24
Termasuk  kemungkinan  adanya  kerusakan  sel  selama  pengeringan.  Sehingga  diperlukan penelitian  lebih  lanjut  mengenai  struktur  sel  potongan  mangga  selama  pengeringan  perlakuan
panas. Kurva laju pengeringan curam pada awal pengeringan kemudian menjadi landai di akhir pengeringan. Hal  ini  karena  di awal  pengeringan, kandungan air bebas pada potongan  mangga
cukup banyak sehingga air yang dapat diuapkan juga banyak. Sedangkan di akhir pengeringan, kandungan  air  bebas  tidak  sebanyak  di  awal  dan  kandungan  air  terikat  sulit  untuk  diuapkan.
Kurva  laju  pengeringan  pada  suhu  pengering  60
o
C  lebih  curam  dibandingkan  kurva  laju pengeringan  pada  suhu  pengering  50
o
C  dan  40
o
C.  Hal  ini  karena  semakin  tinggi  suhu pengeringan maka penguapan akan berlangsung lebih cepat.
Gambar 12. Kurva laju pengeringan terhadap waktu pada suhu pengering 60°C Pada potongan mangga segar, tanpa osmotik, kurva laju pengeringan lebih curam daripada
potongan  mangga  dengan  perlakuan  osmotik.  Hal  ini  karena  kadar  air  awal  potongan  mangga segar  lebih  tinggi  daripada  kadar  air  awal  potongan  mangga  dengan  osmotik.  Kurva  laju
pengeringan  potongan  mangga  osmotik  dengan  coating  maupun  tanpa  coating  tidak  berbeda signifikan. Begitu pula dengan  kurva laju pengeringan potongan mangga osmotik 66
o
Brix dan 42
o
Brix. Menurut Hall 1957, laju pengeringan suatu bahan yang dikeringkan ditentukan oleh sifat  bahan  tersebut  seperti  difusivitas,  kadar  air  awal,  serta  hubungannya  dengan  kadar  air
kesetimbangan pada kondisi pengeringan. Pada pengeringan potongan mangga dengan perlakuan dehidrasi osmotik, laju pengeringan juga dipengaruhi oleh suhu pengering dan kestabilan kondisi
lingkungan ruangan pengering.
3. Perubahan Laju Pengeringan terhadap Kadar Air
Pada proses pengeringan terdapat dua laju pengeringan, yaitu laju pengeringan konstan dan laju  pengeringan  menurun.  Laju  pengeringan  konstan  terjadi  karena  gaya  perpindahan  air
internal labih kecil dari perpindahan uap air pada permukaan bahan Brooker  et al, 1992. Laju pengeringan  konstan  terjadi  pada  awal  proses  pengeringan  yang  kemudian  diikuti  oleh  laju
pengeringan  menurun.  Periode  ini  dibatasi  oleh  kadar  air  kritis  critical  moisture  content Henderson dan Perry, 1976. Kurva laju pengeringan konstan dan menurun dapat dilihat pada
Gambar 2 sedangkan kurva laju pengeringan potongan mangga terhadap kadar air dapat dilihat pada Gambar 13 hingga Gambar 15.
1 2
3 4
100 200
300 400
500 600
700
Laj u
p e
n g
e ri
n g
an b
k m
e n
it
waktu menit
Dehidrasi osmotik 42 Brix tanpa coating Tanpa dehidrasi osmotik
Dehidrasi osmotik 42 Brix dengan coating Dehidrasi osmotik 66 Brix tanpa coating
Dehidrasi osmotik 66 Brix dengan coating
25
Gambar 13. Kurva laju pengeringan terhadap kadar air pada suhu pengering 40°C
Gambar 14. Kurva laju pengeringan terhadap kadar air pada suhu pengering 50°C Pada  Gambar  13  hingga  Gambar  15  dapat  dilihat  bahwa  laju  pengeringan  konstan  lebih
singkat daripada laju pengeringan menurun. Kurva laju pengeringan terhadap waktu pada suhu pengering  60
o
C  lebih  curam  daripada  kurva  laju  pengeringan  pada  suhu  pengering  40
o
C  dan 50
o
C.  Pada  semua  tingkatan  suhu  pengering,  kurva  laju  pengeringan  potongan  mangga  tanpa osmotik dan kurva laju pengeringan  potongan  mangga dengan osmotik pada semua perlakuan
dehidrasi osmotik cenderung sama.
Gambar 15. Kurva laju pengeringan terhadap kadar air pada suhu pengering 60°C 1
2
100 200
300 400
500 600
700 800
Laj u
p e
n g
e ri
n g
an
b k
m en
it
kadar air bk
Tanpa dehidrasi osmotik Dehidrasi osmotik 42 Brix tanpa coating
Dehidrasi osmotik 42 Brix dengan coating Dehidrasi osmotik 66 Brix dengan coating
Dehidrasi osmotik 66 Brix tanpa coating
1 2
3
100 200
300 400
500 600
Laj u
p e
n g
e ri
n g
a
b k
m e
n it
kadar air bk
Tanpa dehidrasi osmotik Dehidrasi osmotik 42 Brix dengan coating
Dehidrasi osmotik 42 Brix tanpa coating Dehidrasi osmotik 66 Brix tanpa coating
Dehidrasi osmotik 66 Brix dengan coating
1 2
3 4
100 200
300 400
500 600
700
Laj u
p e
n g
e ri
n g
an
b k
m e
n it
kadar air bk
Tanpa dehidrasi osmotik Dehidrasi osmotik 42 Brix dengan coating
Dehidrasi osmotik 42 Brix tanpa coating Dehidrasi osmotik 66 Brix tanpa coating
Dehidrasi osmotik 66 Brix dengan coating
26
4. Kadar Air Keseimbangan Me dan  Konstanta Pengeringan Potongan