Cerita Lalitavistara
2. Masa Kecil dan Remaja Pangeran Sidharth ā
Dalam episode ini dikisahkan masa kecil hingga remaja Pangeran Sidharth ā (Leber,2011). Adegan dimulai dari Ratu M āyādev berjalan di Taman Lumbin yang permai. Sebatang pohon Pl ākşa raksasa membungkuk di hadapan Ratu M āyādev untuk menghormati Sang Makhluk Agung yang segera dilahirkan. Saat bersalin Ratu M āyādev meraih satu cabang pohon, Boddhisatva lahir dari sisi kanan sang ibu tanpa menimbulkan rasa sakit.
Saat itu juga, Sang Mahkluk Agung, dengan ingatan dan pengetahuan yang lengkap, melangkah tujuh kali ke masing-masing arah mata angin. Pada saat Ia melangkah muncul sebuah teratai disetiap langkah kakinya.
Tujuh hari setelah kelahiran Pangeran Siddh ārtha, Ratu Māyādev meninggal dunia. Sejak saat itu, pangeran muda diasuh oleh bibinya, Mah āprajāpat Gautam . Pangeran Siddhārtha berprestasi baik di sekolah. Sejumlah kejadian istimewa mengukuhkan dirinya sebagai makhluk sempurna, seorang Buddha.
Pada usia tujuh tahun, Pangeran Siddh ārtha mendapatkan pengalaman meditasi yang mendalam untuk pertama kalinya. Pengalaman ini merupakan sebuah tanda bagi Raja Śuddhodana untuk mengambil langkah pencegahan agar Pangeran Siddh ārtha tidak meninggalkan istana dan melepaskan hak warisnya sebagai penerus takhta.
Salah satu bentuk pencegahan yang dimaksud ialah dengan menikahkan Pangeran Siddh ārtha dengan Gopā yang cantik dan menawan. Untuk mendapatkan Gop ā, Pangeran Siddhārtha harus membuktikan diri melalui berbagai adu kecerdasan dan ketangkasan. Salah satunya ialah dengan Salah satu bentuk pencegahan yang dimaksud ialah dengan menikahkan Pangeran Siddh ārtha dengan Gopā yang cantik dan menawan. Untuk mendapatkan Gop ā, Pangeran Siddhārtha harus membuktikan diri melalui berbagai adu kecerdasan dan ketangkasan. Salah satunya ialah dengan
b berbahagia dalam keme ewahan yang g terlindungi in secara ke etat.
Episode ini divisualis sasikan dala am 28 panil, , yaitu panil no. Ia 28 – Ia 55 (lihat
gambar 3.2 g 2). Dalam panil-panil tersebut terdapat s sejumlah to okoh yang diidentifikas d ikan sebaga ai berikut:
2 2.1 Brahm ā ā, Śiva, da an Vi şņu, p penggamba ran para d dewa terse ebut dapat diidentif fikasikan m elalui panil no. Ia 35 yang men ngisahkan p para dewa bersujud d di hadapa an Boddhisa atva. Ketiga a dewa dud uk dalam s sikap añjali
mudra m menghadap ke arah Pan ngeran Sidd h ārtha. Perh hiasan yang dikenakan para de ewa tersebut t serupa, te rdiri atas jat tamakuta, ka arna pushpa a, kundala, hara, ke eyura, kanka ana dan katis s ūtra (lihat fo oto 3.9 dan gambar 3.1 1).
Foto 3.9 Rel ief no seri Ia a 35
Doku umentasi: Pe enulis Doku umentasi: Pe enulis
keyura kankana katis ūtra
G Gambar 3.11 Jenis perh hiasan pada tokoh Dewa a, gambar fo to no 3.9
Sumb ber: Pleyte, 1 1901
2 2.2 R şi, pen nggambaran n R şi dapat diidentifikas sikan melalu ui deskripsi pada panil no. Ia
31, terda apat dua o orang R şi. Penggamb barannya b berjanggut, mengen nakan gelun g rambut da an aksamala a yang digun nakan sebag gai kalung, serta ka ankana (lihat t foto 3.10 d an gambar 3 3.12).
Foto 3.10
Relie ef no seri Ia 31
Dokum mentasi: Pen nulis Dokum mentasi: Pen nulis
Gambar 3.12 G Jenis perh hiasan pada a tokoh R şi, g gambar foto no 3.10
Sumb ber: Pleyte, 1 1901
2 2.3 Guru, V Vi v āmitra m merupakan g guru Panger ran Siddh ārt tha yang dig gambarkan pada pa anil no. Ia 3 37 dalam po sisi añjali m mudra ke ara ah sang pan ngeran dan berjang gut. Dikisah hkan guru te ersebut kag um akan pe engetahuan Pangeran Siddh ār rtha sehingg ga beliau ber rsujud kepad danya. Perh hiasan yang dikenakan oleh Vi v āmitra han nya kundala (lihat foto 3
3.11 dan gam mbar 3.13).
Foto 3.11
Rel ief no seri Ia a 37 Doku umentasi: Pe enulis Rel ief no seri Ia a 37 Doku umentasi: Pe enulis
G Gambar 3.13 3 Jenis perh hiasan pada tokoh Guru, , gambar fot o no 3.11
Sumb ber: Pleyte, 1 1901
2 2.4 Raja, p penggambar ran raja dap pat diidentif fikasikan m elalui deskr ripsi cerita panil no o. Ia 33 yang g menggam barkan Raja a Śudhodana a diapit oleh h beberapa pengaw wal dan daya ang-dayang . Perhiasan yang diken nakan raja t terdiri atas Jatamak kuta, kundal la, bhujanga avalaya, har ra, keyura, d dan kankana a (lihat foto
3.12 da n gambar 3. .14).
Foto 3.12
Reli ef no seri Ia 33 Doku mentasi: Pe nulis
Jata a makuta kund dala
bhuj jangavalaya a hara a
keyu ura kank kana
Ga ambar 3.14
Jenis perhia asan pada to okoh Raja, g gambar foto no 3.12
Sumbe er: Pleyte, 19 901
2 2.5 Ratu, p enggambara an seorang ratu dapat diidentifikas sikan melalu ui deskripsi cerita p panil no. Ia 2 28 yang me enggambark kan Ratu M ā āyādevi berd diri disertai para da ayang-dayan ng. Perhias an yang di ikenakan te erdiri atas ja atamakuta, kundala a, cannavira a, keyura, ka ankana, kat tis ūtra dan padavalaya (lihat foto
3.13 da n gambar 3. .15).
Foto 3.13 Reli ief no seri Ia a 28
Doku umentasi: Pe enulis Doku umentasi: Pe enulis
ke yura ke yura
ka nkana ka tis ūtra
pa adavalaya
G Gambar 3.15 5 Jenis perh hiasan pada tokoh Ratu , gambar fot to no 3.13
Sumb ber: Pleyte, 1901
2 2.6 Bangsa wan wanita , diwakili ol eh penggam mbaran adik k Ratu M āyā ādevi yang bernam a Mah āpra aj āpatī Ga autam ī. Dik kisahkan b bahwa Mah h āprajāpatī Gautam m ī adalah pe engganti ibu u Pangeran Siddh ārtha a, setelah d itinggalkan Ratu M āyādevi ke nirvana. Pe enggambara an dalam rel lief dapat di iidentifikasi melalui adegan me enggendong g pangeran Siddh ārtha pada panil no. Ia 30. Perhias san yang dik kenakan terd diri atas kirita a makuta, k karna pushpa a, kundala, hara, da an keyura (li hat foto 3.14 4 dan gamba ar 3.16).
Foto 3.14 Relie ef no seri Ia 30
Dokum mentasi: Pen nulis Dokum mentasi: Pen nulis
ku undala
ha ara ke eyura
G Gambar 3.16
Jenis perhiasan p pada tokoh B Bangsawan w wanita, gam bar foto no 3 3.14 Sumb ber: Pleyte, 1 1901
2 2.7 Pangera an, penggam mbaran seo rang panger ran dapat d iidentifikasik kan melalui deskrips si cerita da alam panil no. Ia 51 y yang meng gambarkan Pangeran Siddh ār rtha duduk d di atas sing ggasana dik elilingi oleh para dayan ng-dayang. Perhias san yang dik kenakan pan ngeran terdi ri atas jatam makuta, karn na pushpa, kundala a, hara, key yura, kankan na, dan katis s ūtra (lihat f foto 3.15 da an gambar 3.17).
Foto 3.15 Reli ief no seri Ia a 51
Doku umentasi: Pe enulis
Kirita makuta karna a pushpa
kunda ala hara keyur ra
kanka ana katis ū ūtra
G Gambar 3.17 7 Jenis perhia J san pada to okoh Pangera an, gambar foto no 3.15 5
Sumb ber: Pleyte, 1901
2 2.8 Bangsa wan pria, tokoh ban ngsawan d diwakili oleh h sepupu Pangeran Siddh ār rtha. Dikisa hkan Dewa adatta yang membunuh h seekor g gajah putih karena cemburu k kepada Pan ngeran Sidd dh ārtha. Tok koh Dewad atta dapat diidentif fikasikan pa ada cerita p panil no. Ia a 44. Perhia asan yang dikenakan Dewada atta terdiri a tas kirita ma akuta, karna a pushpa, ke eyura, kanka ana, udara bandha , dan katis ūt tra (lihat foto o 3.16 dan g ambar 3.18) ).
Foto 3.16 Rel ief no seri Ia a 44
Doku umentasi: Pe enulis Doku umentasi: Pe enulis
karna a pushpa keyur ra
udara a bandha katis ū ūtra
Ga ambar 3.18
Jenis s perhiasan p pada tokoh B Bangsawan pria, gamba ar foto no 3.1 16
Sumbe er: Pleyte, 19 901
2 2.9 Pangera an, tokoh p pangeran da apat diidenti ifikasikan m melalui desk ripsi cerita pada pa anil no. Ia 4 8 yang men nggambarka n para pang geran Saky ā. Terdapat ā
11 toko oh dengan perhiasan y yang relatif sama, terd iri atas kirit ta makuta, kundala a, hara, key yura, kanka ana, upavita a, udara b bandha, kat tis ūtra dan padaval laya (lihat fo oto 3.17 dan gambar 3.1 9).
Foto 3.17 Reli ef no seri Ia a 48
Doku mentasi: Pe enulis Doku mentasi: Pe enulis
hara h upavita u
keyura k udara bandh u ha k katis ūtra kankana k
padavalaya p
G ambar 3.19 Je enis perhias san pada tok koh Pangera an, gambar fo oto no 3.17
Sumbe er: Pleyte, 1 901
2 2.10 Bang sawan wani ita, diwakili o oleh Gop ā,p putri yang di ipinang oleh h Pangeran Siddh h ārtha. Gopā ā diidentifika asikan mela lui deskripsi i pada panil no. Ia 50. Peng gambaranny ya duduk di singgasana a dan didam mpingi dayan ng-dayang- dayan ng-dayang. Perhiasan yang dike enakan terd diri atas th hoyyaham, kunda ala, hara, ka ankana, dan katis ūtra (lih hat foto 3.18 8 dan gamba ar 3.20).
Foto 3.18 8 Re elief no seri Ia 50
Dok kumentasi: P Penulis Dok kumentasi: P Penulis
hara
kankana katis ūtra
Gambar 3.2 20
Jenis s perhiasan pada tokoh Bangsaawa n wanita, ga ambar foto n o 3.18 Sum mber: Pleyte, 1901
2 2.11 Daya ng-dayang, penggamb aran dayan ng-dayang d dapat diiden ntifikasikan melal ui deskripsi i cerita pad da panil no . Ia 55. Pe enggambara an dayang- dayan ng memiliki konteks den ngan ratu ata au raja. Bias sanya, daya ang-dayang digam mbarkan me megang cam mara, kipas , alat musik k, atau mang gkuk berisi perse embahan. D Dalam pan il ini terda apat tiga dayang-day yang yang meng genakan per rhiasan ser upa. Perhia asan yang d dikenakan t terdiri atas thoyy yaham, kund dala, hara, kankana, d dan katis ūtra a (lihat foto o 3.19 dan gamb bar 3.21).
F Foto 3.19 F Foto 3.19
hara a kank kana
katis s ūtra
G Gambar 3.21 Jeni is perhiasan pada tokoh h Dayang-da ayang, gamb bar foto no 3 .19
Sumb ber: Pleyte, 1 1901
2 2.12 Peng gawal, peng ggambaran pengawal dapat diid dentifikasika an melalui desk kripsi cerita p pada panil n no. Ia 34. Pe enggambara annya memil liki konteks deng gan raja atau u ratu. Atrib ut yang digu unakan ialah h tongkat, p perisai, dan bebe erapa di antaranya menggeng gam pedan ng. Pengaw wal yang digam mbarkan be rjumlah seb belas orang, dengan per rhiasan yang g berbeda. Peng gawal pada barisan de pan menge nakan perh iasan yang lebih raya jika d dibandingka n dengan p pengawal pa ada barisan belakang ro ombongan. Perh iasan yang dikenakan t terdiri atas j jamang, har ra, kankana ( lihat foto
3.20 dan gamba r 3.22)
Foto 3.20 Reli ef no seri Ia 34
Dokum mentasi: Pe nulis
jamang hara
kankana a
Gambar 3.22 G Je enis perhias san pada tok koh Pengawa al, gambar f foto no 3.20
Sumb er: Pleyte, 1 901
Hasil identifikasi perhiasan yang dikenakan para tokoh pada episode 2 adalah cerita relief Lalitavistara sebagai berikut :
Tabel 3.2
Tabel perhiasan dalam relief episode 2
Dibuat oleh: Penulis
Keterangan:
: Atas ↖: Atas bagian kanan
√: Ada
: Kanan ↗: Atas bagian kiri
−: Tidak
: Kiri : Bawah bagian kanan ↔: Tengah : Bawah bagian kiri
3. Empat pertemuan dan pelepasan Siddh ārtha
Episode ini mengisahan hal-hal yang mengubah pandangan Pangeran Siddh ārtha akan kehidupan. Pertama, Ia bertemu dengan orang tua. Kedua, bertemu dengan orang sakit, dan ketiga bertemu dengan orang mati. Pengalaman tersebut membuat pangeran menyadari adanya prinsip ketidak kekalan dalam kehidupan dan kefanaan kehidupan dunia. Peristiwa yang terakhir, yaitu pertemuan dengan seorang petapa memberikan inspirasi
Pangeran Siddh ārtha untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mencari kebenaran sejati (Leber, 2011).
Episode tersebut diawali dengan adegan pelarian dramatis Pangeran Siddh ārtha dari istana. Pangeran Siddhārtha meninggalkan segalanya yang Ia miliki di dalam istana.
Para wanita cantik mengelilingi Pangeran Siddh ārtha, mereka menampilkan musik yang merdu berserta tari-tarian dan senandung penuh rindu. Peristiwa tersebut mengingatkannya akan kehidupan-kehidupannya di masa lampau. Ketika Ia menaklukkan nafsu duniawi dalam rangka mencapai tujuan penyempurnaan diri sebagai Bodhisatva yang penuh welas asih (Leber, 2011).
Menindak lanjuti ramalan Br āhmana terhadap Pangeran Siddhārtha, bahwa kelak Ia akan menjadi Buddha. Raja Śuddhodana membuat rencana mengalihkan perhatian Pangeran Siddh ārtha. Segala upaya dilakukan untuk mencegah putranya meninggalkan istana. Berkaitan dengan hal tersebut Sang Raja menawarkan tiga istana megah sebagai tempat tinggal Pangeran Siddh ārtha.
Dalam perjalanan menuju istana baru, Raja Śuddhodana memastikan bahwa putranya dikawal ketat dan disertai para wanita cantik istana. Pangeran Siddh ārtha semakin lama-semakin tidak menyukai kehidupan yang diberikan ayahnya. Ia menganggap kehidupan tersebut penuh kemalasan dan hingar- bingar duniawi.
Pelarian dramatis Pangeran Siddh ārtha dilakukan saat malam hari, pada saat orang terlelap tidur. Pangeran Siddh ārtha meninggalkan istri dan putranya. Ia hanya didampingi pelayannya yang setia, yaitu Chandaka dan kudanya Thaka. Dengan bantuan para dewa, Pangeran Siddh ārtha menyebrangi Sungai Anoma Pelarian dramatis Pangeran Siddh ārtha dilakukan saat malam hari, pada saat orang terlelap tidur. Pangeran Siddh ārtha meninggalkan istri dan putranya. Ia hanya didampingi pelayannya yang setia, yaitu Chandaka dan kudanya Thaka. Dengan bantuan para dewa, Pangeran Siddh ārtha menyebrangi Sungai Anoma
Pangera an Siddh ārth ha memutu uskan untuk k memotong g rambut p panjangnya y yang menc irikan kelua arga kerajaa an. Rambut t yang dipo otong dilem parkan ke udara, kemu u udian rambu ut tersebut d dikumpulkan n para dewa a dan disim pan dalam s stupa di alam m dewa seb agai relik ist timewa untu k mengenan ng peristiwa pelepasan Siddh S ārtha d dari ikatan k keduniawian. .
Episode tersebut div visualisasika an dalam 12 2 panil, yaitu u panil no. I a 56-Ia 67 ( (lihat gamba ar 3.2). Da alam panil-p panil tersebu ut terdapat sejumlah to okoh yang diidentifikas d ikan sebaga ai berikut:
3 3.1 Dewa, p penggamba ran dewa d dapat diident tifikasikan m melalui desk kripsi cerita panil no o. Ia 65, ya ng penggam mbarannya dalam posis si melayang g. Terdapat dua pul uh lima toko oh dewa den ngan variasi perhiasan y yang relatif s sama, rata- rata per rhiasan yang g dikenakan pada umum mnya terdiri a atas jatamak kuta, karna pushpa , kundala, hara, upav vita (dikenak kan oleh s sebagian ke ecil dewa), keyura, kankana, da an katis ūtra (lihat foto 3. .21 dan gam mbar 3.23).
F Foto 3.21 Relie ef no seri Ia 6 65 F Foto 3.21 Relie ef no seri Ia 6 65
kundal la hara keyura a upavita a kankan na katis ūt tra
Ga ambar 3.23
Jenis perhia J asan pada to okoh Dewa, g gambar foto o no 3.21
Sumbe er: Pleyte, 19 901
3 3.2 Raja, p enggambara an seorang raja diident tifikasikan m melalui desk kripsi cerita panil no o. Ia 61, yai tu penggam mbaran Raja Śuddhodan na yang dud duk di atas singgas sana denga n posisi le ebih tinggi dari tokoh lainnya da alam panil. Perhias san yang dik kenakan ter diri atas jata amakuta, ka arna pushpa a, kundala, hara, b bhujangavala aya, keyura dan kanka ana (lihat fo oto 3.22 da an gambar 3.24).
Foto 3.22 Relie ef no seri Ia 61 Foto 3.22 Relie ef no seri Ia 61
kun ndala har ra
bhu ujangavalay key yura
kan nkana
Ga ambar 3.24
Jenis perhia asan pada to okoh Raja, g gambar foto no 3.22
Sumbe er: Pleyte, 19 901
3 3.3 Pangera an, penggam mbaran pang geran dapat t diidentifikas sikan melalu ui deskripsi cerita p panil no. Ia
63 yang pe enggambara an Pangeran n Siddh ārtha a duduk di atas si nggasana d dengan dike elilingi oleh h dayang-da ayang-dayan ng-dayang. Perhias san yang dik kenakan ter diri atas jata amakuta, ka arna pushpa a, kundala, hara, b bhujangavala aya, keyura , dan kanka ana (lihat fo oto 3.23 da an gambar 3.25).
Foto 3.23 Relie ef no seri Ia 63
Dokum mentasi: Pen nulis Dokum mentasi: Pen nulis
har ra bhu ujangavalaya a
key yura kan nkana
G ambar 3.25 Je enis perhias san pada tok koh Pangera an, gambar fo oto no 3.23
Sumbe er: Pleyte, 1 901
4 4 Bangsaw wan wanita, tokoh terse ebut dapat diidentifikas sikan melalu ui deskripsi cerita pa ada panil no o. Ia 60 yan ng menggam mbarkan Gop p ā, istri dar i pangeran Siddh ārt tha. Perhias an yang dike enakan terd iri atas thoy yyaham, kun ndala, hara, keyura d dan kankana a (lihat foto 3
3.24 dan gam mbar 3.26).
Foto 3.24 Reli ef no seri Ia 60
Doku mentasi: Pe nulis Doku mentasi: Pe nulis
hara kanka ana
keyur ra
Ga ambar 3.26
Jenis p perhiasan pa ada tokoh B angsawan w wanita, gamb bar foto no 3 3.24 Sumbe er: Pleyte, 1 901
3 3.5 Pengaw al, penggam mbaran peng gawal dapat diidentifikas si pada cerit ta panil no. Ia 64, m melalui peng ggambaran Chandaka y yang digam mbarkan den ngan posisi añjali m udra mengh hadap Pang geran Siddh ārtha. Perhi iasan yang dikenakan terdiri ata as kundala d dan kankana a (lihat foto 3
3.25 dan ga mbar 3.27)
Foto 3.25 Reli ef no seri Ia a 64
Doku mentasi: Pe enulis Doku mentasi: Pe enulis
G ambar 3.27
Je enis perhias san pada tok koh Pengawa al, gambar fo oto no 3.25 Sumbe er: Pleyte, 1 901
3 3.6 Dayang- -dayang, p enggambara an dayang -dayang d apat diiden ntifikasikan melalui d deskripsi ce erita pada pa anil no. Ia 6 62. Terdapat t tujuh daya ang-dayang yang dip persenjatai d dengan tong gkat dan en nam dayang g-dayang lai nnya yang menema ani Pangera an Siddh ārth ha. Perhiasa an yang dike enakan seru upa, terdiri atas tho oyyaham, ku undala, hara a, keyura d dan kankana a (lihat foto o 3.26 dan gambar 3.28).
Foto 3.26 Relie ef no seri Ia 62
Dokum mentasi: Pen nulis Dokum mentasi: Pen nulis
hara keyura
kankana
Gambar 3.28
Jenis perhiasan pada tokoh Dayang-dayang, gambar foto no 3.26
Sumber: Pleyte, 1901
3.7 Rakyat Jelata, penggambaran rakyat jelata dapat diidentifikasi melalui cerita pada panil no. Ia 56. Posisi penggambarannya di bagian bawah sebelah kanan dan kedudukannya lebih rendah dibandingkan dengan raja dan rombongannya. Perhiasan yang dikenakan rakyat terdiri atas kundala, hara, dan kankana (lihat foto 3.27 dan gambar 3.29).
Foto 3.27
Relief no seri Ia 56 Dokumentasi: Penulis Relief no seri Ia 56 Dokumentasi: Penulis
ha ra kan nkana
Ga ambar 3.29
J Jenis perhia asan pada to okoh Rakyat , gambar fot to no 3.27 Sumbe er: Pleyte, 1 901
H Hasil identif fikasi perhia asan yang d dikenakan p para tokoh p pada episod de 3 cerita relief Lalitav r vistara adala h sebagai b erikut :
Tabel 3.3
Ta abel perhiasa an dalam re lief episode 3 Dibu uat oleh: Pen nulis
Keterang an:
: Atas ↖: Ata as bagian ka anan
√: Ada
: Kana an ↗: Ata as bagian kir ri
−: Tidak
: Kiri : Baw wah bagian kanan ○: Tidak Jel as ↔: Teng gah
: Baw wah bagian kiri
4. Tahun-tahun Gautama sebagai pertapa dan pengembara
Gautama adalah sebutan Pangeran Siddh ārtha dalam pencariannya akan kebenaran sejati. Ia menjadi dua murid petapa masyur, seorang Br āhmana wanita dan petapa agung r āda Kālāma. Namun dari pencarian tersebut Ia tidak menemukan apa yang diinginkan. Sejak saat itu, Gautama memutuskan menempuh jalannya sendiri untuk mencapai pencerahan, Ia kemudian mengganti namanya menjadi Śākyamuni. Bersama lima petapa, Gautama yang mengubah nama menjadi Śākyamuni menjalankan enam tahun pertapaan dan penyiksaan diri yang paling sukar.
Sebelum berhasil mencapai tujuannya, Śākyamuni diuji oleh Māra, iblis yang jahat, untuk mecegah Śākyamuni mencapai pencerahannya. Mara mengirim tiga putrinya untuk menggoda Śākyamuni yang sedang bertapa. Ketiga putri tersebut, R āti, Arati, dan Trsna, bersama dayang-dayang-dayang-dayangnya dikirim untuk menggoda Śākyamuni. Namun, upaya tersebut gagal. Setelah Śākyamuni berhasil menaklukkan semua nafsu keinginan, dengan lembut Ia mengusir mereka.
Episode tersebut divisualisasikan dalam 27 panel, yaitu panil no. Ia 68 - Ia 95 (lihat gambar 3.2). Dalam panil-panil tersebut terdapat sejumlah tokoh, yang diidentifikasikan sebagai berikut:
4.1 Dewa, penggambaran dewa dapat diidentifikasikan melalui deskripsi cerita panil no. Ia 79. Penggambaran dewa pada panil tersebut menemani Gautama dalam petapaannya. Terdapat lima belas dewa yang digambarkan dalam panil, mereka mengenakan perhiasan yang sedikit berbeda, terdapat beberapa dewa yang mengenakan upavita pada bagian dada akan tetapi 4.1 Dewa, penggambaran dewa dapat diidentifikasikan melalui deskripsi cerita panil no. Ia 79. Penggambaran dewa pada panil tersebut menemani Gautama dalam petapaannya. Terdapat lima belas dewa yang digambarkan dalam panil, mereka mengenakan perhiasan yang sedikit berbeda, terdapat beberapa dewa yang mengenakan upavita pada bagian dada akan tetapi
3.28 dan ga mbar 3.30)
Foto 3.28
Relie ef no seri Ia 79 Dokum mentasi: Pen nulis
jatam makuta karn a pushpa
kund dala hara a kank kana keyu ura
kund dala
G ambar 3.30 Jenis perhia asan pada t okoh Dewa, gambar foto o no 3.28
Sumb er: Pleyte, 1 901
4 4.2 Biksu, penggamba aran tokoh h biksu di iwaliki oleh h Śākyamu uni, dapat diidentif fikasikan me elalui cerita panil no. I a 76, denga an sikap bu uddhapatra mudra dan padma sana. Tidak k ada perhia asan yang dikenakan o oleh tokoh Śākyam muni. Akan tetapi pen ggambaran Śākyamun ni lebih ting ggi jika di banding gkan denga an tokoh pe etapa yang lain dalam m panil. Ha al tersebut menujuk kan kedudu kan Śākyam muni lebih tin nggi dari ya ang lain (liha at foto 3.29 dan gam mbar 3.31).
Foto 3.29 Relie ef no seri Ia 76
Dokum mentasi: Pe nulis
G Gambar 3.31
Jenis perh iasan pada t tokoh Biksu , gambar fot to no 3.29 Sumb ber: Pleyte, 1 1901
4 4.3 Petapa, , penggamb baran tokoh petapa diw wakili oleh r āda Kālām ma yang di gambar rkan pada p panil no. Ia
71, petapa digambarka an dengan c ciri rambut dipintal ke atas. Ia adalah guru pertam ma Śākyam muni. Perhia asan yang dikenak kan terdiri at tas kundala dan hara y yang berupa a untaian m anik-manik (lihat fot to 3.30 dan gambar 3.32 2).
Foto 3.30 Relie ef no seri Ia 71
Dokum mentasi: Pe nulis
kun ndala hara ra
Gambar 3.32 G 2 Jenis perhia asan pada to okoh Petapa a, gambar fo oto no 3.30
Sumb ber: Pleyte, 1 1901
4 4.4 Br āhma ana wanita a, penggam mbaran to okoh br āhm mana wan ita dapat diidentif fikasikan me elalui cerita pada panil no. Ia 70. Dalam pan nil tersebut terdapa t sepuluh to okoh br āhm ana yang d igambarkan dengan me engenakan perhiasa an serupa. P Perhiasan ya ang dikenak kan terdiri at as karna pu ushpa, hara yang be erupa untaia an manik-ma anik, dan ke eyura (lihat foto 3.31 da an gambar 3.33).
Foto 3.31 Relie ef no seri Ia 70
Dokum mentasi: Pen nulis
Karna pus shpa hara keyura
G ambar 3.33
Jenis perhiasan p pada tokoh B Br āhmana w wanita, gamb bar foto no 3 .31
Sumbe er: Pleyte, 1 901
4 4.5 Petapa, , ada be eberapa pe etapa yan g ditemui Śākyamu ni dalam perjalan nannya. Sa alah satu petapa ial ah Rudrak ka R āmapu utra, yang diceritak kan pada p panil no. Ia
75. Perhia asan yang d dikenakan t terdiri atas
aksama ala yang dike enakan seb bagai hara y yang berupa untaian ma anik-manik, keyura d dan kankana a (lihat foto 3
3.32 dan ga mbar 3.34).
Foto 3.32 Reli ef no seri Ia 75
Doku mentasi: Pe nulis
ha ra key yura
kan nkana
G ambar 3.34
Jenis perhia J asan pada to okoh Petapa , gambar fot to no 3.32
Sumbe er: Pleyte, 1 901
4 4.6 Iblis, pe enggambara n tokoh iblis s diwaliki ole eh M āra ialah h iblis yang menggoda dan ber rusaha men nggagalkan Ś Śākyamuni dalam men capai pence erahannya, seperti digambarka an pada relie ef panil no. Ia 94. Iblis dapat diiden ntifikasikan melalui penggamba arannya yan g bertangan n banyak dan n memegan g berbagai macam senjata. Pe erhiasan yan ng dikenaka an terdiri ata as jatamakut ta, upavita, dan kan nkana (lihat f foto 3.33 da n gambar 3. .35).
Foto 3.33 Relie ef no seri Ia 94
Dokum mentasi: Pen nulis jatam makuta
upa vita kank kana
G ambar 3.35 Jenis perh hiasan pada tokoh Iblis, g gambar foto o no 3.33
Sumb er: Pleyte, 1 901
4 4.7 Raja, p penggambar ran tokoh raja diwakil lkan oleh R Raja Bimbi s āra yang merupa kan raja di Rajagrha, y aitu salah s atu kota yan ng dilewati Śākyamuni Ś dalam p perjalananny ya mencari k kesejatian, d digambarkan n pada pani l no. Ia 73. Perhias san yang di kenakan ra aja terdiri at tas kirita m makuta, karn na pushpa, kundala a, hara, upav vita, keyura dan kankan na, katis ūtra dan padava alaya (lihat foto 3.3 4 dan gama abr 3.36).
Foto 3.34 Relie ef no seri Ia 73
Dokum mentasi: Pe nulis
kirita mak kuta karna pu ushpa
kundala hara
upavita keyura
kankana katis ūtra
padavala aya
G Gambar 3.36 6
Jenis perh hiasan pada tokoh Raja, gambar foto o no 3.34 Sumb ber: Pleyte, 1 1901
4 4.8 Bangsa wan pria, penggama bran bangs sawan pria a diwakili oleh para bangsaw wan pria ya ang diceritak kan pada pa anil no. Ia 9 0. Mereka m merupakan tokoh y yang bertem mu dengan Śākyamun ni dalam p erjalananny a mencari pencera ahan. Berju lah sepuluh h orang da an mengena akan perhia asan yang serupa. Perhiasan yang dikena akan terdiri atas kirita m makuta, kun dala, hara, keyura, kankana, da an katis ūtra (lihat foto 3. .35 dan gam mbar 3.37).
Foto 3.35 Relie ef no seri Ia 90
Dokum mentasi: Pen nulis
ki irita makuta ku undala
ha ara ke eyura
ka atis ūtra
Gambar 3.37 G Jenis s perhiasan pada tokoh Bangsawan n pria, gamba ar foto no 3. .37
Sumb er: Pleyte, 1 901
4.9 Bangsawan wanita, penggambaran tokoh bangsawan wanita diwakili oleh para wanita cantik yang ditemui Śākyamuni dalam perjalanannya, dikisahkan pada panil no. Ia 81. Terdiri atas enam orang wanita yang mengenakan perhiasan yang serupa. Perhiasan yang dikenakan terdiri atas thoyyaham, kundala, hara, keyura, kankana, katis ūtra dan padavalaya (lihat foto 3.36 dan gambar 3.38).
Foto 3.36
Relief no seri Ia 81 Dokumentasi: Penulis
thoyyaham kundala
hara keyura
kankana katis ūtra
padavalaya
Gambar 3.38
Jenis perhiasan pada tokoh Bangsawan wanita, gambar foto no 3.36
Sumber: Pleyte, 1901
Hasil identifikasi perhiasan yang dikenakan para tokoh pada episode 4 cerita relief Lalitavistara adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4 Tabel perhiasan dalam relief episode IV
Dibuat oleh: Penulis
Keterangan: ↖: Atas bagian kanan
: Atas
√: Ada
: Kanan ↗: Atas bagian kiri
−: Tidak
: Kiri : Bawah bagian kanan ○: Tidak Jelas ↔: Tengah
: Bawah bagian kiri
5. Pencerahan dan pemutaran roda Dharmma Buddha
Bagian ini merupakan episode terakhir, setelah Śākyamuni berhasil menaklukkan godaan iblis M āra. Pada saat bulan purnama sempurna, di bulan Waisak Śākyamuni mencapai pencerahan sempurna di bawah pohon Bhodhi dan menjadi Buddha, yaitu makhluk yang tercerahkan.
Śākyamuni menghabiskan tujuh minggu pertama setelah pencerahannya dalam kondisi bahagia di bawah berbagai pohon berbeda, untuk merenungkan kebijaksanaan mendalam yang telah diraihnya.
Para dewa mengingatkan Śākyamuni yang telah menjadi makhluk tercerahkan, bahwa masih ada tugas kemanusiaan untuk menyebarkan ilmu tertinggi kepada dunia.
Walau pada awalnya Buddha enggan melakukannya, namun Buddha pada akhirnya mau mengajar semua makhluk, sesuai dengan kapasitas batin dan spiritual mereka. Maka, Ia menemui rekan-rekan pertapaannya dan membabarkan khotbah pertama di Taman Rusa, Khotbah pertama tersebut dikenal sebagai pemutaran roda Dharmma.
Episode ini divisualisasikan dalam 24 panil yaitu pada panil no.Ia 96 - Ia 120 (lihat gambar 3.2). Dalam panil-panil tersebut terdapat sejumlah tokoh yang diidentifikasikan sebagai berikut:
5.1 Buddha, penggambaran tokoh Buddha diidentifikasikan melalui penggamabran pada relief no Ia 105 dengan sikap Vitarka mudra dan Padmasana. Tidak terdapat perhiasan yang dikenakan oleh Buddha (lihat foto 3.37 dan 3.39).
Foto 3.37 Relie f no seri Ia 1 105
Dokum mentasi: Pen nulis
G ambar 3.39 J Jenis perhia san pada to okoh Buddha a, gambar fo oto no 3.37
Sumb er: Pleyte, 1 901
5 5.2 Dewa, p penggamba ran dewa d dapat diident tifikasikan m melalui desk kripsi cerita panil n o. Ia 99. D Digambarka n para dew wa mendam mpingi Budd dha dalam meditas sinya di baw wah pohon bodhi (Ficu us religiosa) ). Terdapat tiga belas dewa ya ang mengen nakan perhia asan yang s serupa. Perh hiasan yang dikenakan terdiri a atas jatamak kuta, kundal la, hara, key yura dan ka ankana (liha at foto 3.38 dan gam mbar 3.40).
Foto 3.38 Reli ef no seri Ia 99
Dokum mentasi: Pe nulis
jat tamakuta ku ndala
ha ara key yura
ka nkana
G Gambar 3.40
Jenis perhi asan pada t okoh Dewa, gambar foto o no 3.38 Sumb er: Pleyte, 1 901
5 5.3 Petapa, , penggamb baran petapa a dapat diid dentifikasika an melalui c cerita pada panil no o. Ia 177, yang menc ceritakan pe ertemuan Bu uddha deng gan kelima mantan muridnya.. Terdapat li ma orang p petapa dalam m panil ters sebut yang dicirikan n oleh jang gutnya dan n mengenak kan perhiasa an serupa. Perhiasan yang di ikenakan te rdiri atas ak ksamala yan ng dikenaka an sebagai hara yang berupa untaian man nik-manik da an keyura (li hat foto 3.39 9 dan gamba ar 3.41).
Foto 3.39 Relie ef no seri Ia 117
Dokum mentasi: Pen nulis
h ara ke eyura
G Gambar 3.41 Jenis perhia asan pada to okoh Petapa a, gambar fo oto no 3.39
Sumb ber: Pleyte, 1 1901
5.4 Raja, penggambaran raja diwakili oleh Raja Naga Mucilinda yang identifikasi melalui cerita pada panil no. Ia 101. Perhiasan yang dikenakan terdiri atas makuta yang dihiasi ornamen ular pada bagian kepala, kundala, keyura, dan kankana (lihat foto 3.40 dan gambar 3.42).
Foto 3.40 Relief no seri Ia 101
Dokumentasi: Penulis
makuta kundala
Jenis perhiasan pada tokoh Raja, gambar foto no 3.40 Sumber: Pleyte, 1901
5.5 Bangsawan pria, penggambaran bangsawan pria dapat diidentifikasikan melalui cerita dalam panil no. Ia 144 yang mengisahkan penyambutan Buddha dalam perjalanannya menuju W ārānasī. Terdapat tiga puluh tokoh bangsawan yang mengenakan perhiasan yang serupa. Perhiasan yang dikenakan terdiri atas kirita makuta, kundala, hara, dan kankana (lihat foto
3.41 dan gambar 3.43).
Foto 3.41 Relief no seri Ia 114
Dokumentasi: Penulis
kirita makuta kundala
hara kankana
Gambar 3.43
Jenis perhiasan pada tokoh Bangsawan pria, gambar foto no 3.41
Sumber: Pleyte, 1901
5 5.6 Dayang g-dayang, p penggambar ran dayang g-dayang d dapat diiden ntifikasikan melalui deskripsi p pada panil no. Ia 112 , menggam mbarkan par ra dayang- dayang yang men nyuguhkan makanan dan minum man kepada a Buddha. Terdapa at enam d dayang-daya ang yang mengenaka n perhiasa an serupa. Perhias san yang dik kenakan ter diri atas tho oyyaham, ku undala, hara a, kankana dan kati is ūtra (lihat f foto 3.42 da n gambar 3. .44).
Foto 3.42 Relie ef no seri Ia 1 112
Dokum mentasi: Pen nulis
thoy yyaham kun dala
hara a kan kana
katis s ūtra
Ga ambar 3.44
J enis perhias san pada tok koh Dayang, , gambar fot to no 3.42
Sumbe er: Pleyte, 19 901
6. Raky yat, penggam mbaran raky yat diidentifi ikasi melalu i cerita pada a panil no. Ia 1 15 yang m menceritakan n pertemua nnya denga an Buddha. . Terdapat empa at orang rak kyat yang me engenakan p perhiasan se erupa. Perh iasan yang diken nakan hanya alah kundala a (lihat foto 3
3.43 dan gam mbar 3.45).
Foto 3.43 Relie ef no seri Ia 1 115
Dokum mentasi: Pen nulis
kundala
Ga ambar 3.45
Jenis perhia J san pada to okoh Rakyat, , gambar fot o no 3.43
Sumbe er: Pleyte, 19 901
Hasil identifikasi perhiasan yang dikenakan para tokoh pada episode 5 cerita relief Lalitavistara adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Tabel perhiasan dalam relief episode 5
Dibuat oleh: Penulis
Keterangan:
: Atas ↖: Atas bagian kanan
√: Ada
: Kanan ↗: Atas bagian kiri
−: Tidak
: Kiri : Bawah bagian kanan
○: Tidak Jelas
↔: Tengah : Bawah bagian kiri