pada akhir abad 19 yang menganggap bahawa sport tidak sesuai di sekolah- sekolah. Namun tidak bisa dipungkiri sport terus tumbuh dan berkembang
menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian intergral dari kehidupan manusia sport menjadi populer. Siswa menyenanginya dan ingin
mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi disekolah-sekolah hingga para pendidik seolah-olah ditekan menerima sport dalam kurikulum disekolah
karena mengandung nilai-nilai pendidikan Adang Suherman, 2000:19.
2.1.3. Tujuan Pendidikan Jasmani
Menurut Adang Suherman 2000:22, sama halnya dengan pengertian pendidikan jasmani, tujuan pendidikan jasmani seringkali dituturkan dalam
redaksi yang beragam, namun keragaman penuturan tujuan pendidikan jasmani tersebut pada dasarnya bermuara pada pengertian pendidikan jasmani itu
sendiri. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara
menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.
Karena tujuan jasmani bersifat menyeluruh, maka tidak jarang kita menemukan rumusan tujuan jasmani yang penuturan dan pengklasifikasiannya beraneka
ragam. Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam
empat kategori, yaitu:
1 Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai
organ tubuh seorang physical fitness. 2 Perkembangan gerak. Tujuan ini berhungungan dengan kemampuan
melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna. 3 Perkembangan mental. Tujuan ini berhungungan dengan kemampuan
berfikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang penjas ke dalam lingkungannya.
4 Perkembangan sosial. Tujuan ini berhungan dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat Adang
Suherman, 2000:22-23.
2.1.4. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra ruang lingkup pendidikan jasmani dibagi menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
1 Pembentukan Gerak a. Memenuhi keinginan untuk bergerak.
b. Menghayati ruang, waktu dan bentuk, termasuk perasaan irama. c. Mengenal kemungkinan gerak diri sendiri.
d. Memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap kinestetik. e. Memperkaya kemampuan gerak.
2 Pembentukan Prestasi a. Mengembangkan kemampuan kerja optimal melalui pengajaran
ketangkasan. b. Belajar mengarahkan diri untuk mencapai prestasi.
c. Menguasai emosi.
d. Belajar mengenal keterbatasan dan kemampuan diri. e. Membentuk sikap yang tepat terhadap nilai yang terdapat dalam sehari-
hari dan olahraga. 3 Pembentukan Sosial
a. Mengakui dan menerima peraturan dan norma bersama. b. Belajar bekerjasama menerima pimpinan dan memimpin.
c. Belajar bertanggung jawab, berkorban, dan memberikan pertolongan. d. Mengembangkan pengakuan terhadap orang lain, sebagai diri pribadi
dan rasa hidup bermasyarakat. e. Belajar mengenal dan menguasai bentuk kegiatan pengisi waktu luang
secara aktif. 4 Pertumbuhan
a. Meningkatkan syaraf untuk mampu melakukan gerak dengan baik dan berprestasi optimal.
b. Meningkatkan kesehatan atau kesegaran jasmani termasuk kemampuan bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan kebiasaan hidup
sehat.
2.1.5. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani