Pembahasan Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang diberikan berupa pendekatan inkuiri. Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan inkuiri adalah KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri untuk siklus 1 dan siklus 2 dengan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.
Prosedur tindakan penelitian menggunakan 2 siklus. Kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia saat pra siklus sebelum diberi tindakan pendekatan inkuiri, hasil belajar siswa yang mencapai KKM ≥ 80, sebanyak 3 siswa (23% dari seluruh siswa) dengan rata- rata hasil belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh yaitu 65,38.
Pembelajaran siklus 1 diberi tindakan pendekatan inkuiri, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 8 siswa dengan persentase 62% dri seluruh siswa dengan rata-rata belajar Bahasa Indonesia siklus 1 yang diperoleh yaitu 78,76. Pada pembelajaran siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 13 siswa (100% dari seluruh siswa). Rata-rata dari hasil belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh pada siklus 2 sebesar 84,92. Penelitian yang dilakukan pada siklus 2 sudah mencapai indikator kinerja.
Indikator kinerja dari hasil belajar Bahasa Indonesia, ditetapkan bahwa hasil penelitian dengan menggunakan tindakan pendekatan inkuiri dapat dikatakan berhasil, karena pada siklus 1 ketuntasan belajar telah mencapai minimal 62% dan siklus 2 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran mendasar yang sudah diajarkan sejak TK sampai dengan perguruan tinggi. Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, yakni mata pelajaran Bahasa Indonesia bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi dan belajar sastra berarti belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Dua peran penting tersebut merupakan kompetensi yang hendak dicapai dalam belajar Bahasa Indonesia. Salah satu pembelajaran yang berbasis penelitian adalah pembelajaran inkuiri. Oemar Hamalik (2012: 63) mengemukakan bahwa pendekatan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dan kelompok- kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Oemar Hamalik, menjelaskan bahwa fokus pembelajaran inkuiri menekankan pada pemecahan masalah melalui prosedur yang jelas. Melengkapi pendapat Oemar Hamalik, Piaget dalam Sofyan dan Lif (2010: 103), mendefinisikan bahwa pendekatan inkuiri sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang siswa ajukan.
Pembelajaran melalui pendekatan inkuri, siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Hasil penelitian telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa Pembelajaran melalui pendekatan inkuri, siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Hasil penelitian telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa
80 : 90 : 93 ; skor rata-rata 65,38 : 78,76 : 84,92 ; dan ketuntasan 23%. : 62%: 100%. Hasil penelitian terbukti bahwa tindakan inkuiri ini berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dapat memberikan kemampuan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah maupun untuk menyerap ilmu yang dipelajari lewat bahasa itu. Selain itu pembelajaran Bahasa Indonesia juga dapat membentuk sikap berbahasa yang positif serta memberikan dasar untuk menikmati dan menghargai sastra Indonesia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia perlu diperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai- nilai luhur bangsa, serta pembinaan rasa persatuan nasional. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan yang dirumuskan dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses (2016: 1).
Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia SD, dikembangkan mendasarkan pada Standar Proses. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah pada Bab III menjelaskan bahwa desain pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu dalam Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan RPP dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Sehingga pembelajaran di sekolah harus dirancang oleh guru agar siswa mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Salah satu pembelajaran yang mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat adalah pembelajaran melalui pendekatan inkuiri.
Penerapan melalui pendekatan inkuiri terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ini juga dialami penelitian yang terdahulu yaitu penelitian oleh Hartono 2016 dalam skripsi yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri”. Kelebihan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan keterampilan menulis eksposisi
pada siswa kelas V SD Negeri Karangasem IV No. 204 Surakarta melalui strategi pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat pada pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata proses belajar siswa secara klasikal adalah 72,22% dikategorikan cukup baik dan pada siklus II meningkat dari 72,22% menjadi 83,33% sehingga dikategorikan baik.
Peneliti lain adalah penelitian Singgih Winarso dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Sifat Cahaya dengan Metode Inkuiri”. Kelebihan penelitian inkuiri ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SD Negeri Sooka 1 Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan melalui pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan atau pada pra tindakan ketuntasan klasikal sebesar 46,7%, siklus 1 mencapai 73,3%, siklus 2 mencapai 80%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Uni Apriyani pada tahun 2013 melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Batuan”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep batuan melalui penerapan model pembelajaran inkuiri. Kelebihan dengan menerapkan inkuiri adalah dapat meningkatkan pemahaman konsep batuan melalui penerapan model pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran konsep batuan pada pra siklus ketuntasan klasikal baru mencapai 47,22% atau sekitar 17 siswa yang tuntas KKM, pada siklus 1 ketuntasan klasikal sebesar 72,22% atau sebesar 26 siswa tuntas KKM, dan siklus 2 ketuntasan klasikal mencapai 83,33%.
Penerapan pembelajaran melalui pendekatan inkuiri terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017.