Pengantar APAKAH ILMU HUKUM ADALAH ILMU

1 APAKAH ILMU HUKUM ADALAH ILMU ? Oleh : Amir Syarifudin, S.H., M.Hum dan Indah Febriani, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Unsri Abstrak Ilmu diciptakan manusia untuk membantunya mengatasi masalah dalam kehidupan nya. Sebagai alat ilmu diyakini dapat mengantarkan manusia menemukan kebenaran dan atas dasar itu manusia mempergunakan nya untuk menjelaskan masalah, mengendalikan, serta meramalkan. Setiap ilmu hanya menkaji salah satu dimensi kehidupan manusia dan dari dimensi itulah lantas ilmu menciptakan metode untuk memahami dimensi tersebut. Oleh sebab itu, dalam memahami objek itu ilmu menciptakan sistematika dan metode yang merupakan dua syarat dasar dari suatu ilmu. Metode siklis, yaitu metode yang diterapkan oleh fisika dengan langkah-langkah yaitu 1 observasi, 2 induksi, 3 deduksi, 4 eksperimentasi, dan 5 evaluasi dijadikan standar untuk menentukan keabsahan suatu ilmu. Jika ilmu hukum tidak mempergunakan metode siklis tersebut maka ia belum dapat dianggap ilmu. Namun pandangan tersebut memiliki kelemahan yaitu akan terdapat objek formal yang tidak dapat dijelaskan seperti objek yanh dihasilkan fikiran, kemauan, dan rasa manusia. Oleh karena itu para ahli mempergunakan kriteria lain yaitu mendasarkan pada apa adanya dari objek tersebut. Bila suatu objek, seperti hukum, dapat diselidiki apa tujuannya, cara-cara mencapai tujuan itu, serta derajad keberhasilan yang telah dicapainya, maka ia dapat dikategorikan sebagai ilmu. Kata Kunci : Objek Formal, Dimensi, Sistematika, dan Metode.

1. Pengantar

Istilah ilmu adalah terjemahan dari kata science. Ilmu memiliki tiga dimensi yaitu 1 sebagai masyarakat, 2 proseskegiatan, dan 3 produk 1 . Sebagai masyarakat ilmu menampakan diri sebagai kehidupan yang didasarkan norma-norma keilmuan. Sebagai proseskegiatan, ilmu terlihat pada kegiatan penelitian, sebagai produk ilmu terlihat pada diketemukannya teori, hukum, dalil, dan lain-lain. Pengertian ilmu lebih banyak diartikan sebagai produk yaitu hasil dari kegiatan penelitian. Sebagai salah satu 1 Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Budaya, makalah pada intership dosen-dosen Filsafat Pancasila se Indonesia, Yogyakarta, 1996. 2 hasil kegiatan penelitian, teori dapat berasal dari 1 hipotesis yang teruji benar, 2 hasil generalisasiinduksi, 3 penjelasaneksplanasi , dan 4 semua penalaran atau pemikiran intelek. Dilihat dari gradasinya dapat dibedakan 1 teori yang universal grandtheory, dan 2 teori yang partikular. Hukum adalah salah satu dimensi kehidupan manusia. Manusia adalah individu yang berhakikat sosial. Dalam kesosialannya itu ia memerlukan hukum. Sebagai salah satu dimensi kesosialan manusia, hukum menjadi objek formal dari ilmu hukum. Objek formal itu menentukan metode yang dipergunakan dalam memahami objek tersebut. Selanjutnya metode akan menentukan produk yang dihasilkan. Produk itu dinamakan teori hukum. Masalah yang timbul adalah sifat dari hukum itu sendiri. Sebagai perbandingan, objek formal dari fisika adalah atom atau sub-atomik, jiwa sebagai objek formal dari psikologi. Objek-objek tersebut dijelaskan menurut paradigma kausalitas, akan tetapi hukum tidak dapat dijelaskan secara kausalitas. Hakikat hukum itu adalah standar atau patokan 2 tentang apa yang seyogya nya harus dilakukan. Dengan alasan itu lalu timbul pandangan yang menyatakan hukum itu bersifat preskriptif. Sifat preskriptif dari hukum tidak dapat dijelaskan manurut paradigma kausalitasan, dan karena itu timbul pendapat bahwa karena objeknya abersifat preskriptif, tidak dapat dijelaskan melalui penjelasan kausal dan karena itu ia tidak dapat disebut ilmu. 2 Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum, Alumni, Bandung, 1985. Hal. 30. 3 2.Penggolongan Ilmu Auguste Comte 3 membuat gradasi ilmu dengan tolak ukur dari kerumitan objek formalnya gegenstand, dari objek yang sederhana sampai yang paling rumit, lantas disusun oleh gradasi ilmu sebagai berikut 1 Matematika, 2 Astronomi, 3 Fisika, 4 Kimia, 5 Biologi, dan 6 Fisika Sosial Sosiologi. Karena itu ilmu-ilmu tersebut baru dapat disebut ilmu, jika ilmu-ilmu telah menggunakan Metode Ilmu Alam, yang langkahnya dimulai 1 observasi, 2 eksperimentasi, dan 3 komparasi. Sesuai dengan Filsafat Positivisme yang diciptakannya, maka kebenaran ilmiah haruslah konkret, eksak, akurat, dan bermanfaat 4 . Dengan perkataan lain bahwa yang ilmiah itu harus nyata, lawan dari abstarak, harus pasti eksak lawan dari reka-reka, harus tepat sebagai lawan dari kabur dan harus bermanfaat sebagai lawan dari sia-sia. Wilhem Delthey 1833-1911 mengajukan klasifikasi lain, dengan membagi ilmu itu menjadi 1 Ilmu Pengetahuan Alamiah natuurwissenchaft dan 2 Pengetahuan kerohanian geisteswissenchaft, masing-masing menggunakan metode siklis dan metode linier. Metode siklis bersifat erklaren yaitu berusaha menjelaskan dan menggambarkan objek, sedangkan metode linier bukan untuk menjelaskan objek akan tetapi berusaha untuk menemukan “makna”, “nilai” dan “tujuan” yang terkandung di dalam objek. UNESCO membagi ilmu menjadi 1 Ilmu Eksakta Alam, 2 Ilmu Sosial, dan 3 Ilmu Humaniora. Ilmu Eksakta Alam terdiri dari Fisika, Kimia, Biologi, dan lain- lain. Ilmu Sosial terdiri dari politik, ekonomi, psikologi, sosiologi, dan antropologi. Humaniora terdiri dari filsafat, bahsa dan hukum. Humaniora adalah ilmu yang 3 Koento Wibisono, Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Auguste Comte, Gajah Mada University Press, 1996. 4 Koento Wibisono, Ibid. 4 diciptakan manusia untuk membuat agar manusia itu lebih manusiawi. Di lain pihak ilmu dapat dilihat dari fungsinya dapat dibedakan menjadi ilmu dasar dan ilmu pembantu. Ilmu pembantu bertujuan untuk membantu ilmu pokok. Ilmu pembantu itu antara lain matematika, bahasa, etika, sedangkan ilmu dasarnya seperti fisika, kimia, sosiologi, dan lain-lain. Dilihat dari ruang lingkupnya ilmu dapat dibedakan menjadi 1 ilmu murni, dan, 2 ilmu terapan. Ilmu murni adalah untuk pengembangan ilmu itu sendiri, sedangkan ilmu terapan adalah yang mengambil manfaat dari ilmu murni. Ilmu hukum adalah ilmu murni, sedangkan perundang-undangan adalah ilmu terapan, ilmu kimia adalah ilmu murni, dan ilmu farmasi adalah terapan.

3. Ilmu Hukum