RANCANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD

RANCANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD

Disusun oleh : Abdillah Mega A (210210130039) Syaripah Liza Nurfatia (210210130042) Salma Hirzi Amrina (210210130045) Fiona Darlene Raisa (210210130059) Raihan Shadiqi Dalida (210210130062) M. Ghifari Akbar (210210130066) Diky Septiansyah (210210130071)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perkembangan Information, and Communication Technology (ICT) yang amat pesat turut membawa perubahan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk perpustakaan. Pemanfaatan ICT dalam mengelola dan menjalankan pelayanan, mampu meningkatkan kualitas layanan terhadap pemustaka. Melalui pemanfaatan ICT, pekerjaan akan menjadi lebih mudah, misalnya saja kemudahan dalam pencarian informasi dan koleksi. Selain mudah tentunya menjadi lebih cepat dalam berbagai pekerjaan. Kehadiran ICT di era globalisasi saat ini membawa pengaruh di bidang perpustakaan, sehingga saat ini dikenal istilah perpustakaan digital.

Menurut Tabata Kouichi (1996) , bahwa yang disebut digital library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar , suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer.Zainal A. Hasibuan (2005) mengatakan, bahwa digital library atau perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan. Sedangkan, menurut Ismail Fahmi (2004) mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah system yang terdiri dari perangkat hardware, software, koleksi elektronik, staf pengelola, pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan berbagai jenis teknologi informasi.

Dari definisi diatas, penulis berpendapat bahwa perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang memiliki koleksi digital dan proses pengelolaan serta layanannya berupa kumpulan data digital. Untuk kemudahaan pengaksesan dan penggunaannya maka dibutuhkan jaringan internet yang terhubung pada server.

Saat ini perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad, sudah menerapkan konsep perpustakaan digital. Menggunakan katalog online seperti OPAC untuk menginput data koleksi dan database pencarian koleksi. Selain itu, banyak koleksi digital yang dimiliki, seperti CD pembelajaran dan praktikum, CD karya penelitian mahasiswa dan dosen. Alat digitalisasi seperti scanner juga sudah dimiliki. Dari sisi jaringan internet pun baik. Walaupun secara keseluruhan perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpaddapat dikatakan sudah baik. Namun, ada beberapa kendala yang menyebabkan semua system menjadi terhambat bahkan sudah berbulan-bulan tidak berfungsi.

Dalam makalah ini, penulis memaparkan gambaran umum lokasi observasi, beserta keunggulan dan kelemahan perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan narasumber (pustakawan). Melalui Analisis SWOT, penulis mencoba membuat rancangan pengembangan perpustakaan digital untuk perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana kondisi internal perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadajaran?

b. Apa kendala dalam kegiatan di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad?

c. Bagaimana rancangan pengembangan perpustakaan digital yang sesuai dengan kondisi perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad?

1.3. Tujuan

a. Menganalisis lembaga melalui analisis SWOT.

b. Merancang pengembangan perpustakaan digital sesuai kondisi lembaga.

c. Merekomendasi rancangan pengembangan perpustakaan digital yang dapat diaplikasikan oleh lembaga.

1.4. Manfaat

a. Memperoleh wawasan mengenai ilmu manajemen perpustakaan dan pengembangan perpustakaan digital berdasarkan kondisi perpustakaan yang bersangkutan.

b. Bahan masukan bagi pihak perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad dalam meningkatkan kualitas dan mutu layanan.

1.5. Metode Pengambilan Data

a. Wawancara Wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan secara lisan meliputi komponen-komponen perpustakaan digital yang ada di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad serta masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya.

b. Observasi

Observasi yang dimaksud adalah peneliti mengumpulkan data dengan mengamati kondisi perpustakaan dan perilaku individu-individu yang berada di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Perpustakaan Digital Menurut Tabata Kouichi (1996), bahwa yang disebut digital library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baikitu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer.

Definisi lain yaitu “Perpustakaan digital merupakan sebuah system perpustakaan yang menggunakan elektronik dalam menyampaikan informasi dari sumber yang dimiliki dan menggabungkan koleksi-koleksi, layanan dan sumber daya manusia untuk mendukung penuh siklus penciptaan diseminasi , pemanfaatan dan penyimpanan data informasi, serta pengetahuan dalam format digital yang telah dievaluasi, diatur, diarsip dan disimpan, melalui computer stand alone, intranet atau internet (Susanto, Setyo E, 2010 : 17).

Sehingga, dapat dikatakan bahwa perpustakaan digital merupakan perpustakaan modern yang menggunakan sistem otomasi dalam operasionalisasinya dan memiliki koleksi bahan pustaka yang mayoritas dalam bentuk format digital, yang disimpan dan dapat diakses melalui komputer.

2.2. Karakteristik Perpustakaan Digital Chowhdury and Chowdhury yangmendeskripsikan karakteristik perpustakaan digital adalah sebagai berikut :

a. Perpustakaan digital berisi berbagai sumber-sumber informasi digital baik itu berupa teks, gambar, audio, maupun video.

b. Perpustakaan digital mengurangi kebutuan teradap ruang fisik sebagaimana untuk membangun dan memelihara perpustakan tradisional.

c. Pengguna perpustakaan digital bisa tersebar di manapun di dunia.

d. Pengguna perpustakaan digital memungkinkan membangun koleksi pribadi mereka dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan digital. (personalisasi).

e. Perpustakaan digital menyediakan akses ke berbagai bentuk sumber-sumber informasi yang mungkin terletak di server yang berbeda, dan oleh karena itu

f. Beberapa pengguna bisa menggunakan sumber informasi yang sama pada waktu yang sama di mana ini tidak mungkin terjadi dalam perpustakaan tradisional (ada resource sharing dan sifatnya yang simultanously).

g. Perpustakaan digital mempunyai perubahan paradigma yang tidak saja dalam penggunaan informasi (dari print ke digital), tetapi juga paradigma dalam konsep kepemilikan (ownership). Banyak perpustakaan digital yang menyediakan akses ke materi-materi yang tidak mereka miliki, baik yang bisa diperoleh secara gratis maupun berbayar (access vs ownership).

h. Perpustakaan pada tahun-tahun yang lalu mempunyai kebijakan pengembangan koleksi seperti mekanisme penyaringan (seleksi) yang baik. Staff perpustakaan tidak perlu menyediakan koleksi jika koleksi tersebut sudah tersedia di tempat lain. Mereka hanya menyeleksi yang sesuai dengan target pengguna. Perpustakaan digital harus bisa meng-handel sumber-sumber informasi dari berbagai bahasa.

i. Perpustakaan digital mensyaratkan perantara manusia secara tidak langsung, oleh karena itu mekanisme kepatutan menempatkan ruang untuk mendukung pemakai dengan semua level yang berbeda dari IT, subjek, dan kemampuan bahasa. (ada standarisasi/interoperability). j. Perpustakaan digital harus diikuti dengan fasilitas untuk mencari (searching) dan temu kembali (retreieval) yang lebih baik. k. Informasi digital bisa dipandang dan digunakan oleh masyarakat yang berbeda sesuai dengan kebutuhan individu mereka. l. Perpustakaan digital bisa memutus hambatan waktu, ruang, dan bahasa. Idealnya, pengguna-pengguna dari berbagai tempat di dunia bisa menggunakan perpustakaan digital kapan saja dan dari berbagai bahasa. Tedd dan Large (2005) membuat karakteristik perpustakaan digital lebih sederhana

yaitu :

a. Harus mempunyai sumber informasi elektronik.

b. Berada pada jaringan yang tersebar.

c. Memiliki konten baik data maupun metadata.

d. Koleksinya diseleksi dan diorganisir untuk komunitas pengguna.

e. Perpustakaan digital bisa memperluas, meningkatkan atau mengintegrasikan berbagai betuk istitusional termasuk perpustakaan, museum dan lembaga arsip.

2.3. Tujuan Perpustakaan Digital Tujuan perpustakaan digital menurut Association of Research Libraries (ARL), 1995, adalah sebagai berikut :

a. Untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang cara mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi informasi dan pengetahuan dalam format digital.

b. Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di semua sektor.

c. Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.

d. Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian, perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.

e. Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang penting.

f. Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.

2.4. Komponen Perpustakaan Digital

2.4.1. Brainware Brainware dapat diartikan sebagai sumberdaya pengetahuan yang ada dalam diri pegawai perpustakaan baik secara individu atau keseluruhan. Sumberdaya ini bermacam-macam jenisnya, untuk perpustakaan digital diperlukan pengetahuan dasar yaitu penggunaan komputer serta pengetahuan data digital.

Secara keseluruhan , sumber daya yang dibutuhkan adalah (Pendit , 2007 : 187-189) :

a. Database Administrator (DBA) , bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional dari basis data. Membackup agar data selalu aman dan recovery jika terjadi kerusakan data.

b. Network Administrator , bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional jaringan komputer di dalam lingkungan organisasi. Jika jaringan komputer tidak dapat beroperasi maka praktis pengguna tidak akan bisa mengakses komputer-komputer yang ada.

d. Web Master, bertugas menjaga agar website beserta seluruh halaman di dalamnya tetap beroperasi sehingga bisa di akses oleh pengguna. Sehingga jika ada masalah website maka web master lah yang bertanggung jawab untuk menanganinya.

e. Web Designer / Content Developer, bertanggung jawab untuk merancang tampilan website sekaligus mengatur isi website.

2.4.2. Software Software merupakan perangkat lunak yaitu sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data tersebut dapat berupa program atau int ruksi yang akan menjalankan suatu perintah.“Sebuah perpustakaan digital paling tidak memiliki dua perangkat lunak yang utama, yaitu perangkat lunak untuk penyimpanan koleksi dan perangkat lunak untuk pencarian koleksi” (Pendit, 2007 : 185).

Untuk penyimpanan koleksi, dibutuhkan sebuah sistem manajemen basis data yang mendukung proses penambahan, pengubahan, penghapusan, termasuk juga pencarian koleksi lebih cepat. Software ada dua jenis, yaitu yang bersifat proprietarydan open source (Pendit , 2007 : 185, 195).

a. Proprietary Software Merupakan perangkat lunak yang hak ciptanya dimiliki oleh perusahaan (atau bisa juga individu), dipasarkan secara komersil dan biasanya source code tidak diberikan.

b. Open Source Software/Free Software Merupakan perangkat lunak yang kode pemogramannya dapat dilihat dan memberikan kebebasan bagi para pemogram untuk melihat, mengubah dan mendistribusikan kembali perangkat lunak tersebut.

Beberapa jenis software yang ada di pasaran :

a. SLIMS (Senayan Library Management System) SLIMS adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan dan digunakan oleh Perpustakaan

Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan Nasional. Aplikasi SLIMS dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. ( http://perpustakaan.kemdikbud.go.id/perpus/?page_id=224 diakses pada

02 Desember 2015).

b. Greenstone Greenstone merupakan software yang dikembangkan melalui proyek pengembangan perpustakaan Digital New Zealand (New Zealand Digital Library Project) dibawah koordinasi Ian H. Witten dari University of Waikato New Zealand tahun 2004. Greenstone Digital Library Software(GDLS) juga merupakan suatu softwarebersifat “free open- source ”yang dapat digunakan untuk pengembangan layanan perpustakaan digital. Untuk dapat menjalankan aplikasi ini, GSDL mensyaratkan Apache Web Server atau MS Internet Information Server dan Java Runtime Environment

c. OpenBiblio Merupakan perangkat lunak otomasi perpustakaan berbasis web. Software ini merupakan hasil karya dari Dave Stevans. OpenBiblio menyediakan menu Online Public Access Catalog (OPAC), sirkulasi (circulation), katalogisasi (cataloging), laporan (report) serta menu admin. Berbagai menu-menu tersebut terintegrasi dalam sistem yang dibangun oleh software ini, sehingga satu menu akan berpengaruh terhadap menu yang lain. ( http://obiblio.sourceforge.net ).

2.4.3. Hardware Hardware merupakan perangkat keras yang meliputi computer, berbagai jenis scanner (yang digunakan sebagai alat dalam proses digitalisasi), CD-ROM. Pada hardware yang harus diperhatikan adalah kapasitas penyimpanannya. Terutama computer server, sebagai induk dari berbagai computer. Selain digunakan sebagai media penyimpanan, hardware juga berfungsi sebagai pengolahan data digital, yaitu mengalih bentukkan format tercetak ke format digital.

2.4.4. Netware Netware merupakan perangkat jaringan dengan sistem intranet maupun internet harus ditingkatkan luas jangkauannya. Hal ini dapat dilakukan melalui kabel, fiber optic atau wireless. Untuk menghasilkan kecepatan transfer data yang baik, karena aliran data yang dilewatkan bukan hanya data teks, suara dan gambar. Tetapi juga mencakup data video.

2.4.5. Dataware Dataware adalah seperangkat data yang membentuk berbagai gugusan informasi yang siap untuk diakses oleh para pengguna. Ukuran dari sisi data akan berpengaruh pada proses pengaliran data baik pada proses pengolahan maupun proses pelayanan.

2.4.6. Enviromentware Meliputi kondisi tempat dan lingkungan sekitar maupun budaya masyarakatnya (pegawai dan pengguna), dimana perpustakaan digital akan banyak menggunakan sarana elektronik sehingga memerlukan kondisi yang kondusif , baik dari segi suhu udara, kelembaban, listrik dan lain-lain.

2.5. Koleksi Perpustakaan Digital Dalam Dictionary for Library and Information Science koleksi digital didefinisikan sebagai : “a collection of library or archival materials converted to machine- readable format for preservation or to provide electronic access.. also library materials produced in electronic formats, including e-zines, e-journals, e-books, reference works published online and on CD-ROM, bibliographic database and other web-based resource ..”

Artinya, koleksi digital adalah koleksi perpustakaan atau arsip yang dikonversikan ke dalam format yang terbaca oleh mesin untuk tujuan pelestarian atau penyediaan akses elektronik. Juga termasuk materi yang diproduksi dalam bentuk elektronik, mencakup e- zines, e-journals, e-books, karya referensi yang dipublikasikan secara online dan dalam CD-ROM, database bibliografi, dan sumber-sumber berbasis web lainnya.

Berdasarkan sifat media sumber informasi dan isinya, koleksi digital dibedakan menjadi (Pendit, 2007:70).

b. Sumber daya metadata, termasuk perangkat lunak digital berbentuk katalog, indeks, dan abstrak, atau sumber daya yang menyediakan informasi tentang informasi lainnya.

c. Bahan-bahan multimedia digital.

d. Aneka situs di internet.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI OBSERVASI

Pada 18 November 2015 lalu, kami melakukan wawancara kepada seorang pustakawan di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad. Beliau bernama Nana Sanusi, S.Pd. Beliau merupakan pustakawan berlatar pendidikan S1 Perpustakaan, dan telah bekerja menjadi pustakawan selama 30 tahun. Melalui wawancara dengan beliau kami mendapatkan informasi mengenai gambaran umum lokasi observasi kami. Berikut beberapa poin yang berhubungan dengan rancangan pengembangan perpustakaan digital di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad.

a. Sumber Daya Manusia Perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad memiliki enam orang staf dan satu pustakawan yaitu Pak Nana Sanusi S,Pd. Bidang pengolahan dan pelayanan masing- masing dikerjakan oleh dua orang, dan bagian referensi dan layanan khusus masing- masing dikerjakan oleh satu orang.

Dari total keseluruhan, yaitu tujuh orang, yang berlatar belakang pendidikan S1 Perpustakaan, hanya satu orang yaitu pustakawannya, dan D3 Perpustakaan ada satu orang. Lainnya berpendidikan S1 Non Perpustakaan ada dua orang, dan mengikuti pelatihan perpustakaan.Melalui pelatihan perpustakaan hampir semua staff dapat mengoperasikan sistem di perpustakaan, misalnya menginput data ke komputer, mengakses katalog online (OPAC).

Namun, kendala yang ditemukan saat ini adalah ketika sistem error tidak ada tenaga teknis yang mampu memperbaikinya. Karena pelatihan yang sudah diberikan pun tidak mengajarkan bagaimana cara memperbaiki sistem yang error. Oleh karena itu, dari lima bulan kebelakang hingga sekarang sistem yang error belum bisa kembali beroperasi. Hal ini menghambatsemua kegiatan online di perpustakaan, termasuk website yang telah dibuat oleh pihak perpustakaan. Website ini bertujuan agar semua kegiatan terintegrasi secara online dan kemudahan dalam kegiatan baik itu sirkulasi, retrieval infomasi dan pencarian koleksi. Akibat sistem error , website pun tidak dapat berfungsi.

b. Sarana dan Prasarana Perpustakaan digital yang dikenal merupakan perpustakaan yang sangat erat kaitannya dengan teknologi. Bermacam teknologi dimanfaatkan untuk kemudahan dalam kegiatan di perpustakaan. Perpustakaan digital minimal memiliki sarana dan prasarana seperti seperangkat komputer dan jaringan internet.

Menurut hasil pengamatan, kami tidak menemukan perangkat komputer layanan multimedia di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad. Hal ini dikonfirmasi oleh Pak

Nana, bahwa :“komputer di perpustakaan sebenarnya ada, tetapi sedang dipinjam oleh laboratorium komputer, dan sampai saat ini belum dikembalikan. Namun, ini tidak menjadi masalah berarti karena rata- rata mahasiswa sudah membawa laptop sendiri.” Walaupun tidak disediakan komputer, setidaknya masih ada beberapa meja yang disediakan di sana, dan sudah ada dilengkapi stop kontak sebagai fasilitas untuk mengecas baterai laptop.

Perpustakaan ini memiliki layanan audiovisual yang tersedia di Audio Room. Ruangan ini bukan sekedar ruangan yang terpisahkan oleh sekat, melainkan ruang khusus. Koleksi-koleksi digital perpustakaan disimpan dalam ruangan ini. Untuk kemudahan akses, maka disediakan satu komputer di dalam ruangan tersebut dan perangkat earphone. Terdapat juga sebuah meja besar untuk diskusi dan perangkat proyektor, apabila ingin melihat gambar lebih besar. Tersedianya sarana dan prasarana dalam ruangan ini, menjadi nilai plus bagi perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad.

Guna mendukung kegiatan digitalisasi, maka di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad sudah dilengkapi dengan scanner. Namun, scanner ini jarang sekali digunakan. Scanner digunakan untuk mengalihbentukkan dokumen seperti karya penelitian dan beberapa buku referens , dari bentuk tercetak ke bentuk digital.

c. Koleksi Digital Seperti yang dibahas pada poin sebelumnya, bahwa perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad memiliki banyak koleksi digital. Koleksi digital yang dimaksud adalah CD pembelajaran dan praktikum yang diperoleh dari dosen dan buku teks berjumlah 77 judul, serta CD karya penelitian dosen dan mahasiswa.

Selain itu untuk kerjasama mendapatkan e-book dan e-journal, pihak perpustakaan bekerja sama dengan beberapa lembaga seperti Departemen Kesehatan, WHO di Jakarta, Clinical Key, British Medical Journal, Proquest dan Ebscohost.

Untuk saat ini perpustakaan melakukan digitalisasi pada koleksi seperti skripsi, thesis, disertasi dan koleksi referensi seperti dictionary, buku praktikum. Dalam proses digitalisasi, perpustakaan Fakultas Kedokteran menggunakan scanner.

d. Software Database yang digunakan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad menggunakan aplikasi SLIMS untuk menjalankan dan mengelola sistem di perpustakaannya. Adapun fitur-fitur dalam SLIMS adalah sebagai berikut :

 Online Public Access Catalog (OPAC) dengan pembuatan thumbnail yang di- generate on-thefly.

 Thumbnail berguna untuk menampilkan cover buku. 

Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat lanjut (Advanced Search).

 Detail record juga tersedia format XML (Extensible Markup Language) untuk kebutuhan web service.

 Manajemen data bibliografi yang efisien meminimalisasi redundansi data. 

Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General Material Designation), Tipe Koleksi, Penerbit, Pengarang, Lokasi, Supplier, dan lain-lain.

 Sirkulasi dengan fitur: Transaksi peminjaman dan pengembalian, Reservasi koleksi, Aturan peminjaman yang fleksibel, Informasi keterlambatan dan denda.

 Manajemen keanggotaan. 

Inventarisasi koleksi (stocktaking). 

Laporan dan Statistik. 

Pengelolaan terbitan berkala. 

Dukungan pengelolaan dokumen multimedia (.flv,.mp3) dan dokumen digital. Khusus untuk pdf dalam bentuk streaming.

 Beragam format bahasa termasuk bahasa yang tidak menggunakan penulisan selain latin.

 Menyediakan berbagai bahasa pengantar (Indonesia, Inggris, Spanyol, Arab, Jerman).

 Dukungan Modul Union Catalog Service. 

Counter Pengunjung perpustakaan. 

Member Area untuk melihat koleksi sedang dipinjam oleh anggota. 

Modul sistem dengan fitur: Konfigurasi sistem global, Manajemen modul, Manajemen User (Staf Perpustakaan) dan grup, Pengaturan hari libur, Pembuatan barcode otomatis, Utilitas untuk backup. Seperti yang telah disebutkan, bahwa sistem pengolahan seperti katalog, dalam

SLIMS ada yang dinamakan OPAC. OPAC adalah singkatan dari Online Public Access Catalogue. Menurut Horgan (1994,1) menyatakan OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi, dengan satu sisi masukan (input) yang menggabungkan pembuatan file yang tercantum dan indeks. Pengguna dapat menggunakan OPAC untuk menjawab

e. Situs Web Perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad sebelumnya telah mempunyai situs web yaitu www.elibfkunpad.ac.id . Situs web ini berisi berbagai informasi , seperti data peminjaman dan pengembalian, data koleksi perpustakaan, dan lain-lain. Situs web ini menggunakan jaringan intranet di perpustakaan. Namun, seperti yang telah disebutkan bahwa sistem di perpustakaan ini sedang mengalami error, hal ini juga berdampak pada situs web di perpustakaan. Situs web ini pun menjadi tidak dapat diakses dan dioperasikan karena belum ada perbaikan.

BAB IV ANALISIS SWOT

Dari hasil observasi dan wawancara dengan narasumber (pustakawan) maka dalam analisis swot ini disebutkan beberapa poin , yaitu sebagai berikut :

4.1. Strength (kekuatan)

a. Memiliki pustakawan yang berlatar pendidikan S1 Perpustakaan Salah satu kekuatan perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad adalah memiliki pustakawan yang kapabel dalam bidang perpustakaan, ini dikarenakan beliau berlatar pendidikan S1 Perpustakaan. Sehingga memiliki pengetahuan dasar bagaimana mengelola perpustakaan. Selain itu, staff lainnya pun sudah mendapatkan pelatihan menjadi pustakawan, sehingga dapat mengerjakan tugas sebagaimana mestinya.

b. Memiliki jaringan internet dengan kualitas baik Salah satu aspek penilaian perpustakaan digital adalah kualitas jaringan internet. Dalam hal ini perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad memiliki kualitas jaringan internet yang cukup baik. Sehingga memudahkan pemustaka untuk mengakses internet di perpustakaan ini.

c. Situasi yang kondusif dalam perpustakaan Situasi yang diciptakan dalam perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad sangat nyaman, jauh dari keramaian, sehingga keadaan disana menjadi sangat kondusif dan pemustaka dapat belajar dan membaca buku dengan konsentrasi penuh.

d. Memiliki banyak koleksi CD pembelajaran dan praktikum Fakultas Kedokteran Unpad termasuk fakultas yang banyak kegiatan praktikumnya. Untuk kelancaran kegiatan praktikum maka di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad, sudah disediakan berbagai macam koleksi CD dari berbagai sumber, baik dari internal maupun eksternal fakultas. Koleksi ini merupakan fasilitas yang dapat dijadikan unggulan di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad.

e. Telah memiliki situs web Situs web yang dimiliki merupakan salah satu fasilitas yang bernilai plus bagi perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad. Ini menandakan bahwa perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad, sudah berusaha membangun perpustakaan digital

4.2. Weakness (Kelemahan)

a. Sistem Error Beberapa fasilitas yang telah dipaparkan sebelumnya (pada point strength) menjadi nilai tambah bagi perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad. Namun, hal tersebut menjadi tidak berfungsi akibat sistem error. Permasalahan ini menjadi hambatan bagi semua sistem yang ada di perpustakaan, akibatnya sistem elektronik harus terpaksa diganti ke sistem manual. Ini membuat pekerjaan menjadi lebih rumit dan tidak praktis lagi.

b. Tidak memiliki tenaga teknis untuk perbaikan sistem yang error Walaupun memiliki pustakawan yang kapabilitas dalam bidang perpustakaan, sayangnya perpustakaan Fakultas Kedokteran belum memiliki tenaga teknis bidang IT. Sebelumnya pernah ada, namun berpindah tempat kerja. Sehingga sistem yang error saat ini belum bisa diperbaiki. Akibatnya semua sistem perpustakaan yang terintegrasi secara online pun, menjadi lumpuh, artinya tidak dapat berfungsi selama hampir lima bulan.

c. Tidak memiliki fasilitas komputer pada layanan multimedia Sangat disayangkan ketika disatu sisi memiliki kualitas jaringan internet yang cukup baik, dan memiliki koleksi CD yang banyak. Tetapi tidak difasilitasi dengan perangkat komputer untuk mengaksesnya. Perangkat komputer yang dimaksud adalah perangkat komputer yang disediakan untuk layanan multimedia. Dengan difasilitasi pemustaka akan lebih merasa dilayani dan mencapai kepuasannya.

4.3. Opportunity (Peluang) Fakultas Kedokteran merupakan salah satu yang terfavorit sehingga dapat menarik banyak pengunjung khususnya mahasiswa kedokteran dari universitas lain di luar Universitas Padjadjaran. Ini dikonfirmasi oleh pihak perpustakaan sendiri, bahwa banyak pengunjung yang berasal dari luar Universitas Padjadjaran. Hal ini menjadi peluang besar bagi pihak perpustakaan untuk menambah jumlah pengunjung perpustakaan. Oleh karenanya, perlu ada pembenahan dan perbaikan agar layanan di perpustakaan menjadi lebih baik lagi.

4.4. Threat (Ancaman) Jika permasalahan (sistem error) di perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad, tidak secepatnya diatasi. Ini akan menimbulkan masalah lainnya, yaitu pengelolaan data secara manual lebih lama dilakukan, dan sulit dikontrol. Selain itu, masalah pelayanan seperti katalog online OPAC yang tidak dapat digunakan, akan menurunkan jumlah pengunjung perpustakaan. Karena mereka akan mengalami kesulitan untuk mencari koleksi perpustakaan dan informasi lainnya. Penurunan jumlah pengunjung perpustakaan mungkin saja adalah akibat ketidakpuasan mereka terhadap layanan yang ada di perpustakaan.

BAB V RANCANGAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD

5.1. Sumber Daya Manusia Komponen yang paling penting dalam sebuah kegiatan adalah sumber daya manusia, yang mengatur dan mengoperasikan perangkat keras dan perangkat lunaknya. Tentunya ini juga menjadi sangat penting terutama dalam membangun dan menjalankan sebuh program perpustakaan digital. Dari permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, maka ditemukan bahwa inti kendala dari pengembangan perpustakaan digital adalah tidak adanya tenaga ahli bidang IT. Oleh karenanya, dapat segera diambil keputusan untuk open recruitmen pustakawan yang ahli bidang IT, dan menyekolahkan atau memberi kesempatan staf nya untuk mengikuti pelatihan IT khususnya untuk perbaikan sistem error.

5.2. Software Seperti yang sudah dikemukakan, bahwa perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad telah menggunakan sebuah software yaitu SLIMS. Selain gratis, jika SLIMS error, sudah ada beberapa panduan untuk perbaikannya. Informasi tersebut sudah tersebar dibeberapa website. Sehingga dapat membantu staff untuk proses perbaikan jika terjadi error. Untuk pengklasifikasian buku, bisa menggunakan E-DDC. Penggunaannya sangat mudah, hanya perlu memasukkan subjek, nomor pengklasifikasian akan muncul. Sehingga mengurangi resiko kesalahan pemberian nomor klasifikasi.

Selain itu kami menyarankan untuk mengadakan Multimedia Database (MMDB) dengan mengadakan system ini perpustakaan FK dapat memilki bentuk database yang berisi kumpulan data atau file multimedia tersebut. Dengan memiliki ini perpustakaan akan dengan mudah mencari dan menggunakan file multimedia yang dibutuhkan oleh pemustaka. Pemustaka pun akan meras terbantu dengan file-file multimedia yang disediakan oleh perpustakaan terlebih lagi sakarang ini memang sudah banyak file multimedia yang mendukung dalam pembelajaran, sehingga hal ini dibutuhkan oleh mahasiswa.

5.3. Sarana dan Prasarana

Meninjau dari sisi kelemahan perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad, yaitu dari fasilitas perangkat komputer. Maka perlu diadakan pengadaan fasilitas komputer. Namun, apabila hal itu tidak bisa dilakukan, sebaiknya meminta bagian laboratorium komputer untuk segera mengembalikan komputer yang dipinjam dari perpustakaan. Karena bukan berarti perpustakaan tidak membutuhkan komputer, komputer juga termasuk fasilitas penting untuk mendukung pencapaian kualitas yang baik di bidang pelayanan multimedia khususnya.

Selain scanner, diperlukan juga mesin fotokopi. Ini dimaksudkan untuk memfasilitasi di layanan referens. Seperti yang diketahui bahwa koleksi referens tidak dapat dipinjam ke rumah (luar perpustakaan), oleh karena itu disediakan mesin fotokopi untuk mengkopi beberapa halaman dari koleksi referens.

Komputer, scanner dan mesin fotocopy adalah alat yang membantu dalam pelaksanaan dan kegiatan yang ada diperpustakaan. Namun tidak hanya itu ada pula alat yang dapat memudahkan pustakawan untuk memudahkan peminjaman buku yaitu RFID Reader. Fungsi sistem RFID adalah dapat membaca tag atau barcode yang ada dalam buku dengan benar dan mengkomunikasikan hasilnya ke suatu basis data, hal ini memudahkan database buku yang dipinjam dan yang sudah dikembalikan.

5.4. Media Sosial Perpustakaan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh setiap fakultas untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya, dalam setiap kegiatannya banyak program-progma yang dimiliki oleh perpustakaan namun tidak di ketahui oleh mahasiswanya sehingga sangat disayang ketika program itu sudah namun tidak digunakan dengan maksimal oleh mahasiswa. Oleh karena itu media sosial dibentuk agar menjadi sumber informasi yang ada di perpustakaan kepada mahasiswanya sehingga menciptakan komunikasi dua arah yang member feedback positif untuk keduanya.

Media sosial ini akan menjadi media pemberitahuan tentang apa saja yang ada dalam perpustakaan mulai dari koleksi yang mereka miliki, akses baru untuk referensi pembelajaran hingga kegiatan yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut.

Untuk media yang akan dipilih adalah Official Line,karena Line sekarang ini adalah media sosial yang paling sering di akses oleh mahasiswa sehingga perpustakaan dapat dengan langsung melayani pemustakanya melalui media sosial ini.

5.5. Keuangan Melaui jasa fotokopi yang disebutkan sebelumnya, pihak perpustakaan dapat menarik biaya jasa fotokopi. Karena hampir di beberapa perpustakaan yang sulit berkembang, terjadi akibat kesulitan dalam keuangan. Oleh karenanya, diusulkan untuk mencari sumber dana alternatif untuk keuangan di perpustakaan. Selain melalui jasa fotokopi, perpustakaan dapat bekerja sama dengan beberapa penerbit, untuk menjualkan produk dari penerbit. Membuat sebuah corner yang berisikan koleksi-koleksi untuk diperjualbelikan. Walaupun tidak besar jumlahnya, setidaknya ada sumber pemasukan lain selain dari anggaran fakultas.

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan Perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang didalamnya terdapat koleksi- koleksi dalam format digital. Perpustakaan digital terdiri beberapa komponen, yaitu brainware, hardware, software, dataware, netware, dan environment. Semua komponen berkaitan dan menguatkan satu sama lain untuk kemudahan pengaksesannya. Perpustakaan Fakultas Kedokteran Unpad secara umum sudah mulai mengembangkan perpustakaan digital. Dengan didukung jaringan internet dan sumber-sumber informasi serta koleksi, perpustakaan ini memiliki nilai tambah. Namun, ada beberapa kendala mengakibatkan proses didalamnya menjadi terhambat. Kendala tersebut terletak pada sistem yang error dan belum ditangani hingga saat ini, karena tidak ada tenaga IT di perpustakaan yang mampu memperbaikinya.

6.2. Saran Beberapa kendala yang sudah disebutkan sebaiknya segera ditangani. Terutama pada kendala sistem error, bagaimanapun sistem merupakan sesuatu yang sangat penting karena berperan dalam pengelolaan data dan pelayanan pemustaka. Adapun yang dapat dilakukan adalah menyewa jasa perbaikan dari tenaga IT. Untuk jangka waktu panjang, bisa memberikan perlatihan staff untuk perbaikan sistem error atau merekrut pustakawan yang ahli di bidang IT. Segala permasalahan yang menghambat proses pelayanan harus segera ditangani, agar semua kegiatan di perpustakaan baik dalam organisasinya ataupun pelayanannya dapat berjalan lancar, dan pemustaka pun mencapai kepuasannya atas pelayanan yang diberikan.

74