Benyamin Bloom dalam Notoadmodjo 2003 seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 dominan yakni:Kognitif,
afektif dan Psikomotor. Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni: Pengetahuan, memaham,
aplikasi, Analisis, sintetis, evaluasi.
a. Komponen pokok sikap
Menurut Allport 1954 dalam Notoatmodjo tahun 2009 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu : kepercayaan
keyakinan ide, dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak tend
to behave.
b. Berbagai tingkatan sikap
Sikap ini terdiri dari berbagai tindakan yaitu menerima receiving, merespon responding, menghargai valuing dan bertanggungjawab
responsible.
c. Praktek atau tindakan practice
beberapa tingkatan dari praktek atau tindakan terdiri dari Persepsi perception, respon terpimpin guide response, mekanisme mecanism
dan adopsi adoption.
d. Perubahan Adopsi Perilaku atau Indikatornya
Perubahan adopsi perilaku atau indikatornya Adalah suatu roses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori
Universitas Sumatera Utara
perubahan atau seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap:
1. Pengetahuan
Dapat dikelompokkan menjadi: pengetahuan tentang sakit dan penyakit, pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
2. Sikap
Sikap dapat dikelompokkan menjadi: Sikap terhadap sakit dan penyakit, sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat, dan sikap
terhadap kesehatan lingkungan.
3. Praktek dan Tindakan
Indikatornya yakni tindakan praktek sehubungan dengan penyakit, tindakan praktek pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan dan tindakan praktek kesehatan lingkungan.
e. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain : susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan
melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dsb. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil
dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.
f. Determinan dan Perubahan Perilaku
Universitas Sumatera Utara
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultasi dari berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal. Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis dan sosial.
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkapkan deteminan perilaku dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan antar lain:
1. Teori Lawrence Green
Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu
faktor perilaku behavior causes dan faktor di luar perilaku non behavior causes. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3
faktor: a. Faktor-faktor predisposisi predisposing factor, yang terwujud dalam
pegetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. b. Faktor-faktor pendukung enabling faktor, yang terwujud dalam
lingkungan fisik tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana- sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban dan sebagainya. c. Faktor-faktor pendorong reforcing factor yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori Snehandu B. Kar
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak pada perilaku itu merupakan fungsi dari:
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatanya behavior intention
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya social support c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
kesehatan acesssebility of information d. Otonom pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan
atau keputusan personal autonomy e. Situasi yang emungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak action
situastion.
2. Teori WHO
Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berprilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok:
Pemikiran dan perasaan thought and feeling yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-
penilaian seseorang terhadap objek. a.
Pengetahuan Pengetahuan di peroleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain. b.
Kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. c.
Sikap Sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap objek sikap sering
diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. d.
Orang penting sebagai referensi Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi
oleh orang-orang yang dianggap penting. e. Sumber daya resources
Sumber daya disini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilku seseorang atau
kelompok masyarakat. e.
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber Di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup way of
life yang pada umumnya disebut kebudayaan. 2.3.4 Perilaku Kesehatan Lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain Becker dalam Notoatmodjo, 1979 membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.
Universitas Sumatera Utara
2.3. 5 Perilaku hidup sehat.
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini
mencakup antar lain Menu seimbang, Olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum-minuman keras dan narkoba, Istirahat yang cukup, mengendalian stress,
perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan. Perilaku pencegahan adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan seseorang dalam menghalngi sesuatu agar tidak terjadi Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2004.
Sedangkan menurut Notoatmojo tahun 2003, mengatakan bahwa perilaku pencegahan adalah yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatanya. Perilaku individu terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsi individu
tentang kegawatan objek, kerentanan, faktor-faktor social dan psikologis, faktor sosio-demografi, pengaruh media massa, anjuran orang lain serta perhitungan
untung dan rugi dari poerilakunya tersebut. Perilaku ini dibentuk oleh pengalaman interaksi individu dengan lingkungannya.
Pandangan seseorang tentang masalah kesehatanya saat ini dan bagaimana dia menaruh perhatian terhadap masalahnya dapat memberikan informasi
seberapa jauh pengetahuanya mengenai masalahnya dan pengaruhnya terhadap kebiasaan aktivitas sehari-hari.\
Universitas Sumatera Utara
2.3.6. Perilaku Pencegahan Gastritis
Penyakit maag sangat umum ditemui di Indonesia. Dari survey yang dilakukan di Jakarta tahun 2007 yang melibatkan 1645 responden diperoleh
informasi bahwa pasien dengan masalah sakit maag ini mencapai angka 60 persen. sakit maag juga bisa menjadi salah satu gejala dari kanker lambung. Sakit
maag yang berulang kali dan tidak sembuh walaupun sudah diobati, lebih baik segera diperiksakan ke dokter. Karena tingkat kesadaran masyarakat termasuk
mahasiswa masih sangat rendah mengenai pentingnya cara menjaga kesehatan lambung. Padahal pada kenyataannya, Sakit maag atau dengan istilah ilmiah
dikenal dengan dispepsia ini sangat menganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja di masa sekolah dan orang dewasa yang telah bekerja. Menjaga kesehatan
lambung bukan saja untuk menghindari penyakit maag, tetapi merupakan investasi jangka panjang terutama menghindari kanker lambung. Syam, 2009.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit naiknya asam lambung. Salah satunya adalah konsumsi garam yang terlalu banyak. Selain
meminum alkohol, kafein, dan merokok yang semua dapat menambah risiko naiknya asam lambung, ternyata garam dapat menyebabkan dan memperburuk
penyakit tersebut. Temuan ini sesuai dengan penelitian para peneliti dari Swedia. Mereka menemukan dari gaya hidup orang-orang yang dijadikan sampel,
konsumsi garam meja yang berlebih dapat meningkatkan risiko mengalami penyakit naiknya asam lambung hingga 70. Hal ini mengkhawatirkan karena
sudah tersirat bahwa konsumsi garam meja berlebih lebih berbahaya daripada alkohol dan kafein. Sebuah studi terkait yang dilakukan oleh Roshini Rajapaksa
Universitas Sumatera Utara
tahun 2009 dari New York University Medical Center membuktikan hasil yang sama mengenai risiko terlalu banyaknya konsumsi garam meja, selain itu penyakit
lambung diyakini dipicu oleh stres dan gaya hidup. Tetapi setelah dilakukan penelitian menyebutkan bahwa luka pada lambung dan radang usus terutama
disebabkan oleh serangan bakteri bernama Helicobacter pylori. Marshall dan Warren, 2005,
Bakteri Helicobacter pylori H. pylori merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak
dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup. Bakteri H. pylori menginfeksi tubuh seseorang melalui
oral, baik secara fecal-oral maupun oral-oral. Fecal-oral artinya bila feses seseorang yang terinfeksi bakteri ini kontak dengan makanan, air, dan benda lain
yang kemudian masuk ke dalam tubuh orang lain akibat kurang higienis. Sedangkan disebut oral-oral bila perpindahan bakteri terjadi melalui ludah atau
muntahan seseorang yang mengandung bakteri ini. Misalnya, melalui penggunaan gelas, sendok, atau piring makan secara bersama-sama, apabila tidak menjaga
kebersihan lingkungan dengan baik maka akan beresiko untuk terkena penyakit gastritis ini. Syam, 2009.
Bila penyakit maag sudah disadari oleh penderitanya, sebaiknya tidak dibiarkan berlanjut terus sehingga menjadi tukak lambung. Prinsip penanganannya
adalah diet atau pengaturan makan. Jangan biarkan perut lama dalam keadaan kosong. Keadaan kosong ini dapat mengakibatkan asam lambung yang sudah
Universitas Sumatera Utara
diproduksi tidak mempunyai bahan untuk dicerna atau digiling, dan pada akhirnya dinding lambung itu akan mengikis dinding lambung itu sendiri.Arifrianto, 2009
Jangan terlalu banyak mengkonsumsi makanan atau minuman pedas dan asam. Hindari makanan berlemak, karena lemak memang sulit dicerna oleh
lambung. Selain itu, tekstur makanan sebaiknya lembut lunak., Sering mengkonsumsi air putih, karena bisa mengurangi sifat asam dari makanan atau
minuman tersebut. Kurangi mengkonsumsi minuman teh, kopi atau soft drink. Porsi makanan sebaiknya tidak terlalu banyak, tetapi sedikit dengan frekuensi
sering., Bila harus mengkonsumsi obat-obatan penahan nyeri analgetik, maka sebaiknya diminum setelah makan dan tidak dalam keadaan kosong Supriatna,
2009. Bila disiplin dalam mengatur makanan ini, maka kemungkinan
kambuhnya gastritis tidak akan terjadi, untuk menetralkan asam lambung sangat membantu meringankan penderitaan, misalnya, obat-obatan antasida. Bila dengan
obat ini belum bisa teratasi, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.Fahrur, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep