Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong

3. Analisis Daya Dukung Hijauan Makanan Ternak DDHMT Berdasarkan Total Digestible Nutrien TDN Produksi TDN tontahun DDHMT berdasar TDN = Kebutuhan TDN 1 ST tontahun 4. Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Sapi Potong Analisis Nilai kapasitas peningkatan populasi ternak sapi potong, didasarkan pada metode Samsu 2006 dihitung sebagai selisih antara daya dukung hijauan makanan ternak dengan jumlah ternak sapi potong saat ini dalam satuan ternak ST. Dalam studi ini, nilai tersebut dinyatakan dalam persen . Kapasitas peningkatan di setiap kecamatan Kapasitas Peningkatan = x 100 Kapasitas peningkatan total di kabupaten

5. Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Potong

Data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dianalisis SWOT untuk menentukan strategi pengembangan sapi potong di kabupaten Halmahera Barat, berdasarkan Rangkuti 1997 adalah sebagai berikut: 1. Matrik Faktor Strategi Internal Setelah faktor-faktor strategis internal suatu usaha diidentifikasi menggunakan tabel IFAS Internal Strategic Factors Analysis Summary, kemudian disusun untuk merumukan strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weaknesses suatu usaha. Tahapannya adalah: a. Penentuan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahan dalam kolom 1. b. Pada kolom 2. pemberian bobot pada masing-masing dengan faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis suatu usaha. semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00 c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi suatu usaha yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk kategori kekuatan diberi nilai + 1 sampai dengan + 4 sangat baik dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Variabel yang bersifat negatif, kebalikan. Contoh jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilai adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata nilai adalah 4. 2. Matrik Faktor Strategi Eksternal Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, ditentukan terlebih dahulu faktor strategi eksternal EFAS sebagai berikut: a. Penyusunan dalam kolom 1 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman b. Pemberiaan bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 sangat penting sampai dengan 0,0 tidak penting. Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor-faktor strategis. a. Perhitungan rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi suatu usaha. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif peluang yang semakin besar diberi rating + 4, tetapi peluangnya kecil, diberi rating + 1. Pemberian nilai rating ancaman kebalikkanya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. c. Pengalian bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 Outstanding sampai dengan 1,0 poor. d. Data pada kolom kolom 5 digunakan untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. e. Jumlah skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total skor pembobotan bagi usaha yang dilakukan. Nilai total ini menunjukan bagaimana usaha yang ada bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Total skor, ini dapat digunakan untuk membandingkan usaha ternak ini dengan usaha lainnnya dalam kelompok yang sama.

6. PHA Proses Hirarki Analisis Analytical Hierarchy Process