Tentang Mengakibatkan mati atau luka karena kealpaan

negatif terhadap akibat tindakan medik yang beresiko hilangnya nyawa sebagai malpraktek berarti dapat pula menimbulkan dampak negatif bagi dokter dalam menjalankan profesinya. Oleh karena itu masyarakat perlu mengerti bahwa di dalam tindakan medik, terkadang ada resiko medik yang justru dapat membahayakan jiwa pasien yang mencari kesembuhan. Sebaliknya karena dalam setiap tindakan medik ada kemungkinan terjadinya resiko yang dapat membahayakan pasien, maka sebelum melakukan tindakan medik dokter harus menginformasikan kepada pasien tentang efek samping yang mungkin terjadi dari tindakan yang dilakukannya. Bila kita bandingkan antara resiko medik dengan malpraktek medik. Baik pada resiko medik dan malpraktek medik terkandung unsur adanya wujud perbuatan tertentu yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien, perbuatan tersebut sama – sama berakibat luka berat maupun matinya orang lain, antara wujud perbuatan dengan akibat luka berat atau matinya orang lain ada hubungan sebab akibat.

b. Tentang Mengakibatkan mati atau luka karena kealpaan

Pasal 592 Konsep KUHP 2009 1 Setiap orang yang karena kealpaannya mengakibatkan orang lain luka sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan jabatan, profesi,atau mata pencaharian selama waktu tertentu , dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun atau denda paling banyak kategori III 2 Setiap orang yang karena kealpaannya mengakibatkan orang lain luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun atau denda paling banyak kategori IV 3 Setiap orang yang karena kealpaanya mengakibatkan matinya orang lain ,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 5lima tahun atau denda paling banyak kategori IV Pasal 593 Konsep KUHP 2008 1 Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 592 dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau profesi, maka pidananya dapat ditambah dengan 13 sepertiga 2 Pembuat tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat juga dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan hak untuk menjalankan profesinya dan pengumuman keputusan hakim. Tindak pidana dalam Pasal 592 dan 593 Konsep sama dengan tindak pidana yang diatur didalam Pasal 359,360 dan Pasal 361 KUHP tentang menyebabkan mati atau luka – luka karena kealpaannya. Keduanya merumuskan pidananya secara alternatif. Konsep KUHP 2008 KUHP Pasal 592 Setiap orang yang karena kealpaannya mengakibatkan orang lain luka sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan jabatan, profesi,atau mata pencaharian selama waktu tertentu , dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun atau denda paling banyak kategori III Pasal 359 Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun. Pasal 593 Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 592 dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau profesi, maka pidananya dapat ditambah dengan 13 sepertiga Pasal 360 Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka – luka berat, diancam dengan dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun Dalam membuktikan adanya malpraktik maka dereliction of duty menjadi unsur yang sangat penting dan mutlak untuk dibuktikan, sementara dereliction of duty itu sendiri diukur berdasarkan terpenuhi atau tidaknya standar layanan yang ada . Atas dasar itulah maka pemenuhan standar layanan kesehatan di rumah sakit merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah terjadinya dugaan malpraktik . Dokter di dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien jangan hanya mengejar materi, sedangkan pengobatan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kepentingan pertama dalam pengobatan adalah kesembuhan pasien, di mana dokter dengan segala ilmu kedokteran yang dimilkinya dapat mengetahui penyakit yang diderita pasiennya. Menurut Rita Triana Budiarti : ” Sangat sulit membuktikan kesalahan dokter. Sebagian besar kasus malpraktek diselesaikan secara damai yang dilakukan di luar jalur litigasi, karena dokter tidak menghendaki reputasinya rusak apabila dipublikasikan negatif, walaupun ada kemungkinan dokter yang bersangkutan tidak bersalah”. 55 55 Rita Triana Budiarti, Rambu – Rambu Rimba Kedokteran, Gatra, 2004 Hal. 82 Sama dengan halnya Pasal 359, Pasal 360 KUHP tindak pidana ini juga merupakan tindak pidana materiil berupa tindak pidana dimana timbulnya akibat oleh perbuatan sebagai syarat selesainya tindak pidana. Pasal 593 Konsep 2008 merupakan Pasal pemberatan pidana bagi pelaku dalam menjalankan suatu jabatan atau pencaharian, melakukan tindak pidana yang disebut dalam Pasal 592 Konsep. Pidana bagi pelaku yang melakukan perbuatan dalam menjalankan suatu jabatan atau profesi ditambah 13 sepertiga dari pidana bagi pelaku yang bukan dalam menjalankan suatu jabatan atau profesi. Pasal ini merupakan suatu bentuk perlindungan juga terhadap pasien dam hal terjadinya kelalaian atau kealpaan yang dilakukan oleh dokter dalam pelayanan kesehatan. Rancangan KUHP tidak secara memadai mengelaborasi muatan-muatan tindak pidana mengenai kejahatan di bidang kesehatan dan farmasi dan kejahatan profesi. Faktual praktek di bidang pelayanan kesehatan dan kejahatan dibidang farmasi dalam kurun waktu terakhir ini mencuat sebagai praktek-praktek yang sangat merugikan masyarakat. Sedangkan menyangkut kejahatan profesi, dengan adanya KUHP yang baru seharusnya penegak hukum dan masyarakat luas semakin mudah mengidentifikasikan peristiwa tertentu melalui rumusan-rumusan unsur-unsur yang spesifik, apakah sebagai perbuatan yang patut dikenakan ancaman pidana atau merupakan pelanggaran kode etik profesi. Dalam memahami hakekat kesalahan dalam menjalankan profesi atau malpraktek, kita harus meletakkannya berhadapan dengan kewajiban dalam menjalankan profesi. Sebab kesalahan itu timbul karena adanya kewajiban – kewajiban yang harus dilakukan dokter.Berdasarkan pengertian malpraktek maka dapat disimpulkan bahwa malpraktek terdiri dari unsur – unsur sebagai berikut : 1. Adanya unsur kesalahan kelalaian dokter 2. Adanya wujud perbuatan tertentu mengobati pasien 3. Adanya akibat luka berat atau matinya orang lain yaitu pasien . 4. Adanya hubungan kausal

c. Tentang merampas nyawa orang lain atas permintaan orang lain tersebut atau keluarganya

Dokumen yang terkait

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA TERORISME DENGAN HUKUM PIDANA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 213

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 149

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 165

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA TERHADAP PENANGGULANGAN CYBERPORN DALAM RANGKA PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 4 338

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 211

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA DI WANG PERBANKAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 197

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PERJUDIAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEJAHATAN PEDOFILIA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

5 21 193

Kebijakan Formulasi Hukum Pidana Terhadap Penanggulangan Delik Agama Dalam Rangka Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 136

KEBIJAKAN FORMULASI HUKUM PIDANA DALAM RANGKA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA MALPRAKTIK KEDOKTERAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 23