ton, menyebarkan langsung pada permukaan jalan dan dapat mencatat jumlah semen yang telah digunakan secara elektronik.
II.2 Latar Belakang Stabilisasi
Pada struktur perkerasan yang telah mengalami kegagalan, perbaikan yang umum dilakukan adalah memperbaiki bagian – bagian yang rusak dan
meningkatkan daya dukung perkerasan tersebut dengan jalan memberikan lapis tambah baru overlay atau membongkar lapisan beraspal lama yang diikuti
dengan perbaikan dan penambahan lapis pondasi serta memberikan lapis beraspal baru sebagai lapis penutupnya, yang memerlukan material baru yang kualitasnya
harus lebih baik dari yang lama. Peningkatan daya dukung dengan mempertebal lapisan perkerasan akan kurang efektif bila memiliki batasan vertikal trotoar,
yang mana harus diikuti dengan perbaikan trotoar juga, dan dapat memicu konflik dengan masyarakat karena penambahan elevasi permukaan jalan yang menerus,
sehingga lebih tnggi dari lantai rumah mereka. Stabilisasi dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki sifat bahan yang digunakan dan atau untuk meningkatkan
daya dukung konstruksi jalan.
Menurut Neni [12], terdapat beberapa alasan konvensional yang melatarbelakangi stabilisasi :
1. Kondisi tanah dasar yang jelek. Stabilisasi tanah dasar adalah untuk meningkatkan mutunya, sehingga tebal
perkerasan dapat dikurangi. 2. Bahan lapis pondasi yang terbatas.
Tingginya plastisitas bahan yang sering dijumpai pada bahan lapis pondasi marjinal memerlukan semen atau kapur untuk dapat menurunkannya.
3. Pengendalian debu. Beberapa negara telah mengembangkannya, sementara di Indonesia belum
begitu popular. 4. Pengendalian kadar air.
Terdapat beberapa bahan kimia yang dapat menahan air di dalam tanah, sehingga pada musim kemarau tanah mudah untuk dipadatkan, demikian
sebaliknya. 5. Mendapatkan bahan lapis pondasi yang lebih unggul.
Penggunaan lapis pondasi yang unggul, missal lapis pondasi distabilisasi semen cement treated base dan lapis pondasi beton aspal, seringkali
diperlukan baik pada perkerasan beton aspal maupun perkerasan beton semen. Lapis pondasi tersbut dapat menyumbangkan kekakuan yang berarti terhadap
perkerasan, sehingga perkerasan lebih tahan terhadap keruntuhan lelah.
Ada juga alasan lain : makin meningkatnya beban lalu – lintas, meningkatnya kecanggihan alat untuk stabilisasi, makin meningkatnya kesadaran terhadap
kerusakan lingkungan.
Gambar 2.4 Diagram Hirarki peminimalisan limbah [44]
Stabilisasi tanah merupakan upaya untuk merubah sifat – sifat tanah yang bertujuan untuk menigkatkan nilai teknisnya [16], seperti :
1. Meningkatkan atau menurunkan kekuatan tanah, atau mengurangi
sensitivitas kekuatan terhadap perubahan lingkungan, khususnya perubahan kelembapan.
2. Meningkatkan atau menurunkan permeabilitas tanah.
3. Mengurangi kompressibilitas.
4. Mengurangi dampak pengaruh dari pembekuan.
Stabilisasi pada lapisan subbase dan base biasanya bertujuan meningkatkan kualitas material base yang kurang baik, mengurangi tebal lapisan perkerasan,
menambah kekuatan material base, mencegah retak refreksi serta mengurangi sensitifitas lapisan terhadap air. Stabilisasi pada base akan memberikan hasil yang
bermakna untuk keadaan lalu lintas sedang sampai berat yang berada diatas subgrade
yang berkekuatan rendah,untuk daerah daerah yang selalu tergenang air.
Tabel 2.1. Kategori kerusakan perkerasan penyebabnya AUSTROADS
II.3 Manfaat Stabilisasi