tenaga manusia sedangkan pada mesin tenun atau
“powerloom” menggunakan sumber tenaga non manusia,
seperti : -
Tenaga angin melalui kincir angin
- Tenaga uap melalui mesin
uap -
Bahan bakar melalui motor bakar
- Tenaga listrik melalui motor
listrik Alat-alat penggerak tersebut
menghasilkan gerakan berputar yang kemudian diubah menjadi
gerak lurus seperti gerak naik turun, gerak maju mundur atau
gerak putar yang lain. Tiga gerakan pokok pada alat
tenun seperti gerakan pembukaan mulut lusi, gerakan
penyisipan pakan dan gerakan pengetekan masih tetap ada
pada mesin tenun. Sekitar tahun 1500 Leonardo da Vinci
merancang tenaga air untuk menggerakkan mesin tenun.
Pada tahun 1678 gennes seorang perwira angkatan laut
Perancis dan pada tahun 1745 Vancanson seorang insinyur
Prancis memajukan rancangan yang lebih rinci dari rancangan
Leonardo Da Vinci namun tidak ada satupun dari ketiganya
yang benar-benar terwujud. Mesin tenun yang pertama kali
diproduksi secara komersial dirancang oleh R. Miller,
seorang Inggris pada tahun 1796. mesin tenun secara
otomatis akan berhenti bila ada teropong berhenti di tengah
celah mulut lusi. Peralatan ini disebut “Shuttle Stop Motion”
atau “Pengaman teropong”. Kemudian ditemukan peralatan
penjaga pakan putus Weft Stop Motion apabila ada pakan
putus atau teropong meloncat. Berlatar belakang pengetahuan
mekanisme-mekanisme diatas, R. Robets, seorang insinyur
inggris yang terkemuka pada tahun 1822 berhasil
Di unduh dari : Bukupaket.com
433
mengembangkan mesin tenun dan memproduksinya dalam
jumlah yang besar. 8.1.3 Mesin Tenun Teropong
Otomatis
Penemuan peralatan penggantian otomatis palet
pada saat penenunan oleh J. H. Northtrop di Amerika Serikat
pada tahun 1889 merupakan kemajuan yang sangat berarti
sampai saat ini. Kemudian peralatan lusi putus
yang akan menghentikan mesin bila ada benang lusi yang putus.
Jadi secara perlahan-lahan mesin tenun telah mengambil
alih tugas-tugas operator lebih banyak lagi.
8.1.4 Mesin Tenun Tanpa
Teropong Teropong yang digunakan untuk
mesin tenun pergantian palet memiliki bobot 100 g – 150 g
lebih tinggi dari pada teropong biasa, bahannya harus kuat,
presisi yang akurat, sehingga posisi bobin lebih kokoh di
dalam teropong. Teropong yang lebih berat akan
membatasi kecepatan mesin, sehingga para teknisi mencoba
metode penyisipan pakan yang lain yang dapat mengatasi
keterbatasan kecepatan mesin. Salah satu alternatif adalah
“mesin tenun rapier” yang dipatenkan pertama kali tahun
1898 dan berikutnya sistem Gabler tahun 1925 dan sistem
Dewasa tahun 1930. Solusi altenatif lainnya adalah
ditemukannya cara peluncuran dengan griper proyektil yang
meluncurkan pakan dari satu sisi ke sisi yang lain, yang
kemudian proyektilnya akan jatuh ke bawah pada ban
pengangkut conveyor untuk diluncurkan kembali pada
kesempatan berikutnya. Altenatif ketiga adalah
peluncuran pakan dengan semburan air waterjet atau
dengan semburan udara airjet. Sistem peralatan ini telah
dikembangkan untuk mencapai tujuan komersial yang tinggi.
8.1.5 Mesin Tenun Multiphase Hasil mesin tenun satu phase
batasi oleh gerakan pembukaan mulut lusi, peluncuran pakan
dan pengetekan peluncuran pakan hanya terjadi satu interval
pada pembukaan mulut lusi yang terjadi serentak. Pada
multifase terjadi beberapa kali pembukaan secara berurutan
dan benang pakan disisipkan oleh beberapa pembawanya
Carrier. Penyisihan benang pakan pada
mesin tenun bundar telah dirancang pada akhir abad ke
19 dan sebelum perang dunia I mesin tenun budar dengan
diameter kecil telah diproduksi secara komersial. Setelah
perang dunia II kaliling mesin tenun bundar mencapai 3,60 m.
Di unduh dari : Bukupaket.com
434
Hasil mesin tenun bundar mutunya kurang baik dan hanya
cocok untuk menenun kain pembungkus atau karung-
karung dengan alasan diatas mesin tenun multifase
berbentuk empat persegi panjang telah dikembangkan
dan telah diuji hasilnya diberbagai tempat yang
berbeda. Pemakaian mesin tenun multifase secara
komersial telah berlangsung sejak tahun 1982.
8.1.6
Kombinasi Tenun dan Rajut
Kecenderungan pengembangan yang lain dalam produksi
pembuatan kain tenun adalah dengan menjeratkan kain
bahan kain rajut dengan benang seperti kain tenun. Sistem ini
diperoleh dengan menyilangkan benang lusi atau benang pakan
yang disisipkan pada kain rajut lusi atau kain rajut pakan.
Sistem lain adalah benang pakan disisipkan dengan cara
rajut pada mesin tenun. 8.1.7 Peralatan
Pembentuk Corak
Kebutuhan untuk membuat kain bercorak telah disarankan pada
ere alat tenun tangan hanloom ilustrasi tertua yang dikenal
tentang peralatan pembentuk corak tercantum pada buku
gambar Cina yang berasal dari abad 12.
Dobi pertama dioperasikan dengan sistem kartu berlubang
hasil karya B. Bouchome pada tahun 1725. Suatu mesin
pengontrol tenun naik kelompok-kelompok tali harnas
yang dimuati kawat gun telah dirancang oleh J.M. Jacquard
tahun 1805 dan sampai sekarang dikenal dengan mesin
Jacquard. Mesin yang dapat menggunakan beberapa
teropong secara bergantian untuk mendapatkan corak
warna diciptakan oleh J.P. Reid dan T. Johnson pada tahun
1835 ; pada tahun 1868 mesin yang lebih sempurna yang
dikendalikan melalui gerakan tapet cam diciptakan oleh
perusahaan hacking dan dipasarkan tahun 1868.
8.2
Pemilihan Mesin Tenun
Mesi tenun yang akan dipilih untuk meproduksi kain harus
dipertimbangkan dengan cermat sehingga dapat menghasilkan
kain dengan spesifikasi tertentu mungkin tidak cocok untuk
membuat kain yang diinginkan atau dengan kata lain tidak ada
mesin tenun yang memiliki fitur atau kemampuan yang serba
lengkap. Pemilihan mesin Tenun
dipertimbangkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut ;
8.2.1 Berdasarkan
Jenis Barang
Di unduh dari : Bukupaket.com
435
a. Mesin tenun harus
dirancang dengan kontruksi tertentu bila akan digunakan
untuk benang serat alam terutama untuk benang lusi.
b. Untuk mengolah benang kapas atau wol, mesin tenun
harus dirancang dengan tenaga penggerak yang
memadai untuk mengatasi geakan pembukaan mulut
lusi, terutama benang lusi yang kerapatannya tinggi.
c. Untuk menenun benang sutra, mesin tenun harus
dibuat lebih panjang untuk memudahkan penanganan
benang lusi sehingga menghasilkan kain yang
kenampakannya lebih baik.
d. Untuk menenun benang
kapas wol, yang menghasilkan gulungan
panjang pada rol penggulung dan lebih tebal,
harus diperlengkapi beberapa peralatan untuk
mengatasi volume gulungan yang lebih besar.
8.2.2 Berdasarkan Corak
Anyaman
Corak anyaman ditentukan oleh peralatan pembukaan mulut
lusi. Sebuah mesin tenun biasanya dilengkapi dengan
peralatan pembukaan mulut lusi yang sederhana yaitu eksentrik
atau cam kem atau tappet. Peralatan ini kemampuannya
terbatas dan akan bekerja efektif apabila jumlah kamran
heald shaft yang dikendalikannya maksimal 8
buah Peralatan dobi bisa mengontrol
kamran lebih banyak antara 12 sd 32 kamran
Peralatan Jacquard dapat mengontrol benang lusi secara
individu, helai demi helai dan kapasitasnya antara 100 sd
4000 helai. Untuk membuat kain tenun dengan anyaman khusus,
mesin tenun dirancang sesuai dengan tujuannya, misalnya :
-
Mesin handuk memiliki 2 buah beam lusi dan sistem
pengetekan sendiri -
Untuk menghasilkan
anyaman leno, peralatan kawat gun bentuk, ukuran
dan sistem kerjanya sendiri.
8.2.3 Berdasarkan Tingkat
Efisiensi yang di inginkan
Tingkat efisiensi yang diharapkan tergantung pada
beberapa faktor antara lain faktor-faktor yang diuraikan
pada bagian 8.2.1 da 8.2.2 Hal lain yang sangat
menentukan yaitu : a. Rpm poros engkol optimal
Suatu mesin tenun biasanya sudah dirancang untuk rpm
poros engkol tertentu sehingga tingkat produksi
yang diinginkan dapat
Di unduh dari : Bukupaket.com
436
disesuaikan dengan rpm- nya.
b. Perlengkapan otomatis
Perlengkapan otomatis dapat menggantikan tugas-
tugas operator, sehingga jumlah mesin berhenti dapat
diminimalkan. Perlengkapan yang otomatis yang dapat
dilengkapkan pada mesin tenun baik sebagian atau
seluruhnya adalah ;
- otomatis pakan putus
dapat menghentikan mesin bila bila ada benang pakan
putus
- otomatis lusi putus
dapat menghentikan mesin bila ada lusi putus
- otomatis teropong terjepit
dapat menghentikan mesin tenun bila teropong tejepit
ditengah mulut lusi pada saat peluncuran pakan
- otomatis pakan habis
- otomatis pergantian corak
pakan c. Lebar kerja sisir maksimal
Makin lebar sisir tenun lebar kain yang dapat dihasilkan
akan lebih besar, yang berarti produktifitasnya
tinggi. Secara umum dikenal mesin tenun 1x lebar dan 2x
lebar, akan tetapi saat ini leba mesin tenun ada yang
melebihi lebar standar yaitu 170 cm, 200 cm atau lebih.
d. Peralatan Pembawa pakan Ukuran pembawa pakan
bentuk dan luas penampangnya dapat
mempengaruhi ukuran sudut mulut lusi yang dilewatinya.
Makin kecil luasnya sudut mulut lusinya makin kecil,
sehingga tarikantekukan benang lusi semakin kecil
dan kemungkinan putus juga kecil.
8.2.4 Berdasarkan Corak
Warna Pakan
Pada mesin tenun teropong jumlah corak warna pakan yang
dapat difungsikan ditandai degan jumlah kotak teropong di
sisi mesin tenun. Mesin tenun ini biasa dikenal dengan nama
mesin tenun weselbak atau multibox, misalnya mesin tenun
: -
1 x 2, dikiri 1 kotak teropong, dikanan 2 kotak
- 1 x 4, dikiri 1 kotak teropong,
dikanan 4 kotak teropong -
2 x 4 , dikiri 2 kotak, dikanan 4 kotak teropong
8.3. Pembentukan Kain