Tax Evasion Kajian Pustaka

2. Pelayanan fiskus yang mengecewakan Pelayanan aparat pemungut pajak terhadap masyarakat cukup menentukan dalam pengambilan keputusan wajib pajak untuk membayar pajak. Hal tersebut disebabkan oleh perasaan wajib pajak yang merasa dirinya telah memberikan kontribusi pada negara dengan membayar pajak. Jika pelayanan yang diberikan telah memuaskan wajib pajak, mereka tentunya merasa telah diapresiasi oleh fiskus. Mereka menganggap bahwa kontribusinya telah dihargai meskipun hanya sekedar dengan pelayanan yang ramah saja. Tapi jika yang dilakukan tidak menunjukkan penghormatan atas usaha wajib pajak, masyarakat merasa malas untuk membayar pajak kembali. 3. Tingginya tarif pajak Pemberlakuan tarif pajak mempengaruhi wajib pajak dalam hal pembayaran pajak. Pembebanan pajak yang rendah membuat masyarakat tidak terlalu keberatan untuk memenuhi kewajibannya. Meskipun masih ingin berkelit dari pajak, mereka tidak akan terlalu membangkang terhadap aturan perpajakan karena harta yang berkurang hanyalah sebagian kecilnya. Dengan pembebanan tarif yang tinggi, masyarakat semakin serius berusaha untuk terlepas dari jeratan pajak yang menghantuinya. Wajib pajak ingin mengamankan hartanya sebanyak mungkin dengan berbagai cara karena mereka tengah berusaha untuk mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya. Masyarakat tidak ingin apa yang telah diperoleh dengan kerja keras harus hilang begitu saja hanya karena pajak yang tinggi. 4. Sistem administrasi perpajakan yang buruk Penerapan sistem administrasi pajak mempunyai peranan penting dalam proses pemungutan pajak suatu negara. Dengan sistem administrasi yang bagus, pengelolaan perpajakan akan berjalan lancar dan tidak akan terlalu banyak menemui hambatan yang berarti. Sistem yang baik akan menciptakan manajemen pajak yang profesional, prosedur berlangsung sistematis dan tidak semrawut. Ini membuat masyarakat menjadi terbantu karena pengelolaan pajak yang tidak membingungkan dan transparan. Seandainya sistem yang diterapkan berjalan jauh dari harapan, mayarakat menjadi berkeinginan untuk menghindari pajak. Mereka bertanya-tanya apakah pajak yang telah dibayarnya akan dikelola dengan baik atau tidak. Setelah timbul pemikiran yang menyangsikan kinerja fiskus seperti itu, kemungkinan besar banyak wajib pajak yang benar-benar `lari`dari kewajiban membayar pajak.

2.1.2.3 Indikator Tax Evasion

Indokator tax evasion menurut Mohammad Zain 2007:51, yaitu : a “Tidak dapat memenuhi pengisian SPT tepat waktunya. b Tidak dapat memenuhi pelaporan penghasilan dan pengurangnya secara lengkap dan benar. c Tidak dapat memahami pembayaran pajak tepat pada waktunya. d Tidak dapat memahami kewajiban memelihara pembukuan. e Tidak dapat memahami kewajiban menyetor pajak penghasilan para karyawan yang dipotong dan pajak lain yang telah dipungut. f Tidak dapat memahami kewajiban membayar taksiran uatng pajak. g Tidak dapat memahami permintaan fiskus akan informasi pihak ketiga. h Melakukan penyapan terhadap aparat perpajakan dan atau tindakan intimidasi lainnya ”.

2.1.3 Penerimaan Pajak

2.1.3.1 Pengertian Penerimaan Pajak

Definisi menurut Siti Kurnia Rahayu 2010:52-54 mengungkapkan bahwa : “Pelaksanaan pemerintah di negara manapun hanya dapat dilaksanakan dengan adanya unsur pendukung yang salah satunya adalah tersedianya dana, guna pembiayaan fungsi pemerintah secara optimal. Sumber dana tersebut diperoleh dari pajak, hasil penjualan barang dan jasa oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang dan sebagainya Suparmoko. Maka secara sederhana penerimaan negara dibedakan atas penerimaan pajak dan bukan pajak”. Sedangkan definisi penerimaan pajak menurut Gustian Djuan 2006:1, yaitu : “Suatu sistem pajak yang sederhana dan memberika kepastian hukum bagi masyarakat serta untuk dapat meningkatkan dan mengamankan penerimaan Negara”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004:23.2, pendapatan didefinisikan sebagai berikut: “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. Berdasarkan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2009 pasal 1 , pengertian penerimaan pajak adalah sebagai berikut: “Penerimaan pajak adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam n egeri dan pajak perdagangan internasional”. Definisi penerimaan pajak menurut Suryadi 2006:105 adalah: “Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan Negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan”.

2.1.3.2 Indikator Penerimaan Pajak

Inikator penerimaan pajak menurut Siti Kurnia Rahayu 2010:54 yaitu adalah : 1. “Kejelasan, kepastian dan kesederhanaan peraturan perundang-undangan perpajakan. Undang-undang yang jelas, sederhana, dan mudah dimengerti akan member penfsiran yang sama bagi wajib pajak dan fiskus. Dengan adanya kepastian hukum dan kejelasan Undang-undang tidak akan menimbulkan salah interprestasi, selanjutnya akan menimbulkan motivasi pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib pajak dapat dilaksanakan secara efektif dan efesian. Dengan demikian hal ini akan memperlancar penerimaaan Negara dari sector pajak. 2. Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan undang-undang perpajakan. Kebijakan Pemerintah dalam implementasi Undang-undang perpajakan merupakan suatu cara atau alat Pemerintah dibidang perpajakan memiliki suatu sasaran tertentu atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu di bidang sosial dan ekonomi. Kebijakan ini menunjang perkembangan ekonomi dan sosial Negara. 3. System administrasi perpajakan yang tepat. Administrasi perpajakan hendaklah merupakan prioritas tertinggi karena kemampuan pemerintah untuk menjalankan fungsinya secara efektif bergantung kepada jumlah uang yang dapat diperoleh melaluai pemungutan pajak. System administrasi memegang peran penting. Unit-unit penting sebagai strategis dalam organisasi pengadministrasian Kantor Pelayanan Pajak sebagai operating arms dari Pemerintah harus memiliki system administrasi pajak yang tepat. 4. Pelayanan Karante et. Al 2000 menekankan bahwa kualitas pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah beserta aparat perpajakan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak. 5. Kesadaran dan pemahaman warga Negara. Rasa Nasionallisme tinggi, kepedulian kepada bangsa dan Negara, serta tingkat pengetahuan yang perpajakan masyarakat yang memadai maka akan makin mudah bagi wajib pajak untuk patuh pada peraturan perpajakan. 6. Kualitas petugas pajak intelektual, keterampilan, integritas, moral tinggi Kualitas petugas pajak sangat menentukan evektivitas undang-undang dan peraturan perpajakan. Petugas pajak memiliki reputasi yang baik sepanjang yang menyangkut kecakapan teknis, efisien, dan efektif dalam hal kecepatan, tepat dan keputusan yang adil ”. Selain itu indikator Penerimaan Pajak yaitu:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Efektivitas Administrasi Perpajakan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survey Pada 6 KPP Pratama di Kanwil Jawa Barat I)

0 9 45

Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Implikasinya terhadap Penerimaan Pajak (Survey pada KPP Wilayah DJP Jawa Barat I)

5 19 50

Pengaruh Biaya Kepatuhan Dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Survey Pada KPP Di Kanwil Jawa Barat I)

0 5 86

Pengaruh Penagihan Pajak Terhadap Pelunasan Tunggakan Pajak Dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Di Kanwil Jawa Barat I)

1 43 77

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Pelaksanaan Penagihan Pajak dan Penerimaan Pajak (Survey pada KPP yang terdaftar di Kanwil DJP Jawa Barat I)

0 4 1

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion Dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Di Kanwil Jawa Barat I)

0 5 1

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Teknologi Informasi Dan Implikasinya Pada Kinerja Penerimaan Pajak (Survey Pada KPP Di Kanwil Jawa Barat I)

0 9 1

Pengaruh Keadilan Tarif Pajak Dan Kualitas Pemeriksaan Pajak terhadap Upaya Meminimalisasi Terjadinya Tax Evasion (Survei Pada 8 KPP Pratama di lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat I)

3 20 40

Pengaruh Sistem Informasi Dan Biaya Kepatuhan Terhadap Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Di Kanwil Jawa Barat I)

6 52 57

Pengaruh Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Kepatuhan Perpajakan Dan Implikasinya Pada Penerimaan Pajak (Survey Pada KPP Yang Terdaftar Di Kanwil Jawa Barat 1)

2 13 91