PELAKSANAAN REKRUTMEN CALON KEPALA DAERAH DALAM PARTAI POLITIK (Studi di DPD Partai Golkar Kota Tarakan)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agenda reformasi telah mengamanatkan sejumlah konsekuensi penting
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dewasa ini. Melalui amandemen ke4 Undang-Undang Dasar 1945 diadakan perubahan konstitusi, salah satunya
adalah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Secara Langsung. Menyusul
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara Langsung yang untuk pertama
kalinya digelar pada Tahun 2004. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah diamanatkan
perubahan-perubahan penting, salah satunya yaitu Pemilihan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah yang harus dilakukan secara langsung.
Pemilihan langsung kepada daerah merupakan proses yang sangat penting
dalam perwujudan demokrasi di daerah. Pentingnya pemilihan langsung kepada
daerah dikemukakan oleh Mutiarin dkk,1 bahwa pemilihan kepala daerah secara
langsung

memungkinkan

untuk


memilih

pemimpin

baru

yang

lebih

bertanggungjawab. Pentingnya pemilihan kepala daerah dalam kerangka
demokrasi juga dikemukakan oleh Isa,2 bahwa pemilihan langsung kepala daerah

1

Dyah Mutiarin, Nurhayati, Delina Asriyani, Analisis Dampak Positif dan Negatif Dalam
Pemilukada Langsung Bagi Kualitas Pelayanan Publik di Daerah, Paper disajikan dalam Forum
Ilmiah Nasional Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 24 Desember
2011, hal. 1-8
2

Rusli Isa, Pemilihan Kepala Daerah Langsung Sebagai Legitimasi Kepemimpinan di Era
Otonomi Daerah, Jurnal Inovasi, Volume 6, Nomor 2, Juni 2009, hal. 183-198

1

2

diperlukan untuk menciptakan stabilitas politik dan efektifitas pemerintahan di
tingkat lokal. Selain itu, pemilihan langsung kepala daerah juga penting dalam
rangka memperkuat dan meningkatkan kualitas seleksi kepemimpinan di daerah
karena makin terbuka peluang bagi munculnya pemimpin-pemimpin di daerah
baik yang maju secara perorangan (independen) maupun yang diusung oleh partai
politik.
Terkait dengan pilkada langsung, maka Partai Golkar melakukan seleksi
bakal calon kepala daerah. Sebagai salah satu partai politik yang telah lama
berkuasa, Partai Golkar memiliki banyak kader yang menjadi kepala daerah baik
di tingkat nasional maupun daerah. Dalam hal proses seleksi calon kepala daerah
yang akan diusung, Partai Golkar mengacu pada juklak nomor 13 tahun 2001
tentang tata cara rekrutmen calon kepala daerah dari Partai Golkar. Menurut
Cerdikia,3 bahwa untuk menjamin penentuan calon kepala daerah berlangsung

demokratis, diatur soal hak suara untuk DPP, DPD Partai Golkar Provinsi, DPD
Partai Golkar Kabupaten/Kota dan Ormas serta organisasi sayap. Selain itu, untuk
menjaring calon yang benar-benar sesuai dengan keinginan rakyat, maka dalam
proses penentuan calon kepala daerah, Partai Golkar selalu melakukan survei
Pilkada yang dilakukan oleh DPP Partai Golkar. Dalam pelaksanaan survey,
Partai Golkar bekerjasama dengan lembaga survey independen, di antaranya
adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI). Hasil survei itulah, yang akan dijadikan
sebagai satu-satunya pedoman bagi DPP Partai Golkar dalam menyusun

3

Tifia
Cerdikia,
Mekanisme
Rekrutmen
Politik
Partai
Politik,
2012,
http://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-4/politik/mekanisme-rekrutmen-politik-partaipolitik/


3

rekomendasi calon kepala daerah yang diprioritaskan untuk menjadi nominasi
calon yang akan dipilih dan ditetapkan dalam Rapat Tim Pilkada Partai Golkar.
Partai Golkar melakukan proses bakal calon kepala daerah yang ditujukan
untuk memperoleh nominasi yang kredibel dan akuntabel dengan jabatan publik.
Hal ini dikarenakan banyak pejabat publik yang terkait dengan kasus korupsi,4
bahwa sekitar 70 persen dari 281 kepala daerah terjerat pidana korupsi. Besarnya
kuasa yang dimiliki kepala daerah, bukan tidak mungkin sebagai variabel
pendukung lahirnya korupsi, mengingat power tends to corrupt. Selain itu,
variabel lain yang turut menyumbang tingginya korupsi kepala daerah adalah
partai politik.5 Bagaimanapun, parpol adalah pabrik produksi calon kepada
daerah. Sampai saat ini belum terlihat parpol yang mampu menjadi institusi
handal dalam memproduksi calon kepala daerah. Tidak jarang kader yang
dicalonkan sudah terindikasi kuat terlibat korupsi dan parpol tetap saja nekat
mengusungnya.
Berdasarkan kategori kasus yang diajukan sebanyak 131 orang (74,43%)
menyangkut tindak pidana korupsi, dan 45 (25,29%) terkait tindak pidana. Dari
data yang dirilis oleh Sekretariat Negara, terungkap urutan Peringkat Juara

“Lomba Korupsi” di kalangan pejabat negara dari kepala daerah hingga anggota
DPR, berdasarkan izin pemeriksaan yang pernah diterbitkan oleh Presiden SBY
untuk memeriksa oknum-oknum pejabat terduga korupsi dan tindak pidana
tersebut. Berikut ini adalah urutan Peringkat Juara “Lomba Korupsi” dan tindak
4

Herdi Sahrasad, 280 Kepala Daerah Korupsi, Pilkada Biang Keladi?, 9 Nopember 2012,
http://nasional.inilah.com/read/detail/1924879/280-kepala-daerah-korupsi-pilkada-biang-keladi
5
Wandi Prawisnu Simanullang, Jangan Hanya Salahkan Pemilukada Langsung, 12 September
2012, http://www.analisadaily.com/news/read/2012/09/12/73842/jangan_hanya_salahkan_
pemilukada_langsung/

4

pidana umum yang dirilis Sekretariat Kabinet berdasarkan latar belakang partai
politik induk para pejabat negara tersebut, peringkatnya sebagaimana dalam tabel
berikut: 6
Tabel 1
Daftar Jumlah Pejabat Korupsi dan Partainya

No.
Asal Partai
Jumlah
1
Partai Golkar
64 orang
2
PDIP
32 orang
3
Partai Demokrat
20 orang
4
PPP
17 orang
5
PKB
9 orang
6
PAN

7 orang
7
PKS
4 orang
13 Gabungan partai
3 orang
8
PBB
2 orang
9
PNI Marhaen
1 orang
10 PPD
1 orang
11 PKPI
1 orang
12 Partai Aceh
1 orang
(Sumber: www.citizenjurnalism.com)


Persentase
36,36%
18,18%
11,36%
5,97%
5,11%
3,97%
2,27%
1,70%
1,14%
0,56%
0,56%
0,56%
0,56%

Berkaitan dengan korupsi yang melibatkan kepala daerah disampaikan
oleh Divisi Pencegahan Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dedi
Rahim sebagaimana diberitakan oleh Ekspo News,7 bahwa lebih dari 170 kepala
daerah (bupati/wali kota/gubernur) kini dalam proses hukum di lembaga tersebut.
Kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah itu sedang didalami dan menjadi

perhatian KPK.
Merajalelanya para pelaku koruptor di negeri ini bukan saja akibat
ketidaktegasan aparat penegak hukum dalam pemberian sanksi bagi para koruptor,
6

Citizen Journalism, PDI-P Tak Mau Parpolnya Disebut di Peringkat Lomba Korupsi, 30
September 2012, http://www. citizenjurnalism.com/
7
Ekspo News, KPK: 170 Kepala Daerah diproses Terkait Korupsi, 11 Oktober 2012,
http://www.eksponews.com/news-detail.html?id=KPK:_170_Kepala_Daerah_diproses_Terkait_
Korupsi

5

tapi juga dipengaruhi akibat dari proses rekrutmen kader partai tidak berjalan baik
(Wiranata, 2012).8 Tidak sedikit terjadinya perpecahan di internal partai politik
akibat adanya rekrutmen kader partai dilakukan hanya karena yang direkrut
memiliki dana lebih banyak daripada kader-kader partai yang benar-benar ingin
mengabdikan dirinya dalam mengembangkan dan melaksanakan perjuangan
partai. Di satu sisi orang-orang yang banyak memiliki uang lebih mudah diterima

dalam salah satu partai. Meskipun semangatnya bukan untuk mengabdi,
sebaliknya mereka yang telah menjadi anggota partai hanya memiliki semangat
juang untuk mengambil keuntungan pribadi. Obsesi semangat mengambil
keuntungan pribadi inilah justru akan menjadi pemicu pecahnya kesolidan partai.
Ironisnya justru mempengaruhi citra partai itu sendiri yang berdampak pada
ketidakpercayaan rakyat kepada partai politik.
Salah satu hal yang harus diperbaiki dalam meminimalisasi praktek
korupsi di Indonesia adalah memperbaiki sistem perekrutan politik mulai dari
kepala daerah serta anggota legislatif di daerah dan pusat (Satriawan, 2012).9 Hal
ini terutama disebabkan banyaknya kepala daerah dan anggota legislatif yang
akhirnya mendekam dibalik jeruji besi setelah divonis dalam kasus korupsi.
Pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung semula diharapkan dapat mencegah
praktek korupsi. Namun, kekuatan uang telah mengalahkan segala-galanya. Kerja
sama antara politisi, pengusaha, dan birokrasi menyebabkan praktek korupsi
tumbuh subur di Indonesia. Perbaikan rekrutmen politik dapat dimulai dengan
8

A. A. Ngurah Oka Wiranata, Rekrutmen Buruk Berdampak Tingginya Korupsi, 2012,
http://www.denpasarkota.go.id/main.php?act=i_opi&xid=132
9

M.
Iwan
Satriawan,
Relasi
Politik
dan
Korupsi,
5
Juni
2012,
http://www.lampungpost.com/index.php/component/content/article/66-opini/37362-relasi-politikdan-korupsi-m-iwan-satriawan-dosen-hukum-tata-negara-universitas-lampung.html

6

cara mengamandemen undang-undang pilkada dan anggota legislatif. Kepala
daerah dan anggota legislatif saat mencalonkan diri harus diaudit.
Sebagai partai dengan jumlah kepala daerah paling banyak terlibat kasus
korupsi, maka Partai Golkar berupaya untuk membenahi diri, terutama dalam
proses pelaksanaan rekrutmen bagi calon kepala daerah pada pilkada ke depan.
Hal ini dikemukakan oleh Akbar Tandjung sebagaimana diberitakan oleh
Tempo,10 agar partai Golkar lebih selektif dalam memilih kepala daerah. Seleksi
ketat partai ini diyakini akan mengurangi jumlah kepala daerah yang terlibat
dalam kasus korupsi. Partai harus menerapkan sistem yang ketat untuk mencegah
meluasnya kasus korupsi oleh kepala daerah. Semakin banyak kepala daerah dari
Golkar yang terlibat korupsi, penilaian publik terhadap partai itu akan
terpengaruh. Bahkan hal itu bisa saja mempengaruhi elektabilitas Golkar, yang
menurut sejumlah survei dalam setahun terakhir berada di posisi teratas. Dari segi
politik, kesukaan publik itu sangat dipengaruhi oleh citra dan persepsi publik.
Kasus korupsi akan menjadi perhatian utama publik dalam menentukan pilihan.
Oleh karena itu, pihak Golkar tak ingin kasus-kasus korupsi yang menyeret kepala
daerah yang diusung partai akan mempengaruhi suara partai pada pemilu dan
pilpres 2014. Ditambah lagi komitmen partai sudah sangat jelas menyatakan
perang terhadap tindakan korupsi. Para politikus senior Partai Golkar meminta
pengurus DPP segera melakukan evaluasi internal terhadap sistem rekruitmen.
Dia pun meminta partai bersikap tegas terhadap kepala daerah yang dinyatakan
terlibat kasus korupsi.
10

Tempo, Golkar Evaluasi Rekrutmen
http://www.tempo.co/read/news/2012/10/01/

Kepala

Daerah,

1

Oktober

2012,

7

Masalah pembenahan dalam proses perekrutan calon kepala daerah di
tubuh Partai Golkar juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar
Fadel Muhammad yang mengatakan partainya akan mengevaluasi secara internal
terhadap perekrutan calon kepala daaerah. Apalagi setelah Sekretaris Kabinet
Dipo Alam mengumumkan mayoritas kepala daerah yang bermasalah berasal dari
Partai Golkar.11
Pelaksanaan rekrutmen memang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh
suatu partai politik, apalagi dalam mengusung calon kepala daerah. Sebagaimana
dikemukakan oleh Junaedi yang dinyatakan dalam Koran Jakarta,12 seorang
peneliti dalam Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), bahwa kualitas
calon kepala daerah ditentukan oleh baik tidaknya mekanisme yang berlaku di
partai. Sayang rekrutmen politik di partai masih bermasalah. Rekrutmen calon
masih didominasi elite. Banyak calon ketika terpilih tersangkut korupsi, di
antaranya Tomohon dan Mesuji, kepala daerah atau wakilnya dilantik di penjara.
Oleh karena itu, calon kepala daerah yang ideal diusung oleh partai politik
adalah mereka yang dinilai mempunyai kapasitas di atas rata-rata, didukung
sebagian besar masyarakat yang dibuktikan dengan survei dan berkemampuan
secara finansial. Tetapi ini sulit didapat. Namun yang jelas, partai politik harus
berani mengembangkan pola rekrutmen calon yang dapat menjaring calon yang
berkualitas dan diterima masyarakat luas, sebab rakyat akan semakin pandai
memilih mana calon yang berkualitas mana yang tidak.

11

Ibid.
Koran Jakarta, Seleksi Kepala Daerah Diusulkan Lewat Konvensi, 21 Mei 2012, http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/91366
12

8

Hasil penelitian Prasetya,13 menyimpulkan bahwa ketokohan menjadi
pertimbangan masyarakat umum ketika menentukan pilihanya bukan pada
ideologi apa yang dipeganganya hal ini merupakan konsekuensi dari pemilihan
langsung. Ketokohan menjadi incaran atau yang dikejar ideologi melalui partai
politik dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kekuasaan politik.
Politik pencitraanlah yang kemudian yang menonjol dalam tarik menarik mencari
dukungan dalam pemilu. Dengan peran media yang begitu besar baik media cetak
maupun elektonik. Di satu sisi masyarakat lebih mudah mengenali sang kandidat
melalui apa yang dilihat melalui media, tetapi disisi yang lain masyarakat luas
mudah terkecoh dengan pencitraan yang mereka bangun. Kondisi seperti inilah
yang sering menyebabkan kekecewaan di masyarakat di kemudian hari.
Di sisi lain terjadi pergeseran peran ideologi, ideologi yang seharus
dijadikan landasan partai politik beserta kadernya dalam melakukan kerja-kerja
politik yang menyangkut banyak hal tetapi ideologi dijadikan konten pencitraan
yang acapkali manipulatif. Ideologi kemudian hanya menjadi aksesoris dari partai
politik, ideologi dikalahkan oleh kepentingan jangka pendek elit-elit partai politik
dalam mengejar kepentingan pribadi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya elit
partai politik berpindah dari satu partai ke partai yang lain. Ideologi tidak bisa
mengikat perlaku elit-elit partai politik, perilaku elit kadang tidak mencerminkan
ideologi partai politik, baik dari tindakan asusila, korupsi, atau kebijakan yang
bertentangan dengan ideologi partai ketika ia menjadi pejabat negara.14

13

Imam Yudhi Prasetya, Pergeseran Peran Ideologi Dalam Partai Politik, Jurnal Ilmu Politik &
Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, 2009, hal. 30-40
14
Ibid, hal. 30-40

9

Partai Golkar memiliki perwakilan daerah di Kota Tarakan, yaitu Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Tarakan. Pada tahun 2013
mendatang, Kota Tarakan akan menyelenggarakan pemilihan umum kepala
daerah (pemilukada) berupa pemilihan Walikota (pilwali) Tarakan. Dalam rangka
mengikuti pemilukada tersebut, tentu saja Partai Golkar akan menyiapkan calon
walikota yang diusung oleh partainya. Dalam penyelenggaraan pilwali Tarakan
tahun 2009, Partai Golkar berhasil menang sehingga calon yang diusungnya yakni
H. Udin Hianggio kini menjadi Walikota Tarakan periode 2009 – 2013. Tentu saja
dalam pilwali tahun 2013 mendatang, Partai Golkar akan mempersiapkan diri dan
berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan kemenangannya. Namun
siapapun calon yang akan diusung oleh Partai Golkar dalam pilwali Tarakan 2013
mendatang harus melewati proses rekrutmen yang dilakukan oleh DPD Partai
Golkar Tarakan. Mengingat adanya fakta keberhasilan Partai Golkar dalam
pilwali Tarakan tahun 2009, maka hal ini menjadi alasan yang mendasari
dilakukannya penelitian mengenai pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah di
DPD Partai Golkar Tarakan.
Mengingat pentingnya suatu mekanisme dalam pelaksanaan rekrutmen
yang baik dalam menjaring calon kepala daerah dalam suatu partai politik, maka
perlu dilakukannya suatu penelitian tentang “Pelaksanaan Rekrutmen Calon
Kepala Daerah Dalam Partai Politik (Studi di DPD Partai Golkar Kota
Tarakan).”

10

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah oleh Partai Golkar
Kota Tarakan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Partai Golkar
Kota Tarakan dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah oleh Partai
Golkar Kota Tarakan.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat apa saja yang
dihadapi Partai Golkar Kota Tarakan dalam pelaksanaan rekrutmen calon
kepala daerah.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
referensi tentang rekrutmen calon kepala daerah dalam suatu partai politik.

11

2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pihak
DPD Partai Golkar Kota Tarakan dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan
rekrutmen calon kepala daerah dari Partai Golkar.

E. Definisi Konseptual
Konsep menurut Singarimbun dan Effendi,15 adalah abstraksi mengenai
suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah
karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu. Adapun definisi
tersebut sebagai berikut:
Definisi rekrutmen politik menurut Budiarjo,16 adalah suatu proses
seleksi anggota-anggota kelompoknya dalam jabatan administratif maupun
politik. Menurut undang-undang,17 rekrutmen politik merupakan sebuah fungsi
politik bagi partai politik untuk melakukan proses penempatan orang-orang
tertentu dalam jabatan politik tertentu. Proses penjaringan, pengusungan dan
pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik dan pemerintahan
dikenal sebagai sebagai rekrutmen politik. Jadi, rekrutmen politik adalah proses
pelaksanaan penjaringan, pengusungan, dan pemilihan calon dari suatu partai
politik untuk menjadi seorang kepala daerah.
Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut
kepala daerah. Kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk provinsi

15

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES, 1998, hal.
34
16
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hal. 408
17
UU No. 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik, Pasal 11, huruf (e)

12

disebut Gubernur, untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut
walikota.18 Jadi, kepala daerah adalah jabatan bagi orang yang memimpin suatu
pemerintahan daerah, seperti provinsi (disebut gubernur), kabupaten (disebut
bupati), dan kota (disebut walikota).
Definisi Partai politik menurut Budiajo,19 adalah suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan citacita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik (biasanya), dengan cara konstitusional guna melaksanakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.
Dalam hal ini peneliti akan menfokuskan pada:
1. Pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah di Partai Golkar Kota Tarakan
2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Partai Golkar Kota
Tarakan dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah.

F. Definisi Operasional
Ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah di Partai Golkar Kota Tarakan
a. Persyaratan calon kepala daerah
1) Persyaratan umum
2) Persyaratan khusus

18
19

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 24, ayat 1 dan 2.
Miriam Budiardjo, 2008, Op.cit, hal. 162

13

b. Tahapan penjaringan bakal calon kepala daerah (survey)
c. Tahapan penetapan pasangan calon kepala daerah
2. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Partai Golkar Kota
Tarakan dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah
a. Faktor penghambat dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah
b. Faktor pendukung dalam pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah

G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Di dalam penelitian ini, penulis mengunakan jenis penelitian
deskriptif yaitu, “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
mengerakkan, melukiskan keadaan subyek, obyek penelitian (seorang,
lembaga masyarakat dan lain-lain) saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak.20 Dan kemudian penulis akan memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah oleh Partai Golkar
Kota Tarakan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah dalam
partai politik ini dilaksanakan di Kantor DPD Partai Golkar Kota Tarakan
Kalimantan Timur. Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini dikarenakan
Partai Golkar selalu menang dalam Pilkada langsung di wilayah Kota
Tarakan Kalimantan Timur.
20

Ibid, hal. 63

14

3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode teknik non random
sampling yaitu penentuan responden secara teratur (tidak secara acak),
sedangkan penentuan respondennya ditentukan dengan melihat tujuan
peneliti (purposive sampling). Teknik ini biasanya dipilih karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Sehingga tidak mengambil sampel
dengan jumlah yang besar dan letaknya saling berjauhan.
Menurut Bungin,21 dalam prosedur sampling yang terpenting adalah
bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi sosial
tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Teknik
pemilihan sampel secara acak (seperti yang lazim digunakan dalam
penelitian kuantitatif), dengan sendirinya tidak relevan. Untuk memilih
sampel (dalam hal ini informan kunci atau situasi sosial) lebih tepat
dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Selanjutnya, bilamana
dalam proses pengumpulan data tidak lagi ditemukan variasi informasi baru,
proses pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dengan demikian,
penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampel. Dalam hal ini,
jumlah sampel (informan) bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama
tergantung dari: a) tepat tidaknya pemilihan informan kunci, dan b)
kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti.
Responden sebagai pemberi tanggapan sangat diperlukan, mengingat
dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif responden sebagai
21

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT. RajaGrapindo Persada, Jakarta, 2005,
hal. 53

15

kunci untuk mendapatkan hasil penelitian untuk mengetahui pelaksanaan,
faktor pendukung, dan faktor penghambat rekrutmen calon kepala daerah di
DPD Partai Golkar Kota Tarakan. Adapun responden dalam penelitian ini,
yaitu:
a. Ketua DPD Partai Golkar Kota Tarakan

1 orang

b. Kepala Divisi Pengkaderan

1 orang

c. Ketua Panitia Perekrutan Calon Kepala Daerah

1 orang

d. Simpatisan Partai Golkar Tarakan

5 orang

4. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung
dari narasumber penelitian. Dalam penelitian ini sumber data primernya
adalah orang-orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk
menjadi sumber data yang ada kaitannya dengan masalah-masalah dalam
penelitian, yakni jajaran pengurus DPD Partai Golkar Kota Tarakan.
Sumber data primer tersebut adalah:
1) Ketua DPD Partai Golkar Kota Tarakan

1 orang

2) Kepala Divisi Pengkaderan

1 orang

3) Ketua Panitia Perekrutan Calon Kepala Daerah

1 orang

4) Simpatisan Partai Golkar Tarakan

5 orang

b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari bukubuku literatur, data dari instansi yang berupa dokumen, peraturan

16

perundang-undangan dan informasi lain serta laporan yang terkait dengan
masalah penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Interview
Wawancara atau interview dapat diartikan tanya jawab antara dua
orang atau lebih secara langsung. “Dalam kaitannya dengan teknik
interview, dapat ditegaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer)

yang

mengajukan

pertanyaan

yang

diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.22
Jenis wawancara yang dipakai untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan instrumen
wawancara berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan
dijawab secara bebas oleh individu yang diwawancarai atau biasanya
disebut wawancara terstruktur.
b. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data berupa
arsip dan termasuk buku-buku tentang pendapat/delik, hukum, teori, dan
lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.23 Data yang
didapat dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini adalah data
pelengkap dari bahan penelitian yaitu dengan cara pencatatan atau
pengutipan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip dan sumber-sumber
22

Lexy J. Moloeng, Metode penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hal.
135.
23
Ibid, hal. 130.

17

lainnya untuk melengkapi data primer yang diperoleh langsung dari
responden.
6. Teknik Analisa Data
Moloeng,24 mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Adapun tahapan analisis data ini adalah:
a. Pengumpulan data yang terdiri dari:
1) Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah
lengkap dan benar sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.
2) Mengkode data, yakni data yang terkumpul diberi kode tertentu dan
dikelompokkan.
3) Klasifikasi data, yakni menyeleksi data yang terkumpul sesuai dengan
sumber data masing-masing.
b. Pengelolaan dan penyajian data yaitu setelah data terkumpul
diklasifikasikan

dengan

macam

kebutuhan,

kemudian

dilakukan

pengelolaan data dengan cara mengklasifikasikan dalam bentuk uraian.
c. Pengembangan dan pengambilan alternatif yakni setelah data diolah
maka diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan sebagai
bahan penyampaian informasi dan pengambilan keputusan25.
Setelah meninjau pendapat di atas maka metode penelitian yang
digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
24
25

Ibid, hal. 5
Ibid, hal. 190.

18

kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan fenomena-fenomena yang
ditangkap di lapangan, Selanjutnya dengan analisis dan interpretasi data
penulis berusaha mencari jalan keluar atau pemecahan masalah sehingga
mendapatkan kesimpulan.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam

penelitian

ini,

data

yang

diperoleh

akan

diperiksa

keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana yang diuraikan oleh
Moleong,26 yaitu:
1) Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk
mengungkap permasalahan secara tepat.
2) Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan,
dikritik, ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain (dalam hal ini
dosen pembimbing).
3) Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif permasalahan
yang diteliti
Melalui tahap-tahap tersebut diharapkan penelitian yang dilakukan
dapat memperoleh data yang memenuhi keabsahan suatu penelitian, sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku.

26

Ibid, hal. 192.

PELAKSANAAN REKRUTMEN CALON KEPALA DAERAH
DALAM PARTAI POLITIK
(Studi di DPD Partai Golkar Kota Tarakan)

Oleh:
Randy Ramadhana Erdian
09230007

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu dirahmatkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi sebagai persyaratan akademis untuk lulus di Universitas Muhammadiyah
Malang. Penulis mencoba mengangkat judul Skripsi tentang PELAKSANAAN REKRUTMEN
CALON KEPALA DAERAH DALAM PARTAI POLITIK (Studi di DPD Partai Golkar Kota
Tarakan) “Penulisan skripsi ini, yang merupakan usaha penulis secara maksimal, tentu saja
melibatkan bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, untuk itu, peneliti merasa wajib
menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka secara khusus sebagai berikut :

1. Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Rektor, Pembantu
Rektor I, Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III .Terima kasih atas dedikasi
mereka yang begitu tinggi, mereka adalah para pencinta pengetahuan dan kebijakan
yang telah mengabdi demi terciptanya umat manusia yang beradab.
2. Kepada Dosen Pembimbing I (Hevi Kurnia Hardini, S.Ip,MA.Gov) dan Dosen
Pembimbing II (Dra.Su’adah M.Si Terima kasih atas kesabaran, pengertian dan
kesedian menjadi sharing partner sehingga skripsi ini dengan segera terselesaikan.
3. Kedua orang tua saya, Drs. Ardiansyah dan Hj. Rahmi Padlilah dan yang telah
menuntun hidup penulis dengan keteladanan, kesabaran, kedamaian, cinta kasih yang
sangat dalam dan tulus, dan telah menitiskan niat dan ruh suci dan keikhlasan dalam
menuntut ilmu sehingga penulis dapat mencapai cita-cita. Selanjutnya, terima kasih
pula untuk adik saya tercinta, My lil sister Ardilla Utari Dewi dan my brother Algi
Fari Sidiqi atas dukungan semnagat dan doanya selama ini. Semoga kita bisa selalu
membahagiakan ayah dan mama, Amin
4. Kepada Dosen Ilmu Pemerintahan yang telah merintis ilmu kepada penulis Bapak
Asep Nurjaman, Bapak Krishno Hadi, Bapak Salahuddin, Bapak Saiman, Bapak Imam
Hidayat, Bapak A. Rifai, Bapak Mas’ud Said, Bapak Salim Said, Ibu Hevi kurnia, dan

Ibu Noenik. Yang telah berjasa banyak kepada penulis dalam memberikan keikhlasan
ilmunya.
5. Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2009, yang tidak bias saya
sebutkan satu persatu. Bisa berteman dengan kalian merupakan anugrah yang sangat
luar biasa bagi hidup saya.
6. Kepada Tim Hore Ociez macan, Sali Bosu, Pandi Persema, Gaw Babbol, Iradhat
Taqwa, dan Ancha Fivers.
7. Kepada keluarga besar AA23 Dian, Iwan, Nug, Azmy, Adi, Hedyr, Ozy, dan Pincank.

Serta Asrama Mandau, my team j8, Asrama Kutim, dan masih banyak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Sekali lagi terima kasih banyak ya kawan.
Malang, 29 Juli 2013
Penulis

Randy Ramadhana Erdian

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. iii
BERITA ACARA BIMBINGAN ......................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................vi
ABSTARAKSI ..................................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................10
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................................10
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................10
E. Definisi Konseptual .................................................................................................... 11
F. Definisi Operasional ....................................................................................................12
G. Metode Penelitian ........................................................................................................13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekrutmen Politik .......................................................................................................19
1.

Pengertian Rekrutmen Politik ..............................................................................19

2.

Tujuan dan Fungsi Rekrutmen Politik ..................................................................19

3.

Sistem dan Mekanisme Rekrutmen Politik ..........................................................23

B. Kepala Daerah .............................................................................................................27
1.

Pengertian Kepala Daerah ....................................................................................27

2.

Tugas, Kewenangan, dan Fungsi Kepala Daerah .................................................28

C. Partai Politik .................................................................................................................31
1.

Pengertian Partai Politik .......................................................................................31

2.

Tujuan Partai Politik .............................................................................................33

3.

Klasifikasi Partai Politik .......................................................................................35

4.

Sistem Kepartaian .................................................................................................37

5.

Partai Politik Sebagai Sarana Utama Rekrutmen Politik .....................................38

BAB III DESKRIPSI WILAYAH
A. Gambaran Umum Kota Tarakan .................................................................................45
1. Sekilas Sejarah Kota Tarakan .................................................................................45
2. Geografi ..................................................................................................................46
3. Iklim ........................................................................................................................49
4. Pemerintah dan Kependudukan ..............................................................................50
5. Visi, Misi, dan Motto Kota Tarakan ...................................................................... 51
B. Gambaran Umum Partai Golkar ..................................................................................51
1. Sejarah Partai Golkar ...............................................................................................51
2. Visi, Misi, dan Program Umum Partai Golkar ........................................................53
C. Partai Golkar Kota Tarakan .........................................................................................55
1. Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi Golkar ................................................................55
2. Keanggotaan Partai Golkar dan Kader ....................................................................57
3. Kewajiban dan Hak Anggota Partai Golkar ............................................................57
4. Struktur Organisasi Partai Golkar Kota Tarakan .....................................................58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Rekrutmen Calon Kepala Daerah di Partai Golkar Kota Tarakan...........59
1. Persyaratan Calon Kepala Daerah ...........................................................................61
2. Tahapan Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah di DPD Partai Golkar
Tarakan .................................................................................................................. 65
3. Tahapan Penetapan Pasangan Calon Kepala Daerah ..............................................77
B. Faktor Penghambat dan Pendukung yang Dihadapi Partai Golkar Kota Tarakan Dalam
Pelaksanaan Rekrutmen Calon Kepala Daerah ...........................................................91
1. Faktor Penghambat ..................................................................................................91
2. Faktor Pendukung ....................................................................................................96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................103
B. Saran ..........................................................................................................................106

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................108
LAMPIRAN ..........................................................................................................................111

DAFTAR PUSTAKA

Althoff, Phillip dan Michael Rush. 2007. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Bappeda dan BPS Kota Tarakan, 2007. Kota Tarakan Dalam Angka 2006. Bappeda dan BPS
Kota Tarakan
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Cerdikia,
Tifia,
2012.
Mekanisme
Rekrutmen
Politik
Partai
Politik.
http://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-4/politik/mekanisme-rekrutmenpolitik-partai-politik/
Citizen Journalism, 2012. PDI-P Tak Mau Parpolnya Disebut di Peringkat Lomba Korupsi,
30 September 2012, http://www. citizenjurnalism.com/
Diskominfo
Tarakan.
Rekapitulasi
Data
Penduduk
www.tarakankota.go.id/in/Software_Pendukung.php

Kota

Tarakan

2011,

Ekspo News, KPK: 170 Kepala Daerah diproses Terkait Korupsi, 11 Oktober 2012,
http://www.eksponews.com/news-detail.html?id=KPK:_170_
Kepala_Daerah_diproses_Terkait_ Korupsi
Isa, Rusli. 2009. Pemilihan Kepala Daerah Langsung Sebagai Legitimasi Kepemimpinan di
Era Otonomi Daerah. Jurnal Inovasi. Volume 6, Nomor 2, Juni 2009, hal. 183-198
Kantaprawira, Rusadi. 1988. Sistem Politik Indonesia suatu Model Pengantar. Bandung:
Sinar Baru.
Koran Jakarta. 21 Mei 2012. Seleksi Kepala Daerah Diusulkan Lewat Konvensi, http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/91366
Moloeng, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mutiarin D., Nurhayati, D. Asriyani. 2011. Analisis Dampak Positif dan Negatif Dalam
Pemilukada Langsung Bagi Kualitas Pelayanan Publik di Daerah. Paper disajikan
dalam Forum Ilmiah Nasional Program Pascasarjana. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 24 Desember 2011
N.Z. Nurahmi. 2009. Perempuan dan Politik Calon Legislatif Perempuan Dalam Partai
Keadilan Sejahtera Tahun 2004 (Studi Kasus DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota
Medan), Medan, USU Repository.
Pemkot
Tarakan,
Hari
Jadi
&
Sejarah,
http://www.tarakankota.go.id/
in/Sekilas_Tarakan.php?op=detil&mkode=harijadisejarah

Pemkot Tarakan, Visi, Misi & Motto, http://www.tarakankota.go.id/in/Sekilas_
Tarakan.php?op=detil&mkode=visimisimotto
Pemkot
Tarakan,
Kepala
Pemerintahan.php

Pemerintahan,

http://www.tarakankota.go.id/in/Kepala_

Purnomo, Djati. 2009. Strategi kepala Daerah Membangun Dukungan Politik dengan DPRD
Dalam Kondisi Pemerintahan Terbelah (Divided Government) di Kabupaten
Grobogan, Program Studi Magister Ilmu Politik Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro, Semarang.
Prasetya, Imam Yudhi. 2009. Pergeseran Peran Ideologi Dalam Partai Politik. Jurnal Ilmu
Politik & Ilmu Pemerintahan, Volume 1, Nomor 1, hal. 30-40
Rahman, A.H.I. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rupiarsieh, 2009. Perempuan Dalam Rekrutmen Legislatif pada Pemilu 1999 di Jawa Timur,
Jurnal Delegasi, Nomor 1, Tahun VIII, April 2009, hal. 1-19
Sahid, Komarudin. 2011. Memahami Sosiologi Politik. Jakarta: Ghalia Indah.
Sahrasad, Herdi. 280 Kepala Daerah Korupsi, Pilkada Biang Keladi? 9 Nopember 2012,
http://nasional.inilah.com/read/detail/1924879/280-kepala-daerah-korupsi-pilkadabiang-keladi
Satriawan,
M.
Iwan.
5
Juni
2012.
Relasi
Politik
dan
Korupsi.
http://www.lampungpost.com/index.php/component/content/article/66-opini/37362relasi-politik-dan-korupsi-m-iwan-satriawan-dosen-hukum-tata-negara-universitaslampung.html
Simanullang, W.P. 2012. Jangan Hanya Salahkan Pemilukada Langsung, 12 September
2012,
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/09/12/
73842/jangan_hanya_salahkan_pemilukada_langsung/
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1998. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES
Solechah, Siti Nur. 2009. Rekrutmen Politik Perempuan Bakal Calon Anggota DPRD
Provinsi Sumetera Utara. Jurnal Kajian. Volume 14, Nomor 4, Desember 2009.
Surbakti, Ramlan. 1999. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.
Suriata, I Nengah. 2011. Fungsi Kepala Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Sesuai dengan Prinsip-prinsip Demokrasi, Program Pascasarjana Universitas
Udayana, Bali.
Syueb, Sudono. 2009. Dinamika Hukum Pemerintahan Daerah Sejak Kemerdekaan Sampai
Era Reformasi. Surabaya: Laksbang Mediatama.
Tempo. 1 Oktober 2012. Golkar Evaluasi
http://www.tempo.co/read/news/2012/10/01/

Rekrutmen

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Kepala

Daerah,

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
Wiranata, A. A. Ngurah Oka. 2012. Rekrutmen Buruk Berdampak Tingginya Korupsi.
http://www.denpasarkota.go.id/main.php?act=i_opi&xid= 132

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN REKRUTMEN KADER PARTAI DALAM PARTAI POLITIK (Studi Penelitian Di Kantor DPC Partai PDIP Dan DPD Partai Golkar Kota Tarakan)

0 4 31

STRATEGI PARTAI POLITIK DALAM MERAIH DUKUNGAN PEMILIH PEMULA (Studi Penelitian di DPD Partai Golkar Kota Tarakan Kalimantan Timur)

6 52 26

STRATEGI PARTAI GOLKAR DALAM PEMENANGAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2005 (STUDI DI DPD PARTAI GOLKAR KABUPATEN MALANG)

0 7 2

PERSEPSI ELIT PARTAI POLITIK TERHADAP KINERJA WALIKOTA BATU (Studi di DPD Partai GOLKAR, DPD Partai Amanat Nasional, DPC Partai Demokrat Kota Batu)

0 3 2

STRATEGI PARTAI GOLKAR DALAM PEMENANGAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2007 (Studi di DPD Partai Golkar Kota Batu)

0 4 2

REKRUTMEN POLITIK CALON KEPALA DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS OLEH PARTAI GOLKAR TAHUN 2012

1 40 86

PERAN PARTAI POLITIK GOLKAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen) Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

0 1 17

PENDAHULUAN Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

2 11 6

PERAN PARTAI POLITIK GOLKAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen) Peran Partai Politik Golkar Dalam Pendidikan Politik (Studi Kasus di DPD Partai GOLKAR Kabupaten Sragen).

0 1 12

“IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI DPD PARTAI GOLKAR KOTA SURABAYA”. (Studi Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi di DPD Partai Golkar Kota Surabaya).

0 1 114