3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Meskipun analisis rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan perusahaan,
namun di dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati- hatian dan pertimbangan.
Menurut Harahap 2006 : 298, keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain :
1. kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2. keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :
a. bahwa perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subyektif
b. nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar.
c. klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio
d. metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda
3. jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio
4. sulit jika data yang tersedia tidak sinkron 5. dua perusahaan dibandingkan bias saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama dan karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Dari keterbatasan analisis rasio keuangan di atas dapat kita uraikan sebagai berikut :
1. Banyak perusahaan besar yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda
pada industri yang berbeda pula dan dalam keadaan seperti ini sulit untuk mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebagai bahan pembanding
Universitas Sumatera Utara
yang tepat. Hal ini cenderung membuat analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dengan bidang usaha yang lebih sempit daripada perusahaan
besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda. 2.
Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata walaupun pada kenyataannya setengahnya akan berada di bawah dan setengahnya lagi di atas
rata-rata, sehingga pencapaian prestasi rata-rata semata belumlah dapat dinyatakan baik. Bagi yang menargetkan prestasi tinggi patokan terbaik adalah
perusahaan dengan rasio yang sangat baik. 3.
Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca. Nilai yang tercatat di neraca seringkali berada sangat berbeda dengan nilai sebenarnya. Lebih jauh lagi karena
inflasi mempengaruhi baik beban penyusutan maupun biaya persediaan, maka laba juga tentu dipengaruhi. Karena itu analisis rasio bagi perusahaan dari tahun
ke tahun atau analisis komparatif atas perusahaan-perusahaan pada usia yang berbeda harus diinterpretasikan secara cermat dan penuh pertimbangan.
4. Faktor-faktor musiman juga menyebabkan ketimpangan pada analisis rasio.
Misalnya, rasio perputaran persediaan bagi pabrik pengolah makanan akan sangat berbeda apabila angka persediaan yang digunakan adalah angka persediaan persis
setelah proses pengalengan selesai. Masalah ini dapat diperkecil dengan menggunakan persediaan bulanan rata-rata dalam menghitung persediaan rata-
rata. 5.
Perusahaan dapat menggunakan teknik ”window dressing” agar laporan keuangannya kelihatan lebih baik bagi analisis kredit.
Universitas Sumatera Utara
6. Perbedaan praktek operasi dan akuntansi menyebabkan distorsi dalam
perbandingan. Seperti metode penilaian persediaan dan penyusutan dapat mempengaruhi laporan keuangan dan karena itu mendistorsikan perbandingan
diantara perusahaan. Jika sebagian besar aktiva perusahaan adalah aktiva lease, maka jumlah aktivanya jika dibandingkan dengan penjualan akan terlihat kecil
karena aktiva lease mungkin tidak disajikan di dalam hutang, karena itu leasing bisa saja memperbagus rasio perputaran dan rasio hutang.
7. Sebenarnya sukar untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik atau
buruk. Misalnya, rasio lancar yang tinggi mungkin menunjukkan posisi likuiditas yang kuat, tetapi bisa juga menandakan adanya kas yang berlebih yang tentunya
tidak baik yang menyebabkan terjadinya ”iddle money”. 8.
Suatu perusahaan bisa mempunyai sejumlah rasio yang kelihatan baik sedangkan rasio lainnya jelek, sehingga sulit untuk mengatakan apakah keseluruhan
perusahaan ini baik atau buruk. Akan tetapi, prosedur statistik dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh bersih dari serangkaian rasio.
C. Penilaian Kinerja Perusahaan 1. Pengertian dan Prosedur Penilaian Evaluasi
Mengukur kinerja perusahaan adalah suatu indicator atau penilaian tingkat kinerja perusahaan dimana dengan penilaian ini dapat diketahui bahwa suatu
perusahaan itu dari hasil informasi laporan keuangan perusahaan yang telah
Universitas Sumatera Utara