Aktivitas Sosial Politik Aktivitas Sosial Ekonomi

A. Aktivitas Sosial Politik

Gerwani di Kota Semarang memiliki aktivitas yang telah disesuaikan dengan program-program kerja Gerwani Pusat. Beberapa aktivitas di bidang sosial politik antara lain: 1. Gerwani di Kota Semarang turut memberi dukungan dalam usaha menuntut penghapusan diskriminasi bagi kaum wanita dan dilaksanakannya Undang-Undang No. 68 tahun 1959 tentang persetujuan Konvensi Hak-hak Politik bagi Wanita. Dengan ini diharapkan adanya pengembalian hak-hak wanita, tidak hanya sebagai pendamping suami dan konco wingking laki-laki. Wanita adalah penyangga negara, jika wanita hancur maka hancur pula negara. 145 2. Menuntut penghapusan diskriminasi mengenai hak-hak wanita dalam jabatan Kepala DesaPamong Desa dan segera dihapuskannya berbagai macam kerja tanpa dibayar yang pada hakekatnya sama dengan rodi dan pologoro yang sangat memberatkan kaum tani. Pada waktu itu, sebagian besar kepengurusan bagian wanita tingkat Rukun Tetangga di kota Semarang dijabat oleh wakil-wakil dari Gerwani. 146 3. Keberadaan Irian Barat di bawah kekuasaan Belanda bagaikan nila setitik dalam susu sebelanga. Oleh karena itu Gerwani ikut serta aktif dalam perjuangan Pembebasan Irian Barat serta pengembalian ke 145 Wawancara, Sumini, mantan ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia IPPI cabang Pati, Pati, tanggal 26 Mei 2009. 146 Wawancara, Tumini Khadim, mantan pengurus Gerwani Cabang Semarang, Semarang, tanggal 8 Juni 2009. dalam kekuasaan Republik Indonesia. Implementasi dari program ini, Gerwani kota Semarang mencoba menggalang para sukarelawati untuk turut dikirim merebut Irian Barat. Pendaftaran sukarelawati ini dilakukan di masing-masing anak cabang di tiap-tiap kecamatan di kota Semarang. 147

B. Aktivitas Sosial Ekonomi

Program perjuangan yang dampaknya sangat berhubungan langsung dengan kaum perempuan adalah bidang ekonomi, sehingga bidang ini sangat diperhatikan oleh Gerwani. Adapun program perjuangan yang telah dilaksanakan oleh Gerwani diantaranya mengenai masalah lintah darat, bantuan kredit yang murah, pajak negara, kesejahteraan nelayan, pengendalian harga barang pokok, dan anggaran kesehatan. 1. Menuntut segera dilaksanakan Undang-undang Perkawinan yang melindungi persamaan hak wanita dan laki-laki sesuai dengan prinsip- prinsip Pasal 16 Piagam PBB yang berisi adanya larangan kawin paksa, perkawinan anak-anak, perkosaan dan perceraian yang sewenang-wenang terhadap wanita, serta perlindungan terhadap hak anak-anak yang orang tuanya bercerai. Pada waktu itu di Kota Semarang. Oleh karena itu, Gerwani berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut, dengan cara mengajak berbicara dengan pihak terkait. Misalnya jika terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang 147 Wawancara, Tumini Khadim, mantan pengurus Gerwani Cabang Semarang, Semarang, tanggal 9 September 2009. dilakukan suami terhadap istrinya, maka anggota Gerwani mendatangi dan berbicara dengan suami tersebut. Jika suami itu tidak mau menghentikan perbuatannya, maka anggota Gerwani membantu istri untuk mengajukan gugatan cerai pada suaminya. 148 2. Menuntut jaminan upah sama bagi buruh wanita dan laki-laki untuk pekerjaan yang sama nilainya; jaminan hak sama bagi buruhpegawai wanita dengan buruhpegawai laki-laki untuk naik pangkat dan menduduki semua jabatan; jaminan hak untuk mengikuti segala kursus kejuruan dengan syarat-syarat yang sama dan memasuki segala lapangan pekerjaan. Pada waktu itu banyak dari anggota Gerwani di kota Semarang yang ikut aktif dalam Serikat Buruh Kereta Api. 149 3. DPC Gerwani kota Semarang mendesak dilaksanakannya Peraturan Pemerintah yang mengatur cuti hamil bagi buruh atau pegawai wanita di lapangan swasta maupun pemerintah, sehingga menghilangkan pembatasan-pembatasan dan kesulitan-kesulitan serta birokrasi untuk memudahkan setiap buruhpegawai wanita mendapatkan cuti dan bantuan selama hamil tua, melahirkan anak, menggugurkan kandungan, menyusui anak-anaknya serta cuti haid. Sebagian besar 148 Wawancara, Tumini Khadim, mantan pengurus Gerwani Cabang Semarang, Semarang, tanggal 8 Juni 2009. 149 Wawancara, Tumini Khadim, mantan pengurus Gerwani Cabang Semarang, Semarang, tanggal 8 Juni 2009. anggota Gerwani di kota Semarang adalah buruh yang bekerja di pabrik-pabrik, maka pernyataan sikap ini sangat membantu mereka. 150 4. Menuntut penghapusan diskriminasi mengenai hak-hak wanita dalam jabatan Kepala DesaPamong Desa dan segera dihapuskannya berbagai macam kerja tanpa dibayar yang pada hakekatnya sama dengan rodi dan pologoro yang sangat memberatkan kaum tani. Pada waktu itu, sebagian besar kepengurusan bagian wanita tingkat Rukun Tetangga di kota Semarang dijabat oleh wakil-wakil dari Gerwani. 151 5. Menuntut pemberian bantuan kredit murah, mudah, dan panjang oleh Pemerintah kepada kaum tani, kaum nelayan, tukang-tukang pekerja tangan, dan pedagang kecil. Serta diperbanyak jumlah pasar dan alat perhubungan yang mudah dan murah, terutama di luar Jawa. Mengusahakan berdirinya koperasi-koperasi tani dan nelayan sampai ke desa-desa. Gerwani kota Semarang membentuk koperasi-koperasi sampai ke tingkat desa dan membantu usaha-usaha rumah tangga misalnya menjahit, memasak, kerajinan tangan, dan industri-industri kecil lainnya. 152 6. Gerwani kota Semarang sering melakukan demonstrasi menuntut penurunan harga barang-barang pokok. Hal ini adalah wujud dari 150 Wawancara, Tumini Khadim, mantan pengurus Gerwani Cabang Semarang, Semarang, tanggal 9 September 2009. 151 Wawancara, Tumini Khadim, mantan pengurus Gerwani Cabang Semarang, Semarang, tanggal 8 Juni 2009. 152 Wawancara, Tumini Khadim, mantan pengurus Gerwani Cabang Semarang, Semarang, tanggal 8 Juni 2009. tuntutan dilaksanakannya Program Sandang-Pangan antara lain dengan adanya pengendalian harga barang-barang pokok kebutuhan hidup sehari-hari terutama bahan makanan dan pakaian; dan dengan adanya pengikutsertaan wakil-wakil organisasi, terutama Buruh, Tani dan Wanita dalam Dewan Pertimbangan Distribusi. Mendesak Pemerintah agar mengambil tindakan tegas dan keras terhadap orang-orang yang melakukan penimbunan dan spekulasi-spekulasi, kemudian dengan sungguh-sungguh berusaha untuk mencukupi persediaan bahan pokok serta melaksanakan distribusi secara mudah, murah, dan merata, dengan jalan melewati koperasi-koperasi, RK-RK, RT-RT. 153 7. Menuntut diperbesarnya anggaran belanja untuk kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak. Balai-balai pengobatan, klinik-klinik persalinan, biro-biro konsultasi dan BKIA-BKIA Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak serta jumlah bidan-bidan supaya diperbanyak sampai ke kecamatan-kecamatan. Pendidikan bagi dukun-dukun bayi serta pendidikan kesehatan Rakyat supaya diperluas dan diadakan peraturan tarif dokterBidan yang ringan dan harga obat-obatan yang murah.

C. Aktivitas Sosial Budaya