PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA
Unsur kesatu : “Setiap orang“
Yang dimaksud dengan setiap orang adalah memiliki pengertian, siapa saja yang sehat baik jasmani maupun rohaninya dan mampu bertanggung-jawab terhadap tindak pidana yang dilakukannya serta tunduk kepada peraturan atau perundang-undangan hukum pidana yang berlaku di Indonesia.
Menurut UU adalah setiap orang yang tunduk kepada perundang-undangan RI (dalam hal ini pasal 2-5,7 dan 8 KUHP) termasuk juga diri Terdakwa sebagai anggota TNI.
Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lain yang terungkap dipersidangan maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2006 melalui Pendidikan Secata PK Gelombang I di Rindam IV/Diponegoro selama 5 (lima) bulan dan lulus dilantik dengan pangkat Prada, kemudian melanjutkan Pendidikan Dikjurtaif selama 3 (tiga) bulan, setelah selesai ditugaskan di Yonif 751/BS Kodam XVII/ Cenderawasih sampai dengan sekarang, dengan pangkat terakhir Prada NRP.31060649380186.
2. Bahwa benar sebagai anggota TNI Terdakwa juga merupakan warga negara Indonesia dengan sendirinya Terdakwa tunduk kepada hukum yang berlaku di Indonesia sehingga Terdakwa sebagai warga Negara merupakan subyek hukum Indonesia, kemudian Terdakwa sehat jasmani dan rohani serta mampu bertanggung jawab atas perbuatanya di depan hukum.
Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur kesatu “Setiap orang” telah terpenuhi.
Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lain yang terungkap dipersidangan maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
Unsur kedua : “Yang mengemudikan kendaraan
bermotor“
Bahwa yang dimaksud dengan yang mengemudikan adalah suatu bentuk aktifitas memegang kemudi untuk menentukan arah perjalanan sarana transportasi berupa kendaraan di jalan raya atau suatu tempat yang disediakan sebagai prasarana untuk berlalu lintas, dan yang dimaksud kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel (Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas). Jadi mengemudikan kendaraan bermotor adalah akifitas membawa kendaraan yang digerakan oleh peralatan mekanik termasuk Mobil Dump Truk yang digunakan oleh Terdakwa di jalan raya atau suatu tempat yang disediakan berlalu lintas.
1. Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 13 Januari 2012 Terdakwa meminjam mobil Dump Truk warna Kuning Nomor Polisi DS 9670 JK milik saudara angkat Terdakwa atas nama Sdr. Sunarto dengan tujuan untuk mengangkut tanah galian, setelah selesai, rencana Terdakwa akan mengisi BBM di Kotaraja sebelum dikembalikan, sehingga dari daerah Tanah Hitam Terdakwa melaju dengan kecepatan kurang lebih 30 km/jam menuju arah Kotaraja dan sekira pukul 09.15 Wit, kendaraan Terdakwa sampai di tikungan dan turunan pertama Skyland. Karena keadaan sepi, maka Terdakwa menambah kecepatannya hingga kurang lebih 40 km/jam dan dikarenakan kondisi jalan yang menurun dan licin karena hujan telah terjadi tabrakan.
2. Bahwa benar kendaraan mobil DS 9670 JK warna kuning yang dikemudikan Terdakwa pada tanggal 13 Januari 2012 oleh Terdakwa adalah kendaraan Merk Mitsubishi cold diesel FE 349 Dump truk nomor mesin 4D34 – 307431 berbahan bakar Solar yang diproduk tahun 2003 adalah kendaraan bermotor yang digerakkan secara mekanik oleh mesin sebagaimana data kendaraan dalam STNK No. 0072064/PP/2009 yang dikeluarkan oleh Polda Papua tanggal 03 -12-2009.
Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur kesatu “Yang mengemudikan kendaraan bermotor” telah terpenuhi.
Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lain yang terungkap dipersidangan maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
Unsur ketiga : “ Karena kelalaiannya “
Bahwa kata kelalaiannya memiliki pengertian yang sama dengan kealpaannya sehingga yang dimaksud dengan “ karena kelalaiannya “ berarti akibat yang terjadi / timbul itu merupakan hasil atau perwujutan dari perbuatan / tindakan yang dilakukan oleh si pelaku / Terdakwa, yang disebabkan karena si pelaku / Terdakwa kurang hati-hati, sembrono, kurang waspada, teledor, ceroboh dalam menjalankan pekerjaannya atau sekiranya si pelaku / Terdakwa itu sudah hati-hati, waspada maka kejadian / peristiwa itu dapat dicegahnya.
Bahwa menurut Memori Van Toelivthing (Mvt) atau memori penjelasan tentang “ kelalaiannya/kealpaannya “ dalam diri si pelaku terdapat :
Kurang pemikiran
Kekurangan pengetahuan (Ilmu)
Kekurangan kebijaksanaan
Bahwa agar si pelaku / Terdakwa dapat dituntut pertanggung jawaban pidana, maka kelalaiannya/ kealpaan yang dilakukan oleh si pelaku / Terdakwa harus kelalaiannya/kealpaan yang berat (Culpa Latta), dan kelalaiannya/ kealpaan yang disadari.
Bahwa, Arest HR 14 Nop. 1887 menentukan bahwa kelalaiannya/kealpaan harus memenuhi :
Kekurangan hati-hati ( Yang besar / berat)
Kesembronoan ( Yang besar)
Bahwa gradasi kelalaiannya/ kealpaan dapat dibedakan :
a. Dilihat dari sudut kelalaiannya/ kealpaan si pelaku / Terdakwa dibedakan :
Kealpaan berat (Culpa latta)
Kealpaan ringan (Culpa levis)
Kealpaan yang sangat ringan (Culpa levis simma)
b. Dilihat dari sudut kesadaran si pelaku/Terdakwa dibedakan :
Kealpaan yang disadari
Kealpaan yang tak disadari
Selanjutnya untuk menentukan apakah dalam diri si pelaku / Terdakwa terdapat unsur kealpaan, maka perlu juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Dilihat dari alat yang dipergunakan (dhi. Kendaraan, senjata api / tajam) apakah semua alat perlengkapan dalam keadaan baik atau laik jalan.
Dilihat dari keadaan orangnya (dhi, pengemudi, pengendara, pemegang) apakah dalam keadaan sehat, sakit, lelah mabuk).
Dilihat dari keadaan jalan, apakah jalan rata, bergelombang naik turun, berlobang, berkelok, lurus, ditepi kiri / kanan jalan tertutup bangunan / pepohonan, terbuka, licin.
Dilihat dari keadaan cuaca, apakah cuaca terang, hujan, kabut, mendung.
Dilihat dari situasi lalu lintas apakah ramai, sepi.
Dilihat dari segi etika / disiplin berlalu lintas di jalan umum, apakah sudah mentaati segala ketentuan rambu-rambu lalu lintas, kencang / ngebut, pelan / lambat.
Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lain yang terungkap dipersidangan maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
1. Bahwa benar pada waktu meminjam mobil Dump Truk warna Kuning Nomor Polisi DS 9670 JK tersebut, Terdakwa tidak mengecek terlebih dahulu kendaraan tersebut, karena Terdakwa menilai kendaraan masih layak beroperasi dan Terdakwa sudah berulangkali meminjam kendaraan tersebut.
2. Bahwa benar Terdakwa sudah mengetahui kondisi tempat kejadian kecelakaan daerah Skyline yang menimpa terdakwa yaitu menurun, meningkung, serta banyaknya kendaraan yang sering lalu lalang melintas daerah tersebut karena merupakan jalan utama menuju Bandara Sentani serta daerah lain demikian arah sebaliknya menuju kota Jayapura, namun demikian walau sudah mengetahui seharusnya lebih berhati-hati dengan cara menurunkan kecepatan kendaraan apalagi kondisi jalan sangat lincin pada saat akan terjadi tabrakan, tetapi Terdakwa justeru menambah kecepatan dari 30 Km/Jam menjadi 40 Km/Jam hal ini menunjukan sikap ugal-ugalan dan tidak disiplin serta mengabaikan hak orang lain dalam berlalu lintas.
3. Bahwa benar upaya untuk menghindari tabrakan terdakwa telah berusaha membunyikan klakson tetapi tidak menyalakan lampu yang mudah dilihat oleh pengemudi didepannya melalui kaca spion sehingga kendaraan yang didepannya akan berusaha menghindari tabrakan dari belakang, hal ini terjadi karena kondisi jalan dan Terdakwa yang sudah panik karena tidak berfungsinya rem kendaraan yang dikemudikannya.
Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur kedua “ Karena kelalaiannnya “ telah terpenuhi.
Unsur keempat : “Dengan korban luka ringan dan
kerusakan
kendaraan dan/atau
barang”
Bahwa kecelakaan lalu lintas dengan korban mengalami luka berat dan kerusakan kendaraan bukan merupakan tujuan dari sipelaku karena dalam delik kelalaian atau kealpaan adalah perbuatan yang tidak direncanakan sehingga kecelakaan yang terjadi berakibat luka adalah merupakan suatu akibat saja dari tidak tertibnya atau disiplin berlalu lintas.
Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lain yang terungkap dipersidangan maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
1. Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 13 Januari 2012 Terdakwa mengemudikan mobil Dump Truk warna Kuning Nomor Polisi DS 9670 JK milik saudara angkat Terdakwa atas nama Sdr. Sunarto telah terjadi kecelakaan di daerah Skylan dengan mobil Suzuki pick up yang erdorong ke depan, dan mobil Suzuki pick up menabrak mobil Mitsubishi box yang ada di depannya. Selanjutnya mobil Terdakwa tetap melaju sambil menyerempet mobil Suzuki pick up, mobil Terdakwa menabrak lagi mobil Mitsubishi box yang sudah dalam keadaan terbelok ke kanan sehingga rebah ke kanan dan kemudian mobil yang dikemudikan Terdakwa menabrak sepeda motor Scoopy Nomor Polisi DS 5345 AU yang dikendarai oleh Sdri. Riantre Pane (Saksi V) dan anaknya yang bernama Glen, sementara itu, dari arah yang berlawanan melaju sepeda motor Honda Tiger menabrak mobil Mitsubishi box, sedangkan mobil Terdakwa baru berhenti setelah menabrak pembatas pinggir jalan.
3. Bahwa benar akibat kecelakaan tersebut telah mengakibatkan :
a).
Terdakwa dan Saksi II tidak mengalami luka.
b).
Saksi I hanya mengalami luka lecet.
c).
Saksi III mengalami luka robek pada lengan tangan kanan, luka pada lutut kaki kiri, luka robek pada betis kaki kiri dan betis kaki kanan dan patah tulang paha kaki kiri berdasarkan Visum Et Repertum Luka dari Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura Nomor : 353/39/I/2012 tanggal
21 Januari 2012.
d).
Saksi IV mengalami luka robek pada betis kaki kanan bagian depan dengan ukuran kurang lebih 5 Cm, luka robek pada betis kaki kiri bagian depan dengan ukuran kurang lebih 2 Cm, sesuai Visum Et Repertum Luka dari Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura Nomor : VER/05/I/2012/Rumkit tgl. 18 Januari 2012.
f).
Saksi V mengalami patah tulang pada tangan kiri, luka robek pada pipi kanan, lecet pada jari tangan kanan dan luka lecet pada kaki kanan dan kiri, sesuai Visum Et
Repertum Luka dari Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura Nomor : VER/04/I/2012/Rumkit tanggal 18 Januari 2012.
e).
Saksi VI mengalami memar diseluruh bagian kaki, hingga kaki kiri mendapat 3 (tiga) jahitan, punggung bengkak dan kepala sakit karena benturan sedangkan sesuai Visum Et Repertum Luka dari Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura Nomor : VER/03/I/2012/Rumkit tanggal 18 Januari 2012. Dan anak Saksi VI (Glend) mengalami luka lecet seluruh tubuh dan robek pada dahi dengan ukuran 15 cm sampai mendapat 18 (delapan belas) jahitan, sesuai Visum Et Repertum Luka dari Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura Nomor : VER/02/I/2012/Rumkit tanggal 18 Januari 2012.
Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur keempat “dengan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang “ telah terpenuhi.
Menimbang : Bahwa luka yang dialami para korban yaitu saksi I sampai dengan Saksi VI dan anaknya bernama Glen telah sesuai sebagaimana yang diatur dalam Pasal 229 ayat (3) Undang- undang Nomor 22 Tahun 2009.
Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan pembuktian yang diperoleh dalam sidang, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah melakukan tindak pidana :
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang “
sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam pasal : 310 Ayat (3) jo Pasal 229 Ayat (4) Undang – undang No. 22 tahun 2009.
Menimbang : Bahwa Majelis Hakim menganggap perlu untuk menilai apakah tuntutan Oditur Militer berupa penahan 8 (Delapan) bulan penjara dikurangkan seluruh penahan sementara yang sudah dijalani oleh Terdakwa telah atau belum memenuhi rasa keadilan bagi Terdakwa dan korban sebagai berikut :
1. Bahwa perbuatan Terdakwa merupakan suatu kelalaian semata-mata hal ini disebabkan kurangnya kehati-hatian Terdakwa
2. Bahwa dari sikap Terdakwa dalam pemeriksaan dipersidangan telah menunjukan rasa tanggung jawab atas perbuatannya demikian juga saat dan setelah terjadi kecelakaan.
3. Bahwa oleh karena hal-hal tersebut diatas Majelis tidak sependapat dengan Oditur Militer penjatuhan lamanya pidana bagi pidana oleh karenanya Majelis perlu menurunkanlamanya hukuman bagi Terdakwa.
Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa melakukan tindak pidana karena Terdakwa kurang memperhatikan akan keselamatan saat akan dan sedang mengemudi kendaraan bermotor karena adanya sifat yang mengampangkan dan meremehkan segala sesuatu.
2. Bahwa Terdakwa tidak atau kurang menghargai orang lain yang juga memiliki hak yang sama dalam berlalu lintas hal ini nyata dengan kondisi jalan yang menurun,licin, jalan yang menikung dan banyaknya orang berlalu lintas didaerah Skylan sementara Terdakwa mengemudi dengan kecepatan yang cukup membahayakan keselamatan diri dan orang lain, hal ini sangat bertentangan dengan jiwa Prajurit TNI yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat terutama dalam berlalulintas.
3. Bahwa perbuatan ketidak hati-hatian dan ugal-ugalan dalam berlalulintas telah mengakibatkan banyak korban luka-luka dan kerusakan kendaraan milik orang lain oleh karenanya kepada Terdakwa perlu diberikan hukuman keras dan tegas setimpal dengan perbuatannya agar Terdakwa bisa memahami bahwa perbuatannya tersebut telah merugikan masyarakat dan TNI dengan pemberian hukuman ini akan memerikan dampak bagi prajurit TNI yang lain agar tidak melakukan atau mencoba-coba melakukan perbuatan yang sama atau perbuatan yang lain yang melanggar Hukum.
Menimbang : Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi prajurit yang baik sesuai falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :
Hal-hal yang meringankan :
1. Bahwa Terdakwa berterus terang dalam persidangan sehingga mempercepat proses persidangan
2. Bahwa Terdakwa merasa bersalah, menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan melaukan perbuatan yang sama.
3. Bahwa Terdakwa ikut membantu korban kecelakaan pada saat kejadian dan juga ikut meringankan biaya pengobatan korban sebesar 10 juta rupiah.
Hal-hal yang memberatkan :
1. Perbuatan Terdakwa merusak citra TNI-AD khususnya nama baik kesatuannya.
2. Perbuatan Terdakwa sangat bertentangan dengan 8 wajib TNI.
3. Perbuatan Terdakwa telah menimbulkan kerugian di masyarakat
Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum di bawah ini adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana maka ia harus
dibebani membayar biaya perkara.
Menimbang : Bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan perlu dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Menimbang : Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa :
Surat-surat :
a). 2 (dua) lembar Visum Et Repertum dari RS Bhayangkara Jayapura Nomor VER/02/I/2012 tanggal 18 Januari 2012 An. Glen. Adalah bukti petunjuk telah terjadi tindak pidana lalu lintas berakibat Luka yang dialami korban yang pada saat kejadian dibonceng oleh Ibunya Riantri Pane (Saksi-6)
b). 2 (dua) lembar Visum Et Repertum dari RS Bhayangkara Jayapura Nomor VER/03/I/2012 tanggal 18 Januari 2012 An. Sdri. Riantri Pane. Adalah bukti petunjuk telah terjadi tindak pidana lalu lintas berakibat Luka yang dialami korban yang pada saat kejadian saksi bersama anak bernama Glend berumur 4 tahun.
c). 2 (dua) lembar Visum Et Repertum dari RS Bhayangkara Jayapura Nomor VER/04/I/2012 tanggal 18 Januari 2012 An. Sdr Pilipus Patikuran. Adalah bukti petunjuk telah terjadi tindak pidana lalu lintas berakibat Luka dan patah tulang lengan kiri akibat menabrak Mitsubishi box hitam yang sudah terbalik akibat tabrakan beruntun yang diawali tabrakan Terdakwa dari belakang.
d). 2 (dua) lembar Visum Et Repertum dari RS Bhayangkara Jayapura Nomor VER/05/I/2012 tanggal 18 Januari 2012 An. Sdr Noverdo Salenussa (Edo).
e). 1 (Satu) lembar Visum Et Repertum dari RSUD Jayapura Nomor VER/335/39/I/2012 tanggal 21 Januari 2012 An. Sdr frangki Sindar.
Bahwa bukti surat berupa Hasil Visum et repertum menunjukan keadaan atau luka yang diakibatkan kelalaian Terdakwa yang terjadi di Daerah Skyline pada tanggal 13 Terdakwa
f). 2 (Dua) lembar Photo Mobil Mitsubhisi Coldiesel 3/4 Dump
Truk warna kuning Nopol DS 9670 JK.
g). 2 (dua) lembar photo copy SIM B1 Umum An.Rois dan
Kartu Tanda Prajurit TNI An. Rois.
h). 1 (satu) lembar foto copy STNK mobil Mitsuhbisi coldiesel 3/4 Dump Truk warna kuning Nopol DS 9670 JK An. Sunarto.
i). 4 (empat) lembar foto mobil Carry Pick Up warna hitam Nopol DS 8655 AD dan STNK An. Aneke Adriantje Sualang.
j). 4 (empat) lembar foto mobil Mitsuhbisi L 200 Box warna hitam Nopol DS 8328 A dan Sim B-1 Umum An. Frangky Sindar.
k). 5 (lima) lembar foto sepeda motor Honda Scopy warna putih Nopol DS 5345 AU, Sim C dan STNK An. Riantri Pane.
l). 4 (empat) lembar photo sepeda motor Honda Tiger Warna Hitam Nopol DS 5784 AC, Sim C An. Pilipus Patikuran dan STNK An. Yakobus Lelang S.Sos.
m). 4 (empat) lembar Berita Acara Penyitaan Barang Bukti.
n). 10 (sepuluh) lembar surat permohonan pinjam pakai barang bukti dan Berita Acara pinjam pakai Barang Bukti.
Oleh karena barang bukti surat-surat tersebut merupakan bukti petunjuk telah terjadinya Tindak Pidana yang dilakukan oleh Terdakwa sehingga memperkuat pembuktian unsur tindak pidana yang didakwakan, Majelis perlu menetapkan agar tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Mengingat : Pasal 310 Ayat (3) jo Pasal 229 Ayat (4) Undang – undang No.
22 tahun 2009, Serta ketentuan perundang undangan lain yang bersangkutan.