BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Menstruasi pada Remaja
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi merupakan pendarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa
organ kandungan telah berfungsi matang Kusmiran,2012. Pendarahan akibat runtuhnya diding lapisan dalam rahim adalah puncak dari serangkaian peristiwa
saling berkaitan yang bertujuan mempersiapkan rahim menampung sel telur yang dibuahi.
Menstruasi pertama kali biasanya dimulai pada umur 10-16 tahun tergantung dari berbagai faktor yang meliputi kesehatan wanita, nutrisi, dan berat
badan yang relatif pada tinggi badan. Tetapi menstruasi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun. Hal ini disebabkan karena asupan gizi yang baik mempercepat proses
kesiapan tubuh untuk mulai mengalami menstruasi. Setiap wanita yang mengalami mentruasi merupakan hal yang sangat
wajar dan normal namun menjadi tidak wajar jika usia 16 atau 17 tahun belum menstruasi yang mungkin diakibatkan adanya gangguan organ reproduksi.
2.1.1 Faktor yang Memengaruhi Menstruasi
Menurut Kusmiran 2012 faktor-faktor yang memengaruhi menstruasi yaitu:
a. Faktor Hormon
Hormon-hormon yang memengaruh terjadinya haid pada seorang wanita yaitu Follicel Stimulating Hormone FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis,
esterogen yang dihasilkan oleh ovarium, Leuteinizing Hormone LH yang dihasilkan oleh hipofisi, serta progesterone yang dihasilkan oleh ovarium.
b. Faktor enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme sehingga
mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. c.
Faktor vaskular Saat fase proloferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam
lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena dan hubungan antara keduanya. Dengan regresi
endometrium, timbu
statis dalam
vena-vena serta
saluran yang
menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan pendarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena.
d. Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya disintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi
moimetrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.
2.1.2 Siklus Mentruasi
Menurut Llwellyn dan Jones 2005, umumnya, remaja pertama kali mengalami mentruasi menarche pada usia 12 sampai dengan 16 tahun. Siklus
mentruasi normal terjadi pada 22-35 hari, dengan lamanya mentruasi 2-7 hari. Pada mulanya, dalam jarak tertentu sejak menarche menstruasi tidak
tertatur, tetapi seiring berjalannya waktu siklus menstruasi pada seorang wanita
akan teratur. Dalam waktu 4-6 bulan sejak menarche pola menstruasi sudah terbentuk dan berbeda-beda pada setiap wanita. Tetapi pada umumnya mentruasi
terjadi sebulan sekali kecuali terputus ketika mengandung, dan berlangsung terus hingga kira-kira berumur 45 tahun.
Pengendali utama menstruasi adalah hypothalamus. Bagian otak ini masih dapat dipengaruhi oleh emosi dan kekecewaan yang dapat berdampak pada siklus
mentruasi, seperti terhentinya haid untuk waktu tertentu. Selama haid hypothalamus mengirim sejumlah faktor pencetus FSH ke
kelenjar bawah otak yang membuat FSH. Jumlah FSH dalam darah kemudian meningkat dan merangsang sejumlah folikel telur di indung telur, biasanya
sebanyak 12 sampai 20. Folikel tumbuh dan membentuk esterogen, sehingga jumlah hormon dalam darah meningkat. Esterogen kemudian mempengaruhi
beberapa jaringan pembentuk saluran alat kelamin dan merangsang penebalan dinding rahim. Peristiwa penebalan dinding rahim ini disebut masa penebalan
fase ploriferasi. Diakhir haid hampir seluruh dinding runtuh, bercampur dengan darah dan hanyut keluar. Dinding tersebut terdiri atas saluran-saluran kecil yang
disebut sel-sel kelenjar endometrium. Ketika folikel-folikel tumbuh, jumlah esterogen yang beredar dalam darah
meningkat terus. Tiga belas hari sesudah hari haid pertama, kadar esterogen meningkat sampai enam kali lipat daripada ketika haid baru saja mulai. Kadar
esterogen yang
meningkat ini
mempunyai efek
balik terhadap
hypothalamus.Jumlah faktor pencetus FSH yang dikeluarkan hypothalamus menjadi berkurang. Tetapi sebaliknya, kini hypothalamus mengeluarkan zat lain
yang disebut faktor pencetus LH, yang kemudian mempengaruhi kelenjar bawah otak untuk mengeluarkan LH atau leuteinizing hormone. Hormon ini merangsang
salah satu folikel untuk pecah dan melepaskan sel telur yang tersimpan di dalam. Sesudah itu hormone tersebut menyebabkan sel yang membentuk folikel berubah
berwarna kuning cerah. Kira-kira pada hari ke-14 sesudah hari pertama haid, yaitu pada wanita yang bersiklus normal, kadar leuteinizing hormone mendadak
meningkat dalam darah. Hormon tersebut kemudian mencapai indung telur yang sudah matang. Selama tumbuh, folikel bergerak terus mencapai indung telur.
Karena pengaruh LH, folikel mendadak pecah dan sel telur terdorong keluar bersama cairan yang sebelumnya menyelubungi. Telur kemudian tersangkut di
ujung saluran telur yang bentuknya menyerupai jari, dan pelan-pelan didorong ke dalam saluran telur.
Begitu sel telur terdorong keluar, folikel yang sudah kosong mengempis, dan disebut badan kuning corpus luteum. Perubahan warna sel corpus luteum
disebabkan perubahan kegiatan. Badan kuning yang tertinggal di indung telur akan mati, kecuali bila terjadi pembuahan dan kehamilan. Akibat kematian sel
folikel ini, maka kadar esterogen dan progesterone dalam darah mendadak menurun. Hal ini mengakibatkan pengeluaran faktor pencetus FSH oleh
hypothalamus terhambat dan tanoa rangsangan esterogen dan progesterone, dinding rahim yang semula tebal jadi mengerut. Pembuluh darah pecah dan
terjadilah pendarahan pada lapisan dalam dinding yang memisahkan dinding di atas darah sehingga dinding rumtuh ke dalam rongga rahim, bersama-sama
dengan darah dan cairan yang mengalir perlahan ke rongga rahim dari
endometrium. Jumlah darah yang mengalir hanya sepertiga sampai setengah dari jumlah total yang keluar dalam satu periode haid. Dalam beberapa jam, darah dan
cairan di rongga rahim itu penuh, dan rahim mendorongnya keluar melalui vagina. Haid pun dimulai dan siklus terus berlanjut.
2.2 Dismenorea