9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 LANDASAN TEORI
Landasan teori berisi beberapa konsep yang digunakan sebagai dasar teori penelitian yang mencakup teori tentang krupuk ikan, kandungan gizi,
macam-macam krupuk ikan, syarat ikan yang baik, bahan dan alat yang digunakan, proses produksi krupuk ikan, lokasi usaha dan fasilitas produksi,
kualitas krupuk, faktor yang mempengaruhi kualitas krupuk, dan teori tentang duri ikan bandeng.
2.1.1 Krupuk Ikan
Ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.
Pengolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak dan salah satunya diproduksi menjadi
krupuk ikan. BPPT, 2000:1 Produk olahan yang telah terindustrialisasi secara mapan tersedia
dengan daya tarik yang masih kurang dan yang murah harganya. Pada umumnya harga krupuk terjangkau masyarakat dan hampir tersedia di
berbagai kedaiwarungrumah makantoko pangan Yuliati, 2012:1 Krupuk ikan adalah produk makanan kering yang berasal dari ikan
yang dicampur dengan tepung tapioka atau tepung terigu BPPT, 2000:1.
Krupuk ikan banyak jenis dan bentuk yang dijual di pasaran. Jenis makanan ini bergantung pada jenis bahan bakunya, sedangkan variasi
bentuknya bergantung pada daya kreativitas pembuatannya. Krupuk ikan adalah krupuk yang bahannya terdiri dari adonan tepung dan ikan. Krupuk
ikan mempunyai beberapa kualitas bergantung pada komposisi banyaknya ikan yang terkandung dalam krupuk. Semakin banyak jumlah ikan yang
terkandung dalam krupuk maka semakin baik kualitasnya Wahyono Marzuki, 2010:3
Bahan baku krupuk ikan banyak dijumpai di daerah Nelayan Surabaya, Tuban, Rembang, Jepara, dan Cilacap. Namun peralatan yang digunakan
masih bersifat tradisional. Selama tahapan proses pembuatan krupuk ikan, hal yang paling mendasar adalah pada proses pengeringan di tempat terbuka
sehingga mempengaruhi hygienitas krupuk Yuliati, 2012:1. Standar kualitas krupuk ikan yang dipersyaratkan Standar Nasional
Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Standar Kualitas Krupuk Ikan
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Rasa dan aroma
Khas krupuk ikan 2
Serangga dalam bentuk stadia dan potongan-
potingan serta benda- benda asing
Tidak ternyata
3 Kapang
Tidak ternyata 4
Air Maks. 11
5 Abu tanpa garam
Maks. 1 6
Protein Min. 6
7 Lemak
Maks. 0,5 8
Serat kasar Maks. 1
9 Bahan tambahan makanan
Tidak ternyata atau sesuai dengan peraturan yang
berlaku
10 Cemaran logam Pb, Cu,
Hg Tidak ternyata atau sesuai
dengan peraturan yang berlaku
11 Cemaran Arsen As
Tidak ternyata atau sesuai dengan peraturan yang
berlaku
Sumber : SNI No. 01-2713-1999
2.1.2 Kandungan Gizi
Krupuk ikan yang terbuat dari adonan tepung dan ikan mempunyai kandungan gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mineral
yang bermanfaat bagi pemenuhan nutrisi manusia.
Standar kandungan gizi krupuk ikan yang ditetapkan Standar nasional Indonesia adalah seperti tabel berikut.
Tabel 5. Standar kandungan gizi Krupuk Ikan
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Rasa dan aroma
Khas krupuk ikan 2
Air Maks. 11
3 Abu tanpa garam
Maks. 1 4
Protein Min. 6
5 Lemak
Maks. 0,5 6
Serat kasar Maks. 1
7 Cemaran logam
Pb, Cu, Hg Tidak ada atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku 8
Cemaran Arsen As
Tidak ada atau sesuai dengan peraturan yang berlaku
Sumber : SNI No. 01-2713-1999
2.1.3 Macam-macam Krupuk Ikan
Masyarakat Indonesia telah lama mengenal krupuk ikan sebagai makanan. Krupuk ikan pada umumnya dikonsumsi sebagai makanan yang
mampu membangkitkan selera makan atau sekedar dikonsumsi sebagai makanan kecil. Banyak jenis krupuk yang telah dibuat orang, mulai dari
krupuk yangdibuat dari beras, tepung terigu, atau tepung tapioka. Bahan- bahan tersebut dapat diramu dengan bahan tambahan seperti udang, ikan
tengiri, ikan patin, lele dan sebagainya sehingga menjadi krupuk ikan dengan rasa sesuai ikan yang ditambahkan. Macam-macam ikan misalnya:
krupuk ikan tengiri, krupuk ikan tongkol, krupuk udang, dan masih banyak lainnya. Wahyono Marzuki, 2010:1
2.1.4 Ciri-ciri Fisik
Ciri-ciri fisik krupuk ikan yang dijual di pasaran bentuknya yang lebar dan tekstur yang renyah. Kerenyahan krupuk ikan sangat ditentukan
oleh kadar airnya. Semakin banyak mengandung air krupuk ikan akan semakin kurang renyah dan daya kembang krupuk tidak bisa maksimal.
Sebaliknya bila semakin sedikit kandungan air krupuk ikan akan semakin renyah dan daya kembang krupuk lebih maksimal. Demikian pula bila
prosentase kandungan tepung lebih banyak dibandingkan ikannya, maka krupuk bisa mengembang tetapi rasanya kurang. Sebaliknya bila
perbandingan tepung dengan ikan seimbang maka rasa krupuk lebih enak dan lebih gurih.
2.1.5 Syarat Ikan yang Baik
Ikan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan krupuk berbahan baku ikan harus memiliki tingkat kesegaran yang tinggi sehingga
produk makanan yang dihasilkan memiliki mutu yang lebih baik. Mutu produk yang dihasilkan tergantung dari bahan baku maupun proses
pengolahan yang dilakukan. Berikutadalah ciri-ciri ikan segar yang bermutu tinggi maupun yang bermutu rendah Tabel 6.
Tabel 6. Ciri-ciri ikan segar yang yang bermutu tinggi
maupun yang Bermutu rendah
Parameter Ikan segar bermutu tinggi
Ikan segar bermutu rendah
Mata Cerah, bola mata menonjol,
kornea jernih Bola mata cekung, pupil putih
susu, kornea keruh Insang
Warna merah cemerlang, tanpa lendir
Warna kusam, dan berlendir Lendir
Lapisan lendir
jernih, transparan, mengkilat cerah,
belum ada perubahan warna Lendir
berwarna kekuningan
sampai coklat tebal, warna cerah hilang, pemutihan nyata
Daging dan perut
Sayatan daging
sangat cemerlang, berwarna asli, tidak
ada pemerahan
sepanjang tulang belakang, perut utuh,
ginjal merah terang, dinding perut dagingnya utuh, bau isi
perut segar Sayatan daging kusam, warna
merah jelas sepanjang tulang belakang,
dinding perut
membubar, bau busuk
Bau Segar, bau rumput laut, bau
spesifik menurut jenis Bau busuk
Konsistensi Padat, elastis
bila ditekan
dengan jari, sulit menyobek daging dari tulang belakang
Sangat lunak, bekas jari tidak mau hilang bila ditekan, mudah sekali
menyobek daging dari tulang belakang
Sumber: SNI No.01-2729.1-2006
Berdasarkan SNI tentang syarat-syarat ikan segar di atas maka untuk memilih bahan dasar yaitu ikan bandeng harus memperhatikan ciri-ciri di
atas agar diperoleh kualitas makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
2.1.6 Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan krupuk ikan bandeng dengan tambahan duri ikan bandeng adalah :
2.1.6.1 Bahan dasar dan bahan tambahan 1 Bahan dasar
Bahan dasar yang digunakan adalah tepung tapioka. Tepung tapioka adalah pati dari singkong. Tepung tapioka yang
berkualitas dapat menjadikan krupuk lebih baik. Ciri-ciri tepung tapioka yang berkualitas baik adalah tidak berbau apek, berwarna
putih bersih, tidak menggumpal dan bersih dari kotoran. 2 Bahan tambahan
a Daging ikan Daging ikan digunakan untuk memberikan rasa dan
aroma khas ikan pada krupuk. Daging ikan sebelum dicampurkan pada tepung tapioka harus dihancurkan sampai
lembut dengan blender dahulu sehingga dapat tercampur dengan rata.
b Bumbu - Bawang putih Allium sativum
Bawang putih yang digunakan adalah bawang putih yang berkualitas bagus Ciri-cirinya antara lain : butirannya
utuh, tidak busuk dan segar, aromanya khas bawang putih. - Garam NaCl
Dalam pembuatan krupuk, penggunaan garam mutlak ada. Garam yang digunakan adalah garam yang
mengandung senyawa yodium. - Gula berfungsi sebagai penetral rasa, sehingga gula yang
digunakan hanya sedikit. Adapun alat-alat yang digunakan untuk pembuatan krupuk
ikan secara sederhana yaitu: baskom, alat penghancur bumbu cobek, pisau, tampah nyiru, kompor, Loyang, dan sendok.
Adapun peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan krupuk ikan di industri rumahan yaitu :
1 Alat penghancur ikan Digunakan untuk melumatkan hasil ikan yang telah
dibersihkan dari kepada dan sisiknya sehingga diperoleh daging yang telah ditumbuk halus dan siap dicampur dengan bahan lain.
2 Alat pelembut bahan mullen Mesin ini digunakan untuk melembutkan campuran ikan yang
telah dihaluskan dan adonan tepung dan bumbu. Mesin ini berkapasitas hingga 10 kg dan dapat dijalankan oleh satu orang
saja.
3 Baskom Baskom ini berbentuk bundar dengan berbagai ukuran yang
disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencampur bahan sesuai kapasitas muatan yang diinginkan. Baskom ini dapat terbuat dari
plastik maupun alumunium. 4 Pencetak
Mesin pencetak ini digunakan untuk mencetak adonan berbentuk silinder sebelum dimasukkan ke cetakan sesuai ukuran
yang diinginkan. Terdapat juga meja press agar adonan yang tercetak menjadi lebih padat dan kenyal. Mesin cetak ini
membutuhkan satu orang tenaga kerja untuk menjalankannya. 5 Alat pengukus dandang
Alat pengukus dandang berbentuk tabung panjang yang terbuat dari alumunium yang didalamnya dilengkapi dengan
sarangan untuk memanaskan dengan menggunakan uap panas. 6 Mesin pemotong
Mesin pemotong ini terbuat dari logam besi dengn lapian stainless steel, dilengkapi dengan mata pisau digunakan untuk
memotong krupuk sehingga ketebalan dapat diukur sesuai keinginan. Mesin pemotong dijalankan oleh dua orang tenaga
kerja.
7 Oven Oven digunakan untuk mengeringkan krupuk terutama pada
saat matahari kurang atau pada saat musim hujan. Oven berbentuk persegi panjang yang terbuat dari cor-coran semen dan pasir yang
terbagi dalam dua bagian. Bagian atas merupakan tempat krupuk yang akan dikeringkan sedangkan bagian bahwa kolong untuk
mengalirkan panas. Oven terdiri dari dryer dan mesin diesel.
2.1.7 Kualitas Krupuk
Krupuk yang berkualitas baik dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu kualitas krupuk yang ditinjau dari sifat yang tampak meliputi bentuk,
aroma, rasa, warna dan kualitas krupuk ditinjau dari sifat yang tersembunyi meliputi unsur-unsur kimia didalamnya. Berikut ini akan
diuraikan kualitas krupuk menurut Siti Sofiah dan Dwi Sutristiati 1992 :
12 yaitu:
1 Kualitas krupuk ditinjau dari sifat yang tampak Sifat yang tampak pada krupuk adalah rasa, warna, aroma, dan
tekstur. a Rasa
Rasa sesuai dengan bahan yang digunakan yaitu khas ikan yang digunakan, gurih karena ada perpaduan bumbu yang
terdiri dari bawang putih, garam dan gula. b Warna
Warna yang baik pada krupuk adalah putih gelap untuk krupuk tanpa zat pewarna, serta dipengaruhi pula oleh bahan
dasar yang dipergunakan. c Aroma
Aroma krupuk sesuai dengan bahan apa yang digunakan. Krupuk ikan mempunyai aroma khas ikan.
d Tekstur Tekstur krupuk yang baik adalah permukaan halus, tidak
timbul bintil-bintil, tidak retak-retak atau ada lubang-lubang pada luas permukaan krupuk.
2 Kualitas krupuk ditinjau dari sifat yang tersembunyi Sifat yang tersembunyi dari krupuk adalah sifat kimia yang
tidak dapat diuji oleh indera manusia. Untuk mengetahui unsur gizi yang ada didalam krupuk hanya dapat diketahui melalui
pengujian labolatorium. Pengendalian kualitas krupuk harus dilakukan terhadap
bahan-bahan yang dipergunakan dalam proses produksi dan menghasilkan produk yang memenuhi Standar Nasional
Indonesia. Sedangkan kualitas itu sendiri mempunyai arti yaitu sebagai kumpulan sifat dari suatu produk dan mempengaruhi
penerimaan produk tersebut oleh pembeli atau konsumen.
2.1.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas krupuk ikan bandeng
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas krupuk adalah bahan bahan baku dan bahan tambahan, serta bumbu, proses produksi dan
peralatan yang dipergunakan. Faktor-faktor tersebut diuraikan secara
singkat sebagai berikut :
1 Bahan baku dan bahan tambahan a Bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah tepung tapioka. Tepung tapioka adalah pati dari singkong. Ciri-ciri tepung tapioka yang
berkualitas baik adalah tidak berbau apek, berwarna putih bersih tidak menggumpal dan bersih dari kotoran.
b Bahan tambahan 1 Daging ikan Bandeng
Dalam penelitian daging ikan Bandeng presto digunakan untuk memberikan rasa dan aroma khas ikan
pada krupuk. Daging ikan Bandeng ini sebelum dicampurkan dengan tepung tapioka maka harus
dihancurkan dengan blender dahulu sehingga dapat tercampur dengan rata.
2 Duri ikan Bandeng Bahan tanbahan yang digunakan untuk membuat
krupuk adalah duri ikan Bandeng. Duri ikan ini
ditambahkan untuk memperoleh rasa, warna, aroma, dan tekstur krupuk yang baru. Duri ikan akan mempengaruhi
kualitas krupuk ikan, semakin duri bersifat lunak atau lembut semakin tidak terasa mengganggu ketika memakan
krupuk hasil eksperimen namun tentu saja rasanya akan berbeda.
3 Bumbu a Bawang putih Allium Sativum
Bawang putih yang dipergunakan adalah bawang putih yang berkualitas bagus. Ciri-cirinya antara lain :
butirannya utuh, tidak busuk dan segar, aromanya khas bawang putih.
b Garam NaCl Dalam pembuatan adonan krupuk, penggunaan
garam mutlak ada. Garam yang digunakan adalah garam yang mengandung senyawa yodium.
c Gula Gula berfungsi sebagai penetral rasa, sehingga gula
yang digunakan hanya sedikit. 1 Proses produksi
Proses produksi merupakan serangkaian kegiatan dalam pengolahan suatu produk. Proses pengolahan yang kurang baik akan
mempengaruhi pada krupuk yang dihasilkan. Dibawah ini akan
diuraikan mengenai proses produksi yang dapat mempengaruhi kualitas krupuk.
a Pembuatan adonan Dalam percobaan pembuatan adonan, menggunakan proses
panas. Dalam pembuatannya sebagian tepung tapioca di encerkan dengan air, daging bandeng,duri ikan bandeng,dan bumbu
direbus sampai mendidih kemudian masukksan tepung tapioca yang sudah diencerkan aduk hingga rata. Kemudian adonan
tersebut dicampur dengan sisa tepung tapioca lalu diuli sampai kalis tidak lengket ditangan. Jika adonan yang diuli tidak kalis
maka calon krupuk yang dihasilkan akan lembek dan tidak dapat diiris.
b Pengukusan Dalam proses pengukusan menggunakan dandang, yang
besar kecilnya disesuaikan dengan banyaknya adonan yang akan dikukus dan Lama pengukusan disesuaikan dengan banyaknya
adonan yang dikukus. Misalnya adonan yang dibuat dari 1 kg adonan maka waktu yang diperlukan cukup 60 menit.
c Pendinginan Pendinginan dilakukan agar calon krupuk dodolan
menjadi kenyal dan keras, sehingga akan mempermudah dalam proses pengirisan. Dalam proses pendinginan, calon krupuk
dodolan diatur dalam para-para sehingga udara disekitar dapat
dengan sempurna mempengaruhi calon krupuk dodolan. Lama pendinginan kurang lebih 12-24 jam. Dalam proses pendinginan
para-para tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Hal ini akan mengakibatkan permukaan calon krupuk dodolan menjadi
keras dan menyulitkan kita dalam proses pengirisan. d Pengirisan
Pengirisan yang baik tergantung dari sifat calon krupuk dodolan dan pisau yang digunakan. Hasil pengirisan dapat
bagus jika calon krupuk dodolan yang diiris kenyal dan padat sehingga permukaan krupuk halus. Pisau yang digunakan harus
pisau yang tipis dan tajam. Pisau yang bagus dan tipis dan tajam akan menghasilkan permukaan krupuk yang bagus dan krupuk
dapat tipis. d Pengeringan atau penjemuran
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah luas permukaan bahan yang dikeringkan, dimana permukaan
yang lebar dan tipis akan lebih cepat kering dari pada yang permukaannya sempit dan tebal. Kecepatan arus angin juga
mempengaruhi pengeringan, artinya makin cepat arus angin makin cepat proses pengeringan. Dalam pembuatan krupuk ini,
penulis menggunakan pengeringan sinar matahari pengeringan alami karena lebih praktis dan hemat biaya.
e Peralatan yang digunakan Peralatan yang digunakan dalam pembuatan krupuk ikan
dengan substitusi duri ikan Bandeng ini harus bersih dan higienis untuk menjaga agar tidak terjadi kontaminasi dengan adonan,
sehingga menjadi adonan yang diinginkan. Adapun peralatan yang digunakan dalam pembuatan krupuk ini adalah baskom,
cobek dan muntu, panci, dandang, kompor, timbangan, solet kayu, gelas ukur, talenan, pisau, tampah.
2.1.9 Duri Ikan Bandeng
Ikan Bandeng Latin: Chanos chanos atau Inggris: Milkfish merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki rasa yang spesifik, dan
telah dikenal di Indonesia bahkan di luar negeri. Menurut penelitian Balai Pengembangan dan Penelitian Mutu Perikanan 1996 dalam
www.bi.go.id , Semarang 11 Februari 2012, kandungan omega-3
Bandeng sebesar 14.2 melebihi kandungan omega-3 pada ikan salmon 2.6, ikan tuna 0.2 dan ikan sardines mackerel 3.9.
Kandungan gizi Bandeng secara lebih lengkap dapat dilihat pada komposisi kimia yang terdapat pada Bandeng.
Tabel 7. Komposisi Kimia Bandeng Jenis
Jumlah
Fat Protein
Phosphorus Manganese
Sodium Calcium
Pottassium 0.06
38 53 mg
19.19 mg 12.0 mg
4.89 mg 0.38 mg
Omega-3 Lioleic Acid 1.
Eicosapentanoic Acid EPA Decosahexanoic Acid DHA
Energy 14.2
25 3.39
9.48 820.60 cal
Sumber: Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, 1996
Dengan kandungan protein yang tinggi 38, Bandeng merupakan salah satu sumber pangan yang sangat bergizi. Adanya diversifikasi olahan
produk Bandeng merupakan salah satu upaya untuk memenuhi selera masyarakat dalam mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein, yang juga
merangsang berkembangnya budidaya ikan bandeng. Akan tetapi, kelemahan dari Bandeng ini yaitu adanya tulang dan duri yang cukup banyak di dalam
tubuh Bandeng sehingga sulit apabila dikonsumsi oleh manusia terutama anak-anak. Hal ini mengurangi minat masyarakat untuk mengkonsumsi
Bandeng. Jumlah duri yang terdapat pada ikan bandeng adalah sebagai berikut; pada bagian punggung ada 42 pasang duri bercabang yang menempel
di dalam daging dekat permukaan kulit luar, bagian tengah ada 12 pasang duri pendek, pada rongga perut ada 16 duri pendek dan bagian perut dekat
ekor ada 12 pasang duri.
Gambar 2. Struktur Duri Pada Ikan Bandeng
Struktur duri bandeng diatas memperlihatkan jumlah duri ikan bandeng yang banyak dan biasanya tidak dimanfaatkan. Oleh karena itu,
sebagai salah satu variasi makanan dengan menggunakan duri ikan bandeng ini maka dikembangkan usaha substitusi duri ikan bandeng pada pembuatan
krupuk ikan.
2.2 Kerangka Berpikir
Krupuk ikan adalah krupuk yang bahannya terdiri dari adonan tepung dan daging ikan. Jenis krupuk lain yang juga banyak digemari adalah krupuk
udang yang terbuat dari adonan tepung dengan udang. Krupuk ikan mempunyai beberapa kualitas tergantung pada komposisi banyaknya ikan
yang terkandung dalam krupuk. Semakin banyak jumlah ikan yang terkandung dalam krupuk semakin baik kualitasnya.
Kerenyahan krupuk sangat ditentukan oleh kadar airnya. Semakin banyak mengandung air, maka krupuk akan semakin kurang
renyah.Sementara daya kembang krupuk juga tidak bisa maksimal. Untuk
memperoleh daya kembang krupuk yang lebih baik maka adonan krupuk harus dalam proporsi tepung dengan udang atau ikan yang seimbang.
Krupuk ikan yang ada di pasaran selama ini hanya biasa- biasa saja yaitu berbentuk bulat, oval dan hanya berasa sedikit ikan serta sedikit
mengandung nilai gizi sehingga perlu adanya upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi konsumen dengan cara diversifikasi bahan. Kreativitas dalam
pembuatan krupuk ikan yaitu dengan membuat krupuk ikan menjadi bentuk yang lain yang lebih menarik dan memberikan rasa yang berbeda sehingga
masyarakat tidak bosan dengan krupuk yang telah ada saat ini. Bentuk krupuk juga dapat mempengaruhi nilai ekonomis krupuk. Dengan adanya
inovasi tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Salah satu alternatif pemecahan seperti yang sudah tertulis diatas yaitu
substitusi duri ikan Bandeng dalam pembuatan krupuk ikan. Permasalahan yang muncul yaitu adakah perbedaan kualitas inderawi
krupuk ikan dengan substitusi duri ikan bandeng hasil inovasi ditinjau dari rasa, aroma, warna dan tekstur. Bagaimana kandungan gizi krupuk ikan hasil
inovasi dengan substitusi duri ikan Bandeng yang terbaik. Adakah perbedaan kesukaan masyarakat terhadap krupuk ikan dengan krupuk ikan hasil inovasi
dengan substitusi duri ikan Bandeng. Untuk itu percobaan dilakukan dengan tiga macam variasi antara duri
ikan bandeng : daging ikan bandeng : tepung tapioka, yaitu 40:10:50, 30:20:50, dan 20:30:50. Hasilnya kemudian diuji organoleptik
dan uji laboratorium sehingga dapat diketahui kualitas inderawi ditinjau dari rasa, aroma, warna dan tekstur, serta dapat diketahui kandungan gizinya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat skema kerangka berfikir dibawah ini :
Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran
Duri ikan Bandeng
Alternative pemecahan
sebagai bahan substitusi pembuatan krupuk
ikan Fakta positif :
Jumlahnya banyak,Bahan sisa
yang tidak dikonsumsi Fakta negatif:
Belum dikenal oleh
masyarakat
Permasalahan : 1. Adakah perbedaan kualitas inderawi krupuk ikan dengan krupuk ikan hasil
inovasi rasio duri ikan bandeng : daging ikan bandeng, yaitu 40:10:50, 30:20:50, 20:30:50
2. Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap krupuk ikan dengan krupuk ikan hasil inovasi rasio duri ikan bandeng : daging ikan bandeng,
yaitu 40:10:50, 30:20:50, 20:30:50 3. Bagaimanakah kandungan gizi pada krupuk ikan hasil inovasi rasio duri
ikan bandeng : daging ikan bandeng, yaitu 40:10:50, 30:20:50, 20:30:50
Krupuk ikan
Fakta positif : Mudah dijumpai, Di
sukai masyarakat, dan Harganya murah
Fakta negatif : Kandungan
gizikurang karena proporsi
ikan yang sedikit
Upaya meningkatkan kualitas krupuk ikan melalui rasa,
aroma, warna dan tektur
Pemecahan masalah dengan eksperimen pembuatan krupuk ikan dengan substitusi duri ikan Bandeng dengan rasio rasio duri ikan bandeng : daging ikan bandeng, yaitu 40:10:50,
30:20:50, 20:30:50.
Uji indrawi dan kesukaan Hasil eksperimen
Uji kandungan gizi Inovasi pembuatan
krupuk ikan bandeng substitusi duri ikan
Bandeng
2.2.1 HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
Hipotesis yang diajukan dalam penelitaian ini adalah : a. Ho: tidak ada perbedaan kualitas krupuk ikan bandeng dengan
subtitusi duri ikan bandeng dengan perbandingan bervariasi yaitu 40 : 30 : 20 ditinjau dari rasa, warna, aroma dan tekstur.
b. Ha:Ada perbedaan kualitas krupuk ikan bandeng dengan subtitusi duri ikan bandeng dengan perbandingan bervariasi yaitu 40 :
30 : 20 ditinjau dari rasa, warna, aroma dan tekstur.
29
BAB III METODE PENELITIAN