Faktor-faktor Eksternal dalam Perilaku Kecurangan Akademik

24 siswa dengan work ethic yang rendah. Eisenberg dalam Davis 2009: 78 menyatakan bahwa siswa dengan work ethic yang tinggi akan tetap bekerja lebih lama tanpa melakukan kecurangan dari siswa dengan work ethic yang lebih rendah. Selain work ethic, seseorang yang memiliki perkembangan moral yang lebih rendah menurut Davis cenderung berhubungan dengan perilaku curang yang lebih tinggi.

2.1.3.2. Faktor-faktor Eksternal dalam Perilaku Kecurangan Akademik

1 Karakteristik Institusional Karakteristik institusional terkait dengan perilaku kecurangan akademik menurut Whitley 2002: 29 sangat jarang diungkapkan oleh peneliti. Whitley menyatakan bahwa satu-satunya faktor karakteristik akademik yang berhubungan dengan kecurangan akademik diungkap oleh McCabee adalah adanya honor code dalam institusi yang mengatur mengenai kecurangan akademik. Siswa yang berada pada institusi yang memiliki honor code mengenai kecurangan akademik melaporkan perilaku kecurangan akademik lebih rendah daripada siswa yang berasal dari institusi yang tidak memiliki honor code mengenai perilaku kecurangan akademik. 2 Administrasi Tes Kelas yang sesak saat pelaksanaan ujian menyebabkan perilaku kecurangan akademik berpotensi terjadi. Davis 2009: 75 menyatakan bahwa ketika siswa duduk berdekatan dan memungkinkan tiap peserta ujian saling melihat jawaban rekan lainnya maka perilaku kecurangan akademik dapat lebih mungkin terjadi. Selain kesesakan dalam pelaksanaan ujian, soal berjenis pilihan ganda juga semakin memungkinkan perilaku kecurangan akademik terjadi. Soal pilihan 25 ganda yang memiliki jawaban berupa sebuah huruf maka jawaban soal akan sangat mudah untuk disebarkan. Jawaban akan mudah untuk diingat dan dibaca daripada bentuk soal uraian. 3 Resiko Perilaku kecurangan akademik akan terjadi ketika seseorang merasa resiko yang diterima ketika melakukan perilaku kecurangan akademik rendah. Hal ini menurut Davis 2009: 80 terutama terjadi ketika perilaku seseorang lebih ditentukan oleh faktor-faktor ekstenal, seperti memiliki motivasi ekstrinsik dalam belajar. Ia menyimpulkan bahwa ketika seseorang yang memiliki motivasi eksternal merasa bahwa situasi yang ada memiliki resiko yang kecil maka perilaku kecurangan akademik akan meningkat.

2.1.4 Kerangka Berpikir Perilaku Kecurangan Akademik