9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 LANDASAN TEORI
Landasan teori berisi beberapa konsep yang digunakan sebagai dasar teori  penelitian  yang  mencakup  teori  tentang  krupuk  ikan,  kandungan  gizi,
macam-macam  krupuk  ikan,  syarat  ikan  yang  baik,    bahan  dan  alat  yang digunakan, proses produksi  krupuk ikan, lokasi usaha dan fasilitas produksi,
kualitas  krupuk,    faktor  yang  mempengaruhi  kualitas  krupuk,  dan  teori tentang duri ikan bandeng.
2.1.1 Krupuk Ikan
Ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan kandungan lemaknya rendah sehingga  banyak  memberikan  manfaat  kesehatan  bagi  tubuh  manusia.
Pengolahan  ikan  dengan  berbagai  cara  dan  rasa  menyebabkan  orang mengkonsumsi  ikan  lebih  banyak  dan  salah  satunya  diproduksi  menjadi
krupuk ikan. BPPT, 2000:1 Produk  olahan  yang  telah  terindustrialisasi  secara  mapan  tersedia
dengan  daya  tarik  yang  masih  kurang  dan  yang  murah  harganya.  Pada umumnya  harga  krupuk  terjangkau  masyarakat  dan  hampir  tersedia  di
berbagai kedaiwarungrumah makantoko pangan Yuliati, 2012:1 Krupuk  ikan  adalah  produk  makanan  kering  yang  berasal  dari  ikan
yang  dicampur  dengan  tepung  tapioka  atau  tepung terigu BPPT, 2000:1.
Krupuk  ikan  banyak  jenis  dan  bentuk  yang  dijual  di  pasaran.  Jenis makanan  ini  bergantung  pada  jenis  bahan  bakunya,  sedangkan  variasi
bentuknya  bergantung  pada  daya  kreativitas  pembuatannya.  Krupuk  ikan adalah  krupuk  yang  bahannya  terdiri  dari  adonan  tepung  dan  ikan.  Krupuk
ikan  mempunyai  beberapa  kualitas  bergantung  pada  komposisi  banyaknya ikan  yang  terkandung  dalam  krupuk.  Semakin  banyak  jumlah  ikan  yang
terkandung  dalam  krupuk  maka  semakin  baik  kualitasnya  Wahyono Marzuki, 2010:3
Bahan baku krupuk ikan banyak dijumpai di daerah Nelayan Surabaya, Tuban,  Rembang,  Jepara,  dan  Cilacap.  Namun  peralatan  yang  digunakan
masih  bersifat  tradisional.    Selama  tahapan  proses  pembuatan  krupuk  ikan, hal yang paling mendasar adalah pada proses pengeringan di tempat terbuka
sehingga mempengaruhi hygienitas krupuk Yuliati, 2012:1. Standar  kualitas  krupuk  ikan  yang  dipersyaratkan  Standar  Nasional
Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Standar Kualitas Krupuk Ikan
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Rasa dan aroma
Khas krupuk ikan 2
Serangga dalam bentuk stadia dan potongan-
potingan serta benda- benda asing
Tidak ternyata
3 Kapang
Tidak ternyata 4
Air Maks. 11
5 Abu tanpa garam
Maks. 1 6
Protein Min. 6
7 Lemak
Maks. 0,5 8
Serat kasar Maks. 1
9 Bahan tambahan makanan
Tidak ternyata atau sesuai dengan peraturan yang
berlaku
10 Cemaran logam Pb, Cu,
Hg Tidak ternyata atau sesuai
dengan peraturan yang berlaku
11 Cemaran Arsen As
Tidak ternyata atau sesuai dengan peraturan yang
berlaku
Sumber : SNI No. 01-2713-1999
2.1.2 Kandungan Gizi
Krupuk  ikan  yang  terbuat  dari  adonan  tepung  dan  ikan  mempunyai kandungan  gizi  seperti  karbohidrat,  lemak,  protein,  dan  mineral
yang bermanfaat  bagi  pemenuhan  nutrisi  manusia.
Standar  kandungan  gizi    krupuk ikan  yang ditetapkan Standar nasional Indonesia adalah seperti tabel berikut.
Tabel 5. Standar kandungan gizi  Krupuk Ikan
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Rasa dan aroma
Khas krupuk ikan 2
Air Maks. 11
3 Abu tanpa garam
Maks. 1 4
Protein Min. 6
5 Lemak
Maks. 0,5 6
Serat kasar Maks. 1
7 Cemaran logam
Pb, Cu, Hg Tidak ada atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku 8
Cemaran Arsen As
Tidak ada atau sesuai dengan peraturan yang berlaku
Sumber : SNI No. 01-2713-1999
2.1.3 Macam-macam Krupuk Ikan
Masyarakat  Indonesia  telah  lama  mengenal  krupuk  ikan  sebagai makanan.  Krupuk  ikan  pada  umumnya  dikonsumsi  sebagai  makanan  yang
mampu  membangkitkan  selera  makan  atau  sekedar  dikonsumsi  sebagai makanan  kecil.  Banyak  jenis  krupuk  yang  telah  dibuat  orang,  mulai  dari
krupuk  yangdibuat  dari  beras,  tepung  terigu,  atau  tepung  tapioka.  Bahan- bahan  tersebut  dapat  diramu  dengan  bahan  tambahan  seperti  udang,  ikan
tengiri,  ikan  patin,  lele  dan  sebagainya  sehingga  menjadi  krupuk  ikan dengan  rasa  sesuai  ikan  yang  ditambahkan.  Macam-macam  ikan  misalnya:
krupuk ikan tengiri, krupuk ikan tongkol, krupuk udang, dan masih banyak lainnya. Wahyono  Marzuki, 2010:1
2.1.4 Ciri-ciri Fisik
Ciri-ciri  fisik  krupuk  ikan  yang  dijual  di  pasaran  bentuknya  yang lebar  dan  tekstur  yang  renyah.  Kerenyahan  krupuk  ikan  sangat  ditentukan
oleh  kadar  airnya.  Semakin  banyak  mengandung  air  krupuk  ikan  akan semakin  kurang  renyah  dan  daya  kembang  krupuk  tidak  bisa  maksimal.
Sebaliknya  bila  semakin  sedikit  kandungan  air  krupuk  ikan  akan  semakin renyah  dan  daya  kembang  krupuk  lebih  maksimal.  Demikian  pula  bila
prosentase  kandungan  tepung  lebih  banyak  dibandingkan  ikannya,  maka krupuk  bisa  mengembang  tetapi  rasanya  kurang.  Sebaliknya  bila
perbandingan  tepung  dengan  ikan  seimbang  maka  rasa  krupuk  lebih  enak dan lebih gurih.
2.1.5 Syarat Ikan yang Baik
Ikan  yang  digunakan  sebagai  bahan  baku  pembuatan  krupuk berbahan  baku  ikan  harus memiliki  tingkat  kesegaran  yang  tinggi  sehingga
produk  makanan  yang  dihasilkan  memiliki  mutu  yang  lebih  baik.  Mutu produk  yang  dihasilkan  tergantung  dari  bahan  baku  maupun  proses
pengolahan yang dilakukan. Berikutadalah ciri-ciri ikan segar yang bermutu tinggi maupun yang bermutu rendah Tabel 6.
Tabel 6. Ciri-ciri ikan segar yang yang bermutu tinggi
maupun yang Bermutu rendah
Parameter Ikan segar bermutu tinggi
Ikan segar bermutu rendah
Mata Cerah,  bola  mata  menonjol,
kornea jernih Bola  mata  cekung,  pupil  putih
susu, kornea keruh Insang
Warna  merah  cemerlang,  tanpa lendir
Warna kusam, dan berlendir Lendir
Lapisan lendir
jernih, transparan,  mengkilat  cerah,
belum ada perubahan warna Lendir
berwarna kekuningan
sampai  coklat  tebal,  warna  cerah hilang, pemutihan nyata
Daging dan perut
Sayatan daging
sangat cemerlang,  berwarna  asli,  tidak
ada pemerahan
sepanjang tulang  belakang,  perut  utuh,
ginjal  merah  terang,  dinding perut  dagingnya  utuh,  bau  isi
perut segar Sayatan  daging  kusam,  warna
merah  jelas  sepanjang  tulang belakang,
dinding perut
membubar, bau busuk
Bau Segar,  bau  rumput  laut,  bau
spesifik menurut jenis Bau busuk
Konsistensi  Padat, elastis
bila ditekan
dengan  jari,  sulit  menyobek daging dari tulang belakang
Sangat lunak, bekas jari tidak mau hilang  bila  ditekan,  mudah  sekali
menyobek  daging  dari  tulang belakang
Sumber: SNI No.01-2729.1-2006
Berdasarkan  SNI  tentang  syarat-syarat  ikan  segar  di  atas  maka  untuk memilih  bahan  dasar  yaitu  ikan  bandeng    harus  memperhatikan  ciri-ciri  di
atas agar diperoleh kualitas makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
2.1.6 Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan-bahan  yang  digunakan  dalam  pembuatan  krupuk  ikan bandeng dengan tambahan  duri ikan bandeng adalah :
2.1.6.1 Bahan dasar dan bahan tambahan 1  Bahan dasar
Bahan  dasar  yang  digunakan  adalah  tepung  tapioka. Tepung  tapioka  adalah  pati  dari  singkong.  Tepung  tapioka  yang
berkualitas dapat menjadikan krupuk lebih baik. Ciri-ciri tepung tapioka yang berkualitas baik adalah tidak berbau apek, berwarna
putih bersih, tidak menggumpal dan bersih dari kotoran. 2  Bahan tambahan
a  Daging ikan Daging  ikan  digunakan  untuk  memberikan  rasa  dan
aroma  khas  ikan  pada  krupuk.  Daging  ikan  sebelum dicampurkan  pada tepung  tapioka  harus  dihancurkan  sampai
lembut  dengan  blender  dahulu  sehingga  dapat  tercampur dengan rata.
b Bumbu -   Bawang putih Allium sativum
Bawang putih yang digunakan adalah bawang putih yang berkualitas bagus Ciri-cirinya antara lain : butirannya
utuh, tidak busuk dan segar, aromanya khas bawang putih. -  Garam NaCl
Dalam  pembuatan  krupuk,  penggunaan  garam mutlak  ada.  Garam  yang  digunakan  adalah  garam  yang
mengandung senyawa yodium. -  Gula  berfungsi  sebagai  penetral  rasa,  sehingga  gula  yang
digunakan hanya sedikit. Adapun  alat-alat  yang  digunakan  untuk  pembuatan  krupuk
ikan secara sederhana yaitu: baskom, alat penghancur bumbu cobek, pisau, tampah nyiru, kompor, Loyang, dan sendok.
Adapun  peralatan  yang  digunakan  dalam  proses  pembuatan krupuk ikan di industri rumahan yaitu :
1  Alat penghancur ikan Digunakan  untuk  melumatkan  hasil  ikan  yang  telah
dibersihkan  dari  kepada  dan  sisiknya  sehingga  diperoleh  daging yang telah ditumbuk halus dan siap dicampur dengan bahan lain.
2   Alat pelembut bahan mullen Mesin ini digunakan untuk melembutkan campuran ikan yang
telah  dihaluskan  dan  adonan  tepung  dan  bumbu.  Mesin  ini berkapasitas  hingga  10  kg  dan  dapat  dijalankan  oleh  satu  orang
saja.
3  Baskom Baskom  ini  berbentuk  bundar  dengan  berbagai  ukuran  yang
disesuaikan  dengan  kebutuhan  untuk  mencampur  bahan  sesuai kapasitas  muatan  yang  diinginkan.  Baskom  ini  dapat  terbuat  dari
plastik maupun alumunium. 4  Pencetak
Mesin  pencetak  ini  digunakan  untuk  mencetak  adonan berbentuk  silinder  sebelum  dimasukkan  ke  cetakan  sesuai  ukuran
yang  diinginkan.  Terdapat  juga  meja  press  agar  adonan  yang tercetak  menjadi  lebih  padat  dan  kenyal.  Mesin  cetak  ini
membutuhkan satu orang tenaga kerja untuk menjalankannya. 5  Alat pengukus dandang
Alat  pengukus  dandang  berbentuk  tabung  panjang  yang terbuat  dari  alumunium  yang  didalamnya  dilengkapi  dengan
sarangan untuk memanaskan dengan menggunakan uap panas. 6  Mesin pemotong
Mesin  pemotong  ini  terbuat  dari  logam  besi  dengn  lapian stainless  steel,  dilengkapi  dengan  mata  pisau  digunakan  untuk
memotong  krupuk  sehingga  ketebalan  dapat  diukur  sesuai keinginan.    Mesin  pemotong  dijalankan  oleh  dua  orang  tenaga
kerja.
7  Oven Oven digunakan untuk mengeringkan krupuk terutama pada
saat matahari kurang atau pada saat musim hujan. Oven berbentuk persegi panjang  yang terbuat dari cor-coran semen dan pasir yang
terbagi  dalam  dua  bagian.  Bagian  atas  merupakan  tempat  krupuk yang  akan  dikeringkan  sedangkan  bagian  bahwa  kolong  untuk
mengalirkan panas. Oven terdiri dari dryer dan mesin diesel.
2.1.7 Kualitas Krupuk
Krupuk  yang  berkualitas  baik  dapat  dilihat  dari  2  aspek,  yaitu kualitas  krupuk  yang  ditinjau  dari  sifat  yang  tampak  meliputi  bentuk,
aroma,  rasa,  warna  dan  kualitas  krupuk  ditinjau  dari  sifat  yang tersembunyi  meliputi  unsur-unsur  kimia  didalamnya.  Berikut  ini  akan
diuraikan kualitas krupuk menurut Siti Sofiah dan Dwi Sutristiati 1992 :
12 yaitu:
1  Kualitas krupuk ditinjau dari sifat yang tampak Sifat  yang  tampak  pada  krupuk  adalah  rasa,  warna,  aroma,  dan
tekstur. a  Rasa
Rasa  sesuai  dengan  bahan  yang  digunakan  yaitu  khas ikan yang  digunakan,  gurih  karena  ada  perpaduan  bumbu  yang
terdiri dari bawang putih, garam dan gula. b Warna
Warna  yang  baik  pada  krupuk  adalah  putih  gelap  untuk krupuk  tanpa  zat  pewarna,  serta  dipengaruhi  pula  oleh  bahan
dasar yang dipergunakan. c  Aroma
Aroma  krupuk  sesuai  dengan  bahan  apa  yang  digunakan. Krupuk ikan mempunyai aroma khas ikan.
d Tekstur Tekstur  krupuk  yang  baik  adalah  permukaan  halus,  tidak
timbul  bintil-bintil,  tidak  retak-retak  atau  ada  lubang-lubang pada luas permukaan krupuk.
2  Kualitas krupuk ditinjau dari sifat yang tersembunyi Sifat yang tersembunyi dari krupuk adalah sifat kimia yang
tidak  dapat  diuji  oleh  indera  manusia.  Untuk  mengetahui  unsur gizi  yang  ada  didalam  krupuk  hanya  dapat  diketahui  melalui
pengujian labolatorium. Pengendalian  kualitas  krupuk  harus  dilakukan  terhadap
bahan-bahan  yang  dipergunakan  dalam  proses  produksi  dan menghasilkan  produk  yang  memenuhi  Standar  Nasional
Indonesia.  Sedangkan  kualitas  itu  sendiri  mempunyai  arti  yaitu sebagai  kumpulan  sifat  dari  suatu  produk  dan  mempengaruhi
penerimaan produk tersebut oleh pembeli atau konsumen.
2.1.8.  Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  kualitas  krupuk  ikan bandeng
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  kualitas  krupuk  adalah  bahan bahan  baku  dan  bahan  tambahan,  serta  bumbu,  proses  produksi  dan
peralatan  yang  dipergunakan.  Faktor-faktor  tersebut  diuraikan  secara
singkat sebagai berikut :
1 Bahan baku dan bahan tambahan a  Bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah tepung tapioka. Tepung tapioka adalah pati dari singkong. Ciri-ciri tepung tapioka yang
berkualitas  baik  adalah  tidak  berbau  apek,  berwarna  putih bersih tidak menggumpal dan bersih dari kotoran.
b Bahan tambahan 1  Daging ikan Bandeng
Dalam  penelitian  daging  ikan  Bandeng  presto digunakan  untuk  memberikan  rasa  dan  aroma  khas  ikan
pada  krupuk.  Daging  ikan  Bandeng  ini  sebelum dicampurkan  dengan  tepung  tapioka  maka  harus
dihancurkan  dengan  blender  dahulu  sehingga  dapat tercampur dengan rata.
2  Duri ikan Bandeng Bahan  tanbahan  yang  digunakan  untuk  membuat
krupuk  adalah  duri  ikan  Bandeng.  Duri  ikan  ini
ditambahkan  untuk  memperoleh  rasa,  warna,  aroma,  dan tekstur  krupuk  yang  baru.  Duri  ikan  akan  mempengaruhi
kualitas  krupuk  ikan,  semakin  duri  bersifat  lunak  atau lembut  semakin  tidak  terasa  mengganggu  ketika  memakan
krupuk  hasil  eksperimen  namun  tentu  saja  rasanya  akan berbeda.
3  Bumbu a  Bawang putih Allium Sativum
Bawang  putih  yang  dipergunakan  adalah  bawang putih yang berkualitas bagus. Ciri-cirinya antara lain :
butirannya utuh, tidak busuk dan segar, aromanya khas bawang putih.
b  Garam NaCl Dalam  pembuatan  adonan  krupuk,  penggunaan
garam  mutlak  ada.  Garam  yang  digunakan  adalah garam yang mengandung senyawa yodium.
c  Gula Gula berfungsi sebagai penetral  rasa, sehingga gula
yang digunakan hanya sedikit. 1  Proses produksi
Proses  produksi  merupakan  serangkaian  kegiatan  dalam pengolahan suatu produk. Proses pengolahan yang kurang baik akan
mempengaruhi  pada  krupuk  yang  dihasilkan.  Dibawah  ini  akan
diuraikan  mengenai  proses  produksi  yang  dapat  mempengaruhi kualitas krupuk.
a  Pembuatan adonan Dalam percobaan pembuatan adonan, menggunakan proses
panas. Dalam pembuatannya sebagian tepung tapioca di encerkan dengan  air,  daging  bandeng,duri  ikan  bandeng,dan  bumbu
direbus  sampai  mendidih  kemudian  masukksan  tepung  tapioca yang  sudah  diencerkan  aduk  hingga  rata.  Kemudian  adonan
tersebut  dicampur  dengan  sisa  tepung  tapioca  lalu  diuli  sampai kalis tidak lengket ditangan. Jika adonan  yang diuli tidak kalis
maka calon krupuk yang dihasilkan akan lembek dan tidak dapat diiris.
b  Pengukusan Dalam  proses  pengukusan  menggunakan  dandang,  yang
besar kecilnya disesuaikan dengan banyaknya adonan yang akan dikukus  dan  Lama  pengukusan  disesuaikan  dengan  banyaknya
adonan  yang  dikukus.  Misalnya  adonan  yang  dibuat  dari  1  kg adonan maka waktu yang diperlukan cukup 60 menit.
c  Pendinginan Pendinginan  dilakukan  agar  calon  krupuk  dodolan
menjadi  kenyal  dan  keras,  sehingga  akan  mempermudah  dalam proses  pengirisan.  Dalam  proses  pendinginan,  calon  krupuk
dodolan diatur dalam para-para  sehingga udara disekitar dapat
dengan  sempurna  mempengaruhi  calon  krupuk  dodolan.  Lama pendinginan kurang lebih 12-24 jam. Dalam proses pendinginan
para-para  tidak  boleh  terkena  sinar  matahari  langsung.  Hal  ini akan mengakibatkan permukaan calon krupuk dodolan menjadi
keras dan menyulitkan kita dalam proses pengirisan. d  Pengirisan
Pengirisan  yang  baik  tergantung  dari  sifat  calon  krupuk dodolan  dan  pisau  yang  digunakan.  Hasil  pengirisan  dapat
bagus  jika  calon  krupuk  dodolan  yang  diiris  kenyal  dan  padat sehingga  permukaan  krupuk  halus.  Pisau  yang  digunakan  harus
pisau yang tipis dan tajam. Pisau yang bagus dan tipis dan tajam akan  menghasilkan  permukaan  krupuk  yang  bagus  dan  krupuk
dapat tipis. d  Pengeringan atau penjemuran
Beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  pengeringan  adalah luas  permukaan  bahan  yang  dikeringkan,  dimana  permukaan
yang  lebar  dan  tipis  akan  lebih  cepat  kering  dari  pada  yang permukaannya  sempit  dan  tebal.  Kecepatan  arus  angin  juga
mempengaruhi  pengeringan,  artinya  makin  cepat  arus  angin makin  cepat  proses  pengeringan.  Dalam  pembuatan  krupuk  ini,
penulis  menggunakan  pengeringan  sinar  matahari  pengeringan alami karena lebih praktis dan hemat biaya.
e  Peralatan yang digunakan Peralatan  yang  digunakan  dalam  pembuatan  krupuk  ikan
dengan substitusi duri ikan Bandeng ini harus bersih dan higienis untuk  menjaga  agar  tidak  terjadi  kontaminasi  dengan  adonan,
sehingga  menjadi  adonan  yang  diinginkan.  Adapun  peralatan yang  digunakan  dalam  pembuatan  krupuk  ini  adalah  baskom,
cobek  dan  muntu,  panci,  dandang,  kompor,  timbangan,  solet kayu, gelas ukur, talenan, pisau, tampah.
2.1.9  Duri Ikan Bandeng
Ikan  Bandeng  Latin:  Chanos  chanos  atau  Inggris:  Milkfish merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki rasa yang spesifik, dan
telah  dikenal  di  Indonesia  bahkan  di  luar  negeri.  Menurut  penelitian Balai  Pengembangan  dan  Penelitian  Mutu  Perikanan  1996  dalam
www.bi.go.id ,  Semarang  11  Februari  2012,  kandungan  omega-3
Bandeng  sebesar  14.2  melebihi  kandungan  omega-3  pada  ikan salmon  2.6, ikan tuna  0.2  dan ikan  sardines  mackerel  3.9.
Kandungan  gizi  Bandeng  secara  lebih  lengkap  dapat  dilihat  pada komposisi kimia yang terdapat pada Bandeng.
Tabel 7. Komposisi Kimia Bandeng Jenis
Jumlah
Fat Protein
Phosphorus Manganese
Sodium Calcium
Pottassium 0.06
38 53 mg
19.19 mg 12.0 mg
4.89 mg 0.38 mg
Omega-3 Lioleic Acid 1.
Eicosapentanoic Acid EPA Decosahexanoic Acid DHA
Energy 14.2
25 3.39
9.48 820.60 cal
Sumber: Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, 1996
Dengan  kandungan  protein  yang  tinggi  38,  Bandeng  merupakan salah  satu  sumber  pangan  yang  sangat  bergizi.  Adanya  diversifikasi  olahan
produk  Bandeng  merupakan  salah  satu  upaya  untuk  memenuhi  selera masyarakat  dalam  mengkonsumsi  ikan  sebagai  sumber  protein,  yang  juga
merangsang berkembangnya budidaya ikan bandeng. Akan tetapi, kelemahan dari  Bandeng  ini  yaitu  adanya  tulang  dan  duri  yang  cukup  banyak  di  dalam
tubuh  Bandeng  sehingga  sulit  apabila  dikonsumsi  oleh  manusia  terutama anak-anak.  Hal  ini  mengurangi  minat  masyarakat  untuk  mengkonsumsi
Bandeng.  Jumlah  duri  yang  terdapat  pada  ikan  bandeng  adalah  sebagai berikut; pada bagian punggung ada 42 pasang duri bercabang yang menempel
di  dalam  daging  dekat  permukaan  kulit  luar,  bagian  tengah  ada  12  pasang duri  pendek,  pada  rongga  perut  ada  16  duri  pendek  dan  bagian  perut  dekat
ekor ada 12 pasang duri.
Gambar 2. Struktur Duri Pada Ikan Bandeng
Struktur  duri  bandeng  diatas  memperlihatkan  jumlah  duri  ikan bandeng  yang  banyak  dan  biasanya  tidak  dimanfaatkan.  Oleh  karena  itu,
sebagai salah satu variasi makanan dengan menggunakan duri  ikan bandeng ini maka dikembangkan usaha substitusi duri ikan  bandeng pada pembuatan
krupuk ikan.
2.2 Kerangka Berpikir
Krupuk ikan adalah krupuk yang bahannya terdiri dari adonan tepung dan daging ikan.  Jenis krupuk lain yang juga banyak digemari adalah krupuk
udang  yang  terbuat  dari  adonan  tepung  dengan  udang.  Krupuk  ikan mempunyai  beberapa  kualitas  tergantung  pada  komposisi  banyaknya  ikan
yang  terkandung  dalam  krupuk.  Semakin  banyak  jumlah  ikan  yang terkandung dalam krupuk semakin baik kualitasnya.
Kerenyahan  krupuk  sangat  ditentukan  oleh  kadar  airnya.    Semakin banyak  mengandung  air,  maka  krupuk    akan  semakin  kurang
renyah.Sementara  daya  kembang  krupuk  juga  tidak  bisa  maksimal.    Untuk
memperoleh  daya  kembang  krupuk  yang  lebih  baik  maka  adonan  krupuk harus dalam  proporsi tepung dengan udang atau ikan yang seimbang.
Krupuk  ikan  yang  ada  di  pasaran  selama  ini  hanya  biasa-  biasa  saja yaitu  berbentuk  bulat,  oval  dan  hanya  berasa  sedikit  ikan  serta  sedikit
mengandung  nilai  gizi  sehingga  perlu  adanya  upaya  untuk  memenuhi kebutuhan gizi konsumen dengan cara diversifikasi bahan. Kreativitas dalam
pembuatan  krupuk  ikan  yaitu  dengan  membuat  krupuk  ikan  menjadi  bentuk yang  lain  yang  lebih  menarik  dan  memberikan  rasa  yang  berbeda  sehingga
masyarakat  tidak  bosan  dengan  krupuk  yang  telah  ada  saat  ini.  Bentuk krupuk  juga  dapat  mempengaruhi  nilai  ekonomis  krupuk.  Dengan  adanya
inovasi  tersebut  diharapkan  dapat  memenuhi  kebutuhan  gizi  masyarakat. Salah  satu  alternatif  pemecahan  seperti  yang  sudah  tertulis  diatas  yaitu
substitusi duri ikan Bandeng dalam pembuatan krupuk ikan. Permasalahan yang muncul yaitu adakah perbedaan kualitas inderawi
krupuk  ikan  dengan  substitusi  duri  ikan  bandeng  hasil  inovasi  ditinjau  dari rasa, aroma, warna dan tekstur. Bagaimana kandungan gizi krupuk ikan hasil
inovasi dengan substitusi duri ikan Bandeng yang terbaik. Adakah perbedaan kesukaan masyarakat terhadap krupuk ikan dengan krupuk ikan hasil inovasi
dengan substitusi duri ikan Bandeng. Untuk itu percobaan dilakukan dengan tiga macam variasi antara duri
ikan  bandeng  :  daging  ikan  bandeng  :  tepung  tapioka,  yaitu  40:10:50, 30:20:50,  dan  20:30:50.  Hasilnya  kemudian  diuji  organoleptik
dan uji laboratorium sehingga dapat diketahui kualitas inderawi ditinjau dari rasa,  aroma,  warna  dan  tekstur,  serta  dapat  diketahui  kandungan  gizinya.
Berdasarkan  uraian  tersebut  dapat  dibuat  skema  kerangka  berfikir  dibawah ini :
Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran
Duri ikan Bandeng
Alternative pemecahan
sebagai bahan  substitusi  pembuatan  krupuk
ikan Fakta positif :
Jumlahnya banyak,Bahan sisa
yang tidak dikonsumsi Fakta negatif:
Belum dikenal oleh
masyarakat
Permasalahan : 1.  Adakah perbedaan kualitas  inderawi krupuk  ikan  dengan krupuk  ikan  hasil
inovasi rasio duri ikan bandeng : daging ikan bandeng, yaitu 40:10:50, 30:20:50, 20:30:50
2.  Bagaimana  tingkat  kesukaan  masyarakat  terhadap  krupuk  ikan  dengan krupuk  ikan  hasil  inovasi  rasio  duri  ikan  bandeng  :  daging  ikan  bandeng,
yaitu 40:10:50, 30:20:50, 20:30:50 3.  Bagaimanakah  kandungan  gizi  pada  krupuk  ikan  hasil  inovasi  rasio  duri
ikan  bandeng  :  daging  ikan  bandeng,  yaitu  40:10:50,  30:20:50, 20:30:50
Krupuk  ikan
Fakta positif : Mudah dijumpai, Di
sukai masyarakat, dan Harganya murah
Fakta negatif : Kandungan
gizikurang karena proporsi
ikan yang sedikit
Upaya meningkatkan kualitas krupuk ikan melalui rasa,
aroma, warna dan tektur
Pemecahan  masalah  dengan  eksperimen    pembuatan  krupuk  ikan  dengan  substitusi  duri  ikan Bandeng dengan  rasio rasio duri ikan bandeng : daging ikan bandeng, yaitu 40:10:50,
30:20:50, 20:30:50.
Uji indrawi dan  kesukaan Hasil eksperimen
Uji  kandungan gizi Inovasi pembuatan
krupuk ikan bandeng substitusi duri ikan
Bandeng
2.2.1  HIPOTESIS
Hipotesis  adalah  suatu  jawaban  yang  bersifat  sementara  terhadap permasalahan  penelitian,  sampai  terbukti  melalui  data  yang  terkumpul
Hipotesis  yang diajukan dalam penelitaian ini adalah : a.  Ho:  tidak  ada  perbedaan  kualitas  krupuk  ikan  bandeng  dengan
subtitusi  duri  ikan  bandeng  dengan  perbandingan  bervariasi  yaitu 40 : 30 : 20  ditinjau dari rasa, warna, aroma dan tekstur.
b.  Ha:Ada  perbedaan  kualitas  krupuk  ikan  bandeng  dengan  subtitusi duri  ikan  bandeng  dengan  perbandingan  bervariasi  yaitu  40  :
30 : 20  ditinjau dari rasa, warna, aroma dan tekstur.
29
BAB III METODE PENELITIAN