4.5 Persentase Hasil Belajar Siswa Kelas VIII D SMP N 4 Semarang  Siklus II.
Sumber: Data Hasil Penelitian 2013 Berdasarkan  tabel  dan  gambar  di  atas,  diketahui  adanya  peningkatan  hasil
belajar  sebelum  tindakan  pada  akhir  siklus  II.  Nilai  rata-rata  dari  presentase ketuntasan belajar sudah meningkat dari data siklus I yaitu dari nilai rata-rata dan
presentase ketuntasan belajar sudah meningkat dari data awal yaitu dari nilai rata- rata  74,8  menjadi  80,16  dan  ketuntasan  secara  klasikal  dari  67,74  menjadi
85,91.  Ketuntasan  belajar  siklus  IIsudah  mencapai  85,91  sudah  memenuhi kriteria  indikator  keberhasilan  ketuntasan  klasikal  yang  telah  ditetapkan  yaitu
75. e.
Pengamatan Observing
Tahapan  pengamatan,  peneliti  mengamati  proses  pembelajaran  yang berlangsung dengan mencatat temuan-temuan  yang ada pada lembar pengamatan
yang telah tersedia. Ada dua aspek yang peneliti amati dalam proses pembelajaran 85.91
14.09
Hasil Belajar
Tuntas Tidak Tuntas
sejarah  dengan  menggunakan  strategi  pembelajaran  aktif  index  card  match  yaitu aspek keaktifan siswa dan kinerja guru.
1 Aspek Keaktifan Siswa
Secara  kualitas  pelaksanaan  pembelajaran  sejarah  dengan  menggunakan strategi  pembelajaran  aktif  index  card  match  pada  siklus  II  lebih  meningkat
dibandingkan  dengan  siklus  I.  Dari  hasil  pegamatan  yang  dilakukan  peneliti terhadap siswa yang hadir dalam pembelajaran mencapai 100 atau hadir semua.
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran aktif index card match berjalan dengan baik  dan  masing-masing  siswa  dapat  menemukan  pasangan  kartu  pertanyaan-
jawaban  dengan  baik.  Situasi  kelas  pada  pembelajaran  dan  mencari  pasangan kartusudah kondusif,  semua siswa dengan serius mendengarkan penjelasan  guru.
Saat  diberi  penjelasan  dan  siswa  menyampaikan  pertanyaan  beserta  jawabannya terdapat 27 siswa mencatat, menandai menggaris-bawahi dalam buku materi dan
buku catatan.Hal tersebut sudah memenuhi nilai penuh keaktifan siswa. Keaktifan  siswa  dalam  memahami  materi  pelajaran  terdiri  dari  keaktifan
siswa  pada  saat  siswa  berlatih  soal,  24  siswa  aktif  mengerjakan  soal  yang diberikan oleh guru. Terlihat 24 siswa juga berusaha memecahkan masalah berupa
soal-soal yang diberikan oleh guru dan juga pada saat melakukan permainan kartu index. Pada saat permainan kartu index, 22 siswa mampu mengkoreksi kesalahan
yang  dilakukan  teman  lain  dengan  jawaban  yang  benar.  Keaktifan  komunikasi dalam  berkelompok  juga  dapat  dilihat  dari  27  siswa  dapat  mencari  pasangan
pertanyaan jawaban yang ada di kartu index. Interaksi siswa dengan pasangannya
saat  berdiskusi  mencapai  27  siswa.  Sebesar  24  siswa  dapat  mempresentasikan hasil  diskusi  dengan  24  siswa  yang  melaksanakan  kerjasama  dalam  kelompok.
Pada akhir pembelajaran hanya sekitar 23 siswa yang bisa menyimpulkan proses pembelajaran dan 24 siswa yang menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-
kata sendiri. Pada  siklus  II,  keaktifan  siswa  dalam  pembelajaran  sejarah  dengan
menggunakan  strategi  pembelajaran  aktif  index  card  match  secara  menyeluruh mencapai  rata-rata  88,57.  Hal  ini  sudah  memenuhi  kriteria  indikator
keberhasilan ketuntasan klasikal  yaitu 75.   Lembar pengamatan aktivitas siswa dapat  dilihat  pada  lampiran  23.Berikut  perhitungan  persentase  dan  diagram
keaktifan siswa. Presentase Keaktifan siswa Siklus II:
keaktifan siswa = keaktifan siswa =
= 88,57 Sangat baik
Gambar  4.6  Persentase  Keaktifan  Siswa  Kelas  VIII  D  SMP  N  4 Semarang  Siklus II
.
Sumber: Data Hasil Penelitian 2013 Berdasarkan hasil observasi dan dilakukan analisis data, maka diperoleh data
bahwa  pada  siklus  II  secara  keseluruhan  tingkat  keaktifan  siswa  sebesar  88,57 termasuk dalam kategori aktivitas baik dengan jumlah skor 62 dari skor maksimal
70. Analisis pengamatan terhadap aktifitas siswa kelas VIII D SMP N 4 Semarang selama  proses  pembelajaran  sejarah  dengan  menggunakan  strategi  pembelajaran
aktif index card match pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 23. 2
Aspek Kinerja Guru
Pengamatan  terhadap  kinerja  guru  pada  siklus  II  masih  sama  seperti  pada siklus  I.  Pembelajaran  sejarah  dengan  menggunakan  strategi  pembelajaran  aktif
88.57 11.43
Keaktifan Siswa Siklus II
Aktif Tidak Aktif
index  card  match  pada  siklus  II  termasuk  kategori  sangat  baik  karena  mencapai 88,27 lampiran 24.
Hal  yang  diamati  oleh  guru  pada  pelaksanaan  pembelajaran  sejarah  dengan menggunakan  strategi  pembelajaran  aktif  index  card  match  pada  siklus  II  masih
sama  terdiri  dari  empat  tahap  yang  dinilai  yakni  pra  pembelajaran,  membuka pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan penutup pembelajaran.
a Pra Pembelajaran
Tahap  pra  pembelajaran  terdiri  atas  dua  komponen  yakni  yang  pertama, kesiapan  guru  dalam  mempersiapkan  ruang,  alat,  dan  media  pembelajaran.  Pada
tahap ini guru sudah maksimal dalam mempersiapkan kebutuhan pembelajaran di dalam  kelas.  Kedua,  memeriksa  kesiapan  siswa.  Pada  tahap  ini  guru  sudah
maksimal  dalam  memeriksa  kesiapan  siswa,  hal  ini  dapat  dilihat  pada  saat pembelajaran  belum  dimulai,  guru  mengkondisikan  siswa  agar  suasana  kelas
kondusif dan siap memulai pembelajaran. b
Membuka Pembelajaran Terdiri  dari  dua  komponen  yakni  pertama,  melakukan  kegiatan  apersepsi.
Pada tahap ini guru sudah maksimal dalam melakukan kegiatan apersepsi. Hal ini dapat  diamati  pada  saat  guru  memberikan  pertanyaan  yang  berkaitan  dengan
materi yang akan diajarkan. Kedua, menyampaikan komponen tujuan yang akan dicapai  dan  rencana  kegiatan.  Secara  menyeluruh  komponen  kedua  pada  tahap
membuka pembelajaran cukup maksimal. c
Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan  inti  pembelajaran  terdiri  dari  enam  komponen  yakni  pertama, penguasaan materi pembelajaran. Guru sudah menguasai serta mengaitkan materi
dengan  pengetahuan  lain  yang  relevan  secara  maksimal.    Guru  sudah  cukup maksimal  dalam  mengintegrasikan  kerja  ilmiah  dalam  pembelajaran  dan
mengintegrasikan  ketrampilan  dasar  laboratorium.  Kedua,  pendekataan  strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri dari pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi tujuan yang akan dicapai. Pada tahap ini guru sudah maksimal dalam  menyesuaikan  kompetensi  dengan  tujuan  pembelajaran.  Pelaksanaan
pembelajaran  dilakukan  guru  secara  runtut  sesuai  dengan  rencana  pelaksanaan pembelajaran  RPP.  Pelaksanaan  pembelajaran  yang  diterapkan  guru
menggunakan pebelajaran yang bersifat  kontekstual. Adanya pembelajaran yang bersifat kontekstual, proses pembelajaran di dalam kelas sudah cukup merangsang
tumbuhnya kebiasaan positif nurturant effect. Pembelajaran yang dilakukan guru sudah  sesuai  dengan  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  RPP,  karena  itu  dalam
proses  pembelajaran  alokasi  waktu  yang  diterapkan  oleh  guru  sudah  sesuai dengan RPP yang direncanakan.
Ketiga,  pemanfaatan  sumber  belajar  media  pembelajaran.Menunjukkan ketrampilan  dalam  penggunaan  sumber  belajar  media  pembelajaran.  Guru
menggunakan  sumber  belajar  lebih  banyak  dan  menambahkan  media pembelajaran  dalam  proses  belajar  mengajar.  Dari  media  pembelajaran  yang
digunakan  menghasilkan  pesan  yang  menarik  pada  diri  siswa,  karena  media digunakan dapat menarik keaktifan siswa serta melibatkan siswa secara langsung
dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Keempat,  pembelajaran  yang  memicu  dan  memelihara  keterlibatan  siswa. Penggunaan  media  yang  digunakan  oleh  guru  dapat  menumbuhkan  partisipasi
aktif siswa, karena dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru, siswa, dan juga sumber belajar yang digunakan. Guru merespon positif partisipasi  yang
dilakukan  siswa  pada  saat  pembelajaran  serta  menunjukkan  sikap  terbuka terhadap  respon  yang  dilakukan  siswa.  Respon  yang  positif  ini  menunjukkan
adanya  hubungan  yang  kondusif  antar  pribadi  yang  bersifat  kondusif.  Adanya respon  positif  juga  menumbuhkan  keceriaan  dan  antusiasme  siswa  dalam  proses
pembelajaran. Kelima,  penilaian  proses  dan  hasil  belajar.  Pada  proses  pembelajaran  guru
telah  maksimal  dalam  memantau  kemauan  belajar  siswa.  Setelah  proses pembelajaran berakhir guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
guru,  hal  ini  sudah  dilakukan  guru  secara  maksimal  untuk  mengetahui  hasil belajar  yang  diperoleh  siswa.  Keenam,  penggunaan  bahasa  pada  saat  proses
pembelajaran.  Dalam  proses  pembelajaran  di  dalam  kelas  guru  telah menggunakan  bahasa  lisan  secara  jelas  dan  lancar,  sehingga  siswa  dalam
mengikuti  pembelajaran  mudah  memahami  materi  yang  disampaikan  oleh  guru. Pada  saat  menyampaikan  materi  dengan  menggunakan  media  papan  tulis,  guru
menggunakan bahasa tulis  yang baik dan benar, jadi siswa yang mencatat materi yang  disampaikan  melalui  media  papan  tulis  dapat  merangkum  dalam  buku
catatan  mereka.  Setelah  proses  pembelajaran  berakhir  guru  cukup  baik  dalam menyampaikan  pesan  dengan  gaya  yang  sesuai  dengan  materi  yang  telah
disampaikan.
d Penutup Pembelajaran
Penutup  pembelajaran  terdiri  dari  dua  komponen,  pertama,  melakukan refleksi  atau  membuat  rangkuman  dengan  melibatkan  siswa.  Guru  kurang
maksimal  dalam  melibatkan  siswa  untuk  melakukan  refleksi  atau  membuat rangkuman. Kedua, Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
kegiatan,  atau  tugas  sebagai  bagian  remidi    pengayaan,  serta  menginformasikan materi  yang  akan  datang.  Pada  komponen  ini  guru  sudah  maksimal  dalam
melaksanakannya  ini  terlihat  dari  arahan-arahan  yang  diberikan  guru  sebelum pembelajaran berakhir.
Dari  data  hasil  observasi  dan  dilakukan  analisis  data,  diperoleh  data  bahwa pada  siklus  II  tingkat  kemampuan  guru  dalam  menguasai  kegiatan  pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif index card match adalah 88,27 termasuk  kategori  sangat  baik  dengan  perolehan  jumlah  skor  128  dari  skor
maksimal 145. Lembar pengamatan kinerja guru dapat dilihat pada lampiran. 3
Refleksi
Berdasarkan  hasil  pengamatan  terhadap  keaktifan  siswa  dan  kinerja  guru dalam pembelajaran sejarah menggunakan strategi pembelajaran aktif  index card
match  pada  siklus  II  telah  mangalami  peningkatan.  Pada  siklus  I  peningkatan keaktifan  siswa  mencapai  70,  sedangkan  peningkatan  keaktifan  siswa  pada
siklus  II  menjadi  88,57.  Peningkatan  kinerja  guru  pada  siklus  I  mencapai 71,72,  sedangkan  pada  siklus  II  mengalami  peningkatan  menjadi  88,27.
Demikian  juga  nilai  tes  evaluasi  yang  diperoleh  siswa  pada  siklus  II  mengalami
peningkatan.Pada  siklus  I  nilai  rata-rata  kelas  adalah  74,8  dengan  ketuntasan klasikal  67,74.  Pada  siklus  II  nilai  rata-rata  kelas  adalah  80,16  dengan
ketuntasan  belajar  klasikal  85,91.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa pada  siklus  II  keaktifan  belajar,  kinerja  guru,  dan  hasil  belajar  sejarah  sudaah
memenuhi  kriteria  ketuntasan  klasikal  yang  telah  diterapkan  yaitu  75  untuk keaktifan belajar dan 75 untuk ketuntasan belajar siswa.
D. Pembahasan