Kerangka Pemikiran
F. Kerangka Pemikiran
Sebagai salah satu organisasi publik, Pemkot harus menjadi penggerak dalam mewujudkan kesejahteraan wilayahnya dalam berbagai aspek. Termasuk aspek dalam Sebagai salah satu organisasi publik, Pemkot harus menjadi penggerak dalam mewujudkan kesejahteraan wilayahnya dalam berbagai aspek. Termasuk aspek dalam
Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini berusaha membuat arahan untuk mempermudah melakukan penilaian dan mengetahui hasil dari implementasi kebijakan yang dilakukan Pemkot Yogyakarta dalam mengatur para PKL di Malioboro yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian Kota Yogyakarta melalui potensi sektor pariwisata. Adapun alur kerangka pemikiran yang digunakan dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Masalah yang muncul:
1. Perda Kota - Banyaknya PKL tidak
Faktor-faktor
yang
Yogyakarta No. 26 terdaftar dalam
mempengaruhi
dalam
pengaturan PKL :
tahun 2002.
Paguyuban PKL di
2. Saran dari Malioboro
Paguyuban serta - Masalah kebersihan
Sikap pelaksana
wisatawan agar - Semrawutnya lapak
2. Komunikasi
PKL di Malioboro para PKL
3. Sumber daya
lebih tertib dan - Pembayaran retribusi
4. Kepatuhan dan daya
teratur. kepada pihak yang
tanggap kelompok
sasaran
terkait
Pelaksanaan Pengaturan PKL di Malioboro melalui beberapa tahap:
1. Tahap Sosialisasi
2. Tahap Penataan
3. Tahap Pembinaan
Tahap Penertiban
PKL di Jalan Malioboro menjadi rapi, tertib dan ramah lingkungan yang dapat menjadikan Malioboro sebagai tempat pariwisata yang bersih, sehat, rapi dan indah serta Kota Yogyakarta
semakin terkenal dengan “Kota Yang Aman Berhati Nyaman”.
Bagan I.5 : Skema Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan landasan berfikir seseorang yang bertujuan untuk menjelaskan fakta atau suatu hubungan antar faktor maupun variabel dengan berpijak pada landasan teori.
Penataan dalam rangka mengatur PKL kawasan Malioboro baru beberapa dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta, hal ini membuat para wisatawan merasa kurang nyaman terhadap kondisi di sepanjang Jalan Malioboro karena aktivitas para PKL yang terlalu semrawut. Banyak wisatawan dan bahkan PKL sendiri yang terganggu karena semrawutnya lapak-lapak para PKL, selain itu juga sampah-sampah yang membuat kurang nyaman yang dapat menurunkan potensi pariwisata di Malioboro. Meningkatnya jumlah pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Malioboro menambah permasalahan baru, keberadaan mereka menjadikan penyebab persaingan dagang yang tidak sehat antar PKL karena mereka sebagian besar belum bergabung menjadi salah satu anggota paguyuban PKL di Malioboro. Selain itu masalah retribusi tentang bagaimana sistem penarikan retribusi kepada para PKL Malioboro kepada Dinas yang terkait juga belum dipahami oleh para PKL terutama PKL yang merupakan para pendatang dari daerah lain.
Langkah Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengatasi permasalahan Pedagang Kaki Lima di sepanjang Jalan Malioboro, yaitu dengan melakukan pengaturan yang melalui beberapa tahap, yaitu: Tahap sosialisasi, tahap penataan, tahap pembinaan, dan tahap penertiban.
Dalam pelaksanaan pengaturan PKL Malioboro faktor- faktor yang mempengaruhi hal tersebut sesuai dengan beberapa komponen yang digunakan dalam penelitian ini yang telah dijelaskan dalam beberapa model implementasi yang telah Dalam pelaksanaan pengaturan PKL Malioboro faktor- faktor yang mempengaruhi hal tersebut sesuai dengan beberapa komponen yang digunakan dalam penelitian ini yang telah dijelaskan dalam beberapa model implementasi yang telah
Pengaturan/penataan PKL Malioboro memiliki dasar hukum yaitu Peraturan Daerah Kota Yogyakrta yang dikeluarkan oleh Pemkot DIY, No. 26 tahun 2002 Tentang Penataan Pedagang Kaki Lima. Adanya Saran dari Paguyuban serta wisatawan agar PKL di Malioboro lebih tertib dan teratur juga menjadi dukungan kepada pemerintah supaya segera mengatur dan menata PKL Malioboro.
Pengaturan yang dilaksanakan Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai tujuan supaya PKL di Jalan Malioboro menjadi rapi, tertib dan ramah lingkungan yang dapat menjadikan Malioboro sebagai tempat pariwisata yang bersih, sehat, rapi dan indah serta Kota Yogyakarta semakin terkenal dengan “Kota Yang Aman Berhati Nyaman”.