4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi menurut Per.Men.Pendidikan Nasional RI
Nomor 24 Tahun 2006 Sigalingging, 2008:9.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi 8 aspek, yaitu Persatuan dan kesatuan bangsa, norma hukum
dan peraturan, Hak Asasi Manusia, Kebutuhan warga Negara, Konstitusi Negara, Kekuasaan dan politik, Pancasila, dan Globalisasi
Sigalingging, 2008:10.
Waktu pelaksanaan untuk kegiatan kurikuler pasti dan tetap, dilaksanakan sekolah secara terus-menerus setiap hari sesuai dengan
kalender akademik.
b. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar kurikulum atau di luar susunan
rencana pelajaran Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989. Secara sederhana istilah kegiatan
ekstrakurikuler mengandung pengertian yang menunjukan segala macam, aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan
di luar jam pelajaran.
Sesuai dengan yang telah tercantum pula dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 12
dan 13 yang menyebutkan bahwa pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Dari penjelasan tersebut di atas jelaslah bahwa ternyata memang ada beberapa tempat selain pendidikan dalam kelas yang dapat
membentuk karakter siswa tersebut, dimana salah satu wahana pengantarnya adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah madrasah Anifral Hendri, 2008 : 1-2 dalam Kurniawan.
Berdasarkan pengertian diatas menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu pengembangan peserta didik dan
pemantapan pengembangan kepribadian siswa cendrung berkembang untuk memilih jalan tertentu. RB. Cattele dalam Anifral Hendri
2008:2 menyatakan bahwa kepribadian seseorang menunjukkan apa
yang ingin diperbuat bilamana ia dalam keadaan senang dan ditempatkan pada situasi tertentu.
a.
Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut: 1.
Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka. 2.
Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik. 3.
Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks,
mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik Narmoatmojo 2009:14.
b.
Jenis kegiatan Ekstrakurikuler
Jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam beberapa bentuk yaitu: 1.
Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa LDKS, Palang Merah Remaja PMR, Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka PASKIBRAKA.
2. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja KIR, kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. 3.
Latihanlomba keberbakatan prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater,
keagamaan. 4.
Seminar, lokakarya, dan pameran bazar, dengan substansi antara lain
karir, pendidikan,
kesehatan, perlindungan
HAM, keagamaan, seni budaya Narmoatmojo 2009: 15.
Pendidikan Kewarganegaraan dan kegiatan ekstrakurikuler berjalan seiring dalam kerangka membangun karakter atau watak
warga negara muda. Pendidikan Kewarganegaraan dan kegiatan ekstrakurikuler bertemu pada kesamaan mengembangkan karakter
warga negara muda. Dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang berjalan di sekolah pada umumnya kepramukaan, latihan
kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja, seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, teater, dan keagamaan.
c. Prinsip-prinsip pengembangan
Puskur 2010:11, prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
berkelanjutan, melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah, nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan, proses
pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
1. Berkelanjutan: mengandung makna bahwa proses pengembangan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari
suatu pendidikan. 2.
Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah: mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan: mengandung makna
bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa, yang artinya nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan
yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran
agama, bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, ketrampilan dan sebagainya.
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan: guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut aktif dalam merumuskan
pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, kemudian mengolah informasi yang sudah
dimiliki, merekonstruksi data, fakta atau nilai,dan menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan
nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai
kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas diluar sekolah.
9. Pancasila Moral Bangsa Indonesia