ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODAL KERJA OPTIMAL PADA
PERUSAHAAN TEKSTIL YANG TERCATAT DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
Farok
08610068

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PEBRUARI 2013

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, kepada-Nya saya panjatkan rasa puji syukur

atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Analisis
Modal KerjaOptimal pada Perusahaan Tekstil yang Tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI)” dapat terselesaikan. Adapun penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Strata I Ekonomi
pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan, bantuan,
saran dan do’a serta dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan
hati, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Muhammadiyah Malang yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu di UniversitasMuhammadiyah Malang.
2. Dra. AniekRumijati, M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas segala
bantuan, dorongan dan semangat untuk para mahasiswa.

3. Prof. Drs. Bambang Widagdo M.M, selaku dosen pembimbing pertama
yang telah memberikan bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan
perbaikan demi selesainya skripsi ini dengan baik.
4. Dra. Fien Zulfikarijah M.M., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan

demi selesainya skripsi ini dengan baik.
5. Drs. H. Shobari, M.M., selaku dosen wali yang selama ini telah
memberikan nasehat dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah
memberikan bekal kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan beserta
seluruh karyawan yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
7. Keluarga peneliti, khusunya orang tua yang telah memberikan bimbingan,
dorongan, semangat baik moril maupun materiil serta do’a yang tiada
henti-hentinya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman satu angkatan Manajemen 2008 khususnya Xcel, Wahyudi,
Wangsit,Samsul, Mulyadidan teman-teman satu kos khususnyaDodi (Dodi
Imut), Wahyu Kurniawan, Hattahin, A’an yang selalu memberikan arahan,
masukan dan semangat,dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan kalian selama ini,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara semua dibalas oleh Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak
terdapat kekurangan dan keterbatasan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi lebih
sempurnanya penulisan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.

WassalamualaikumWr.Wb

Malang, Pebruari 2013
Penulis

Farok

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
ABSTRAKSI ........................................................................................................ xi

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 6
C. Batasan Masalah ..................................................................... 6
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ........................................... 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 8
A. Landasan PenelitianTerdahulu ................................................ 8
B. Landasan Teori ........................................................................ 8
C. Hipotesis ................................................................................ 22
D. Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 22


Halaman

BAB III

METODE PENELITIAN ............................................................ 24
A. Jenis Penelitian....................................................................... 24
B. Data dan Sumber Data ........................................................... 24
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 24
D. Definisi Operasional Variabel ................................................ 25
E. Teknik Pemgambilan Data ..................................................... 25
F. Teknik Analisis Data.............................................................. 26
G. Uji Hipotesis .......................................................................... 27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 28
A. Gambaran Perusahaan ............................................................ 28
B. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ................................... 33
C. Analisis Data .......................................................................... 33
D. PembahasanHasil ................................................................... 93


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 99
A. Kesimpulan ............................................................................ 99
B. Saran ...................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN– LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Harga bahan baku kapas tahun 2010, 2011 ................................... 2
Tabel 1.2 Penjualan beberapa perusahaan tekstil tahun 2009-2011.............. 3
Tabel 4.1 Pemilihan Sampel Penelitian......................................................... 28
Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Modal Kerja Riil dengan Modal Kerja
Optimal tahun 2009-2011 ............................................................. 93
Tabel 4.3 Hasil Perbandingan Modal Kerja Riil dengan Modal Kerja
Optimal tahun 2009-2011 ............................................................. 96

DAFTAR GAMBAR


Halaman
Gambar 1.1Pertumbuhan Konsumsi Tekstil dan Produk Tekstil ......................... 1
Gambar 2.1Kerangka Pikir Penelitian ................................................................. 23

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Indorama Synthetic

Lampiran 2

: Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Indorama Synthetic

Lampiran 3

: Menghitung proyeksi penjualan P.T. Indorama Synthetic

Lampiran 4


: Perputaran modal kerja P.T. Indorama Synthetic

Lampiran 5

: Modal kerja optimal P.T. Indorama Synthetic

Lampiran6

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Apac Citra Centertex

Lampiran 7

: Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Apac Citra Centertex

Lampiran 8

: Menghitung proyeksi penjualan P.T. Apac Citra Centertex

Lampiran 9


: Perputaran modal kerja P.T. Apac Citra Centertex

Lampirn 10

: Modal kerja optimal P.T. Apac Citra Centertex

Lampiran11

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Tifico Fiber

Lampiran 12 : Perputaran elmen modal kerja (hari) P.T. Tifico Fiber
Lampiran 13 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Tifico Fiber
Lampiran 14 : Perputaran modal kerj P.T. Tifico Fiber
Lampiran 15 : Modal kerja optimal P.T. Tifico Fiber
Lampiran16

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T.Argo Pantes

Lampiran 17 : Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T.Argo Pantes
Lampiran 18 : Menghitung proyeksi penjualan P.T.Argo Pantes

Lampiran 19 : Perputaran modal kerja P.T.Argo Pantes
Lampiran 20 : Modal kerja optimal P.T.Argo Pantes
Lampiran 21 : Perputaran modal kerja (kali) P.T. Panasia Indosyntec
Lampiran 22 : Perputaran modal kerja (hari) P.T. Panasia Indosyntec

Lampiran 23 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Panasia Indosyntec
Lampiran 24 : Perputaran modal kerja P.T. Panasia Indosyntec
Lampiran 25 : Modal kerja optimal P.T. Panasia Indosyntec
Lampiran26

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Sunson Textile

Lampiran 27 : Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Sunson Textile
Lampiran 28 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Sunson Textile
Lampiran 29 : Perputaran modal kerja P.T. Sunson Textile
Lampiran 30 : Modal kerja optimal P.T. Sunson Textile
Lampiran31

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Pan Brothers Textile


Lampiran 32 : Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Pan Brothers Textile
Lampiran 33 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Pan Brothers Textile
Lampiran 34 : Perputaran modal kerja P.T. Pan Brothers Textile
Lampiran 35 : Modal kerja optimal P.T. Pan Brothers Textile
Lampiran 36 : Perputaran elemen modal kerja (kali) PT Ricky Putra Global
Lampiran 37 : Perputaran elemen modal kerja (hari) PT Ricky Putra Global
Lampiran 38 : Menghitung proyeksi penjualan PT Ricky Putra Global
Lampiran 39 : Perputaran modal kerja PT Ricky Putra Global
Lampiran 40 : Modal kerja optimal PT Ricky Putra Global
Lampiran 41 : Perputaran elemen modal kerja (kali)P.T. Ever Shine Textile
Lampiran 42 : Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Ever Shine Textile
Lampiran 43 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Ever Shine Textile
Lampiran 44 : Perputaran modal kerja P.T. Ever Shine Textile
Lampiran 45 : Modal kerja optimal P.T. Ever Shine Textile

Lampiran46

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Panasia Filament Inti

Lampiran 47 : Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Panasia Filament Inti
Lampiran 48 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Panasia Filament Inti
Lampiran 49 : Perputaran modal kerja P.T. Panasia Filament Inti
Lampiran 50 : Modal kerja optimal P.T. Panasia Filament Inti
Lampiran51

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Unitex

Lampiran 52 : Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Unitex
Lampiran 53 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Unitex
Lampiran 54 : Perputaran modal kerja P.T. Unitex
Lampiran 55 : Modal kerja optimal P.T. Unitex
Lampiran56

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Eratex Djaja

Lampiran 57 : Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Eratex Djaja
Lampiran 58 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Eratex Djaja
Lampiran 59 : Perputaran modal kerja P.T. Eratex Djaja
Lampiran 60 : Modal kerja optimal P.T. Eratex Djaja
Lampiran61

: Perputaran elemen modal kerja (kali) P.T. Polychem Indonesia

Lampiran 62 : Perputaran elemen modal kerja (hari) P.T. Polychem Indonesia
Lampiran 63 : Menghitung proyeksi penjualan P.T. Polychem Indonesia
Lampiran 64 : Perputaran modal kerja P.T. Polychem Indonesia
Lampiran 65 : Modal kerja optimal P.T. Polychem Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan. BPFE.Yogyakarta.
Halim Abdul. 1989. Akuntansi Keuangan Menengah (ringkasan teori, soal dan
jawabannya). BPFE.Yogjakarta
http://apidki-jakarta.weebly.comJuni, 12, 2012
http://bi.go.idJuni, 12, 2012
http://bloomberg.comJuni, 12, 2012
http://duniaindustri.com September, 10, 2012
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Martonodan D. AgusHarjito. 2008. Manajemen Keuangan. Ekonesia.Yogyakarta.
Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Riyanto,

Bambang.

2005.

Dasar-Dasar

Pembelanjaan

Perusahaan.

BPFE.Yogyakarta.
Sarwoko dan Abdul Halim.1989. Manajemen Keuangan. BPFE.Yogyakarta.
Soemarso, S.R. 2009.Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Salemba Empat.
Jakarta.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Sutrisno. 2003. Manajamen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia.
Yogyakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Industri Tekstil dan Produk tekstil (TPT) Indonesia merupakan
industri yang menyerap tenaga kerja terbesar di sektor industri manufaktur
yaitu 10,6% dari total tenaga kerja industri manufaktur yang sebanyak 12,62
juta orang (menyerap 1,33 juta orang tenaga kerja). Selain itu juga
memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sebesar
5.5% pada tahun 2010, dan 6.0% pada tahun 2011 (Bank Indonesia : 2012).
Konsumsi sandang sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia selain
pangan dan papan meningkat seiring dengan laju pertumbuhan di Indonesia,
oleh karena itu potensi pasar Indonesia untuk komoditas tekstil dan produk
tekstil (TPT) relatif besar.
Gambar 1.1 Pertumbuhan konsumsi Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) tahun
2002-2010

Sumber : Bank Indonesia (2011)

1

2

Berdasarkan gambar 1.1 diatas maka dapat diketahui bahwa konsumsi
tekstil dan produk tektil (TPT) menunjukkan adanya peningkatan setiap
tahunnya, seiring dengan itu penjualan tekstil menurun pada tahun 2012
semester I sebesar Rp 36 triliun dibanding pada tahun 2011 sebesar Rp 45
triliun. (duniaindustri.com)
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan penurunan produksi
yang dibarengi pelemahan penjualan tekstil domestik dipengaruhi peredaran
barang impor yang membanjiri pasar dalam negeri. Penjualan Tekstil dan
Produk Tekstil (TPT) yang biasanya naik saat momen Ramadan dan Lebaran
setiap tahun tapi pada tahun 2012 menurun.
Masalah eksternal perusahaan tekstil yang harus dihadapi industri
tekstil Indonesia adalah kenaikan harga bahan baku kapas dunia yang
mempengaruhi turunnya penjualan. Kapas yang termasuk salah satu bahan
baku dalam pembuatan kain pada perusahaan Tekstil mengalami peningkatan
harga, karena kualitas kapas di dalam negeri masih sangat rendah, sehingga
99% kebutuhan kapas untuk industri tekstil Indonesia harus impor. Berikut
tabel harga kapas di pasar komoditi ICE Futures London adalah sebagai
berikut :
Tabel 1.1 Harga bahan baku kapas tahun 2010, 2011
Titik

2010

2011

Kenaikan

Terendah

US$ 72,98 per pound

US$ 167,70 per pound

56%

Tertinggi

US$ 179,48 per pound

US$ 203,97 per pound

46%

Sumber : bloomberg.com (2012)

3

Pada tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa harga bahan baku pembuatan
kain telah melonjak dengan titik terendah pada tahun 2010 sebesar 72,98 per
pound menjadi 167,70 per pound, dan titik tertinggi pada tahun 2010 sebesar
179,48 per pound menjadi 203,97 per pound pada tahun 2011.
Apabila dilakukan perbandingan atas pencapaian kinerja pada
perusahaan tekstil di BEI dari tahun 2009-2011 menunjukkan adanya
penurunan pada beberapa perusahaan. Berikut tabel penjualan pada beberapa
perusahaan tekstil dari tahun 2009-2011 (dalam ribuan rupiah).
Tabel 1.2 Penjualan beberapa Perusahaan Tekstil tahun 2009-2011 (Ribuan
Rupiah)
Tahun
Nama Emiten
2009
2010
2011
Argo Pantes Tbk

Rp 754.957

Rp 664.257

Rp 848.307

Panasia Indosyntec

Rp 937.441

Rp 661.992

Rp

Ever Shine Textile Industri

Rp 539.808

Rp 615.068

Rp 194.463

Sunson Textile

Rp 427.199

Rp 446.625

Rp 403.181

Ricky Putra Globalindo
Rp 507.954
Sumber: bei.co.id (Diunduh 20 Juli 2012)

Rp 580.322

Rp 616.394

1.016

Pada tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa pada beberapa perusahaan
tekstil Bursa Efek Indonesia memiliki tingkat penjualan yang cenderung
menurun, dan ada juga yang meningkat setiap tahunnya berdasarkan data
keuangan pada beberapa perusahaan tekstil yang diperoleh 3 tahun terakhir
yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Peningkatan penjualan
mengindikasikan bahwa permintaan atas produk tekstil sangat tinggi, hal ini
menuntut perusahaan melakukan perencanaan dalam pengelolaan modal kerja
yang cukup sehingga tidak kekurangan maupun kelebihan modal kerja

4

adapun penurunan penjualan mengindikasikan bahwa kurang mampu
perusahaan dalam memenuhi permintaan atas produk tekstil.
Hasil penjualan sangat mempengaruhi sekali terhadap modal kerja
dimana semakin besar hasil penjualan dari perusahaan maka semakin besar
pula modal kerja yang didapat karena hasil penjualan merupakan sumber dari
modal kerja itu sendiri. Hasil penjualan perusahaan atau hasil operasi yang
meningkat maka akan mempengaruhi terhadap peningkatan modal kerja.
Salah satu elemen modal kerja adalah persediaan, Persediaan untuk
menjaga kelancaran operasinya. Bagi perusahaan industri, persediaan bahan
baku dan barang dalam proses bertujuan untuk mempelancar kegiatan
produksi, sedangkan persediaan barang jadi untuk memenuhi permintaan
pasar.
Persediaan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memenuhi
permintaan. Meskipun demikian persediaan yang tinggi akan menyebabkan
perusahaan memerlukan modal kerja yang makin besar pula. Apabila
perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku
perusahaan bisa menyediakan persediaan tepat pada waktunya sesuai dengan
jumlah yang diperlukan. Manajemen harus dapat membuat kebijakan yang
tepat dalam mengambil pendanaan untuk memenuhi persediaan atau aktiva
lainnya dalam beroperasi agar dapat menghasilkan laba yang maksimal.
Modal kerja merupakan keseluruhan dana yang dipergunakan untuk
membiayai operasional perusahaan sehari-hari, misalnya untuk pembelian
bahan baku, membayar gaji pegawai dan sebagainya, dimana dana yang

5

dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali masuk dalam perusahaan
dalam waktu yang pendek melalui penjualan hasil produksinya. Dana yang
masuk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasional
selanjutnya, sehingga dana tersebut akan terus berputar pada setiap
periodenya.
Manajemen modal kerja yang efektif sangat diperlukan untuk
menjamin kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Modal kerja
merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan
karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana
untuk menjalankan aktivitasnya. Modal kerja dapat ditunjukkan dengan
perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran kas (cash
turnover), perputaran piutang (receivable turnover), perputaran persediaan
(inventory turnover). Semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin
tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Modal kerja dikatakan optimal apabila modal kerja riil sama dengan
modal kerja perhitungan. Modal kerja riil lebih besar dari modal kerja
perhitungan maka perusahaan mengalami kelebihan modal kerja, maka perlu
pengurangan modal kerja sehingga tidak ada dana menganggaur, apabila
modal kerja riil lebih kecil dari modal kerja optimal sehingga perusahaan
mengalami kekurangan modal kerja, maka perlu penambahan modal kerja
sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak terganggu oleh modal kerja
yang kurang.

6

Pengelolaan modal kerja yang efektif dan efisien akan sangat
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan terutama akan meningkatkan
kinerja

keuangan

perusahaan.

Pengelolaan

kebutuhan

modal

kerja

mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan sehari-hari dari
perusahaan, maka diharapkan dari perusahaan dapat memperhitungkan
kebutuhan dan sumber pemenuhan modal kerja yang tepat bagi perusahaan
untuk penggunaan modal kerja secara optimal.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui seberapa optimal modal
kerja perusahaan tekstil dengan judul “Analisis Optimalisasi Modal Kerja
Pada Perusahaan Tekstil yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, dapat
diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan modal
kerja pada perusahaan tekstil yang tercatat di BEI selama periode 2009-2012
sudah optimal”.
C. Pembatasan Masalah
Dalam pembatasan masalah nantinya lebih terarah, maka peneliti
membatasi masalah yang dibahas yaitu dengan menggunakan data yang
bersifat

tahunan

pada

periode

2007-2011

dan

metode

analisisnya

menggunakan metode perputaran modal kerja tahunan yang terdiri dari
perputaran kas, persediaan, piutang.

7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.

Tujuan penelitian
Untuk menganalisis apakah modal kerja perusahaan tekstil yang tercatat
di BEI selama periode 2009-2012 sudah optimal.

2.

Kegunaan Penelitian
a.

Bagi Manajemen Perusahaan Tekstil
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen
perusahaan tekstil sebagai alat pertimbangan dalam mengambil
keputusan mengoptimalkan modal kerja.

b.

Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dapat menjadi
acuan bagi peneliti selanjutnya, khususnya dalam bidang analisis
modal kerja sebagai salah satu penilaian keuangan perusahaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Tirta pada
tahun 2007 obyek penelitian pada perusahaan tektil Benang Utama. Hasil
penelitian yang dilakukan pada perusahaan tekstil menunjukan modal kerja
tidak efisien, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya rasio lancar (current
ratio) pada lima tahun terakhir yang berkisar antara 0,96 – 1,60. Sedangkan
rasio cepat (quick ratio) berkisar 0,43 – 0,73. Dan adanya penurunan arus kas
bersih yang signifikan dari Rp 6.969 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp
2.323 pada tahun 2005.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah
terletak pada obyek penelitian serta tahun laporan keuangan yang digunakan.
B. Landasan Teori
1.

Konsep Modal Kerja
Menurut Martono dan Harsito (2008: 57) Modal Kerja Yaitu dana
yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan seharihari. terutama yang memiliki jangka waktu pendek.. Pendapat yang
mengemukakan modal kerja dengan konsep yang lebih spesifik
diungkapkan oleh Martono dan Harsito membagi modal kerja dalam tiga
konsep yaitu :

8

9

a.

Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah
keseluruhan elemen aktiva lancar yang disebut juga modal kerja
bruto (gross working capital) yakni sejumlah dana yang tertanam
dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang-piutang, persediaan,
persekot biaya. Dana yang tertanam dalam aktiva yang masa
perputarannya kurang dari satu tahun.

b.

Konsep Kualitatif
Dalam konsep kualitatif pengertian modal kerja dikaitkan
dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus dibayar
segera dalam jangka pendek. Besarnya modal adalah sejumlah dana
yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat
digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan atau sesudah
dikurangi besarnya utang lancar.

c.

Konsep Fungsional
Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang
digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang
dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk memperoleh
pendapatan, baik pendapatan saat ini (current income) maupun
pendapatan masa yang akan datang (future income). Konsep ini
merupakan konsep mengenai modal yang digunakan untuk
menghasilkan pendapatan saat ini (current income).

10

2.

Jenis-jenis Modal Kerja
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode
berbeda, perbedaan adanya perubahan itu sendiri kemungkinan
disebabkan adanya pemintaan yang tidak sama dari waktu ke waktu.
Menurut W.B. Taylor (dalam Riyanto 2005:61),

modal kerja

dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut:
a.

Modal Kerja Permanen (Permanen Working Capital)
Yakni modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan
agar perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi menjadi dua
macam, yakni:
1) Modal kerja primer (primary working capital)
Adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam
perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa
beroperasi.
2) Modal kerja normal (normal working capital)
Adalah modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa
beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang
sebesar kapasitas normal perusahaan.

b.

Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan atau keadaan lain

11

yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari:
1) Modal kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi
apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan.
2) Modal kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah
disebabkan oleh perubahan permintaan produk.
3) Modal kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Adalah modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang
penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran,
banjir, gempa bumi, buruh mogok dan sebagainya).
3.

Fungsi Modal Kerja
Fungsi modal kerja menurut Munawir (2002: 116-117) adalah:
a.

Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya
nilai dari aktiva lancar.

b.

Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban
tepat pada waktunya.

c.

Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup untuk melayani para konsumennya.

d.

Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang
ataupun jasa yang dibutuhkan.

12

4.

Kebijakan modal kerja
Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh
perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan
berbagai alternatif sumber dana. Seperti diketahui bahwa sumber dana
untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka
panjang atau pendek.
Menurut Sutrisno (2003: 46) kebijakan modal kerja perusahaan
tergantung dari seberapa besar manajer berani mengambil resiko.
Kebijakan modal kerja yang bisa diambil oleh perusahaan adalah :
a.

Kebijakan Konservatif
Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan
rencana pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak
menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber
dana jangka pendek. Kebijakan ini meliputi modal kerja permanen
dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh sumber dana jangka
panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi
dengan sumber dana jangka pendek.

b.

Kebijakan Moderat
Kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai
setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama
dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Pengertian ini
adalah aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal
kerja permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang,

13

dan aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabel akan
didanai dengan sumber dana jangka pendek.
Kebijakan ini didasarkan atas prinsip matching principle
yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya
disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan. Bila dana
yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka sebaiknya didanai
dengan sumber dana jangka pendek, demikian pula jika dana
tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka sebaiknya didanai
dengan sumber jangka panjang.
Resiko yang akan dihadapi hanya berupa terjadinya
penyimpangan aliran arus kas yang diharapkan. Kesulitan yang
dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih
dan pembayaran hutang, yang selalu terdapat unsur ketidakpastian.
Kebijakan ini akan muncul trade-off antara profitabilitas dan risiko.
Semakin besar margin of safety yang ditentukan untuk menutup
penyimpangan arus kas bersih semakin aman bagi perusahaan, tetapi
harus menyediakan dana yang jangka waktunya melebihi kebutuhan
dana yang akan digunakan. Akibat hal tersebut akan terjadi dana
menganggur dan hal ini akan menurunkan profitabilitas, dengan kata
lain bila resiko rendah akan mengakibatkan profitabilitas juga
rendah.

14

c.

Kebijakan Agresif
Bila

pada

kebijakan

konservatif

perusahaan

lebih

memetingkan faktor keamanan sehingga margin of safety sangat
besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas
menjadi rendah. Sebaliknya pada kebijakan agresif, sebagian
kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana
jankga pendek. Pendekatan ini menunjukkan bahwa perusahaan
berani menanggung resiko yang cukup besar, sedangkan trade-off
yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yan lebih besar.
5.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja
Menurut Gitosudarmo & Basri (2002: 36) mengemukakan besar
kecilnya modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a.

Volume Penjualan
Volume penjualan adalah faktor yang paling penting dalam
mempengaruhi besaran dan komponen modal kerja. Perusahaan
harus mengelola modal kerja sedemikian rupa sehingga dapat
mendukung kegiatan-kegiatan operasional sehari-hari. Kegiatan
operasional tersebut antara lain adalah kegiatan penjualan.
Pada tingkat penjualan yang stabil, maka tingkat kebutuhan
kas, piutang dan persediaan juga konstan.

b.

Beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan antara lain:
1) Politik penjualan kredit

15

Panjang pendeknya piutang akan mempengaruhi besar kecilnya
modal kerja dalam satu periode.
2) Politik penentuan persediaan besi
Bila diinginkan persediaan tinggi, baik persediaan kas,
persediaan bahan baku, persediaan bahan jadi, maka diperlukan
modal kerja yang relatif besar dan sebaliknya bila ditetapkan
persediaan rendah maka diperlukan modal kerja yang relatif
rendah.
c.

Musim dan Siklis
Pada saat seluruh kegiatan ekonomi mengalami siklis, maka
penjualan mungkin turun untuk beberapa waktu. Hal ini juga akan
mengurangi kebutuhan tingkat persediaan dan tingkat piutang.

d.

Perubahan Teknologi
Perusahaan yang membeli mesin baru dengan pemrosesan
bahan baku lebih cepat dari mesin yang lama, kebutuhan permanen
atas persediaan mungkin akan berubah.

6.

Elemen-Elemen Modal Kerja
a.

Kas
Menurut Gitosudarmo (2002: 61) Kas dapat diartikan sebagai
nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain
yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pemayaran kebutuhan finansil, yang mempunyai sifat paling tinggi
tingkat likuiditasnya.

16

Menurut Abdul Halim (1989:13) Kas adalah alat pembayaran
yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan. Dalam akuntansi kas juga meliputi bank. Yang
dimaksud dengan bank ialah sisa rekening giro perusahaan yang
dapat digunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan.
Ikatan Akuntansi Indonesia

(2009: 22) menjelaskan kas

terdiri dari : saldo kas (Cash on Hand) dan rekening giro. Setara kas
(Cash Equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan.
Menurut Gitosudarmo (2002: 61) Kas dalam kegiatan
operasional diperlukan untuk:
1) Membelanjai seluruh kegiatan operasional perusahaan seharihari.
2) Mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.
3) Membayar deviden, pajak, bunga dan pembayaran lain.
Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kas
merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk
pelunasan hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah
sebesar nilai nominalnya, juga simpanan bank atau tempat lain yang
dapat diambil sewaktu-waktu.

17

b.

Piutang
Soemarso (2009:338), perusahaan mempunyai hak klaim
terhadap seseorang atau perusahaan lain. Dengan adanya hak klaim
ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau
penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak yang berpiutang.
Piutang sebagai salah satu elemen modal kerja selalu dalam
keadaan berputar. Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat
pembayaran yang diberikan oleh perusahaan. Makin lama syarat
pembayaran semakin lama dana terikat dalam piutang, yang berarti
semakin rendah tingkat perputaran piutang.
Menurut Gitosudarmo (2002:84) Besar kecilnya piutang
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1) Volume penjualan
Makin besar jumlah penjualan dari keseluruhan penjualan akan
memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah
penjualan dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah
piutang
2) Syarat Pembayaran Bagi Penjualan
Semakin panjang batas waktu pembayaran berarti semakin besar
jumlah piutangnya dan sebaliknya semakin pendek batas waktu
pembayaran semakin kecil besarnya jumlah piutang
3) Ketentuan tentang batas volume penjualan

18

Apabila batas maksimal volume penjualan ditetapkan dalam
jumlah yang relatif besar, maka besarnya piutang juga semakin
besar
4) Kebiasaan pembayaran para penghutang
Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan
mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah
piutang relatif besar
5) Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan
Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat
aktif dan pelanggan melunasinya, maka besarnya jumlah piutang
relatif kecil.
c.

Persediaan
Menurut Abdul halim (1989:51) Persediaan merupakan salah
satu aktiva lancar yang biasanya relatif besar jumlahnya. Masalah
akuntansi persediaan cukup luas atau banyak. Hal ini antara lain
karena menyangkat 2 hal, yaitu masalah penentuan kuantitas dan
msalah penentuan harga.
Persediaan adalah barang berwujud yang terdiri dari:
1) Tersedia untuk dijual (barang dagang / barang jadi)
2) Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian
dijual (barang dalam proses/ pengolahan)

19

3) Akan dipergunakan untuk produksi barang-barang jadi yang
akan dijual (bahan baku dan bahan pembantu) dalam rangka
kegiatan usaha normal perusahaan.
Menurut

Gitosudarmo

(2002:99)

untuk

menghindari

persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, maka besarnya
persediaan dapat ditentukan lebih dahulu dengan cara metode
sebagai berikut:
1) Rata-rata Bulanan.
2) Rata-rata pergerakan bulanan.
3) Penentuan batas minimum dan maksimum persediaan yang lalu.
4) Tingkat perputaran persediaan.
Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Persediaan
adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal
neraca atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau
diproses dalam periode normal perusahaan. Persediaan merupaka
barang yang masih tersedia di perusahaan yang siap dijual yang bisa
menghasilkan kekayaan untuk perusahaan.
7.

Modal Kerja Optimal
Sutrisno (2003:43) masa perputaran modal kerja menunjukkan
tingkat efisiensi penggunaan modal kerja. Semakin cepat masa perputaran
modal kerja semakin efisien penggunaan modal kerja. Penggunaan modal
kerja yang efisien menunujukkan bahwa modal kerja tersebut optimal.
Nilai modal kerja optimal dapat dihitung dengan cara penjualan tahun

20

yang akan datang dibagi dengan perputaran modal kerja secara
keseluruhan pada tahun sebelumnya.
Perhitungan

elemen

aktiva

aktiva

lancar

(kas,

piutang,

persediaan) dapat diketahui besarnya modal kerja, setelah Estimasi nilai
penjualan tahun mendatang dengan perputaran modal kerja ditemukan
maka selanjutnya dapat dihitung nilai modal kerja optimal, sebagai
berikut :
Modal kerja optimal = Penjualan akan datang
Perputaran modal kerja
Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana
menganggur dan tidak digunakan secara optimal, sehingga profitabilitas
perusahaan kecil. Modal kerja yang terlalu kecil akan menghambat atau
menganggu kelancaran proses produksi karena kekurangan dana.
8.

Metode Penentuan Modal Kerja Optimal
Menurut Sutrisno (2003:50) Penentuan kebutuhan besarnya
modal kerja menggunakan beberapa metode, yaitu:
a.

Metode keterikatan dana
Yang mempengaruhi penentuan besarnya modal kerja dengan
metode ini ada 2 faktor, yaitu:
1) Periode terikatnya modal kerja
Merupakan jangka waktu mulai kas ditanamkan ke
dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi.
Semakin lama periode keterkaitannya modal kerja akan semakin
memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian bila

21

periode terikatnya modal kerja semakin kecil kebutuhan modal
kerja juga semakin kecil.
2) Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari
Pengeluaran kas per hari merupakan pengeluaran ratarata setiap harinya untuk keperluan bahan baku, pembayaran
tunai lainnya.
b.

Metode perputaran modal kerja
Metode perputaran modal kerja ditentukan dengan cara
perputaran

elemen-elemen

pembentuk

modal

kerja

seperti

perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
Dalam penentuan besarnya modal kerja maka dilakukan dengan cara
perputaran elemen modal kerja seperti berikut:
1) Perputaran elemen modal kerja dalam kali (Sutrisno 2003:50)
a) Perputaran kas

= Penjualan
Rata-rata Kas
b) Perputaran Piutang
=
Penjualan
.
Rata-Rata Piutang
c) Perputaran Persediaan =
Penjualan
.
Rata-Rata Persediaan
2) Perputaran elemen modal kerja dalam hari
a) Periode Kas
b) Periode Piutang
c) Periode Persediaan
c.

.
360
Perputaran kas
=
360
.
Perputaran piutang
=
360
.
Perputaran Persediaan
=

Metode aliran kas
Aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus
selama perusahaan beroperasi yang terdiri dari aliran kas masuk dan

22

aliran kas keluar. Aliran kas masuk ke perusahaan misalnya
perolehan pendapatan berupa hasil penjualan. Uang kas masuk dapat
pula diperoleh dari bunga hasil investasi atau pendapatan diluar
usaha serta dapat juga diperoleh dari pinjaman pihak lain.
Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi
perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran
untuk berbagai pembayaran perusahaan. Sebaliknya apabila uang kas
terlalu besar ketimbang pengeluaran kas yang dibutuhkan juga
kurang baik, karena kemungkinan ada uang menganggur atau tidak
memberikan penghasilan kepada perusahaan.
Aliran kas keluar meliputi pengeluaran biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain (overhead), pengeluaran
biaya administrasi umum dan admistrasi penjualan untuk pembelian
aktiva tetap.
C. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan sementara yang masih harus
diuji secara empiris kebenarannya. Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diambil suatu hipotesis sebagai berikut, bahwa modal kerja
perusahaan tekstil yang listing di BEI belum optimal.
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting (Sugiyono 2002: 47).

23

Untuk menentukan modal kerja menggunakan metode perputaran
modal kerja dengan menghitung elemen-elemen perputaran modal kerja yaitu
kas, piutang, persediaan. Nilai modal kerja optimal dapat dihitung dengan
cara penjualan tahun yang akan datang dibagi dengan perputaran modal kerja
secara keseluruhan pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk menentukan
kebutuhan modal kerja optimal apabila perhitungan modal kerja optimal sama
dengan modal kerja riil yang dimiliki perusahaan, dan modal kerja dikatakan
tidak optimal apabila perhitungan modal kerja optimal tidak sama dengan
modal kerja riil perusahaan. Berdasarkan teori sebelumnya, maka
digambarkan kerangka pikir yang disajikan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Perputaran Modal Kerja
perusahaan Tekstil
2009-2011.

Estimasi
Penjualan tahun
depan (2012)

Modal Kerja

Optimal

Sumber: Sarwoko (1989: 90)

Tidak
Optimal