BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Kecamatan Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 berlangsung tanpa rancangan dan desain pendekatan pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran yang berlangsung adalah berceramah sehingga pembelajaran cenderung monoton. Guru menyajikan materi yang abstrak. Misalnya pada materi yang dibahas pada saat itu adalah tentang pantun. Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebagian besar materi pantun disampaikan oleh guru dan siswa diminta membaca buku teks Bahasa Indonesia. Selama membaca materi pada buku teks Bahasa Indonesia tentang pantun, siswa tidak diminta untuk menandai istilah-istilah penting yang ada dalam buku teks, apalagi menggali isi dan amanat pantun seperti ciri-ciri pantun. Setelah membaca materi tentang pantun, siswa diminta mengerjakan soal-soal yang ada pada buku paket Bahasa Indonesia. Pada akhir pembelajaran materi tentang pantun, siswa memperoleh kesimpulan menggali isi dan amanat pantun dari kesimpulan yang dibuat oleh guru. Ketika guru menjelaskan kesimpulan dari pembelajaran menggali isi dan amanat pantun, 85% dari seluruh siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Tidak ada satupun siswa yang dilibatkan dalam membuat kesimpulan, yang nampak semua siswa diam dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui, yang nampak pada akhir pembelajaran siswa diminta mengerjakan soal evaluasi dari guru.

Kegiatan belajar siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan Bahasa Indonesia dari guru. Kegiatan belajar Bahasa Indonesia siswa seperti menggali isi dan amanat pantun tidak ada. Tidak dilakukan kegiatan kegiatan belajar Bahasa Indonesia dengan diskusi kelompok, apalagi merumuskan masalah dari kegiatan belajar siswa dalam menggali isi dan amanat pantun. Siswa tidak pernah mendapatkan permasalahan- permasalahan kontekstual dalam belajar Bahasa Indonesia, sehingga siswa tidak pernah belajar untuk mencari solusi menulis pantun yang baik ban benar sesuai dengan isi dan amanat pantun. Dalam kegiatan belajar Bahasa Indonesia, ada pembahasan tentang puisi Kegiatan belajar siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan Bahasa Indonesia dari guru. Kegiatan belajar Bahasa Indonesia siswa seperti menggali isi dan amanat pantun tidak ada. Tidak dilakukan kegiatan kegiatan belajar Bahasa Indonesia dengan diskusi kelompok, apalagi merumuskan masalah dari kegiatan belajar siswa dalam menggali isi dan amanat pantun. Siswa tidak pernah mendapatkan permasalahan- permasalahan kontekstual dalam belajar Bahasa Indonesia, sehingga siswa tidak pernah belajar untuk mencari solusi menulis pantun yang baik ban benar sesuai dengan isi dan amanat pantun. Dalam kegiatan belajar Bahasa Indonesia, ada pembahasan tentang puisi

Penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru pada pra siklus hanya di akhir pembelajaran saja, yaitu berupa tes tertulis. Guru hanya mengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif, sedangkan pengukuran sikap dan keterampilan tidak dilakukan. Jika hasil belajar hanya diukur dari nilai tes seperti yang dilakukan oleh guru pada pra siklus tanpa mengukur sikap dan keterampilan siswa, maka hasil belajar Bahasa Indonesia siswa berada di bawah KKM yang ditentukan, yaitu ≥ 80. Kondisi ini ditunjukkan secara rinci melalui tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SDN Siidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

13 100 Sumber: Data Sekunder

Jumlah

Tabel 4.1, menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor pra siklus tersebar antara skor 55 sampai skor 80. Penyebaran hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor terbentuk ke dalam 5 skor, yaitu skor terendah adalah 55, dicapai oleh 2 siswa (15% dari seluruh siswa). Skor 60 dicapai oleh 5 siswa (39% dari seluruh siswa). Skor 65 dicapai oleh 2 siswa (15% dari seluruh siswa). Skor 70 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa), dan skor 80 adalah skor tertinggi dicapai oleh

3 siswa (23% dari seluruh siswa). Penyebaran skor hasil belajar Bahasa Indonesia terbanyak terdapat pada kelompok skor 60 yaitu 39% dari seluruh siswa.

Distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus dapat disajikan dalam bentuk grafik garis, seperti disajikan pada gambar 4.1 berikut.

Skor Siswa

Gambar 4.1 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 2 Jaken Pati pra siklus, nampak bahwa skor terbanyak yang diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yaitu 5 dan sumbu X menunjukkan angka 60. Artinya sumbu X sebesar 60 adalah skor pencapaian tes oleh siswa dan sumbu Y pada skor 5 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 60 sebanyak

5 siswa. Skor tertinggi hasil belajar Bahasa Indonesia dicapai pada skor 80, yang diperoleh

3 siswa. Deskripsi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata secara rinci disajikan melalui tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

Deskripsi Skor

Skor Minimum

Skor Maksimum

Skor Rata-Rata 65,38 Sumber: Data Sekunder

Tabel 4.2 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Kecamatan Jaken Pati pra siklus dari tes sebesar 55, skor maksimum 80, dan skor rata-rata 65,38.

Hasil belajar Bahasa Indonesia jika ditinjau dari ketuntasan belajar, distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan disajikan melalui tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Pra Siklus

No Skor

10 77 Jumlah Siswa

Tidak Tuntas

13 100 Sumber : Data Sekunder

Siswa dikatakan tuntas apabila skor perolehan ≥ 80. Tabel 4.3 nampak bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5 pra siklus, siswa yang tuntas berjumlah 3 siswa (23% dari seluruh siswa), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan skor < 80 berjumlah 10 siswa (77% dari seluruh siswa).

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan pendekatan inkuiri, langkah awal yang dilakukan adalah merumuskan masalah pembelajaran. Dari hasil rumusan adalah pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara konvensional dengan menggunakan metode ceramah. Kemudian permasalahan pembelajaran dianalisis, hasil analisis menunjukkan bahwa siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 memiliki permasalahan dalam pembelajaran yang terkait dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan hasil belajar siswa. Permasalahannya adalah dalam mendesain pembelajaran tidak menggunakan pendekatan inkuiri. Di samping itu, dalam mengukur hasil belajar Bahasa Indonesia hanya menekankan pada aspek kognitif saja, sehingga siswa yang tuntas 23% dari seluruh siswa (3 siswa) dan yang tidak tuntas sebanyak 77% dari seluruh siswa (10 siswa) tidak tuntas dalam belajar Bahasa Indonesia. Hal ini nampak melalui tabel 4.1 dengan skor rata-rata mencapai 65,38 yaitu skor yang berada di bawah KKM ≥ 80 dan skor minimum sebesar 55 yang jauh dari

KKM ≥ 80. Oleh karena itu, maka disusunlah desain pembelajaran yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan KD 3.7 Menguraikan konsep- konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri yang disajikan melalui lampiran 1.

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah melengkapi perangkat RPP yaitu menyiapkan materi teks nonfiksi, yang disajikan melalui lampiran 2, menyiapkan media berupa contoh teks nonfiksi disajikan melalui lampiran 3, membuat kisi-kisi pengukuran keterampilan menulis Bahasa Indonesia disajikan melalui lampiran 4, membuat instrumen butir soaal yang disajikan melalui lampiran 5, membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri yang disajikan dalam lampiran 8, dan membuat lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri yang disajikan dalam lampiran 9.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1 Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 7 November 2016 menggunakan KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Guru kelas 5 melaksanakan RPP yang telah disediakan dan dipelajari tentang materi teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri. Kegiatan pendahuluan, guru memberikan salam dan siswa menjawab salam dari guru, guru mengajak siswa berdo’a, guru dan siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, guru mengabsensi siswa dan siswa yang dipanggil namanya menunjukkan jarinya, guru belum mengatur tempat duduk siswa untuk belajar Bahasa Indonesia secara berkelompok. Guru belum meminta siswa menyiapkan alat tulis dan buku di meja. Dalam melakukan apersepsi seluruh siswa bernyanyi “Garuda Pancasila” bersama guru. Seluruh siswa nampak bersemangat untuk bernyanyi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks nonfiksi yang akan dicapai siswa Guru kelas 5 melaksanakan RPP yang telah disediakan dan dipelajari tentang materi teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri. Kegiatan pendahuluan, guru memberikan salam dan siswa menjawab salam dari guru, guru mengajak siswa berdo’a, guru dan siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, guru mengabsensi siswa dan siswa yang dipanggil namanya menunjukkan jarinya, guru belum mengatur tempat duduk siswa untuk belajar Bahasa Indonesia secara berkelompok. Guru belum meminta siswa menyiapkan alat tulis dan buku di meja. Dalam melakukan apersepsi seluruh siswa bernyanyi “Garuda Pancasila” bersama guru. Seluruh siswa nampak bersemangat untuk bernyanyi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks nonfiksi yang akan dicapai siswa

Kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa, nampak seluruh siswa aktif dalam pembentukan kelompok. Kemudian guru melakukan orientasi menulis konsep pada teks nonfiksi kepada siswa, nampak siswa menyimak naskah pidato, dan siswa diminta membaca teks halaman 15 buku Bahasa Indonesia 5 SD. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi. Setelah siswa menemukan teks nonfiksi, lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. N ampak seluruh siswa berfikir seperti yang diperintahkan guru. Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok m erumuskan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dengan cara mencari tahu bagian

menyusun teks pidato. Hasilnya siswa mampu merumuskan bagian menyusun teks pidato setelah berdiskusi dengan teman kelompoknya. Setelah selesai merumuskan, siswa diminta untuk merumuskan hipotesis konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi. Hasil rumusan hipotesis naskah pidato terdiri dari 3 bagian yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Nampak seluruh siswa serius dan aktif dalam merumuskan hipotesis secara berkelompok.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks nonfiksi yang baru saja dilakukan. Misalnya, dalam merumuskan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi, siswa masih mengalami kesulitan dalam merumuskan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi, serta apa yang akan dilakukan siswa selanjutnya. Setelah kegiatan refleksi, guru dan siswa menyimpulkan materi teks nonfiksi yang telah dipelajari, lalu siswa menyimak penjelasan guru tentang rencana pembelajaran berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan do’a.

Saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks nonfiksi dilakukan dengan cara memberi tanda check list ( √) pada lembar observasi yang telah disediakan Saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks nonfiksi dilakukan dengan cara memberi tanda check list ( √) pada lembar observasi yang telah disediakan

Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 9 November 2016, masih menggunakan KD 3.7 Menguraikan konsep- konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua siklus 1 ini dimulai dengan guru memberikan salam dan siswa menjawab salam dari guru, guru dan siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, guru mengabsensi siswa dan siswa yang dipanggil namanya menunjukkan jarinya. Guru sudah nampak mengatur tempat duduk siswa, dan guru juga sudah meminta siswa menaruh alat tulis siswa di meja. Guru nampak memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas siswa sebelum berangkat ke sekolah. Seluruh siswa nampak sahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan guru. Guru mengajak semua siswa tepuk tangan untuk menambah motivasi belajar siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa, seperti menyampaikan judul materi KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri. Nampak siswa memperhatikan penjelasan dari guru, guru tidak nampak memerinci langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

Kegiatan inti dilanjutkan dengan guru memberi teks pidato kepada siswa sebagai pengantar pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan 2. Nampak siswa membaca teks pidato dengan cermat. Namun masih ada siswa yang tidak memperhatikan sehingga guru harus memperingatkan dengan tegas. Selama membaca teks tentang

naskah pidato, siswa diminta untuk menandai isi pidato yang terdapat dalam bacaan. Dalam kegiatan menandai, nampak seluruh siswa berkonsentrasi memahami bacaan sambil mencari bagian-bagian menyusun teks pidato yang terdapat di dalam bacaan. Selama pembelajaran, siswa dilibatkan penuh, nampak guru selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab. Sehingga siswa dapat menulis teks pidato. Siswa dilibatkan penuh dalam kegiatan ini. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan guru meminta siswa menulis teks pidato dengan bahasa sendiri, dan memberi kesempatan kepada siswa secara bergantian untuk menyajikan tulisan teks pidato dalam bahasa sendiri. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan tanggapan kepada siswa yang telah menyajikan tulisan. Guru nampak menghubungkan materi pada hari itu dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah pembelajaran selesai, guru dan siswa nampak melakukan diskusi bersama untuk merumuskan definisi tentang teks pidato. Namun ada satu kegiatan yang tidak dilakukan oleh guru yaitu ada 2 siswa yang nampak tidak mengikuti aktivitas, tetapi masih sibuk bermain sendiri.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran, seperti melakukan tanya jawab interaktif dengan materi yang masih dianggap sulit dan diakhiri

dengan berdo’a bersama. Saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer, dengan cara memberi tanda check list ( √) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 8 dan lampiran 9). Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi tindakan inkuiri oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pmbelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

3. Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep- konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri siklus 1 selesai, maka dilakukan evaluasi pelaksanaan tindakan inkuiri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan menganalisis hasil pengamatan pelaksanaan Setelah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep- konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri siklus 1 selesai, maka dilakukan evaluasi pelaksanaan tindakan inkuiri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan menganalisis hasil pengamatan pelaksanaan

Tabel 4.4 Distribusi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Tahapan

Kegiatan

Kegiatan Inti

Kegiatan

Penutup Keterlaksaan Tindakan Pertemuan 1

Aktivitas

Pendahuluan

Terlaksana 3 60 5 71 1 100 Tidak Terlaksana

Terlaksana 4 80 5 83 1 100 Tidak Terlaksana

Sumber : Data Primer Keterangan: F= Frekuensi

Tabel 4.4, nampak bahwa hasil observasi pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks nonfiksi melalui pendekatan inkuiri yang dilakukan siswa pada siklus 1, yang meliputi pengamatan terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dengan pendekatan inkuiri dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

Pertemuan 1 kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan yaitu siswa memberi salam kepada guru, siswa dan guru berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing,

siswa terlibat dalam apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi, dan siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa adalah siswa memberi

salam dan berdo’a bersama guru sudah dilaksanakan siswa dengan baik, siswa sudah terlibat dalam apersepsi yaitu bernyanyi Garuda Pancasila dengan baik. Nampak dalam

aktivitas siswa belum menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran teks nonfiksi karena guru tidak menyampaikan, yang nampak guru langsung menyampaikan materi pembelajaran.

Kegiatan inti ada 7 kegiatan pendekatan inkuiri yang menjadi pengamatan observasi yaitu siswa membentuk kelompok, orientasi menulis konsep pada teks nonfiksi, siswa merumuskan masalah konsep-konsep pada teks nonfiksi, siswa merumuskan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi, siswa menyimak teks nonfiksi, siswa terlibat

dalam diskusi kelas, dan siswa nampak mengikuti aktifitas. Dari 7 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan 5 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan inkuiri, yaitu orientasi menulis konsep pada teks nonfiksi, merumuskan masalah konsep-konsep pada teks nonfiksi, merumuskan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-1 sudah dilakukan dengan baik oleh siswa, nampak bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran sudah tumbuh, dan siswa sudah berani dalam mengeluarkan pendapatnya. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu siswa belum menyimak media pembelajaran contoh teks pidato dan siswa tidak fokus mengikuti aktivitas belajar karena bermain sendiri dan tidak sungguh- sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Dalam kegiatan penutup, dari 1 kegiatan sudah dilakukan oleh siswa, yaitu kegiatan menyimak penegasan informasi guru dari materi menulis teks pidato.

Pertemuan 2, kegiatan pendekatan inkuiri siswa mengalami peningkatan, nampak pada tabel tabel 4.4, pada kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan yang dilaksanakan siswa dan 4 diantaranya sudah terlaksana yaitu siswa memberi salam kepada guru, siswa dan

guru berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, siswa terlibat dalam apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi, dan

siswa menyimak langkah-langkah pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa adalah siswa memberi salam dan berdo’a bersama guru sudah dilaksanakan siswa dengan baik, siswa terlibat dalam apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas sebelum berangkat ke sekolah. Guru sudah nampak memerinci tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi dengan menyampaikan judul materi pembelajaran KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri, namun guru tidak nampak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran konsep pada teks nonfiksi yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti ada 6 kegiatan pendekatan inkuiri yang menjadi pengamatan observasi yaitu siswa menandai konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, siswa membuat tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, siswa menyajikan tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, siswa menyimak teks nonfiksi, siswa terlibat dalam diskusi kelas, Kegiatan inti ada 6 kegiatan pendekatan inkuiri yang menjadi pengamatan observasi yaitu siswa menandai konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, siswa membuat tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, siswa menyajikan tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, siswa menyimak teks nonfiksi, siswa terlibat dalam diskusi kelas,

5 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan inkuiri, yaitu siswa menandai konsep- konsep yang saling berkatan pada teks nonfiksi, siswa membuat tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, dan siswa menyajikan tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-2 sudah dilakukan dengan baik oleh siswa, nampak bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran sudah tumbuh, dan siswa sudah berani dalam mengeluarkan pendapatnya. Namun ada 1 kegiatan yang belum dilaksanakan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu masih ada 2 siswa yang tidak mengikuti aktivitas karena masih sibuk bermain sendiri.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan tanya jawab materi yang masih dianggap sulit oleh siswa dan diakhiri dengan berdo’a bersama. Distribusi aktivitas tindakan pendekatan inkuiri guru kelas 5 SD Negeri Sidoluhur

02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 secara rinci dapat disajikan melalui tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Distribusi Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Inkuiri Guru Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Tahapan

Kegiatan

Kegiatan Inti

Kegiatan

Penutup Keterlaksaan Tindakan

Tindakan Terlaksana 3 60 5 71 1 100 Tindakan Tidak Terlaksana

Tindakan Terlaksana 4 80 5 83 1 100 Tindakan Tidak Terlaksana

Sumber : Data Primer Keterangan : F = Frekuensi

Tabel 4.5, nampak bahwa hasil dari observasi tindakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang teks pidato yang dilakukan guru pada siklus 1, meliputi kegiatan pendahuluan, kegitan inti, dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

Pertemuan ke-1 kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan yaitu guru merespon salam dari siswa, guru bersama siswa berdo ’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, Pertemuan ke-1 kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan yaitu guru merespon salam dari siswa, guru bersama siswa berdo ’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing,

Kegiatan inti ada 7 kegiatan pendekatan inkuiri oleh guru yang menjadi pengamatan observasi yaitu guru memfasilitasi pembentukan kelompok masing-masing 4 siswa, guru memfasilitasi siswa orientasi menulis konsep pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi perumusan masalah konsep-konsep pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi perumusan hipotesis konsep-konsep pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi teks nonfiksi, guru memfasilitasi diskusi kelas, dan guru mendorong siswa beraktifitas. Dari 7 kegiatan tindakan inkuiri guru, yang telah dilaksanakan sebanyak 5 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan inkuiri. Namun ada 2 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu guru tidak mendorong siswa beraktifitas dalam kegiatan pembelajaran, dan guru tidak menegur siswa yang tidak menyimak media pembelajaran contoh teks pidato. Dalam kegiatan penutup dari 1 kegiatan sudah dilakukan oleh guru yaitu melakukan penegasan informasi dari materi menulis teks pidato.

Pertemuan 2, kegiatan pendekatan inkuiri guru mengalami peningkatan, nampak pada tabel tabel 4.4, pada kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan yang dilaksanakan guru dan 4 diantaranya sudah terlaksana yaitu guru merespon salam dari siswa, guru bersama siswa berdo ’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing, guru melakukan apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi, dan guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru adalah guru merespon salam siswa dan berdo ’a bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing, sudah dilaksanankan guru dengan baik. Guru sudah melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang aktivitas siswa sebelum berangkat ke sekolah. Guru sudah nampak memerinci tujuan pembelajaran konsep-konsep pada teks nonfiksi dengan menyampaikan judul materi pembelajaran KD

3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri, namun guru tidak nampak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran konsep pada teks nonfiksi yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti pada pertemuan 2 ada 6 kegiatan pendekatan inkuiri yang menjadi pengamatan observasi yaitu guru memfasilitasi siswa cara menandai konsep-konsep yang saling berkatan pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi siswa cara membuat tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, guru memfasilitasi siswa cara penyajian tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, guru memfasilitasi siswa teks nonfiksi, guru memfasilitasi diskusi kelas, dan guru mendorong siswa beraktifitas. Dari 6 kegiatan tersebut guru telah melaksanakan

5 kegiatan, 3 diantaranya merupakan kegiatan inkuiri, yaitu guru memfasilitasi siswa cara menandai konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, guru memfasilitasi siswa cara membuat tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri, dan guru memfasilitasi siswa cara penyajian tulisan nonfiksi dalam bahasa sendiri. Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-2 sudah dilakukan dengan baik oleh guru. Namun ada 1 kegiatan yang belum dilaksanakan guru yaitu mendorong siswa untuk beraktivitas, karena masih ada 2 siswa yang masih sibuk bermain sendiri dan guru tidak mengingatkan untuk berhenti bermain. Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran dengan tanya jawab materi yang masih dianggap sulit oleh siswa dan diakhiri dengan berdo’a bersama.

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati pada siklus 1 menggunakan pendekatan inkuiri meningkat. Kegiatan pendahuluan pertemuan 1 terlaksana 3 (60% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 kegiatan pendahuluan menjadi 4 (80% dari seluruh kegiatan). Kegiatan inti pertemuan 1 dari 7 kegiatan, terlaksana 5 (71% dari seluruh kegiatan) meningkat pada pertemuan 2 dari 6 kegiatan telaksana 5 (83% dari seluruh kegiatan), dan kegiatan penutup pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 sudah terlaksana semua (100%).

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 1

Hasil belajar Bahasa Indonesia pada siklus 1 diperoleh dari tes tertulis dan pengukuran keterampilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendekatan inkuiri, meliputi: orientasi menulis konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, Hasil belajar Bahasa Indonesia pada siklus 1 diperoleh dari tes tertulis dan pengukuran keterampilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendekatan inkuiri, meliputi: orientasi menulis konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi,

Tabel 4.6 Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

No Skor

Sumber: Data Primer

Tabel 4.6, menunjukkan bahwa distribusi skor hasil belajar siklus 1 antara 65-90 tersebar ke dalam 7 skor. Yaitu skor 65, dicapai oleh siswa sebanyak 3 siswa (23% dari seluruh siswa), skor 70 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa), skor 75 dicapai oleh

1 siswa (8% dari seluruh siswa), dan skor 80 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa), skor 85 dicapai oleh 4 siswa (31% dari seluruh siswa), skor 87 dicapai oleh 2 siswa (15% dari seluruh siswa), dan skor 90 dicapai oleh 1 siswa (8% dari seluruh siswa). Penyebaran skor hasil belajar Bahasa Indonesia terbanyak diraih oleh kelompok skor 85 yaitu 31% dari seluruh siswa. Hasil belajar siklus 1 ini, menunjukkan adanya kenaikan skor sebelumnya yaitu antara 65-90.

Distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siklus 1 disajikan dalam bentuk garafik garis, nampak seperti pada gambar 4.2 berikut.

4,5 4 3,5 a 3

sw 2,5 a h Si 2 Juml 1,5

1 0,5

65 70 75 80 85 87 90

Skor Siklus 1

Gambar 4.2 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati siklus 1, nampak bahwa skor terbanyak diperoleh siswa ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yaitu angka 4 dan sumbu X menunjukkan angka 85. Artinya sumbu X menunjukkan skor capaian hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebesar 85 dan sumbu Y menunjukkan angka 4 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 85. Skor tertinggi hasil belajar Bahasa Indonesia ditunjukkan oleh skor 90 pada sumbu X dan dicapai oleh 1 siswa yang ditunjukkan pada angka 1 pada sumbu Y.

Deskripsi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata secara rinci disajikan melalui tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-Rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Skor Minimum

90

Skor Maksimum

Skor Rata-Rata

78,76

Sumber: Data Primer

Tabel 4.7, nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati semester I tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1 dengan KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi, dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yaang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri dengan pendekatan inkuiri meningkat menjadi 65, dari sebelumnya yang hanya mencapai 55. Perolehan skor maksimum meningkat menjadi 90, dari sebelumnya yang hanya mencapai 80, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi 78,76, dari sebelumnya yang hanya mencapai 65,38. Perolehan skor menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang berlangsung tanpa rancangan dan desain pendekatan pembelajaran tertentu. Artinya peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 adalah signifikan atau bermakna.

Hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan belajar siswa secara rinci disajikan melalui tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

No Skor

Ketuntasan

Jumlah Siswa Persentase

1 > 80 Tuntas

5 38 Jumlah Siswa

Tidak Tuntas

13 100 Sumber : Data Sekunder

Tabel 4.8, nampak bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5 siklus 1 yang tuntas yaitu dengan skor > 80 berjumlah 8 siswa (62% dari seluruh siswa), sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan skor < 80 berjumlah 5 siswa (38% dari seluruh siswa).

Mendasarkan hasil belajar dari tabel 4.6 dan tabel 4.7, maka distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan siklus 1 ditunjukkan melalui gambar 4.3 berikut.

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 1

Gambar 4.3 nampak bahwa, hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 5, pada siklus 1 mencapai 62% (8 siswa) dari 13 siswa, dan 38% (5 siswa) dari 13 siswa tidak tuntas dalam belajar Bahasa Indonesia KD 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi dan KD 4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam tulisan

dengan bahasa sendiri. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan 80 (KKM ≥ 80). Keadaan ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan, yaitu dari 23% meningkat menjadi 62%, yang merupakan peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan ketuntasan yang signifikan, yaitu sebesar 39% dari seluruh siswa (5 siswa).

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus 2, mendasarkan pada hasil refleksi siklus 1, yaitu mengacu pada kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun perencanaan yang disiapkan adalah sama dengan yang telah dilaksanakan dalam siklus 1. Perbedaan yang muncul terletak pada KD yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, Tahap perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus 2, mendasarkan pada hasil refleksi siklus 1, yaitu mengacu pada kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun perencanaan yang disiapkan adalah sama dengan yang telah dilaksanakan dalam siklus 1. Perbedaan yang muncul terletak pada KD yang diberikan. Pada siklus 2 menggunakan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun,

Langkah yang ditempuh selanjutnya adalah menyusun lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi surat undangan ulang tahun melalui pendekatan inkuiri yang disajikan dalam lampiran 17, dan lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi surat undangan ulang tahun melalui pendekatan inkuiri yang disajikan dalam lampiran 18.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2 pada pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin, 14 Nopember 2016 dengan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pelaksanaan pembelajaran guru kelas 5 mengimplementasikan RPP yang telah disediakan. Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia materi surat undangan ulang tahun melalui pendekatan inkuiri berlangsung demikian yang dilakukan guru,

Kegiatan pendahuluan, guru memberikan salam; nampak siswa menjawab salam dari guru, guru mengabsensi siswa, nampak siswa sangat bersemangat; mengajak siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing; guru mengatur tempat duduk

siswa untuk belajar Bahasa Indonesia secara berkelompok. Guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dan buku di meja. Dalam melakukan apersepsi seluruh siswa bernyanyi “Selamat Ulang Tahun” bersama guru. Seluruh siswa nampak bersemangat untuk bernyanyi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang surat undangan ulang tahun yang akan dicapai siswa tentang surat undangan ulang tahun. Nampak siswa memperhatikan penjelasan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan siswa untuk belajar Bahasa Indonesia secara berkelompok. Guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dan buku di meja. Dalam melakukan apersepsi seluruh siswa bernyanyi “Selamat Ulang Tahun” bersama guru. Seluruh siswa nampak bersemangat untuk bernyanyi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang surat undangan ulang tahun yang akan dicapai siswa tentang surat undangan ulang tahun. Nampak siswa memperhatikan penjelasan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

Kegiatan inti, guru dan siswa sudah nampak melakukan langkah-langkah pendekatan inkuiri dengan lebih runtut dan utuh. Pendekatan inkuiri dimulai dengan guru memperlihatkan contoh surat undangan ulang tahun pada buku siswa, kemudian siswa menuliskan langkah-langkah menulis surat undangan ulang tahun, sesuai dari hasil penjelasan guru melalui penayangan gambar pada papan tulis. Guru membagi siswa ke dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa, nampak seluruh siswa aktif dalam pembentukan kelompok. Kemudian guru memberi teks surat undangan ulang tahun kepada siswa, dan siswa diminta membaca teks halaman 29. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk berfikir kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun. Nampak seluruh siswa berfikir seperti yang diperintahkan guru. Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok merumuskan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun. Setelah selesai merumuskan, siswa diminta untuk merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun. Nampak seluruh siswa serius dalam merumuskan hipotesis secara berkelompok. Kemudian guru meminta siswa menandai bagian-bagian dalam surat undangan ulang tahun. Nampak seluruh siswa aktif dalam melakukan kegiatan menandai tentang membuat surat undangan ulang tahun.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran Bahasa Indonesia tentang surat undangan ulang tahun yang dilakukan. Misalnya, dalam merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, siswa masih mengalami kesulitan dalam merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, serta apa yang akan dilakukan siswa selanjutnya. Setelah kegiatan refleksi, guru dan siswa menyimpulkan materi surat undangan ulang tahun yang telah dipelajari, seperti merumuskan masalah kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, menandai kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, menulis surat undangan ulang tahun dengan bahasa sendiri, lalu siswa menyimak Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran Bahasa Indonesia tentang surat undangan ulang tahun yang dilakukan. Misalnya, dalam merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, siswa masih mengalami kesulitan dalam merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, serta apa yang akan dilakukan siswa selanjutnya. Setelah kegiatan refleksi, guru dan siswa menyimpulkan materi surat undangan ulang tahun yang telah dipelajari, seperti merumuskan masalah kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, menandai kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, menulis surat undangan ulang tahun dengan bahasa sendiri, lalu siswa menyimak

Saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan aktivitas belajar guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi surat undangan ulang tahun dilakukan dengan cara memberi tanda check list ( √) pada lembar observasi yang telah disediakan dalam lampiran 17 dan 18. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan inkuiri oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan. Dari hasil observasi dapat diketahui yang menjadi kelemahan adalah guru tidak memerinci langkah- langkah pembelajaran dan kelebihannya adalah guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia tentang surat undangan ulang tahun yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung.

Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Nopember 2016 dengan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan. Kegiatan pendahuluan dalam pertemuan ke-2 hampir sama dengan yang dilakukan pada pertemuan ke-1, yang nampak berbeda adalah substansi materi yang diajarkan, kegiatan motivasi, dan langkah-langkah yang disampaikan guru. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua siklus 2 ini dimulai dengan guru memberikan salam; nampak siswa menjawab salam dari guru, guru mengabsensi siswa, nampak siswa sangat bersemangat; mengajak siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing; guru mengatur tempat duduk siswa untuk belajar Bahasa Indonesia secara berkelompok. Guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dan buku di meja. Guru nampak memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas siswa sebelum berangkat ke sekolah. Seluruh siswa nampak sahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan guru. Guru mengajak semua siswa tepuk tangan untuk menambah motivasi Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua siklus 2 ini dimulai dengan guru memberikan salam; nampak siswa menjawab salam dari guru, guru mengabsensi siswa, nampak siswa sangat bersemangat; mengajak siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing-masing; guru mengatur tempat duduk siswa untuk belajar Bahasa Indonesia secara berkelompok. Guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dan buku di meja. Guru nampak memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas siswa sebelum berangkat ke sekolah. Seluruh siswa nampak sahut-sahutan dalam menjawab pertanyaan guru. Guru mengajak semua siswa tepuk tangan untuk menambah motivasi

Kegiatan inti, dilanjutkan dengan guru memberi teks surat undangan ulang tahun kepada siswa sebagai pengantar pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan

2. Nampak siswa membaca teks halaman 50 materi surat undangan ulang tahun dengan cermat. Selama membaca, siswa diminta untuk menandai isi surat undangan yang terdapat dalam bacaan. Dalam kegiatan menandai, nampak seluruh siswa berkonsentrasi memahami bacaan sambil mencari bagian-bagian atau langkah-langkah menulis teks surat undangan ulang tahun yang terdapat di dalam bacaan. Selama pembelajaran, siswa dilibatkan penuh, nampak guru selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab. Sehingga siswa dapat menulis teks surat undangan ulang tahun. Guru nampak menghubungkan materi pada hari itu dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah pembelajaran selesai, guru dan siswa nampak melakukan diskusi bersama untuk merumuskan definisi tentang teks surat undangan ulang tahun.

Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran, seperti melakukan tanya jawab interaktif dengan materi yang masih dianggap sulit. Saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer, dengan cara memberi tanda check list ( √) pada lembar observasi yang telah disediakan (lihat lampiran 17 dan 18). Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi tindakan inkuiri oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pmbelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

3. Releksi

Setelah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan KD 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun dan KD 4.9 Membuat surat undangan ulang tahun, dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan, yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan telah terlaksana, meliputi observasi terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Aktivitas pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang dilakukan oleh guru pada pertemuan ke-1 dan ke-2, seluruh kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelebihan yang nampak dari guru adalah telah melakukan seluruh kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan melalui pendekatan inkuiri sudah baik. Aktivitas tindakan inkuiri pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, seluruhnya sudah dilaksanakan oleh guru, baik pada pertemuan ke-1 maupun pertemuan ke-2.

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 2

Hasil belajar pada siklus 2 diperoleh dari tes tertulis, pengukuran sikap dan keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran inkuiri, meliputi orientasi menulis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, merumuskan masalah kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, merumuskan hipotesis kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, menandai kalimat efektif dan ejaan dalam surat undangan ulang tahun, menulis surat undangan ulang tahun dalam bahasa sendiri, dan menyajikan tulisan surat undangan ulang tahun dalam bahasa sendiri. Hasil belajar Bahasa Indonesia suklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Berdasarkan Skor Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati Siklus 2

Sumber: Data Primer

Tabel 4.9, menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siklus 2 antara 80-93 tersebar ke dalam 7 skor. Yaitu skor 80, dicapai oleh siswa sebanyak 2 siswa (15% dari seluruh siswa), skor 82 dicapai oleh 2 siswa (15% Tabel 4.9, menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siklus 2 antara 80-93 tersebar ke dalam 7 skor. Yaitu skor 80, dicapai oleh siswa sebanyak 2 siswa (15% dari seluruh siswa), skor 82 dicapai oleh 2 siswa (15%

93. Distribusi hasil belajar Bahasa Indonesia berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Jaken Pati pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 siklus 2 disajikan dalam bentuk garafik garis, seperti disajikan pada gambar 4.4 berikut.

Skor Siklus 2

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Jigsaw bagi Siswa Kelas V SDN 1 Tawangharjo Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 56

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Creative Problem Solving pada Siswa Kelas 5 SDN Blaru 02 Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelaj

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Creative Problem Solving pada Siswa Kelas 5 SDN Blaru 02 Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2016 / 2017

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Creative Problem Solving pada Siswa Kelas 5 SDN Blaru 02 Kabupaten Pati Semester I Tah

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Creative Problem Solving pada Siswa Kelas 5 SDN Blaru 02 Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2016 / 2017

0 0 46

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS 5 SDN BLARU 02 KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Creative Problem Solving pada Siswa Kelas 5 SDN Blaru 02 Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2016 / 2017

0 1 67

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia SD - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Pati Semes

0 0 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Inkuiri Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidoluhur 02 Pati Semester

0 0 22