Hipotesis Morfologi Tanaman Jagung

5 tetap tumbuh tanpa diberikan pupuk dapat diaplikasikan dan menjawab perilaku para petani. Petani, pada umumnya suka terlambat memberikan pupuk. Keterlambatan pemupukan bisa saja karena faktor modal yang terbatas, kelangkaan pupuk, dan harga pupuk yang relatif mahal. Pemupukan merupakan pemberian tambahan unsur hara bagi tanaman untuk pertumbuhannya. Pupuk NPK nitrogen, fosfor, dan kalium diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pemberian pupuk penting karena nutrisi yang tersedia sekadarnya tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Tanaman jagung supaya tumbuh maksimal, maka perlu diberikan pupuk. Oleh karena itu, dilakukan pemberian pupuk sebagai tambahan hara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian pupuk dilakukan pada umur 21 —42 hst. Dengan demikian, tanaman memperoleh ketersediaan pupuk yang tercukupi. Hara yang tersedia akan terjerap oleh akar tanaman berupa ion-ion kemudian masuk ke jaringan melalui xilem menuju floem. Jaringan floem akan membawa hasil fotosintesis dan zat-zat lain dari daun kebagian tubuh tanaman yang lain. Metabolisme akan semakin meningkat dengan bertambahnya pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk diharapkan memberikan respon pemulihan tanaman jagung akibat kekurangan nutrisi.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut 6 1 Benih inbred jagung viabilitasnya rendah setelah disimpan selama lebih dari dua belas bulan. 2 Terdapat ketahanan hidup bibit jagung meski tanpa pupuk sampai dengan umur 21 hst dengan variabel panjang turus, panjang akar, jumlah akar, jumlah daun, bobot kering turus, dan bobot kering akar + sisa biji. 3 Terjadi pemulihan tanaman setelah pemberian pupuk dengan variabel panjang turus, panjang akar, jumlah akar, jumlah daun, bobot kering turus, dan bobot kering akar + sisa biji. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Tanaman Jagung

Jagung adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputangraminae yang mempunyai batang tunggal. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Tabel 1. Tahapan pertumbuhan vegetatif tanaman jagung. Tahap Umur Kondisi Pertanaman V1 5 hst Saat tanam —munculnya koleoptil di atas permukaan tanah. V2 9 hst Daun pertama mulai muncul. V3 –V5 10 –18 hst Jumlah daun 3 –5 helai, akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah permukaan tanah. V6 –V10 18–35 hst Jumlah daun 6 –10 helai, titik tumbuh sudah di atas permukaan tanah, perkembangan akar dan penyebaran di tanah sangat cepat, serta pemanjangan batang meningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan tassel dan perkembangan tongkol dimulai. V11 –Vn 33 –50 hst Jumlah daun 11 helai sampai daun terakhir 15 –18 helai, tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering meningkat dengan cepat pula. Tasseling 45 –52 hst Adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina silkrambut tongkol. Tahap VT dimulai 2 –3 hari sebelum rambut tongkol muncul. Pada fase ini dihasilkan biomas maksimum dari bagian vegetatif tanaman. Sumber: Subekti, dkk., 2010 Keterangan: hst = hari setelah tanam 8

2.2 Viabilitas