KEPUTUSAN KEPALA BADAN POM NOMOR : KP.04.04.243.1056 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN DAN ANGKA KREDITNYA PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN

BAB III KEPUTUSAN KEPALA BADAN POM NOMOR : KP.04.04.243.1056 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN DAN ANGKA KREDITNYA PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN

I. TUJUAN

1. Umum

1.1. Dalam rangka meningkatkan upaya pembinaan karir, kepangkatan, jabatan dan profesionalisme, ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, dan Keppres Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS;

1.2. Sebagai pelaksanaan dari ketentuan Peraturan Pemerintah tersebut ditetapkan Keputusan Menteri Negara PendayagunaanAparaturNegara Nomor 48/KEP/M. PAN/8/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan dan Angka Kreditnya serta petunjuk pelaksanaannya yaitu Keputusan Bersama Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: HK.00.04.24 02905 dan Nomor: 21 TAHUN 2002;

1.3. Untuk menjamin keseragaman bahasa dan pengertian agar mempunyai persamaan persepsi, pola pikirdan tindakan dalam penerapan ketentuan guna kelancaran teknis pelaksanaan jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan.

2. Khusus

Petunjuk teknis ini dijadikan pedoman yang lebih rinci bagi:

2.1. Pejabat yang berwenang dalam pengangkatan, pembebasan sementara, pemberhentian dan pengangkatan kembali dalam dan dari jabatan, kenaikan jabatan dan pangkat Pengawas Farmasi dan Makanan;

2.2. Pejabat yang berwenang dalam menetapkan angka kredit Pengawas Farmasi dan Makanan;

2.3. Tim Penilai Pengawas Farmasi dan Makanan;

2.4. Pejabat yang bertugas dalam pengembangan pegawai dan administrasi kepegawaian;

2.5. Pengawas Farmasi dan Makanan yang bertugas di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan di pusat maupun di daerah;

II. RUANGLINGKUP

1. Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan ini merupakan pengembangan karir bagi pegawai negeri sipil yang bertugas di Badan Pengawas Obat dan Makanan, baik di pusat maupun di daerah.

2. Dalam Keputusan ini diatur hal-hal yang berkenaan dengan kedudukan dan tugas pokok, tanggungjawab dan wewenang, jenjang jabatan dan pangkat, bidang dan unsur kegiatan, angka kredit, penilaian dan penetapan angka kredit, pejabat yang berwenang dalam pengangkatan, pembebasan sementara, pemberhentian dan pengangkatan kembali dalam dan dari jabatan, kenaikan jabatan dan pangkat dan ketentuan lainnya bagi Pengawas Farmasi dan Makanan.

3. Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan sesuai ketentuan yang berlaku, dibantu oleh Sekretariat Tim Penilai BPOM.

III. PENGERTIAN

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Pengawas Farmasi dan Makanan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional pengawasan di bidang farmasi dan makanan;

2. Pengawas Farmasi dan Makanan terdiri dari Pengawas Farmasi dan Makanan Terampil dan Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli;

3. Pengawas Farmasi dan Makanan Terampil adalah Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep atau metode operasional di bidang pengawasan farmasi dan makanan;

4. Pengawas Farmasi dan Makanan Terampil Pelaksana adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, Golongan II/b, sampai Pengatur Tingkat I, Golongan II/d.

5. Pengawas Farmasi dan Makanan Terampil Pelaksana Lanjutan adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, Golongan III/a, sampai Penata Muda Tingkat I, Golongan III/b.

6. Pengawas Farmasi dan Makanan Terampil Penyelia adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, 6. Pengawas Farmasi dan Makanan Terampil Penyelia adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing,

7. Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli adalah Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis di bidang pengawasan farmasi dan makanan;

8. Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama adalah jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, Golongan III/a, sampai Penata Muda Tingkat I, Golongan III/b.

9. Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Muda adalah jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi professional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, Golongan III/c sampai Penata Tingkat I, Golongan III/d.

10. Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya adalah jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi professional tingkat tinggi dengan kepangkatan Pembina, Golongan IV/a, sampai Pembina Utama Muda, Golongan IV/c.

11. Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Utama adalah jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasionalyang mensyaratkan kualifikasi professional tingkat tertinggi dengan kepangkatan Pembina Utama Madya, Golongan IV/d, Pembina Utama, Golongan IV/e.

12. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan adalah instansi yang berperan sebagai Pembina pejabat fungsional dalam bidang pengetahuan, keahlian dan keterampilan demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan merupakan instansi yang banyak mengeluarkan kebijakan, peraturan, serta pedoman yang berkaitan dengan tugas-tugas pejabat fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan;

13. Pengawasan farmasi dan makanan adalah rangkaian kegiatan dan tindak lanjutnya dalam rangka penegakan peraturan perundang-undangan di bidang farmasi dan makanan dengan tujuan agar masyarakat memperoleh sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga dan makanan yang berkhasiat dan atau bermanfaat, melindungi masyarakat dari sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga dan makanan yang tidak memenuhi standar atau persyaratan serta melindungi masyarakat dari penggunaan produkdan bahan berbahaya;

14. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obattradisional dan kosmetika;

15. Alat kesehatan adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat dan digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, 15. Alat kesehatan adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat dan digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,

16. Perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) adalah alat, bahan atau campuran untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan untuk manusia, hewan peliharaan, rumah tangga dan tempat-tempat umum;

17. Makanan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman;

18. Produk dan Bahan Berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biotogi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi, termasuk rokok dan prekursor narkotika dan psikotropika.

19. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Pengawas Farmasi dan Makanan dalam rangka pembinaan karir kepangkatan danjabatannya;

20. Pendidikan adalah program pendidikan yang berhubungan dengan fungsi pengawasan farmasi dan makanan, sehingga didapatkan peningkatan ilmu pengetahuan dan atau keterampilan dan atau perbaikan sikap dan perilaku yang berguna dalam peningkatan mutu pelaksanaan pengawasan farmasi dan makanan.

21. Pengembangan profesi Pengawas Farmasi dan Makanan adalah kegiatan pengawasan farmasi dan makanan dalam rangka pengembangan diri melalui ilmu pengetahuan, teknologi, keahlian, keterampilan dan bakat untuk meningkatkan

menghasilkan suatu inovasi/terobosan yang bermanfaat bagi profesi Pengawas Farmasi dan Makanan dalam pelaksanaan tugas;

22. Mengkaji hasil pendidikan dan pelatihan adalah kegiatan menganalisa dan mengevaluasi pemanfaatan pengetahuan dan atau ketrampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan sumber daya manusia di bidang pengawasan farmasi dan makanan;

23. Karya ilmiah adalah karya yang disusun oleh perorangan atau kelompok yang membahas suatu pokok bahasan dengan menuangkan gagasan tersebut secara sistematis melalui identifikasi, deskripsi dan analisis permasalahan, kesimpulan dan saran-saran pemecahannya dalam bidang pengawasan farmasi dan makanan atau kesehatan;

24. Karya tulis ilmiah adalah hasil penelitian, pengkajian, survei, evaluasi, tinjauan atau ulasan ilmiah yang berdasarkan kaidah ilmu yang membahas suatu pokok persoalan di bidang pengawasan farmasi dan makanan atau kesehatan;

25. Saduran adalah naskah yang disusun berdasarkan tulisan orang lain yang telah diubah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlaku tanpa menghilangkan atau mengubah gagasan penulis asli;

26. Terjemahan adalah naskah yang berasal dari tulisan orang lain yang dialihbahasakan ke dalam bahasa lain;

27. Penulis utama adalah seseorang yang memprakarsai penulisan, merupakan pemilik ide tentang hal-hal yang akan ditulis, pembuatpokok-pokok tulisan, outline, penyusun serta pembuat konsep akhir dari tulisan tersebut, sehingga nama yang bersangkutan tertera pada urutan pertama atau dinyatakan secara jelas sebagai penulis utama;

28. Penulis pembantu adalah orang yang memberikan bantuan kepada penulis utama misalnya dalam hal mengumpulkan data, mengolah data, menganalisa data, menyempurnakan konsep atau penambahan materi dan penunjang;

29. Membimbing adalah kegiatan yang bersifat memberi contoh, dorongan dan petunjuk kepada Pengawas Farmasi dan Makanan yang menduduki jabatan atau pangkat di bawahnya;

30. Seminar adalah suatu bentuk pertemuan ilmiah atau metode belajar untuk membahas masalah tertentu, saling bekerja sama dalam berfikir dan memberikan masukan guna pemecahan masalah dalam bidang pengawasan farmasi dan makanan untuk memperoleh suatu kesimpulan berdasarkan pendapat bersama;

31. Lokakarya adalah suatu bentuk pertemuan untuk membahas masalah tertentu dalam bidang pengawasan farmasi dan makanan atau kesehatan guna memperoleh hasil tertentu yang perlu ditindaklanjuti;

32. Penghargaan adalah kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, organisasi ilmiah nasional atau internasional;

33. Organisasi profesi adalah organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada disiplin ilmu pengetahuan dan etika profesi di bidang farmasi dan makanan atau kesehatan;

IV. JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN

1. Rumpun Jabatan

Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan termasuk dalam Rumpun Pengawas Kualitas dan Keamanan, yaitu rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya berkaitan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode operasional serta memeriksa pengimplementasian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pencegahan kebakaran dan bahaya lain, keselamatan kerja, perlindungan kesehatan dan lingkungan, keselamatan proses produksi, barang danjasa yang dihasilkan dan juga hal-hal yang berhubungan dengan standar kualitas dan spesifik pabrik.

2. Kedudukan dan Tugas Pokok:

2.1. Pengawas Farmasi dan Makanan adalah jabatan karir Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengawasan farmasi dan makanan pada unit kerja di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan di pusat dan daerah.

2.2. Tugas pokok Pejabat Pengawas Farmasi dan Makanan adalah melaksanakan pengawasan farmasi dan makanan yang meliputi penyiapan perangkat lunak pengawasan farmasi dan makanan, pemeriksaan, pengujian, penilaian, pemantauan dan penyuluhan di bidang farmasi dan makanan, serta melaksanakan tugas di tempat yang mempunyai risiko tinggi dan atau rawan.

3. Tanggung Jawab Dan Wewenang

3.1. Tanggung jawab dan wewenang Pengawas Farmasi dan Makanan adalah menyelesaikan tugas sesuai dengan norma atau standar Pengawas Farmasi dan Makanan yang berlaku.

3.2. Menyelesaikan tugas berarti menyelesaikan tugas-tugas teknis fungsional pengawasan farmasi dan makanan.

4. Jenjang Jabatan dan Pangkat

4.1. Jenjang jabatan dan pangkat Pengawas Farmasi dan Makanan Terampil sebagai berikut

ANGKA KREDIT JENJANG

KENAIKAN PANGKAT NO JABATAN

UTAMA PENUNJANG