pada tanah lapisan bawah tidak terlalu terpengaruh. Pada lahan dengan ketebalan materi vulkanik
≥ 5 cm daerah Turi, Sleman; Dukun, Magelang total bakteri dalam abu vulkanik 7,2 x 10
7
- 1,4 x 10
9
dan total fungi 1,3 x 10
3
- 7,4 x 10
7
cfug. Sedangkan pada lapisan tanah dibawahnya total bakteri mencapai 1,2 - 1,3 x 10
9
total fungi sebanyak 2,3 x 10
4
- 1,1 x 10
9
cfug.
B. Karakteristik Abu Vulkanik
Abu vulkanik merupakan bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara pada saat terjadi letusan. Secara umum komposisi abu
vulkanik terdiri atas Silika. Bahan letusan gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik. Bahan padatan ini berdasarkan diameter
partikelnya terbagi atas debu vulkan 0,26 mm yang berupa bahan lepas dan halus, pasir 0,25 - 4 mm, lapili 4 - 32 cm dan bom 32 mm yang bertekstur
kasar. Abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman dengan komposisi total unsur tertinggi yaitu Ca, Na, K dan Mg, unsur
makro lain berupa P dan S, sedangkan unsur mikro terdiri dari Fe, Mn, Zn, Cu. Mineral tersebut berpotensi sebagai penambah cadangan mineral tanah,
memperkaya susunan kimia dan memperbaiki sifat fisik tanah sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki tanah-tanah miskin hara atau tanah
yang sudah mengalami pelapukan lanjut Fiantis, 2006. Debu vulkanik yang dikeluarkan saat erupsi Gunung Sinabung memiliki
pH yang masam, hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitepu 2011, pH debu vulkanik hasil erupsi Gunung Sinabung sangat masam
dengan pH 4,3. Menurut Soelaeman dan Abdullah 2014 sifat masam dari debu vulkanik dapat memasamkan tanah, sehingga mengubah sifat fisik, kimia dan
biologi tanah. Sifat fisik tanah yang berubah akibat debu vulkanik adalah Bulk Density yang relatif tinggi dan daya pegang air yang sangat rendah, sedangkan
sifat kimia yang berubah akibat debu vulkanik adalah pH dan KTK tanah yang sangat rendah. Masamnya tanah akibat debu vulkanik yang mempengaruhi sifat
biologi tanah yaitu kandungan dan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Suriadikarta dkk., 2011
debu vulkanik yang dikeluarkan saat terjadinya erupsi gunung merapi mengakibatkan terjadinya penurunan keragaman dan populasi mikroba tanah
terutama pada tanah yang berada pada lapisan atas, sedangkan keragaman dan populasi mikroba pada tanah yang berada pada lapisan bawah tidak terpengaruh.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Barasa dkk., 2013 debu vulkanik Gunung Sinabung dengan kedalaman 0,5-15 mm, memiliki kandungan
logam tembaga sangat rendah dan kandungan logam timbal berada pada kisaran ambang batas. Umumnya kandungan logam boron lebih tinggi pada kedalaman
tanah 0-15 cm daripada kedalaman tanah 0-5 cm. Lahan yang terkena dampak debu vulkanik karena kadar Cu, Pb, dan B masih berada dalam ambang batas
yang tidak membahayakan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitepu 2011 debu vulkanik
Gunung Sinabung dapat meningkatkan kadar unsur hara makro di dalam tanah karena tingginya kadar sulfur yang ada pada debu vulkanik. Debu vulkanik
meningkatkan kadar Ca dan Mg, namun memiliki Kalium tanah yang lebih rendah, hal ini disebabkan karena rendahnya kadar kalium tanah yang ada di
dalam debu vulkanik. Debu vulkanik juga meningkatkan kadar P-tersedia tanah, hal ini disebabkan tingginya kadar posfor tanah yang ada pada debu vulkanik,
namun debu vulkanik tidak mengandung unsur N-total tanah. Semakin tinggi kadar debu vulkanik yang ada akan meningkatkan kadar unsur hara makro tanah.
Abu vulkanik mengandung beberapa unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, sehingga dalam jangka panjang mampu memperbaiki kesuburan tanah.
Abu erupsi gunung berapi mengandung belerang, dan mengandung unsur-unsur hara tanaman yang belum tersedia atau rendah ketersediaannya bagi tanaman dan
tidak berkonstribusi yang signifikan bagi pasokan hara tanaman Suntoro, 2014 .
C. Peranan Fungi Bagi Tanah