Pemodelan VAR Uji stabilitas Model Analisis Impuls Response Function IRF

4.2.3 Uji Lag Optimum

Penetapan lag optimum penting untuk dilakukan karena dalam metode VAR lag optimal dari variabel endogen merupakan variabel independen yang digunakan dalam model. Nilai lag optimal diperoleh dengan melakukan estimasi VAR. Sebelum melakukan penentuan lag optimal maka dapat dilihat terbih dahulu apakah model VAR tersebut stabil atau tidak. Hasil dari lag optimum dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini Tabel 4. Hasil Uji Lag Optimum Lag LogL LR FPE AIC SC HQ -360.4722 NA 24984.35 18.63960 18.76757 18.68552 1 -349.7128 19.31189 22877.58 18.54937 19.06124 18.73303 2 -346.1208 5.894427 30481.40 18.82671 19.72247 19.14810 3 -339.9125 9.232903 36002.84 18.96987 20.24954 19.42900 Berdasarkan hasil Tabel 4 dapat dilihat bahwa penentuan lag dapat digunakan dengan beberapa pendekatan antara lain Likelihood Ratio LR, Final Prediction Error FPE, Akaike Information Criterion AIC, dan Schwarz Criterion SC. Berdasarkan uji kestabilan yang telah dilakukan ditunjukan bahwa model VAR dalam penelitian ini telah stabil pada lag ke-3. Setelah dipastikan bahwa hasil estimasi var berada dalam kondisi stabil , maka daoat dilakukan penetapan lag optimal.lag optimal dihitung dengan menggunakan AIC dengan mengambil nilai AIC yang paling kecil. Dari tabel 3 memperlihatkan bahwa dari 3 lag, lag yang bertanda asterisk terdapat pada lag pertama, hal ini menandakan bahwa lag optimal yang dipilih berdasarkan AIC terdapat pada lag pertama.

4.2.4 Pemodelan VAR

Pengaruh variabel dapat menggunakan dan dilihat dengan analisis VAR. interpretasi hasil dapat dilihat dengan membaca koefisien integrasi dan pembacaan tanda terbalik dari tanda koefisiennya. Koefisien integrasi dinyatakan signifikan jika nilai mutlak statisti lebih besar dari nilai tabel yaitu 1,96 berikut ini merupakan hasil estimasi VAR. Tabel 5. Estimasi VAR Berdasarkan hasil estimasi var tersebut dapat terlihat bahwa terdapat pengaruh yang ditunjukan oleh penjualan City car, penjualan tersebut dipengaruhi secara nyata oleh penjualan City car pada lag 1 dan penjualan MPV pada lag 1, sedangkan penjualan MPV dipengaruhi secara nyata oleh penjualan City car pada lag 1. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara City car dan MPV sedangkan untuk produk sedan hubungan yang terjadi dengan produk lainnya tidak terlalu signifikan.

4.2.5 Uji stabilitas Model

Tabel 6. Hasil Uji Stabilitas Model dikatakan stabil apabila nilai modulus nya kurang dari satu. Berdasarkan tabel bahwa nilai akar karakteristik atau modulus semuanya menunjukan nilai kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa model VAR telah stabil SEDAN CITYCAR MVP SEDAN-1 0.265407 -0.231427 -1.034065 0.17170 0.29141 0.92598 [ 1.54575] [-0.79416] [-1.11672] CITYCAR-1 -0.086464 0.372304 1.641611 0.10807 0.18342 0.58284 [-0.80005] [ 2.02978] [ 2.81659] MVP-1 0.026823 0.094985 0.238314 0.02839 0.04818 0.15308 [ 0.94495] [ 1.97167] [ 1.55679] C 1.393352 -1.247452 54.75136 2.28761 3.88251 12.3370 [ 0.60909] [-0.32130] [ 4.43798] Modulus 0.701341 0.253344 0.078660 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of SEDAN to Nonfactorized One Unit SEDAN Innovation

4.2.6 Analisis Impuls Response Function IRF

Analisis Impuls Response Function atau IRF merupakan alat analisis yang digunakan untuk mencari dampak shock variabel satu terhadap variabel lainnya. Dengan menggunakan IRF maka akan dapat dilacak dampak dari salah satu shock terhadap shock lainnya pada saat sekarang dan masa yang akan datang dari variabel endogen. Shock yang terjadi pada variabel endogen secara langsung akan mempengaruhi variabel itu sendiri dan akan berpengaruh juga terhadap variabel lainnya secara berkesinambungan atau dinamis. Pada penelitian ini akan dilakukan tiga analisis IRF untuk masing-masing produk yaitu sedan, City car dan mutli purpose vehicle atau MPV. 4.1. Sedan diimpuls shock Gambar 2. Respon Sedan terhadap Sedan Respon yang pertama dianalisa adalah respon sedan terhadap sedan, dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa respon yang diberikan oleh produk sedan terhadap standar deviasi variabel itu sendiri telah bernilai positif. Pergerakan respon pada grafik tersebut cenderung bernilai stabil, pada periode 1 nilai respon yang diberikan cukup tinggi yaitu dengan nilai 100 persen, tetapi pada periode ke 2 terjadi penurunan yang signifikan dari respon tersebut, pada periode ke 2 respon yang dihasilkan adalah 20 persen. Setelah terjadinya penuruan pada periode ke 2, respon kemudian bergerak stabil dari periode 3 sampai dengan periode ke 5, nilai respon tersebut adalah nol persen. Selanjutnya untuk periode 6 sampai 50 pergerakan respon kembali menurun dengan nilai respon bernilai negatif, pergerakan respon ini sangat kecil. Sehingga dalam grafik pergerakan kecil dan cenderung stabil di nol persen. -.25 -.20 -.15 -.10 -.05 .00 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of CITYCAR to Nonfactorized One Unit SEDAN Innovation -1.2 -1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of MPV to Nonfactorized One Unit SEDAN Innovation Gambar 3. Respon City car terhadap Sedan Pada grafik ini dapat terlihat respon yang diberikan oleh City car terhadap sedan, respon yang diberikan City car pada perubahan standar deviasi sedan bernilai negatif. Hanya pada periode pertama nilai respon yang diberikan tingi yaitu nol persen. Selanjutnya pada periode kedua hingga periode kelima terjadi penurunan yang cukup signifikan, dimana pada periode kedua nilai respon City car terhadap sedan yaitu -23 persen, pada periode ketiga nilai respon yaitu -24 persen, periode keempat nilai respon -19 persen sedangkan pada periode kelima responnya bernilai -13 persen. Nilai respon stabil pada periode ke 6 sampai periode ke 50 dengan nilai respon nol persen. Dengan nilai respon yang negatif hal ini berarti impuls dari penjualan sedan sebesar satu standar deviasi berpengaruh negatif terhadap penjualan produk City car. Gambar 4. Respon MPV terhadap Sedan Pada grafik ini dapat terlihat respon yang diberikan oleh MPV terhadap sedan, respon yang diberikan MPV pada perubahan standar deviasi sedan bernilai 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of CITYCAR to Nonfactorized One Unit CITYCAR Innovation negatif. Hanya pada periode pertama nilai respon yang diberikan tingi yaitu nol persen. Selanjutnya pada periode kedua terjadi penurunan yang signifikan, dimana pada periode kedua nilai respon MPV terhadap sedan yaitu -103 persen, pada periode ketiga nilai respon yaitu -90 persen, periode keempat nilai respon -68 persen sedangkan pada periode kelima responnya bernilai -49 persen. Nilai respon stabil pada periode ke 20 sampai periode ke 50 dengan nilai respon -1 persen. Dengan nilai respon yang negatif hal ini berarti impuls dari penjualan sedan sebesar satu standar deviasi berpengarug negatif terhadap penjualan produk mpv. 4.2. City car diimpuls shock Gambar 5. Respon City car terhadap City car Respon kedua yang dianalisa adalah respon City car terhadap variabel itu sendiri. pada grafik tersebut nilai standar deviasi dari respon City car terhadap variabel itu sendiri bernilai positif, ketika variabel diimpuls nilai respon meningkat pada periode pertama sampai periode ke 10. Pada periode pertama nilai respon tertinggi yaitu 100 persen dan nilai respon terendah pada periode 10 yaitu 26 persen. Pada periode berikutnya hingga period eke 50 nilai respon cenderung stabil yaitu nol persen, dengan nilai respon yang positif hal ini menunjukkan bahwa variabel City car sangat berpengaruh terhadap naik dan turunnya penjualan City car itu sendiri. -.10 -.08 -.06 -.04 -.02 .00 .02 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of SEDAN to Nonfactorized One Unit CITYCAR Innovation 0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of MPV to Nonfactorized One Unit CITYCAR Innovation Gambar 6. Respon Sedan terhadap City car Pada grafik ini adalah nilai respon yang ditunjukkan oleh sedan jika City car diimpuls, dari grafik tersebut terlihat bahwa nilai standar deviasi yang dihasil oleh sedan adalah negatif. Pada periode pertama nilai respon yang ditunjukan adalah nol persen. Kemudian pada periode ke 2 sampai periode ke 4 terjadi penurunan,pada periode ke 2 respon yang ditunjukkan oleh sedan adalah - 86 persen, periode ke 3 respon bernilai -11 persen dan periode ke 4 nilai responnya adalah - 8 persen. Kemudian pada periode ke 5 sampai periode ke 50 respon kembali stabil di nol persen. Gambar 7. Respon MPV terhadap City car Grafik ini menjelaskan mengenai respon yang diberikan oleh mpv jika City car diimpuls. Respon yang diberikan oleh mpv terhadap standar deviasi City car bernilai positif, dengan nilai respon yang cukup tinggi dari periode 2 sampai periode 16., dengan nilai respon tertinggi 160 persen. Pada periode 17 sampai 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of MPV to Nonfactorized One Unit MPV Innovation .000 .004 .008 .012 .016 .020 .024 .028 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of SEDAN to Nonfactorized One Unit MPV Innovation periode 50 nilai respon stabil dengan nilai nol persen. Dengan adanya respon yang positif hal ini membuktikan bahwa variabel mpv mempengaruhi penjualan dari City car. 4.3. MPV diimpuls shock Gambar 8. Respon MPV terhadap MPV Grafik tersebut menjelaskan mengenai respon yang diberikan oleh mpv terhadap variabel mpv itu sendiri. berdasarkan grafik tersebut respon yang diberikan oleh mpv terhadap standar deviasi bernilai positif, ketika variabel diimpuls terjadi respon yang signifikan dari periode 1 sampai periode 11, dengan nilai respon tertinggi yaitu 100 persen pada periode pertama dan nilai respon terendah yaitu 10 persen pada periode 11. Untuk periode 12 sampai periode 50 respon yang diberikan stabil dengan nilai respon nol persen. Dari hasil positif ini maka mpv sangat berpengaruh terhadap naik turunnya penjualan dari mpv itu sendiri. Gambar 9. Respon Sedan terhadap MPV .00 .02 .04 .06 .08 .10 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of CITYCAR to Nonfactorized One Unit MPV Innovation Grafik ini merupakan nilai respon yang ditunjukan oleh sedan jika mpv diimpuls, dari grafik tersebut terlihat bahwa respon yang diberikan oleh sedan terhadap nilai standar deviasi adalah positif. Tetapi nilai respon untuk setiap periodenya tidak terlalu besar,nilai respon mulai terlihat pada periode 2 yaitu dengan nilai respon 0,2 persen dan respon paling rendah ditunjukan pada periode 9 dengan nilai respon 0,0001 persen. Pada periode 10 sampai periode 25 nilai respon stabil yaitu nol persen. Meskipun memiliki respon yang tidak terlalu signifikan tetapi nilai respon yang diberikan adalah positif, dengan nilai ini maka dapat disimpulkan bahwa ketika penjualan mpv diimpuls maka akan mempengaruhi peningkatan penjualan sedan. Gambar 10. Respon City car terhadap MPV Grafik ini merupakan hasil analisis respon dari City car jika mpv diimpuls, respon positif ditunjukan oleh City car, hal ini terlihat pada standar deviasi dalam grafik tersebut. Pada periode ke 2 respon yang ditunjukan oleh City car adalah 9 persen dan terendah adalah periode ke 20 dengan nilai respon 1 persen. Untuk periode 25 sampai 50 nilai respon yang diberikan stabil dengan nilai nol persen. Nilai respon yang ditunjukan oleh City car positif hal ini menunjukan bahwa ketika mpv diimpuls maka akan mempengaruhi penjualan City car.

4.2.7 Forecast Error Variance Decomposition FEVD