PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT.

PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT
KARO DI KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

EDI PUTRA RASMAMANA PA
NIM 3123121011
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016

i

ABSTRAK
Edi Putra Rasmamana PA. NIM 3123121011. Penyebaran Agama
Buddha Pada Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat. Jurusan Pendidikan
Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awal mula Penyebaran Agama Buddha
pada Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat, apa latar belakang yang
menyebabkan agama Buddha dibawa dan diajarkan kepada masyarakat Karo di
Kabupaten Langkat, kehidupan masyarakat Karo sebelum mengenal Agama
Buddha, teknik yang digunakan dalam penyebaran Agama Buddha pada
Masyarakat Karo, alasan Masyarakat Karo tertarik untuk memeluk Agama
Buddha, serta perkembangan umat Buddha-Karo dan perkembangan
pembangunan Vihara Buddha untuk masyarakat Karo di Kabupaten Langkat.
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka penulis menggunakan
beberapa metode penelitian diantaranya adalah metode Penelitian Lapangan
(Field Research) yakni dengan cara melakukan Pengamatan (Observasi) dan
Wawancara terhadap narasumber yang terkait atau mengetahui asal mula

Penyebaran Agama Buddha pada Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat.
Selanjutnya, penulis juga menggunakan metode Penelitian Kepustakaan (Library
Research), yakni mengumpulkan sumber-sumber data tertulis dari buku-buku
yang berhubungan dengan Penyebaran Agama Buddha Pada Masyarakat Karo di
Kabupaten Langkat.
Masyarakat Karo sebelum mengenal agama Buddha, menganut kepercayaan
Dinamisme yang sering disebut kepercayaan Perbegu. Kepercayaan Perbegu
adalah ajaran yang mempercayai bahwa Begu atau arwah orang yang sudah
meninggal, masih dapat mempengaruhi kehidupan manusia yang masih hidup,
terutama dalam hal memberikan kesehatan, keselamatan, dan juga rejeki. Agama
Buddha masuk ke Kabupaten Langkat sekitar tahun 1975, yang ditandai dengan
berdirinya sebuah Cetya atau vihara kecil di desa Buah Apam, Kecamatan Kuala.
Perkembangan umat Buddha-Karo di Kabupaten Langkat di mulai dari dusun
Buah Apam, lalu ke desa Parangguam, Kecamatan Salapian, lalu ke desa
Turangie, Kecamatan Salapian, lalu ke dusun Durian Mulo, Besadi, Kecamatan
Kuala, lalu ke desa Parit Bindu, Kuala, dan dusun Perteguhen, Desa Telagah,
Kecamatan Sei Bingai. Penyesuaian terhadap budaya Karo, Agama Buddha tidak
pernah melarang pemakaian Budaya dan adat dalam kehidupan masyarakat Karo
asalkan tidak merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain.


Kata Kunci : Agama Buddha, Masyarakat Karo, Kabupaten Langkat

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat kasih dan karunia yang di anugerahkan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PENYEBARAN AGAMA
BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah.
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian data, mengingat
keterbatasan yang penulis miliki dalam hal pengetahuan dan pengalaman menulis
karya ilmiah. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.


Penulis menyadari banyak kendala dan tantangan dalam penulisan skripsi ini,
tetapi atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini dapat
diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepada kedua Orang Tua saya Bapak Uli Perangin-Angin, dan Ibu
Rulina br Sitepu, S.Pd yang senantiasa memberikan dukungan dalam
segala kebutuhan pendidikan dan akademik saya. Serta doa yang selalu
terpanjat untuk kesuksesan saya.

iii

2. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,
M.Pd beserta jajaran stafnya yang telah memberikan kelancaran dalam
urusan akademik dari awal kuliah sampai dengan akhir perkuliahan.
3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Ibu Dra. Nurmala Berutu beserta jajaran
pegawai fakultas yang telah mengelola birokrasi kemahasiswaan
dengan baik sehingga proses perkuliahan berjalan dengan lancar.
4. Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si
dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah, Bapak Syahrul Nizar S,
S.Hum, MA yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam
segala urusan akademik.

5. Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak membantu, membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Drs. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan sekaligus Dosen Pembanding Utama yang memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis. Begitupun tak lupa
saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Ponirin, M.Si dan Bapak
Drs. Yushar Tanjung, M.Si sebagai Dosen Pembanding Bebas, atas
kritik dan saran yang diberikan untuk membuat skripsi ini semakin
baik.
7. Para Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Sejarah,
serta staf pegawai Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

iv

8. Kepada para narasumber yang senantiasa membantu memberikan
informasi yang penulis butuhkan Terkhusus untuk Y.M. Bhikku
Jhinadammo Mahathera, Bhikku Bhuripanno Thera, Maechi Susi, dan
seluruh masyarakat Karo beragama Buddha di kabupaten Langkat
yang senantiasa membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Teman-teman seperjuangan dari Kelas B Reguler Pendidikan Sejarah
2012 Seluruhnya, dan Khususnya kepada Rafika Arthauli P., Yuliana
Ulfa, Nurfadillah, Peristiwani, Kartina Simanjuntak, Bincar Mouridc,
Rahmat Amsari, dan sahabat sahabat lainnya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
10. Team PPLT Unimed 2015 SMA KATOLIK 1 KABANJAHE,
Kabupaten Karo.

Medan

September 2016

Penulis

Edi Putra Rasmamana PA

v

Daftar Isi


Abstrak.............................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... v
Daftar Tabel.............................................................................................. viii
Bab. I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah.................................................................................. 4
1.3. Batasan Masalah........................................................................................ 5
1.4. Rumusan Maslah....................................................................................... 5
1.5. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
1.6. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6

Bab.II Kajian Pustaka dan Landasan Teori

2.1.Kajian Pustaka............................................................................................. 8
2.2.Kerangka Teori............................................................................................ 9
2.2.1. Teori Penyebaran (Difusi)............................................................... 9
2.2.2. Teori Agama................................................................................. 11
2.3.Kerangka Konseptual............................................................................... 12
2.3.1. Konsep Agama Buddha .............................................................. 12

2.3.2. Konsep Suku Karo....................................................................... 14

vi

Kerangka Berpikir............................................................................... 15

Bab. III Metodologi Penelitian
3.1. Metode Penelitian................................................................................... 17
3.2. Lokasi Penelitian..................................................................................... 18
3.3. Populasi dan Sampel............................................................................... 19
3.4. Sumber Data............................................................................................ 19
3.6. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 20
3.5. Teknik Analisis Data............................................................................... 21

BAB. IV Pembahasan
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................... 23
4.1.1. Jumlah Penduduk Langkat............................................................ 24
4.1.2. Jumlah Penduduk Dilihat Dari Segi Agama................................ 24
4.1.3. Persentase Suku Bangsa di Wilayah Penelitian............................ 25
4.1.4. Persentase Agama di Wilayah Penelitian...................................... 27


4.2. Kepercayaan Suku Karo Sebelum Memeluk Buddha............................. 27
4.3. Penyebaran Agama Buddha pada masyarakat Karo di Kab. Langkat ......38
4.3.1. Desa Buah Apam, Kecamatan Kuala............................................ 38
4.3.2. Desa Parangguam, Kecamatan Salapian....................................... 44

vii

4.3.3. Desa Turangie, Kecamatan Salapian............................................ 52
4.3.4. Dusun Durian Mulo, Besadi, Kuala.............................................. 54
4.3.5. Dusun Perteguhen, Telagah, Sei Bingai........................................ 59
4.3.6. Desa Parit Bindu, Kuala................................................................ 61
4.4. Kehidupan Masyarakat Karo setelah memeluk Buddha.......................... 69
BAB V. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan............................................................................................... 75
5.2. Saran......................................................................................................... 77

Daftar Pustaka.................................................................................................... 78

viii


Daftar Tabel

Tabel 4.1. ............................................................................................................. 25
Tabel 4.2. ............................................................................................................ 26
Tabel 4.3. ............................................................................................................. 27

ix

Daftar Lampiran
Lampiran 1 ........................................................................................................ 1
Lampiran 2 ........................................................................................................ 2
Lampiran 3 ......................................................................................................... 5
Lampiran 4 ......................................................................................................... 7

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah
Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera
Utara, Wilayahnya meliputi dataran tinggi Karo, Deli Serdang bagian hulu,

Langkat bagian hulu, dan sebagian dari Dairi, serta daerah lainnya di
Sumatera Utara. Suku bangsa Haru atau kemudian disebut suku bangsa
Karo ini masuk ke Sumatera ketika zaman batu. Terjadi perpindahan
bangsa dari Tiongkok Selatan ke Hindia Belakang dan bangsa-bangsa
Hindia Belakang terdesak dan banyak pindah ke selatan siam maupun
kamboja. Kemudian menyebar ada yang melalui malaya dan hijrah ke
Sumatera.
Jauh sebelum Belanda menjajah wilayah yang didiami suku Karo,
atau yang sekarang kita kenal dengan dataran tinggi Karo, suku Karo itu
telah lama berdiam diri didaerah daerah yang cukup luas di luar Kabupaten
Karo seperti yang telah penulis sebutkan diatas. Misalnya di Kabupaten
Langkat, suku Karo menjadi salah satu suku asli dan mayoritas di
Kabupaten Langkat bagian hulu yang meliputi beberapa kecamatan seperti,
Kecamatan Kutambaru, Kec. Salapian, Kec. Bahorok, Kec. Sei Bingai, Kec.
Sirapit, Kec. Selesai, dan Kecamatan Kuala.

1

Pada umumnya kita mengetahui bahwa masyarakat Karo banyak
menganut agama Kristen atau Islam, sebagai agama resmi. Tak banyak yang
tahu bahwa ada sebagaian kelompok masyarakat Karo yang juga menganut
agama Buddha. Masyarakat awam umumnya, mengira bahwa agama
Buddha hanya dianut oleh etnis Tionghoa saja.
Agama Buddha masuk ke Sumatera Utara, pada sekitar abad ke-12,
tepatnya di kota Cina, yang dibawa oleh pedagang-pedagang dari
Tamilnadu dan Sri Lanka. Hal ini dapat di identifikasi dari karakteristik
patung Buddha yang ditemukan di kota Cina yang mirip dengan
karakteristik patung Buddha dari Sri Lanka.
Masyarakat Tionghoa yang beragama Buddha tersebut, yang masih
menetap di Indonesia, kemungkunian melakukan penyebaran agama
Buddha kepada suku-suku yang masih belum memiliki agama resmi,
termasuk kepada sebagian suku Karo yang masih menganut Kepercayaan
Pemena. Kemungkinan ini penulis dapat dari keterangan penelitian Mc
Kinnon mengenai Kota China, disebutkan oleh Mc Kinnon, bahwa
pedagang-pedagang dari Tanah Karo juga datang untuk berdagang ke Kota
China, sehingga ada kemungkinan terjadi interaksi antara suku Karo dan
penganut Buddha di Kota China pada masa itu.
Berkenaan dengan penelitian ini, penulis mencoba mengangkat
tentang keberadaan Suku Karo yang beragama Buddha di Kabupaten
Langkat. Di kabupaten Langkat sendiri khususnya ada 3 kecamatan yang

2

penulis ketahui adanya vihara yang umatnya mayoritas berasal dari etnis
Karo yaitu Kecamatan Salapian, Kecamatan Kuala, dan Kecamatan Sei
Bingai. Penulis menganggap hal ini adalah sebuah keunikan tersendiri
dikarenakan, sangat jarang sekali saat ini penduduk pribumi sumatera yang
beragama Buddha, sehingga penulis ingin mengangkat tema ini kedalam
penelitian penulis dan menuangkannya kedalam sebuah tulisan sesuai
dengan metode-metode penelitian yang ilmiah.
Kabupaten Langkat yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah
salah satu Kabupaten di Sumatera Utara, dengan Ibukota Stabat.
Kabupaten Langkat, sampai saat penulis melakukan penelitian ini,
memiliki 23 Kecamatan yang termasuk didalamnya adalah Kecamatan
Salapian, Kecamatan Kuala, dan Kecamatan Sei Bingei yang mayoritas
penduduknya berasal dari Suku Karo. Yang akan menjadi fokus penelitian
dari penulis adalah tentang Penyebaran Agama Buddha Pada Masyarakat
Karo di Kabupaten Langkat.
Alasan selanjutnya

yang

membuat

penulis

tertarik untuk

mengangkat tema tentang Suku Karo beragama Buddha ini adalah, apa
alasan dari masyarakat Karo, khususnya di Kabupaten Langkat lebih tertarik
memeluk agama Buddha, ketimbang agama Kristen ataupun Islam yang
lebih mayoritas dianut oleh masyarakat Karo baik di dataran tinggi karo
maupun yang masyarakat Karo yang berada di wilayah dataran rendah.

3

Informasi awal yang penulis terima dari berbagai sumber, bahwa
“Vihara Buddha-Karo” tertua yang ada di Kabupaten Langkat adalah
“Vihara Sriwijaya” yang terletak di desa Parangguam, dan “Vihara Buddha
Kassapa” di Desa Turangie, Kecamatan Salapian. Di Vihara Buddha
Kassapa Sendiri dari informasi awal yang penulis peroleh ada sekitar 60
umat dari suku karo yang beribadah disana. Sementara di Vihara Buddha
Sikhi di kecamatan Kuala ada sekitar 29 Kepala Keluarga dari suku karo
yang beribadah disana.
Dari

latar

belakang

tersebut,

maka

penulis

berkeinginan

mengangkat tema tersebut kedalam sebuah tulisan ilmiah dengan judul
“Penyebaran Agama Buddha Pada Masyarakat Karo di Kabupaten
Langkat”

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mngidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kepercayaan suku Karo di Kabupaten Langkat sebelum
mengenal agama Buddha?
2. Bagaimana proses penyebaran agama Buddha pada suku Karo di
Kabupaten Langkat?

4

3. Bagaimana Agama Buddha dapat diterima dengan baik oleh Suku Karo
di Kabupaten Langkat?
4. Apa saja halangan yang terjadi dalam proses penyebaran Agama Buddha
pada Suku Karo di Kabupaten Langkat?
5. Bagaimana kehidupan Suku Karo di Kabupaten Langkat setelah
memeluk Agama Buddha?
6. Bagaimana penyesuaian antara Agama Buddha terhadap budaya Karo
setelah masuknya Agama Buddha kepada Suku Karo di Kabupaten
Langkat ?

1.3. Batasan masalah
Dikarenakan luasnya masalah yang harus diteliti, maka penulis membatasi
masalah kepada “Penyebaran Agama Buddha Pada Masyarakat Karo di
Kabupaten Langkat”

1.4. Rumusan Masalah
Agar Penulis terarah dalam melaksanakan penelitian, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kepercayaan Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat
sebelum mengenal Agama Buddha?

5

2. Bagaimana proses penyebaran Agama Buddha pada Masyarakat Karo
di Kabupaten Langkat?
3. Bagaimana kehidupan Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat setelah
memeluk Agama Buddha?

1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini tentunya memliki tujuan yang telah penulis rangkum
menjadi berikut:
1. Untuk mengetahui kepercayaan Masyarakat Karo sebelum memeluk
agama Buddha di Kabupaten Langkat
2. Untuk

mengetahui

proses

penyebaran

Agama

Buddha

pada

Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat
3. Untuk mengetahui kehidupan Masyarakat Karo setelah memeluk
Agama Buddha

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini
adalah:
1. Menambah wawasan penulis tentang Penyebaran Agama Buddha pada
Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat
2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik
dari kalangan mahasiswa tentang Penyebaran Agama Buddha pada
Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat

6

3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di kabupaten
Langkat untuk mengetahui Penyebaran Agama Buddha pada
Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat
4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya
dalam tema yang berhubungan dengan tema Penyebaran Agama
Buddha pada Masyarakat Karo di Kabupaten Langkat.
5. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya Jurusan
Pendidikan

Sejarah

untuk

dapat

mengetahui

dan

memahami

Penyebaran Agama Buddha pada Masyarakat Karo di Kabupaten
Langkat.
6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya
Fakultas Ilmu Sosial dan Jurusan Pendidikan Sejarah.

7

BAB V
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Masyarakat Karo sebelum mengenal agama Buddha, menganut
kepercayaan

Dinamisme

yang

sering

disebut

kepercayaan

Perbegu/Pemena.
2. Kepercayaan Perbegu adalah kepercayaan yang mempercayai bahwa
Begu atau arwah orang yang sudah meninggal, masih dapat
mempengaruhi kehidupan manusia yang masih hidup, terutama dalam
hal memberikan kesehatan, keselamatan, dan juga rejeki.
3. Perbegu identik dengan ajaran Hindu sekte Siwa yang dibawa oleh
Resi Agastya Batara Guru, yang merupakan seorang India yang
mengembangkan ajaran Hindu di Indonesia terutama ajaran dari
Bhagvat Brgu.
4. Agama Buddha masuk ke Kabupaten Langkat sekitar tahun 1975, yang
ditandai dengan berdirinya sebuah Cetya atau vihara kecil di desa
Buah Apam, Kecamatan Kuala.
5. Tambaten Sitepu adalah orang Karo pertama yang memeluk agama
Buddha, dan sebagai perintis pembangunan Cetya di Buah Apam
6. Penyebaran Agama Buddha pada Masyarakat Karo di Kabupaten
Langkat dilakukan oleh orang-orang Karo sendiri kepada Masyarakat
Karo yang masih menganut Kepercayaan Pemena.

75

7. Perkembangan umat Buddha-Karo di Kabupaten Langkat di mulai dari
dusun Buah Apam, lalu ke desa Parangguam, Kecamatan Salapian,
lalu ke desa Turangie, Kecamatan Salapian, lalu ke dusun Durian
Mulo, Besadi, Kecamatan Kuala, lalu ke desa Parit Bindu, Kuala, dan
dusun Perteguhen, Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai.
8. Metode yang digunakan dalam menyebarkan agama Buddha pada
Masyarakat Karo di Kabupaten langkat adalah dengan cara pendekatan
terhadap budaya Karo, seperti pemakaian Bahasa Karo oleh Bhikku
atau Pandita yang berasal dari Suku Karo.
9. Penyesuaian terhadap budaya Karo, Agama Buddha tidak pernah
melarang pemakaian Budaya dan adat dalam kehidupan masyarakat
Karo asalkan tidak merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain.

76

Saran
1. Agar

pemerintah

daerah

tidak

mempersulit

pengeluaran

ijin

pembangunan Vihara di Kabupaten Langkat, terutama bagi Vihara yang
mayoritas umatnya berasal dari Suku Karo.
2. Perlu adanya pembelajaran bagi Masyarakat agar menjaga toleransi
antar umat yang berlainan agama.
3. Masyarakat

Karo

yang

beragama

Buddha

sebaiknya

tetap

mempertahankan adat dan Budaya Karo, dan dapat menampilkan ciri
khas Karo pada setiap Vihara yang dibangun, atau pada saat hari-hari
besar agama Buddha
4. Pemerintah daerah maupun kecamatan di Kabupaten Langkat,
hendaknya tidak mempersulit peneliti dalam melakukan penelitian di
Kabupaten Langkat, sehingga segala potensi Kabupaten Langkat bisa
dikembangkan secara maksimal.

77

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat. 2015. Langkat Dalam Angka 2015.
Stabat: BPS
Bangun, Tridah. 1986. Manusia Batak Karo. Jakarta: Inti Dayu Press
Conze, Edward. 2010. Sejarah Singkat Agama Buddha. Jakarta: Karaniya
Daliman, A. 2012. Pengantar Filsafat Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2013. Buku Pedoman Penulisan
Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sejarah. FIS UNIMED
Hadiwijono, Harun. 2009. Agama Hindu dan Buddha. Jakarta: Gunung Mulia
Koentjaraningrat. 2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi 2009. Jakarta:
Rineka cipta
Kung, Master Chin. 2012. Mengenal Ajaran Buddha, jalan menuju hidup
bahagia. Jakarta: Yayasan Yabumi Buddha Amitabha
Lubis, lamudin. 2013. Pendidikan Agama Dalam Perspektif Islam, Kristen, dan
Buddha. Bandung: Citapustaka Media Perintis

78

McKinnon, Edwards. 2013. Kota Cina Konteks dan Makna dalam Perdagangan
Asia Tenggara pada Abad Kedua Belas hingga Abad Keempat Belas.
Medan: Unimed Press
Nasution, Farizal. 2015. Jejak Sejarah dan Budaya Karo. Medan: Mitra
Panitia Kongres Kebudayaan Karo. 1995. Religi. Berastagi: Kongres Kebudayaan
Karo
Respati, Djenar. 2014. Sejarah Agama-Agama di Indonesia. Yogyakarta : Araska
Sjamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Soekmono.1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta:
Kanisius
Subagya, Rachmat.1981. Agama Asli Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan
Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak
Suzuki, Beatrice Lane. 2009. Agama Buddha Mahayana. Jakarta: Karaniya
Putro, Brahma. 1981. Karo dari Jaman ke Jaman Jilid 1. Medan: Yayasan Massa

79