Sel Darah Putih leukosit

badan Dellman dan Brown 1992. Darah terdiri dari plasma darah yang berkisar antara 65-75 dari jumlah total darah, dan sisanya sebanyak 25-35 berisi sel darah yaitu eritrosit, leukosit, dan platelet kepingan darah. Menurut Banks 1993, darah mempunyai beberapa fungsi: 1 transportasi oksigen dan karbondioksida untuk respirasi internal dan ekternal. 2 sebagai sistem buffer yaitu karbonat dan phospat. 3 sebagai transportasi nutrient. 4 eskresi sisa-sisa metabolisme. 5 sebagai regulator panas. 6 menjaga volume cairan tubuh. 7 sebagai pertahanan yang terdiri dari antibodi dan antitoksin .

2.2.1 Sel Darah Putih leukosit

Leukosit atau sel darah putih berasal dari kata yunani yaitu leukos - putih dan kytos – sel. Leukosit terdapat pada bagian Buffy coat hasil sentrifugasi sampel darah, yaitu bagian yang terletak diantara bagian sedimen sel darah merah dan bagian plasma darah Dharmawan 2002. Leukosit terdiri atas beberapa macam menurut bentuk dan tugasnya sebagai agen pertahanan tubuh. Sel leukosit dilepaskan dari sel multipoten yang ada di sumsum tulang yang disebut hematopoietic stem sel. Leukosit dapat ditemukan hampir di seluruh bagian tubuh, termasuk darah dan sistem limfatik Anonim 2007a Leukosit merupakan komponen darah yang berperan dalam memproduksi sistem imun tubuh dan bertugas memusnahkan benda-benda asing dan benda yang berbahaya bagi tubuh. Leukosit bersifat amuboid atau tidak mempunyai bentuk yang tetap Dellman dan Brown 1992. Leukosit dapat meninggalkan pembuluh darah dan memasuki jaringan ikat tubuh melalui kapiler dengan proses yang dinamakan diapedesis. Proses diapedesis terjadi karena adanya peningkatan permeabilitas pembuluh darah yang terjadi pada saat terjadi peradangan oleh benda asing Martini et al 1992. Selama respon peradangan, permeabilitas dan diapedesis meningkat melalui pembebasan histamin dari jaringan sel mast dan basofil. Swenson 1997, membagi leukosit dalam 2 golongan yaitu: leukosit yang bersifat granulosit neutrofil, eosinofil, basofil dan leukosit yang bersifat agranulosit limfosit dan monosit. Leukosit granulosit merupakan leukosit yang mempunyai granul di dalam sitoplasma. Granul ini merupakan komponen enzim membran lipid yang berfungsi melakukan proses endositosis. Leukosit granulosit dapat dibedakan berdasarkan affinitasnya terhadap zat warna. Eosinofil mempunyai granul sitoplasma yang berwarna merah cerah, dan basofil mempunyai granul yang berwarna biru gelap. Sebaliknya granul neutrofil mempunyai affinitas yang rendah terhadap zat warna, sehingga granulnya berwarna relatif cerah dan bening Swenson 1997. Leukosit agranulosit merupakan leukosit yang tidak mempunyai granul tapi kelompok ini mempunyai granul azurofilik yang berfungsi sebagai lisosom. Kelompok ini terdiri atas limfosit dan monosit. Gambaran umum leukosit dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Gambaran umum leukosit domba Jenis Diameter µm Target Nukleus Granul Masa hidup Neutrofil 10-12 Bakteri dan fungi multilobus Bagus, sedikit pink 6 jam-hari Eosinofil 10-12 Parasit Reaksi alergi 2 lobus Warna pink- orange 8-12 hari Basofil 9-10 Reaksi alergi 2-3 lobus Biru Tidak diketahui Limfosit 7-8 • Sel B: patogen • SelT:bakteri, virus Berwarna cerah Hanya NK sel Beberapa minggu- tahun Monosit 14-17 Variasi Bentuk ginjal - Beberapa bulan- tahun Sumber: Anonim 2007a Pembentukan Leukosit Pembentukan leukosit granulosit dan monosit terjadi pada sumsum tulang. Limfosit dan sel plasma terutama dibentuk dalam organ limfogen yaitu kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil, dan berbagai kantong jaringan limfoid di seluruh tubuh terutama daun peyer dan sumsum tulang Guyton dan Hall 1997. Pembentukan leukosit di mulai saat diferensiasi dini dari sel stem hemopoietik pluripoten menjadi berbagai tipe sel stem. Selain menghasilkan sel kecambah untuk membentuk sel darah merah, proses ini juga mengahasilkan sel bakal leukosit yaitu mielositik dan limfositik. Gambar skema pembentukan sel darah dapat disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Proses pembentukan sel darah Anonim 2007a Secara lengkap Schalm 1975 menggambarkan komposisi sel darah pada domba sebagai berikut: Tabel 3 Komposisi sel darah domba Parameter Jumlah Sel darah merah : 9-15 juta per mm 3 Leukosit : 4-12 ribu per mm 3 Hemoglobin : 9-15 gram persen PCV Packed Cell Volume : 27-45 Neutrofil :30-50 Eusinofil : 0-10 Limposit : 40-75 Monosit : 0-6 Basofil : 0-3 Leukosit yang telah terbentuk dalam sumsum tulang terutama granulosit disimpan dalam sumsum tulang sampai saat dibutuhkan dalam sirkulasi. Kemudian, jika kebutuhan leukosit meningkat, granulosit akan dilepaskan. Limfosit disimpan dalam berbagai organ limfoid di dalam tubuh Guyton dan Hall 1997. Jumlah total leukosit dalam sirkulasi darah sering dijadikan indikator dalam menentukan diagnosa penyakit. Secara normal pada individu yang sehat jumlah leukosit di dalam darah adalah 1 dari total jumlah darah. Jika jumlah leukosit melebihi normal keadaan ini disebut leukemia, dan jika jumlah leukosit lebih rendah disebut leucopenia Guyton dan Hall 1997. Peningkatan jumlah leukosit bisa disebabkan karena kenaikan salah satu jenis leukosit. Keadaan ini dapat disebabkan oleh: 1 neutrofilia yang disebabkan karena demam reumatik, cacar air, asidosis; 2 limfofilia, disebabkan oleh mononukleus infeksius dan infeksi kronis; 3 eosinofilia, disebabkan oleh penyakit parasitik; 4 basofilia, dapat disebabkan oleh anemia hemolitik, cacar air; 5 monositosis, disebabkan oleh malaria, demam tipoid Dharmawan 2002. Neutrofil Neutrofil disebut juga sebagai polimorfonuklear PMN, berdiameter 14 sampai dengan 20 µm. Neutrofil mempunyai bentuk sel bulat atau oval, sitoplasma berwarna merah muda, warna merah muda ini berasal dari granul sitoplasma yang bersifat neutrofilik dan sedikit azorofil. Neutrofil mempunyai nukleus bersegmen yang berjumlah kurang dari 5 segmen dan kromatin yang padat. Gambar neutrofil dapat disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Neutrofil. Anonim 2007a Neutrofil diproduksi di dalam sumsum tulang belakang. Pelepasan neutrofil dipengaruhi oleh Neutrophil Releasing Factor NRF. Neutrofil memiliki masa hidup yang relatif singkat. Di dalam sirkulasi neutrofil dapat bertahan selama 4 sampai dengan 6 hari. Neutrofil segera akan mati setelah melakukan fagosit terhadap benda asing yang masuk dan akan dicerna oleh enzim lisosom, kemudian neutrofil akan mengalami autolisis yang akan melepas zat-zat degradasi yang masuk ke dalam jaringan limfe. Jaringan limfe akan merespon dengan mensekresikan histamin dan colony releashing factors CRFs yang akan merangsang sumsum tulang untuk melepaskan neutrofil muda untuk melawan infeksi Dellman dan Brown 1992. Fungsi utama dari neutrofil adalah fagositosit dan mikrobiosidal. Neutrofil merupakan sel leukosit yang pertama berespons terhadap adanya benda asing yang masuk. Cara kerja neutrofil dalam memberikan respon imun adalah dengan menggunakan enzim lisosom yang dapat mencerna beberapa dinding sel bakteri, enzim proteolitik, ribonuklease, dan fosfolipase secara bersama yang dapat menghancurkan beberapa bakteri Tizard 1988. Kemudian sampai pada tingkat tertentu, eosinofil datang untuk menghancurkan benda asing ini dengan mekanisme fagositosis. Proses fagositosis ini kemudian dibantu oleh monosit yang mengalami tranformasi ketika memasuki jaringan ikat dan menjadi sel-sel fagositik yang besar yang disebut sebagai makrofage jaringan. Semua proses ini merupakan metode pertahanan tubuh yang bersifat non-spesifik. Bila kebutuhan neutrofil perifer terus meningkat dan cadangan neutrofil dewasa berkurang maka di dalam darah akan terdapat band neutrofil neutrofil muda seperti metamyelosit. Keadaan ini disebut netrofil left shift, dan jika di dalam darah banyak terdapat neutrofil multisegmen keadaan ini dinamakan neutrofil right shift Dharmawan 2002. Eosinofil Eosinofil mempunyai ukuran yang lebih besar dari neutrofil. Nukleus mempunyai lobus yang lebih sedikit dengan pola yang khas. Sitoplasma mengandung granul besar berwarna merah. Jumlah eosinofil dalam aliran darah berkisar antara 2 sampai 8 dari jumlah leukosit, berdiameter 10 sampai dengan 12 mm, mempunyai inti bergelambir 2, dikelilingi oleh butir-butir asidofil yang cukup besar. Jangka hidup sel ini rata-rata 5 hari Dharmawan 2002. Gambar eosinofil dapat disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 Eosinofil. Anonim 2007a Eosinofil dibentuk di dalam sumsum tulang belakang, bersifat sangat motil. Eosinofil merupakan fagosit yang lemah dan menunjukan kemotaksis. Secara umum fungsi eosinofil dalam sistem pertahanan tidak sebanyak neutrofil. Eosinofil akan diproduksi dalam jumlah besar jika terjadi infeksi parasit. Eosinofil bekerja dengan melekatkan diri pada parasit melalui molekul permukaan khusus, dan melepaskan bahan-bahan yang dapat membunuh parasit yang berukuran jauh lebih besar. Eosinofil melakukan proses tersebut melalui beberapa cara: 1 dengan melepaskan enzim hidrolitik dari granul yang dimodifikasi lisosom; 2 melepaskan bentuk oksigen yang sangat reaktif dan sangat mematikan untuk parasit; 3 dengan melepaskan polipeptida yang sangat larvasidal yang disebut protein dasar utama dari granulnya Guyton dan Hall 1997. Sementara itu, eosinofil juga berperan aktif dalam mengatur proses akut dan proses perbarahan, fagositosis bakteri, antigen-antibodi komplek, mikoplasma dan ragi. Eosinofil juga mengandung histaminase yang dapat mengaktifkan dan melepaskan serotonin dari sel tertentu, juga dapat melepaskan zink yang menghalangi agregasi trombosit dan migrasi makrofag Dharmawan 2002. Basofil Basofil dalam darah yang bersirkulasi mirip dengan sel mast yang berada di sisi luar kapiler. Jumlah basofil sekitar 0,5-1,5 dari seluruh leukosit dalam aliran darah. Diameter 10-12 mm dengan inti yang terdiri dari 2 gelambir dan bentuknya tidak teratur. Butirnya bewarna biru tua sampai ungu dan sering menutupi inti yang bewarna agak cerah Dharmawan 2002 . Gambar basofil dapat disajikan pada Gambar 5. . Gambar 5 Basofil. Anonim 2007a Di dalam tubuh basofil sering bekerja sama dengan sel mast. Kedua sel ini sangat berperan pada beberapa tipe reaksi alergi. Hal ini disebabkan karena tipe antibodi yang menyebabkan reaksi alergi, yaitu IgE Immunoglobulin E mempunyai kecendrungan khusus untuk melekat pada sel mast dan basofil. Kemudian jika terdapat antigen spesifik berikutnya yang bereaksi dengan antibodi, maka menimbulkan perlekatan antigen pada antibodi yang menyebabkan sel mast dan basofil menjadi ruptur dan melepaskan histamin, bradikinin, serotonin, heparin, substansi anafilaksis yang bereaksi lambat, serta sejumlah enzim lisosomal. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan reaksi jaringan dan pembuluh darah setempat yang menyebakan timbulnya alergi Guyton dan Hall 1997. Menurut Dharmawan 2002, basofil memiliki beberapa fungsi penting. Leukosit ini dapat bertindak sebagai mediator aktifitas perbarahan dan alergi, ikut berperan dalam metabolisme trigliserida, dan memiliki reseptor immunoglobulin E IgE serta immunoglobulin G IgG yang menyebabkan degranulasi. Basofil mempunyai fungsi utama dalam membangkitkan reaksi hipersensitifitas dengan sekresinya yang bersifat vasoaktif. Limfosit Limfosit merupakan leukosit agranulosit yang terdapat dalam jumlah dominan. Limfosit dibentuk di jaringan limfoid seperti Peyer’s patches, limpa, tonsil, timus dan bursa fabricius Melvin dan William 1993. Limfosit mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi dan mempunyai nukleus yang relatif besar serta dikelilingi oleh sitoplasma Frandson 1986. Gambar limfosit dapat disajikan pada Gambar 6. Gambar 6 Limfosit. Anonim 2007a Menurut morfologinya limfosit dibagi menjadi limfosit besar dan limfosit kecil. Limfosit besar adalah bentuk limfosit yang belum dewasa yang disebut prolimfosit atau sel blast besar dan limfosit berukuran kecil merupakan bentuk dewasa Dellman dan Brown 1992. Limfosit kecil memiliki diameter 6 sampai dengan 9 µm dengan perbandingan sitoplasma dan inti 1 berbanding 9, inti bulat heterokromatik dikelilingi oleh sitoplasma. Limfosit tipe besar jarang ditemukan dalam peredaran darah dengan diameter 9 sampai dengan 15 µm dan perbandingan inti-sitoplasma adalah sebesar 1 berbanding 1 dengan inti yang dikelilingi sitoplasma Microanatomy 1999. Fungsi utama limfosit di dalam tubuh adalah berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Limfosit akan memproduksi antibodi sebagai respon terhadap antigen yang masuk di bawa oleh makrofag Tizard 1988. Di dalam darah, limfosit terbagi atas 3 tipe sel yaitu sel B, sel T dan sel non T, non B yang disebut NK natural killer sel. Sel tipe B terdapat 10 sampai dengan 12 dari keseluruhan limfosit. Sel B berperan dalam humoral imun respon. Sel T mempunyai jumlah yang lebih dominan yaitu 70 sampai dengan 75 dari jumlah limfosit dan berperan dalam immunitas seluler Ganong 1997. Menurut Dellman dan Brown 1992, limfosit T terbagi atas 3 jenis, yaitu limfosit T-killer cytotoxicCTLs, limfosit T-helper Th cell, limfosit T- supresor Ts cells. Monosit Monosit merupakan leukosit yang memilki ukuran paling besar. Di dalam sirkulasi darah domba, monosit mempunyai jumlah 0 sampai dengan 6 dari jumlah leukosit yang bersirkulasi. Monosit mempunyai inti berbentuk tapal kuda dan sitoplasma yang mengambil warna basofil. Inti dari monosit tidak mempunyai granul, tapi terkadang terlihat memiliki pseudopodia Dellman dan Brown 1992. Gambar monosit dapat disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Monosit. Anonim 2007a Monosit berasal dari sel retikuloendotelial yang ada di limpa dan sumsum tulang Swenson 1997. Monosit dapat berpindah dari pembuluh darah ke dalam jaringan dengan melakukan proses diapedesis. Monosit yang ada di dalam jaringan dinamakan makrofag. Makrofag merupakan sel yang sangat aktif pada saat terjadinya perlukaan. Sel makrofag dapat bersatu dan membentuk sel raksasa yang dinamakan giant cell dengan tujuan dapat memfagositosis antigen yang berukuran lebih besar Martini et al 1992. Monosit merupakan leukosit yang sangat motil dan mempunyai kemampuan fagositik terhadap infeksi organisme, sel nekrotik dan runtuhan sel. Selain itu, menurut Tizard 1988 monosit mempunyai peranan penting dalam mengatur tanggap kebal dengan mengeluarkan glikoprotein pengatur atau monokin seperti interferon, interleukin I IL-1, hormon AMP Adenosin Mono Phosphat dan zat seperti prostaglandin dan leukotrien. Monosit jaringan atau makrofag mempunyai kemampuan fagositosis yang lebih hebat dari neutrofil yang lain, bahkan mampu memfagosit 100 bakteri Guyton dan Hall 1997. Menurut Melvin dan William 1993, monosit mempunyai enzim yang berguna untuk membantu proses fagosit runtuhan sel jaringan dari reaksi peradangan yang kronik.

2.3 Stres