Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah Pendahuluan

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu : Simulasi pengukuran terhadap Quality of Service QoS dengan input adalah throughput dan waktu delay, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya layanan teknik MPLS ini ketika mengirimkan suatu trafik layanan paket.

1.3 Tujuan Penelitian

Secara garis besar tujuan penelitian ini ialah : 1. Untuk menganalisa kualitas layanan teknik MPLS ketika sebelum mengirimkan sebuah paket dalam traffik jaringannya, sehingga perkiraan dan perlakuan terhadap paket yang dikirimkan dapat dianalisa. 2. Untuk menganalisa paket-paket data ketika mengirimkan paket dalam traffik jaringannya sehingga dapat meningkatkan performa jaringan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini dengan konfigurasi jaringan MPLS yang menerapkan mekanisme traffic engineering dapat meningkatkan kualitas dan kinerja jaringan dalam menyediakan layanan ditinjau dari parameter waktu tunda, paket hilang, dan throughput trafik; sehingga bandwidth dapat lebih digunakan secara optimal. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian beberapa model simulasi, yaitu membandingkan jaringan MPLS dan jaringan non MPLS agar diperoleh optimasi kualitas jaminan layanan QoS terutama bagi trafik layanan multimedia. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software simulasi jaringan, yaitu GNS3.

1.5 Batasan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini mencakup bagaimana cara kerja dan analisa QoS yang terdapat dalam teknik MPLS ini. Dengan membuat beberapa model simulasi, dengan pengujian menggunakan paket-paket protokol ICMP, TCP untuk memperoleh kualitas layanan QoS yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan

Penelitian tentang analisa penerapan traffic engineering pada jaringan non MPLS dan MPLS terutama pada operator Internet Service Provider ISP, yang dilakukan oleh Mohamed Hasan Omar 2008 . Setelah menganalisa secara komparatif throughput paket-paket protokol UDP dan TCP dari lapis transport terhadap jaringan non MPLS dan MPLS, hasilnya menunjukkan bagaimana jaringan MPLS yang menerapkan traffic engineering mampu meningkatkan kinerja jaringan backbone dan skalabilitas jaringan internet pada lingkungan. Beban trafik yang tinggi untuk beberapa macam aplikasi yang berbeda. Ternyata penerapan traffic engineering adalah merupakan keunggulan jaringan MPLS terhadap jaringan berbasis IP non MPLS, karena proses routing menjadi lebih cepat dengan melakukan pendefinisian jalur khusus router LSP untuk pengiriman paket data. Router LSP pada jaringan MPLS dapat digunakan dan di manfaatkan sebagai jalur routing, sehingga utilisasi sumber-sumber jaringan lebih optimal dan pada gilirannya meningkatkan kinerja jaringan. Penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan teknologi jaringan komputer khususnya jaringan MPLS, kualitas layanan QoS dan traffic engineering antara lain adalah: 1. Penelitian tentang analisa penerapan traffic engineering pada jaringan non MPLS danMPLS terutama pada operator Internet Service Provider ISP, yang dilakukan oleh Mohamed Hasan Omar 2008 . Setelah menganalisa secara komparatif throughput paket-paket protokol UDP dan TCP dari lapis transport terhadap jaringan non MPLS danMPLS, hasilnya menunjukkan bagaimana jaringan MPLS yang menerapkan traffic engineering mampu meningkatkan kinerja jaringan backbone dan skalabilitas jaringan internet pada lingkungan beban trafik yang tinggi untuk beberapa macam aplikasi yang berbeda. Ternyata Universitas Sumatera Utara penerapan traffic engineering adalah merupakan keunggulan jaringan MPLS terhadap jaringan berbasis IP non MPLS, karena proses routing menjadi lebih cepat dengan melakukan pendefinisian jalur khusus router LSP untuk pengiriman paket data. Router LSP pada jaringan MPLS dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai jalur routing, sehingga utilisasi sumber-sumber jaringan lebih optimal dan pada gilirannya meningkatkan kinerja jaringan. 2. Dalam makalahnya di jurnal IEEE, Daniel O.Awduche 1999 menjelaskan tentang konsep, fungsi dan tantangan traffic engineering internet pada jaringan IP non MPLSdengan menggunakan beberapa model a.l: model overlay, model IP over ATM, model MPLS-TE. Selain itu didiskusikan pula aplikasi dan manfaat MPLS traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet menggunakan teknologi jaringan MPLS dan peningkatan kualitas layanan QoS menggunakan differentiated services diperoleh berdasarkan pada model IP over ATM sebagai alternatif lain dari jaringan MPLS. 3. Rendy Munadi dan Nunut J T S 2005, pada makalahnya di Seminar Nasional “Soft Computing, Intelligent Systems and Information Technology” SIIT 2005, melakukan penelitian tentang Perancangan, Simulasi dan Analisa Kinerja Jaringan IP MelaluiTeknologi MPLS. Penelitiannya sehubungan dengan perkembangan pesat jaringan internet dalam beberapa tahun terakhir ini yang ditandai dengan munculnya teknologi dan layanan-layanan baru menuntut pemakaian bandwidth secara efisien dan efektif. Hal ini ditempuh dengan meningkatkan kemampuan router untuk dapat membuat keputusan bahwa sebuah paket yang diterima akan dikirimkan dan diteruskan ke tujuan sesuai dengan header paket-nya. Dan ini diperoleh dengan memanfaatkan teknologi Multi Protocol Label Switching MPLS. Dalam penelitiannya di lakukan kajian melalui simulasi terhadap kinerja jaringan IP melalui teknologi MPLS dengan melihat parameter Quality of Service QoS dan penyebab kongesti yang mungkin terjadi. Parameter kinerja yang diamati meliputi throughput, delay, paket loss dan hasilnya diperoleh peningkatan nilai throughput 40 dan penurunan delay 200 jika dibanding dengan teknologi non MPLS. Ternyata implementasi MPLS di Universitas Sumatera Utara jaringan dapat meminimalisasi efek kongesti yang terjadi dengan memanfaatkan bandwidth jaringan yang belum terpakai secara optimal. 4. Pada penelitiannya Xipeng Xiao and Lionel M. Ni, Michigan State University 1999 menunjukan bahwa integrated services, RSVP, differentiated services, multi protocol label switching MPLS, dan constraint-based routing adalah komponen-komponen framework susunan dari internet quality of service QoS. Dan ternyata berdasarkan tabel tersebut susunan komponen-komponen ini adalah untuk memenuhi kualitas jaminan QoS suatu layanan traffic data dan meningkatkan utilisasi sumber-sumber jaringan yang disediakan. MPLS dan constraint-based routing dapat digunakan bersama untuk mengatur jalur router yang dilewati traffic agar terhindar dari kongesti. 5. Dalam rangka optimalisasi penggunaan sumber-sumber transmisi, Md. Arifur Rahman,Ahmedul Haque Kabir, K. A. M. Lutfullah, M. Zahedul Hassan, M.R. Amin, East West University Mohakhali, Dhaka 2008 melakukan pengukuran traffic aliran data pada jaringan berbasis IP maupun jaringan MPLS, dimana hasilnya menunjukan bahwa delay maupun paket loss jaringan MPLS lebih baik dibandingkan dengan jaringan IP. Dengan membuat simulasi jaringan yang komprehensip, protokol pesinyalan MPLS: Constrainedbased Label Distribution Protocol CR-LDP, Resource Reservation Protocol RSVP dan Traffic Extension RSVP RSVP-TE dapat digunakan untuk menjamin kualitas layanan QoS dan analisa kinerja jaringan, baik jaringan IP maupun jaringan MPLS. Selain itu dalam penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa MPLS mampu menghindari kongesti dengan cara merekayasa traffic tunnel sehingga dapat memanfaatkan bandwidth yang disediakan dengan lebih effisien. Penelitian mereka membuktikan bahwa mekanisme rekayasa traffic mampu memperbaiki kinerja jaringan. 6. Reza Aditya Permadi, Yoanes Bandung, dan Armein Z.R. Langi 2009 dalam penelitiannya telah melakukan pengujian model jaringan best - effort, diffserv, MPLS, dan diffserv over MPLS. Pada umumnya jaringan yang mempunyai kapasitas terbatas, perlu dilakukan diferensiasi trafik sehingga jaringan tetap dapat menjamin QoS untuk karakteristik trafik berbeda yang Universitas Sumatera Utara mengalir di dalamnya. Kecenderungan trafik yang tidak merata pada jaringan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan trafik ketika satu jalur mengalami pembebanan trafik yang berlebihan. Penelitian mereka bertujuan untuk mengimplementasikan metoda Differentiated Services yang digabungkan dengan mekanisme Traffic Engineering melalui Multi protocol Label Switching MPLS. Sistem dibangun dengan menggunakan sistem operasi Linux yang dilengkapi dengan modul MPLS dan Diffserv. Hasil pengujiannya menunjukkan jaringan Diffserv mampu memberikan jaminan kualitas layanan untuk trafik kelas EF dan AF, namun harus mengorbankan kualitas layanan trafik TCP background. Sementara itu, dengan tambahan mekanisme traffic engineering dengan MPLS, jaringan Diffserv mampu melakukan pembelokan trafik ketika satu jalur mengalami keadaan kongesti, sehingga selain trafik EF dan AF dapat dijamin, trafik TCP background juga dapat ditingkatkan kualitasnya dibandingkan dengan skenario Diffserv. Sebagai kesimpulan ternyata model jaringan MPLS yang menerapkan mekanisme traffic engineering dapat meningkatkan kualitas dan kinerja jaringan dalam menyediakan layanan ditinjau dari parameter waktu tunda, paket hilang, dan throughput trafik; sehingga bandwidth dapat lebih digunakan secara optimal.

2.2. Multi Protocol Label Switching