Sudut Geser, Kohesi Tanah dan Tegangan Overburden

35

2.3.2 Sudut Geser, Kohesi Tanah dan Tegangan Overburden

Sudut geser yang bekerja pada tanah bertulang ada 2 dua jenis, yaitu : 1. Sudut Geser Dalam Tanah Φ 2. Sudut Geser antara Tanah dan Tulangan δ Uji pullout pada tulangan yang dilakukan pada struktur yang sebenarnya, sebaik yang dilakukan di laboratorium dengan memakai pasir padat, telah menunjukkan bahwa nilai koefisien geser tampak menurun ketika tegangan vertikal overburden meningkat. Hal ini lebih jelas tampak pada kasus pemakaian tulangan yang berusuk daripada tulangan yang permukaannya halus. Penurunan μ karena dilatansi berkurang ketika tekanan keliling bertambah. Di bawah tegangan overburden yang tinggi, nilai μ mendekati nilai tan , untuk tulangan yang berusuk yang juga menyebarkan geser antara butiran tanah ke butiran tanah lainnya. Nilai μ juga mendekati nilai tan δ, untuk tulangan yang permukaannya halus. Mekanisme kenaikan kuat geser tanah yang diperkuat telah diterangkan menurut beberapa cara : 1. Menurut Schlosser dan Vidal 1969, kuat pullout tulangan dan transfer tegangan dalam tanah ke tulangan menghasilkan kohesi tampak apparent cohesion. 2. Dengan dipakainya tulangan pada tanah, juga berakibat naiknya tegangan kekang, hal ini dikemukakan oleh Yang 1972. 3. Basset dan Last 1978 menganggap bahwa tulangan memberikan tahanan anisotropis terhadap pergeseran tanah searah dengan tulangan. 4. Konsep kelakuan tanah dibuktikan oleh Schlosser dan Long 1972 dari hasil uji Triaksial pada contoh tanah yang diberikan tulangan dengan lembaran-lembaran alumunium, bahwa dalam tegangan confining kecil, tanah akan Universitas Sumatera Utara 36 runtuh akibat penggelinciran. Dengan adanya tulangan, kekuatan sistem bertambah akibat pengaruh kohesi tampak. Gambar 2.8 Penjelasan kohesi tampak pada peningkatan kekuatan karena tulangan Gambar 2.9 Konsep naiknya confinement tanah bertulang. Pada daerah dimana terjadinya keruntuhan akibat putusnya tulangan, kekuatan bertambah karena konsep kohesi anisotropis tampak yang dijelaskan dalam diagram Mohr pada Gambar 2.9. c’R adalah kohesi tampak yang dihasilkan tulangan. 1R adalah peningkatan tegangan utama mayor pada saat keruntuhan. Sudut geser dari pasir bertulang diambil sama dengan pasir tanpa tulangan, yang berdasarkan asumsi yang sesuai, dijelaskan pada Gambar 2.10. Universitas Sumatera Utara 37 Gambar 2.10 Garis kekuatan untuk pasir dan pasir bertulang. Untuk tulangan yang mempunyai tahanan retak tarik RT dan spasi vertikal antara lapis tulangan horizontal Sv, geometri yang ditunjukkan pada Gambar 2.10 menghasilkan : √ 2.9 dimana : Kp = tan 2 45 + 2.10 Seperti yang dinyatakan Yang 197β, kenaikan Δ γR yang tampak pada tekanan confining efektif minor saat keruntuhan adalah : Δ γR = 2.11 Persamaan garis keruntuhan : 2.12

2.4 Bidang Longsor