Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EXTENSI
MEDAN
ANALISIS ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA
PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I
MEDAN
DRAFT SKRIPSI
Oleh :
VIKA MAISURI DJAUHARI
040521130
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
(2)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul :
“Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonsia – I Medan”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, ...2008 Yang membuat pernyataan,
Vika Maisuri Djauhari NIM. 040521130
(3)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
ABSTRAK
Penelitian ini meneliti tentang peranan anggaran biaya operasional didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini : “Apakah anggaran biaya operasional berperan didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan?”, dengan hipotesis : “Anggaran biaya operasional berperan didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.”
Populasi dalam penelitian ini adalah manajer setingkat top level manajemen, midle level manajemen dan low level manajemen di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang berjumlah 83 manajer. dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 45 manajer. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer yang diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi dan penyebaran kuesioner. Didalam menganalisis data digunakan metode deskriptif dan metode komperatif.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ditarik kesimpulan : (1) Anggaran biaya operasional disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan pada tahun 2004 dan 2006 belum berfungsi secara efektif didalam mengendalikan biaya operasional, hal ini dapat dilihat dari terjadinya unfavorable pada tahun 2004 dan 2006. (2) Anggaran biaya operasional disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan pada tahun 2003 dan 2005 telah berfungsi secara efektif didalam mengendalikan biaya operasional, hal ini dapat dilihat dari terjadinya favorable pada tahun 2003 dan 2005. (3) Anggaran biaya operasional memiliki peranan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, hal ini dapat dilihat dari : (a) Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat pedoman kerja, hal ini sangat membantu mengarahkan dan menghalangkan keraguan pelaksana dalam menajalankan kegiatan operasional. (b) Anggaran Biaya operasional digunakan sebagai pengkoordinasian kerja, hal ini sangat membantu perusahaan disetiap divisi dalam hal kejelasan ekgiatan yang dilaksanakan. (c) Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat pengendalian kerja, yaitu sebagai alat pembanding dalam anggaran dan pelaksanaan. (d) Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan dalam menyusun anggaran biaya operasi berikutnya.
Keywords : Anggaran biaya operasional, Efektivitas pengendalian biaya operasional.
(4)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan,
kesempatan kepada kita khususnya pada penulis, serta salawat dan salam
kehadirat Nabi besar kita Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya di hari
akhirat nanti, sampai saat ini penulis telah dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul “Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia – I Medan”.
Penulis menyadari, bahwa sesungguhnya penulisan dan penyusunan
skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan nasehat serta pengarahan dari
berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. M.Si, selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang menjadi Suri
Tauladan bagi penulis dan banyak membantu penulis selama menyelesaikan
(5)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk
memberikan arahan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu DR. Yeni Absah, SE. M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah memberi
banyak masukan dan bimbingan bagi penulis untuk penyempurnaan skripsi
ini.
5. Ibu Frida Amadhini, SE., MM, selaku Dosen Penguji II yang telah memberi
banyak masukan dan bimbingan bagi penulis untuk penyempurnaan skripsi
ini.
6. Seluruh staf pengajar dan Pengawai di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara, terutama di Departemen Manajemen yang telah memberikan
ilmu pengetahuan, bantuan bagi penulis selama perkuliahan dan penulisan
skripsi ini.
7. Pimpinan, staff dan segenap karyawan/i. di PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia – I Medan yang telah membantu penulis didalam memperoleh data
selama melakukan penelitian di perusahaan tersebut serta banyak
memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.
8. Ayahanda tersayang H. Mufizam Djauhari, S.Sos. dan Ibunda Hj. Wan
Fauziah Hanum serta Abang, Kakak dan Adik : Nova Zulayka Djauhari,
S.Sos, Erjansyah Djauhari, SE, Syauri Erfansyah Djauhari, ST, dan M.
Hamdalla Djauhari. yang telah memberikan dukungan, doa dan harapan
(6)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
9. Suami tercinta Ari Sujatmiko, ST, yang dengan segala cinta kasihnya
senantiasa memberikan motivasi penyelesaian penulisan skripsi ini.
10. Rekan – rekan mahasiswa/i. di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, khususnya di Departemen Manajemen yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
penulis menerima semua saran dan kritik dari semua pihak. Dengan kerendahan
hati, saya berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.
Akhir kata penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga senantiasa
melimpahkan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita semua serta semoga skripsi
ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Juni 2008 Penulis,
(7)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Kerangka Konseptual ... 4
D. Hipotesis ... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian ... 6
2. Manfaat Penelitian ... 7
F. Metode Penelitian ... 7
1. Batasan Operasional ... 7
2. Definisi Operasional Variabel ... 7
3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9
4. Populasi dan Sampel ... 10
5. Jenis dan Sumber Data ... 11
6. Teknik Pengumpulan Data ... 11
7. Metode Analisis Data ... 12
BAB II : URAIAN TEORITIS ... 14
A. Penelitian Terdahulu ... 14
B. Landasan Teori ... 15
1. Pengertian Anggaran ... 15
2. Jenis – Jenis Anggaran ... 18
3. Fungsi dan Tujuan Anggaran ... 22
4. Proses Penyusunan Anggaran ... 25
5. Analisa Penyimpangan Rencana Anggaran Terhadap Realisasi Anggaran ... 31
(8)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
6. Peranan Anggaran dalam Pengendalian dan
Memperlancar Operasional ... 32
BAB III : PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA – I MEDAN ... 36
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 36
1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 36
2. Struktur Organisasi ... 37
3. Unit Jasa Layanan ... 38
B. Anggaran Biaya Operasional Perusahaan ... 39
1. Dasar – Dasar Penyusunan Anggaran ... 39
2. Asumsi – Asumsi Penyusunan RKAP ... 40
3. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 41
4. Karakteristik Penyusunan Anggaran ... 44
5. Syarat – Syarat Penyusunan Anggaran ... 46
C. Pengendalian Biaya Operasional Perusahaan ... 47
D. Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Operasi 49 BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Varians (Penyimpangan) Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan... 52
B. Analisis Statistik Deskriptif Anggaran Biaya Operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan... 54
C. Analisis Statistik Deskriptif Pengendalian Biaya Operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ... 59
D. Analisis Komparatif ... 61
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
(9)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. Anggaran dan realisasi Biaya Operasi di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I- Medan ... 3
1.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran ... 9
2.1. Analisa Varians Biaya Produksi PT ABCD ... 32
4.1. Anggaran dan Realisasi Biaya Operasi pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ... 53
(10)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1. : Kerangka Konseptual Hubungan Variabel Penelitian Anggaran Biaya Operasional dengan Pengendalian Biaya Operasional ... 5
3.1. : Struktur Organisasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ... 38
3.2. : Proses Penyusunan Anggaran PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ... 45
3.3. : Proses Pengendalian Biaya Operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ... 50
(11)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa maupun dagang
memiliki tujuan utama yaitu memaksimumkan laba dengan meminimkan segala
macam biaya yang ada. Dimana laba tersebut dapat diperoleh dari pendapatan
dikurangi biaya-biaya operasi maupun biaya yang lainnya. Maka dari itu untuk
mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan laba maka setiap perusahaan perlu
menyusun suatu perencanaan (anggaran) yang menyeluruh tentang kegiatan
perusahaan pada waktu yang akan datang yang dibuat berdasarkan data waktu
sebelumnya yang disesuaikan dengan kondisi di masa mendatang dengan tujuan
agar anggaran yang disusun dapat dijadikan suatu gambaran yang real untuk
kondisi masa yang akan datang agar segala macam penyimpangan yang mungkin
dapat diminimalkan.
Setiap perusahaan harus dapat menyusun suatu perencanaan dengan baik
agar pelaksanaannya menjadi efektif, efisien dan sesuai sasaran. Dengan demikian
manajemen perusahaan harus menyusun strategi operasi yang baik serta mengukur
(12)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
sasaran. Penyusunan strategi itu dijabarkan dalam nilai uang yang disebut
anggaran.
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena perencanaan tanpa adanya
pengawasan merupakan pekerjaan yang sangat sia-sia karena sebaik apapun
perencanaan yang dibuat tidak akan mungkin terealisasi dengan sesuai sasaran
tanpa adanya pengawasan yang baik Salah satu pengendalian yang digunakan
perusahaan adalah pengendalian beban operasional. Sebab ini merupakan
keseluruhan beban sehubungan dengan operasional perusahaan sehingga dapat
membantu kelancaran operasional perusahaan khusunya dalam kebutuhan
keuangan.
PT Persero Pelabuhan Indonesia I yang berlokasi di medan adalah salah
satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa perhubungan laut yang
meliputi penyelenggaraan jasa kepelabuhanan dan usaha lainnya. PT Persero
Pelabuhan Indonesia I yang berpusat di Medan ini membawahi 3 propinsi yaitu
Aceh, Sumtera Utara dan Riau yang meliputi 19 pelabuhan. Untuk menjalankan
segala kegiatan usaha tersebut agar lancar maka dibutuhkan dana untuk
membiayainya. Dalam hal ini kebutuhan dana dituangkan di dalam suatu
perencanaan yang dinamakan anggaran. Anggaran operasional merupakan
anggaran yang digunakan dalam membiayai seluruh kegiatan usaha perusahaan,
sehingga sangat penting penyusunan anggaran dengan baik dalam rangka
membiayai operasional perusahaan untuk melihat sejauh mana anggaran biaya
(13)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Anggaran yang sudah disusun dapat berjalan atau sesuai dengan
realisasinya, ada beberapa bagian dari anggaran yang sudah disusun yang tidak
sesuai dengan pelaksanaannya. Berdasarkan studi pendahuluan di PT Persero
Pelabuhan Indonesia I masih ditemukan adanya biaya yang tidak terkontrol yang
menyebabkan penyimpangan yang cukup merugikan perusahaan. Dapat dilihat
pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Anggaran dan realisasi Biaya Operasi di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan
Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Penyimpangan
Rupiah (Rp) Persent (%)
2003 282,067,387,000.00 209,891,670,084.00 72,175,716,916.00 10.87 2004 268,547,579,054.00 346,913,967,731.00 (78,366,388,677.00) (11.81) 2005 293,364,061,920.00 237,304,271,953.00 56,059,789,967.00 8.45 2006 395,154,241,101.00 433,111,591,251.00 (37,957,350,150.00) (5.72) Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan (Diolah)
Pada Tabel 1.1 di atas dapat dilihat adanya indikasi ketidaksesuaian antara
anggaran dan realisasinya. Pada tahun 2003 anggaran berada di atas realisasi
sebesar Rp. 72.175.716.916,- atau terjadi penyimpangan positif sebesar Rp.
10.87% dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2004 anggaran berada di bawah
realisasi sebesar Rp.78.366388.677,- atau terjadi penyimpangan negative sebesar
11.81% dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2005 anggaran berada di atas
realisasi sebesar Rp. 56.059.789.967,- atau terjadi penyimpangan positif sebesar
8.45% dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2006 anggaran berada di bawah
realisasi sebesar Rp. 37.957.350.150,- atau terjadi penyimpangan negatif sebesar
5.72% dari anggaran biaya operasi. Uraian deskripsi anggaran dan realisasi di atas
menggambarkan suatu fenomena, dimana penyimpangan yang terjadi sepanjang
(14)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
biaya operasional tentunya memiliki peran yang berbeda – beda didalam
pengendalian biaya operasional.
Fenomena di atas merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian
dengan judul : “Analisis Anggaran Biaya Operasional pada PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia I – Medan”
B. Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,
maka penulis merumuskan masalah penelitiannya yaitu : “Apakah anggaran biaya
operasional berperan didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya
operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan?”
C. Kerangka Konseptual
Anggaran merupakan sesuatu rencana yang disajikan secara kuantitatif
yang biasanya dinyatakan dalam sautan uang yang disusun dalam suatu periode
tertentu. Sedangkan anggaran biaya merupakan suatu rencana menganai jumlah
biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Anggaran memiliki peranan sebagai alat bantu bagi manajemen telah
berjalan sejak awal perusahaan melaksanakan aktivitasnya, yaitu saat aktivitas itu
benar – benar direncanakan, dan perencanaan sudah dinyatakan atau dinilai dalam
uang. Betapapun sederhananya suatu rencana, namun untuk merealisasikannya
tetap memerlukan control guna mengetahui hasil dari rencana itu, apakah
(15)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
harus disusun hati – hati, terperinci, jelas dan terpadu yang selanjutnya diharapkan
para pelaksananya akan memahami dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
yang telah dianggarkan. Harahap (2001:221) menyebutkan anggaran yang baik
dan memadai adalah anggaran yang didukung oleh proses penyusunan,
karakteristik dan syarat – syarat anggaran yang efektif
Anggaran biaya operasional yang merencanakan tentang pengeluaran
dalam kegiatan operasional perusahaan yang dibebankan pada periode yang akan
datang. Tidak tertutup kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rencana yang
telah dianggarkan. Jadi peranan anggaran itu sangat penting bagi kelancaran
operasional melalui pengendalian biaya. Untuk itu perlu diadakan pengawasan
terhadap anggaran dan hal apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan
tersebut sehingga dapat diambil tindakan korektif atas penyimpangan tersebut.
Harahap (2001:225) menyebutkan jika biaya realisasi lebih besar daripada budget
maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable), sebaliknya jika realisasi
lebih rendah dari budget maka dianggap menguntungkan (favorable).
Deskripsi kerangka konseptual di atas digambarkan melalui hubungan
variabel seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1. di bawah ini.
Prosedur Penyusunan Anggaran (X1)
Karakteristik Anggaran (X2)
Syarat – Syarat Anggaran (X3)
(16)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Hubunga Variabel Penelitian Anggaran Biaya Operasional dengan Pengendalian Biaya Operasional
Sumber : Harahap (2001:221-225) (Diolah)
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang
masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah
dimuka, maka diajukan hipotesis : “Anggaran biaya operasional berperan didalam
menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia I - Medan.”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan
anggaran biaya operasional didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya
operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :
a. Bagi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan sebagai masukan didalam
menyikapi fenomena penetapan anggaran, khususnya anggaran biaya Pengendalian Biaya Operasional (Y)
Tindakan Koreksi Penyimpangan (Varians) Realisasi Biaya Operasional
(17)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
operasional dan peranannya di dalam menunjang efektivitas pengendalian
biaya operasional.
b. Bagi pihak - pihak lain, khususnya bagi almamater Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan referensi penelitian berikutnya.
c. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan tentang
peranan anggaran biaya operasional di dalam menunjang efektivitas
pengendalian biaya operasional.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Varians atau penyimpangan merupakan selisih antara selisih antara
anggaran dengan realisasi. Varians (penyimpangan) suatu anggaran dapat
digunakan sebagai alat untuk melihat efektif atau tidaknya suatu
pengendalian atas anggaran yang disusun suatu perusahaan, sehingga
efektivitas pengendalian biaya operasional dalam penelitian dibatasi hanya
didasarkan atas tingkat varians (penyimpangan) biaya operasional yang
terjadi di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang apabila dalam hubungannya
dengan variabel lain berfungsi untuk menerangkan atau mempengaruhi
(18)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Biaya Operasional, yaitu terdiri dari tiga sub variabel, yaitu : 1) Proses
penyusunan anggaran; 2) Karakteristik Anggaran; dan 3) Syarat –
syarat anggaran. Anggaran biaya operasional dimaksud dalam
penelitian ini adalah suatu rencana mengenai jumlah biaya yang akan
dikeluarkan dalam suatu periode tertentu untuk mencapai perusahaan.
b. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang apabila dalam hubungannya
dengan variabel lain berfungsi sebagai variabel yang dipengaruhi atau
diterangkan oleh variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah pengendalian biaya operasional.
Kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala ordinal, yaitu skala yang pengukurannya menurut para
responden kedalam rangking atau dasar sikapnya terhadap anggaran biaya
operasional dan pengendalian biaya operasional. Skala nilai 1 untuk
jawaban “Ya” dan Skala nilai 2 untuk jawaban “Tidak”.
Dalam menyusun daftar pertanyaan, ditetapkan terlebih dahulu variabel
yang akan diukur, indikator dan sub indikatornya, kemudian jawaban
diberikan kepada pihak yang berhubungan dengan masalah ini
berdasarkan dari jawaban yang mereka ketahui selama mereka
bekerja di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan sesuai dengan
(19)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian dan skala
(20)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Tabel 1.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
Anggaran Operasional
(X)
Proses Penyusunan Anggaran (X1)
1. Menganalisis informasi masa lalu dan lingkugn an luar diantisipasikan dari SWOT.
2. Menentukan perencanaan strategi 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi,
strategi pokok dan program
4. Memilih taktik, mengkoordinasikan kegiatan dan mengawasi kegiatan 5. Menyusun usulan anggaran
6. Menyerahkan revisi usulan anggaran 7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan
merakit menjadi anggaran perusahaan. 8. Revisi dan pengesahan anggaran
perusahaan
Ordinal
Karakteristik Anggaran (X2)
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan satuan selain satuan keuangan.
2. Anggaran mencakup jangka waktu tertentu
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang lebih tinggi
5. Dapat berubah dalam kondisi tertentu 6. Kinerja keuangan sesungguhn ya
dibandingkan dan dianalisis.
Ordinal
Syarat – syarat anggaran (X3)
1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat
2. Adanya system akuntansi yang memadai
3. Adanya alat pengukur prestasi
4. Adanya dukungan dari para pelaksana
Ordinal
Pengendalian Biaya Operasional (Y)
1. Menetapkan suatu norma
2. Membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya
3. Mencari sebabnya terjadi penyimpangan
4. Mengambil tindakan korektif.
Ordinal
Sumber : Harahap (2001:221-225) (Diolah)
(21)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Persero Pelabuhan Indonesia I yang
berlokasi di Jl Krakatau Ujung, Medan. Penelitian akan dilaksanakan
secara bertahap, mulai dari bulan Oktober 2008 - Juni 2009.
4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah manajer setingkat top level
manajemen, midle level manajemen dan low level manajemen di PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang berjumlah 83 manajer.
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bukanlah merupakan
penelitian populasi, melainkan penelitian sampel, yaitu meneliti beberapa
populasi yang dianggap mewakili. Adapun alasan penelitian ini
menggunakan sampel :
a. Mengurangi kerepotan
b. Populasi dalam penelitian terlalu besar maka akan ada yang terlewati
c. Dengan penelitian sampel maka akan lebih efesien
d. Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak
e. Menghindari bias dalam pengumpulan data
Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus
Slovin yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003).
n sampel =
2
1 N xd N +
Keterangan rumus :
(22)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
N = jumlah populasi petugas (populasi) d2 = adalah kuadrat dari indeks 10%
Dengan memakai rumus di atas dihasilkan sejumlah sampel sebagai
berikut :
n
sampel = 45.35
) 10 , 0 83 ( 1
83
2 =
+ x
orang (digenapkan = 45 manajer).
Dari sejumlah 83 populasi, diperhitungkan jumlah sampel yang dianggap
representatif sebanyak 45 manajer. Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan menggunakan pendekatan random sampling.
5. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder, yaitu :
a. Kuesioner anggaran biaya operasional dan pengendalian biaya
operasional
b. Sejarah singkat Grapari PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
c. Struktur organisasi
d. Hasil publikasi buku – buku ilmiah dan literatur lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
6. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa
(23)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
a. Studi dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan cara meninjau,
membaca dan mempelajari dokumen – dokumen yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
b. Pengamatan/Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara
pengamatan langsung pada objek yang diteliti atau dapat dirumuskan
sebagai proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda)
atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan individu yang diteliti.
c. Angket/Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan
dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
penelitian. Setiap jawaban pertanyaan diberikan skor sesuai dengan
masing – masing skala pengukuran
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif dan metode komparatif.
1) Metode deskriptif adalah suatu metode analisis yang merumuskan dan
menafsirkan data serta keterangan yang diperoleh dengan cara
melakukan pengumpulan, penyusunan lalu digolong-golongkan atau di
buat klasifikasinya kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara
objektif dengan tujuan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh
(24)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
2) Metode komparatif merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan
cara membandingkan jawaban responden dengan jumlah jawaban
responden. Formula yang digunakan adalah :
% 100 " "
x Kuesioner Total
Ya Jawaban Jumlah
Menolak atau menerima hipotesis dalam penelitian ini didasarkan atas
hasil perbandingan jumlah jawaban dengan total kuesioner yang
dikembangkan oleh Champion (1991 : 392) yang menyebutkan,
apabila:
a) 0% - 25%, berarti anggaran biaya operasional tidak berperan dalam
menunjang pengendalian biaya operasional
b) 26% - 50%, berarti anggaran biaya operasional kurang berperan
dalam menunjang pengendalian biaya operasional
c) 51% - 75%, berarti anggaran biaya operasional cukup berperan
dalam menunjang pengendalian biaya operasional
d) 76%-100%, berarti anggaran biaya operasional berperan dengan
(25)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
(26)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Nasution (2004), melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Penyimpangan Anggaran Biaya Produksi pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber
Estate”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realisasi anggaran
biaya produksi pada PT. Bridgestone Rubber Estate dan juga untuk mengetahui
penyimpangan yang terjadi terhadap realisasi anggaran biaya produksi PT.
Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Adapun perumusan masalah yang dibahas
adalah apakah terdapat penyimpangan yang cukup signifikan pada anggaran biaya
produksi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Hipotesis yang diajukan penulis
adalah terdapat penyimpangan anggaran biaya produksi yang signifikan pada PT.
Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Metode analisis yang digunakan adalah
metode deskriptif dan metode analisis statistik. Hasil dari penelitian ini adalah
bahwa terjadi penyimpangan pada anggaran biaya produksi pada PT. Bridgestone
Sumatra Rubber Estate tapi penyimpangan tersebut tidak signifikan sehingga
tidak berdampak kepada kondisi keuangan perusahaan karena penyimpangan
tersebut dapat diantisipasi oleh perusahaan.
Hafid (2007) melakukan penelitian Peranan Anggaran Biaya Operasi
Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Operasi.” Perusahaan yang
diteliti adalah PT. Kereta Api (Persero) yang bergerak dalam bidang pelayanan
(27)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan anggaran
biaya operasi dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya opearsi. Metode
yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode yang
digunakan dengan cara mengumpulkan, menyusun dan mengkualifikasikan,
menganalisis dan menyimpulkan data, sehingga dapat memberikan
gambaran-gambaran yang cukup jelas pada objek yang diteliti. Data diperoleh melalui
kuesioner, wawancara dan observasi. Dalam pengujian Hipotesis penulis
menggunakan klasifikasi menurut Champion yang hasil dari pengujian tersebut
dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang diperoleh, PT. Kereta Api (Persero) telah
melaksanakan anggaran biaya operasi dengan memadai hal ini terlihat dengan
adanya prosedur dan proses penyusunan anggaran biaya operasi yang efektif,
adanya tahapan-tahapan untuk mencapai efektivitas pengendalian biaya operasi
serta pengujian hipotesis yang mencapai 98,45% yang berarti anggaran biaya
operasi berperan dalam menunjang efektivitas biaya operasi dapat diterima.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran biaya operasi yang memadai
mempunyai peranan dalam menunjang efektivitas pengendalian biay operasi.
B. Landasan Teoritis
1. Pengertian anggaran
Sistem penganggaran lebih umum digunakan dalam perusahaan yang lebih
besar, dimana teknik-teknik yang dirumuskan sering membantu manajemen. Akan
(28)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
yang memberikan teori tentang anggaran secara umum memberikan konsep yang
sama terhadap pengertian anggaran meskipun defenisi anggaran berbeda-beda.
Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam
satuan uang untuk jangka waktu tertentu (Nafarin, 2000 : 9).
Menurut Munandar (2000 : 1) menyatakan bahwa “ Anggaran (budget)
ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.
Berdasarkan definisi di atas terdapat empat unsur yang penting dalam
suatu budget, yaitu :
a. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan
yang akan dilakukan di waktu akan datang.
Budget juga merupakan suatu rencana, karena budget merupakan penentuan
terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan
datang. Hanya saja budget merupakan suatu rencana yang mempunyai
spesifikasi khusus, seperti disusun secara sistematis, mencakup seluruh
kegiatan perusahaan , dinyatakan dalam unit moneter.
b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang
akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan.
Mengingat bahwa budget adalah suatu rencana yang nantinya akan dijadikan
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan alat
(29)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
seluruh kegiatan perusahaan. Bila ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang
tidak direncanakan (tidak tercakup dalam budget) berarti ada sebagian dari
perusahaan yang tidak mempunyai pedoman dan arah. Disamping itu, kegiatan
yang tidak direncanakan tersebut juga tidak dapat dinilai (evaluasi) realisasi
kerjanya nanti, karena tidak mempunyai suatu tolok ukur.
Secara garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu :
1) Pemasaran (Marketing)
2) Kegiatan Produksi (Producing)
3) Kegiatan Pembelanjaan (Financing)
4) Kegiatan Administrasi (Administrating)
5) Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia
(Personnel)
c. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan
pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit
moneter yang berlaku di Indonesia ialah unit ‘Rupiah’.
d. Jangka waktu tertentu yang akan datang, sehubungan dengan jangka waktu
pemakaian budget ini dikenal dua macam budget, yaitu :
1) Budget strategis (strategic budget) ialah bugdet yang berlaku untuk jangka
waktu panjang, yaitu jangka waktu melebihi satu periode akuntansi
(melebihi satu tahun).
2) Budget taktis (tactical budget) ialah buget yang berlaku untuk jangka
(30)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
disusun satu periode akuntansi (setahun penuh) dinamakan budget periode
(priodical budget), sedangkan budget yang disusun untuk jangka waktu
yang kurang dari satu periode akuntansi dinamakan budget bertahap
(continuous budget).
Anggaran seringkali juga disebut sebagai rencana manajemen. Sebagai
rencana manajemen anggaran memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1) Dinyatakan dalam satuan uang keuangan (moneter)
2) Umumnya menyangkut kurun waktu satu tahun
3) Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu para manajer setuju untuk
menerima tanggungjawab atas pencapaian sasaran yang dianggarkan.
4) Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
pelaksana anggaran.
5) Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran tidak dapat dirubah kecuali
dalam keadaan khusus.
6) Secara berkala kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan penyimpangan yang ada dianalisis dan dijelaskan secara
periodik.
2. Jenis-Jenis Anggaran
Sebelum membahas jenis-jenis anggaran ada baiknya jika diketahui lebih
dahulu apa itu anggaran. Anggaran adalah rencana tertulis yang tersusun secara
sistematis dan terperinci dalam bentuk angka-angka dalam ukuran uang (satuan
(31)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
pelaksanaan kegiatan pada periode yang akan datang dan merupakan dasar untuk
tujuan pengawasan.
Menurut Tunggal (2005: 11) ada beberapa jenis anggaran yang dikenal
dalam dunia usaha yaitu :
a. Anggaran induk (master budget) : merupakan ikhtisar anggaran yang
menyeluruh mencakup laba yang diinginkan serta program terkoordinir
untuk mencapainya.
b. Anggaran pengeluaran modal (capital expenditure budget) : bagian dari
anggaran induk atau anggaran terpisah tentang usulan penambah aktiva
tetap dan pembiayaanya.
c. Anggaran pengeluaran operasi (operating expenditure budget) : bagian
dari anggaran induk yang memuat perincian biaya-biaya operasi dari tiap
bagian.
d. Anggaran biaya tekhnis (engineered cost budget) : bagian anggaran biaya
untuk pusat bertanggungjawab yang hasilnya dapat diukur.
e. Anggaran biaya yang ditetapkan (discretionary cost budget) : bagian
anggaran biaya yang untuk pusat pertanggungjawaban yang hasilnya dapat
diukur.
f. Anggaran variabel/fleksibel : anggaran yang memperhitungkan untuk
(32)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Anggaran induk atau anggaran tahunan digambarkan dalam bentuk
ikhtisar-ikhtisar tambahan yang merupakan sub anggaran yang lebih terperinci.
Anggaran ini terbagi atas dua jenis yaitu anggaran operasi dan anggaran
keuangan.
a. Anggaran operasi (laba rugi)
Anggaran operasi menggambarkan proyeksi laba rugi dalam satu tahun
yang akan datang. Anggaran ini yang dinamakan perencanaan laba (profit
planning). Anggaran operasi dirinci menjadi :
1) Anggaran penjualan
2) Anggaran produksi
3) Anggaran pemakaian dan pembelian
4) Anggaran bahan
5) Anggaran upah langsung
6) Anggaran overhead pabrik
7) Anggaran biaya pemasaran
8) Anggaran administrasi dan umum
b. Anggaran keuangan adalah anggaran yang menunjukkan posisi keuangan
di dalam daftar neraca yang terdiri dari beberapa sub anggaran seperti :
1) Anggaran kas
2) Anggaran modal dan laba yang ditahan
(33)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
4) Anggaran pengeluaran modal
5) Anggaran penagihan dan saldo piutang
6) Anggaran pembayaran dan saldo utang
Anggaran operasi (laba rugi) dapat disusun dalam dua bentuk sesuai
dengan tujuan penggunaannya :
a. Anggaran program yaitu anggaran operasi yang digambarkan dalam
bentuk program pokok (utama) yang akan dilaksanakan, anggaran ini
berguna untuk staf pelaksana yaitu menguji keseimbangan semua program
perusahaan.
b. Anggaran pertanggungjawaban yaitu anggaran yang menggmbarkan
rencana masing-masing manajer yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaannya, misalnya anggaran tiap devisi, tiap cabang dan wilayah,
tujuannya adalah untuk pengawasan dan pengukuran prestasi
masing-masing manajer. Anggaran ini diterapkan dalam rangka akuntansi
pertanggungjawaban.
Anggaran jangka pendek dapat dibuat untuk waktu satu tahun atau kurang,
tapi lazimnya perencanaan dan pengawasan laba disusun untuk jangka waktu satu
tahun anggaran. Anggaran tahunan dapat diperinci menjadi triwulan dan akhirnya
anggaran triwulan dirinci menjadi anggaran bulanan. Berdasarkan fungsinya
menurut Nafarin (2004 : 17) anggaran terdiri dari :
a. Appropriation Budget, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan
(34)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
b. Perpormance Budget, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi
aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya /
beban yang dikeluarkan oleh masing-masing akivitas tidak melampaui
batas.
Sedangkan berdasarkan fleksibilitasnya menurut Ahyari (2002: 11-19)
budget di bagi atas dua yaitu :
a. Anggaran tetap (fixed budget), yaitu anggaran yang disusun atas dasar satu
kapasitas tertentu.
b. Anggaran variabel (variable budget), yaitu suatu anggaran yang disusun
berdasarkan atas suatu interval (beberapa) kapasitas tertentu, dimana
berbagai tingkat kapasitas tersebut mungkin dipergunakan dalam
perusahaan.
Jika anggaran sampai akhir periode tidak disesuaikan dengan tingkat
kegiatan yang dioperasikan maka anggaran ini bersifat tetap, sehingga dinamakan
anggaran tetap (anggaran statis). Tetapi jika terhadap anggaran ini dilakukan
penyesuaian sesuai dengan tingkat kegiatan yang sebenarnya yang dioperasikan,
maka terjadi anggaran variabel yaitu adanya anggaran untuk beberapa jenis
tingkat kegiatan.
3. Fungsi dan Tujuan Anggaran
a. Fungsi Anggaran
Menurut Munandar (2000 : 10) mengemukkan tiga kegunaan pokok
(35)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
1) Sebagai pedoman kerja
Budget berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh
kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.
2) Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Budget berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasian kerja agar
semua bagian- bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat
saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke
sasaran yang telah dietapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya
perusahaan akan lebih terjamin.
3) Sebagai alat pengawasan kerja
Budget berfungsi pula sebagai alat tolak ukur, sebagai pembanding
untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan
membandingkan antara apa yang tertuang di dalam budget dengan apa
yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah
perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja. Dari
perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan
antara budget dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui
kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki
perusahaan. Hal ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
yang sangat berguna untuk menyusun rencana (budget). Selanjutnya
secara lebih matang dan lebih akurat.
(36)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
1) Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan kerja.
2) Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan
perusahaan di masa yang akan datang.
3) Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang
menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan akan
menghubungkan manager bawah dengan manager atas.
4) Anggaran berfungsi sebagai alat tolak ukur yang dipakai sebagai
pembanding hasil operasi sesungguhnya.
5) Anggaran berfungsi sebagai pengendalian yang memungkinkan
manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.
6) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi
manager dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan
efisien dengan tujuan organisasi.
Anggaran sebagai rencana yang menggambarkan kerangka kerja dengan
arah yang lebih pasti karena rencana diajukan untuk mencapai laba tertentu maka
harus ditetapkan target-target untuk penjualan, persediaan dan biaya-biaya.
Adanya target yang ditetapkan lebih dahulu memaksa para manager
masing-masing bagian didorong dan termotivasi dengan sendirinya bagaimana mencapai
target yang telah ditetapkan. Dorongan untuk mencapai target itu juga akan
memaksa para manager selalu berfikir kedepan. Anggaran yang baik adalah
anggaran yang disusun berdasarkan standar, seperti standar kuantitas, standar
harga, standar jam kerja dan lain-lain.
(37)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Pada dasarnya suatu badan usaha didirikan untuk jangka panjang dan
memperoleh laba yang maksimal. Perusahaan perlu menyusun perencanaan yang
menyuluruh tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka panjang.
Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh dan
rencana-rencana yang disusun untuk kegiatan setiap tahun. Rencana tersebut dibuat
berdasarkan data waktu yang lampau yang disesuaikan dengan keadaan yang
mungkin terjadi di waktu yang akan datang.
Menurut Cambell (2005: 158) mengemukakan bahwa : “ Tujuan dasar
anggaran perusahaan ialah untuk mencapai jalan yang paling menguntungkan
melalui usaha perusahaan yang mana dapat diarahkan dalam memenuhi tujuan
pelayanan utamanya. Tujuan lain adalah untuk membantu menagement dalam
membawa perusahaan sedekat mungkin dengan arah/jalan yang digambarkan.”
Anggaran sebagai alat manajemen akan bermanfaat dalam membantu
manajemen mengelola perusahaan yaitu mengambil keputusan-keputusan yang
paling menguntungkan perusahaan, seperti pemilihan barang-barang yang
diproduksi dan dijual, menseleksi langganan dan sebagainya.
4. Proses Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran merupakan proses akuntansi dan juga proses
manajemen. Dari segi akuntansi, penyusunan anggaran merupakan studi terhadap
mekanisme, prosedur untuk merakit data-data dan format anggaran. Dan dari segi
manajemen, penyusunan anggaran merupakan proses menetapkan peran tiap
(38)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Penyusunan anggaran dilakukan melalui penafsiran-penafsiran yang akurat,
diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran. Adapun
faktor-faktor tersebut menurut Munandar (2000 : 11) secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, ialah :
a. Faktor-faktor intern yaitu data, informasi dan pengalaman terdapat di dalam
perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1) Penjual tahun-tahun yang lalu.
2) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah dengan harga
jual, syarat barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan
sebagainya.
3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
4) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif)
maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif).
5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
6) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, dibidang
produksi, dibidang pembelanjaan, dibidang administrasi maupun dibidang
personalia.
b. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat
diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
(39)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
2) Tingkat pertumbuhan penduduk
3) Tingkat penghasilan penduduk
4) Tingkat kemandirian penduduk
5) Tingkat penyebaran penduduk
6) Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat
7) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi,
sosial, budaya maupun keamanan.
8) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan
teknologi dan sebagainya.
Menurut Harahap (2001 : 83) ditinjau dari pembuatannya, maka
penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :
a. Otoriter atau top down
Dalam metode otoriter atau top down, anggaran disusun dan ditetapkan
sendiri oleh pimpinan dan harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan
bawahan dalam penyusunannya.
b. Demokrasi atau bottom up
Sedangkan dalam metode demokrasi atau bottom up, anggaran disusun
berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai bawahan
sampai keatasan. Bawahan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan
dicapainya dimasa yang akan datang.
c. Campuran atau top down dan bottom up
Dalam metode campuran atau top down dan bottom up, anggaran disusun
(40)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
bawahan. Jadi apa pedoman dari atasan atasan atau pimpinan dan
dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan arahan atasan.
Dalam mempersiapkan dan menyusun anggaran sangat tergantung pada
struktur organisasi dari masing-masing perusahaan, akan tetapi pada garis
besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan
kepada :
a. Bagian administrasi bagi perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena
kegiatan- kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan
ruang lingkup terbatas, sehingga tugas penyusunan budget dapat
diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang
bersangkutan. Dibagian administrasi inilah terkumpul data-data informasi
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan dibidang
pemasaran, kegiatan dibidang produksi, kegiatan dibidang pembelanjaan,
maupun kegiatan dibidang personalia. Dengan bekal data dan informasi
tersebut ditambah dengan data dan informasi dari luar perusahaan
(ekstern), bagian administrasi diharapkan lebih mampu menyusun
anggaran dari pada bagian-bagian lain dari perusahaan.
b. Panitia budget bagi perusahaan yang besar. Hal ini disebabkan karena
kegiatan perusahaan yang cukup kompleks, beraneka ragam, dengan ruang
lingkup yang cukup luas, sehingga bagian-bagian administrasi tidak
mungkin dan tidak mampu lagi menyusun anggaran sendiri tanpa
partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh karena
(41)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia
budget. Tim penyusun budget ini biasanya diketahui oleh salah seoran
pemimpin perusahaan dengan anggota-anggota yang mewakili bagian
pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan serta bagian personalia.
Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih
dimungkinkan pula untuk diadakannya pembahasan-pembahasan antara pimpinan
tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan
anggaran tersebut.
Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan
budget tersebut telah menjadi budget yang defenitif, yang akan dijadikan sebagai
pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan.
Bilamana tugas penyusunan rancangan budget serta budget defenitif telah
selesai, maka panitia budget tidak bubar, melainkan secara berkala masih perlu
mengadakan pertemuan-pertemuan konsultatif guna membahas pelaksanaan
budget tersebut dari waktu ke waktu, untuk meningkatkan kerja sama dengan
koordinasi, serta mengadakan revisi-revisi terhadap budget yang telah disusun
bilamana memang dirasa perlu.
Adapun proses penyusunan anggaran menurut Mulyadi (2001: 506) adalah
sebagai berikut :
a. Komite anggaran penyusunan pedoman anggaran (budget guideline) yang
berisi kebijakan pokok perusahaan dalm bidang pemasaran, produksi, sumber
(42)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
kepada manajer departemen sebagai dasar untuk mengajukan rancangan
anggaran biaya pusat pertanggungjawaban.
b. Penyusunan rancangan anggaran penjualan oleh departemen pemasaran
berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan perkiraan penjualan jangka
pendek.
c. Penyusunan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban berdasarkan
kebijakan pokok perusahaan dan rancangan anggaran penjualan oleh para
manajer pusat pertanggungjawaban.
d. Penyusunan rancangan anggaran persediaan produk jadi oleh departemen
produksi
e. Penyusunan rancangan anggaran harga pokok penjualan oleh departemen
anggaran berdasarkan biaya produksi, rancangan anggaran penjualan.
f. Penyusunan anggaran laporan rugi laba yang diproyeksikan berdasarkan
rancangan anggaran penjualan, rancangan anggaran harga pokok penjualan
dan rancangan anggaran biaya pemasaran, rancangan anggaran biaya
administrasi dan umum.
g. Penyusunan rancangan anggaran modal berdasarkan perkiraan penjualan
jangka panjang.
h. Penyusunan rancangan anggaran kas berdasarkan rancangan anggaran
penjualan, rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban dan
rancangan anggaran modal.
i. Penyusunan rancangan neraca yang di proyeksi berdasarkan rancangan
(43)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
j. Penyusunan rancangan anggaran modal kerja
k. Penelaahan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh komite
anggaran.
l. Negosiasi rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban dengan
komite anggaran.
m. Persetujuan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh komite
anggaran.
n. Penyesuaian rancangan anggaran induk oleh departemen anggaran sebagai
akibat dari hasil proses negosiasi antara para manager pusat
pertanggungjawaban dengan komite anggaran.
o. Pengajuan rancangan anggaran induk oleh komite anggaran kepada dewan
komisaris dan RUPS.
p. Penelaahan rancangan anggaran induk oleh dewan komisaris dan RUPS.
q. Pengesahan rancangan anggaran induk menjadi anggaran induk perusahaan
oleh RUPS.
5. Analisa Penyimpangan Rencana Anggaran Terhadap Realisasi Anggaran
Pelaksanaan anggaran yang didasarkan atas penilaian yang logis, fleksibel
dan kontiniu dan didukung dengan pelaksanaan perencanaan, koordinasian dan
pengawasan akan impelementasi anggaran akan mendorong efisiensi kapasitas
dari hasil yang ada diharapkan dan direncanakan sebelumnya.
Namun sebagaimana yang namanya taksiran maka tidak selalu anggaran
(44)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
jangan terus dianggap sebagai suatu kesalahan. Menurut Harahap (2001 : 223),
penyimpangan bisa disebabkan antara lain :
a. Kesalahan budget
b. Kesalahan akuntansi klasifikasi atau pencatatan
c. Kesalahan operasi
Penyimpangan harus dianalisis penyebabnya. Biasanya perusahaan harus
meletakkan ukuran yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu
dilakukan investigasis. Standar penentuan ini biasanya melihat benefit costnya.
Jika biaya investigasi atas penyimpangan ini lebih besar dari pada taksiran yang
dihemat, maka biasanya tidak perlu dilakukan investigasi. Sebaliknya jika dihemat
jauh lebih besar dari biaya investigasi maka harus dilaksanakan investigasi
penyebab penyimpangan tadi. Terkecuali dalam hal tertentu yang sifatnya
material atau berpotensi berisiko besar maka kendatipun ukuran kecil namun
harus menjadi bahan investigasi. Kegunaanya bukan untuk melihat penyimpangan
tetapi melihat kemungkinan pelajar yang dapat diambil dari investigasi untuk
menjadi bahan dalam operasi mendatang.
Menurut Harahap (2001 : 224) penyimpangan anggaran dibedakan atas :
a. Penyimpangan biaya bahan langsung, dibagi dalam :
1) Penyimapangan harga beli
2) Penyimpangan kuantitas pembeli
b. Penyimpangan biaya upah langsung, dibagi dalam :
1) Penyimpangan tingkat upah
(45)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
c. Penyimpangan biaya overhead, dibagi dalam :
1) Penyimpangan pemakaian
2) Penyimpangan kapasitas
3) Penyimpangan efisiensi
Berikut contoh format penyimpangan anggaran perusahaan :
Tabel 2.1 PT ABCD
Analisa Varians Biaya Produksi Tahun XXXX
NO Uraian Budget Realisasi Varians Ket
Sumber : Harahap (2001)
6. Peranan Anggaran dalam Pengendalian dan Memperlancar Operasional
Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang
sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan
efektif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan perencanaan yang cermat dari
manajemen dalam meneliti langkah operasional yang akan dilakukan.
Sebagai suatu rencana, anggaran mencakup proyeksi keuangan yang
dipadukan dengan asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu serta
hal-hal yang relevan lainnya. Anggaran akan membantu secara langsung fungsi utama
manajemen. Anggaran bersifat wajar, dan memuat tujuan yang dapat dicapai,
maka perencanaan harus didasarkan atas penelitian pemeriksaan dan riset yang
(46)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
dengan realisasinya. Agar dapat efektif, perencanaan yang dilakukan oleh
manajemen harus diikuti dengan pengendalian.
Kegunaan anggaran dalam pengendalian menurut Tunggal (2005 : 9)
adalah :
a. Mengendalikan operasi dan biaya serta pengeluaran
b. Mencegah terjadi pemborosan
c. Memberikan standar yang memadai untuk mengukur prestasi
d. Anggaran merupakan alat pembanding seberapa jauh pelaksanaan
terencana dan tercapai
e. Mendorong kesadaran pengendalian biaya
Bentuk pengendalian dalam penerapan anggaran yakni dengan
membandingkan antara tujuan yang direncanakan dengan hasil yang dicapai dan
salah satu bagian perusahaan yang perlu dikendalikan adalah beban operasi.
Beban operasi dapat dikendalikan dengan membandingkan beban operasi yang
sebenarnya dengan beban operasi yang dianggarkan atau disebut juga anggaran
beban operasi.
Dengan membandingkan budget itu dengan actual maka dapat dilihat
seberapa jauh yang telah direncanakan tersebut menyimpang, jika banyak
penyimpangan maka hendaknya diarahkan agar kegiatan selanjutnya tidak
menyimpang dan dicari letak atau penyebab penyimpangannya. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Harahap (2001 : 14) “ Untuk mengetahui
penyimpangan dari rencana maka harus dilakukan perbandingan antara realisasi
(47)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Dalam rangka untuk tindakan perbaikan pada masa yang akan datang
penyimpangan tersebut perlu dianalisa sehingga dapat ditetapkan apa yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut. Dengan diketahui penyebabnya
maka dapat akan dapat pula diputuskan apa yang harus diperbaiki. Penyimpangan
itu sendiri ada yang menguntungkan perusahaan dan ada pula yang merugikan
perusahaan. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh Harahap (2001 : 225)
“Dalam hal biaya, maka jika biaya realisasi lebih besar dari pada budget dianggap
tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari
budget maka dianggap menguntungkan (favorable).
Dalam menerapkan budget yang efektif maka kedua jenis penyimpangan
tersebut akan dianalisis untuk dicontoh sedangkan unfavorable dianalisis untuk
menghindari di masa yang akan datang dan sekaligus dimanfaatkan untuk menilai
siapa yang akan diberikan reward atau yang tidak diberikan atau ditindak.
Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat begitu eratnya hubungan antara
anggaran dengan beban, anggaran dengan pengendalian maupun pengendalian
dengan beban. Oleh karena itu peranan anggaran dibuat oleh perusahaan dalam
(48)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB III
PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahan
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I yang lebih dikenal dengan sebutan
Pelabuhan I telah melewati suatu perjalanan yang panjang sejak zaman Hindia
Belanda yang berstatus dengan “Heaven Bedrift”. Setelah Kemerdekaan RI
terjadi beberapa kali perubahan status, sebagai berikut :
a. 1945—1960 : Jawatan Pelabuhan
b. 1960—1969 : Perusahaan Negara / PN Pelabuhan
c. 1969—1983 : PN. Pelabuhan digabung dengan Lembaga Penguasa
Pelabuhan (Port Authority) - Badan Pengusahaan Pelabuhan / BPP.
d. 1983—1991 : Berdasarkan PP No. 11 Tahun 1983 ditetapkan Bentuk
Pengusahaan Pelabuhan menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan I
disingkat Perumpel I.
e. 1991-sekarang : Berdasarkan PP No. 56 Tahun 1991, Perumpel I
berubah status menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, disingkat
(49)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan dengan Akte Pendirian /
Anggaran Dasar yang dibuat oleh Notaris Imas Fatimah, SH. pada tanggal 1
Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI No. 8612
tahun 1994 beserta perubahannya, terakhir sebagaimana telah diumumnkan dalam
Tambahan Berita Negara RI tanggal 2 Januari 1999 No. 1.
Perseroan ini berkantor pusat di Jalan Krakatau Ujung No.100 Medan
20241 Sumatera Utara, Indonesia, Telp. (061) 6610220, Fax. (061) 6610906,
website.
Persero, pemilikan saham sepenuhnya berada ditangan Pemerintah, dalam hal ini
diwakili oleh Menteri BUMN. Pembinaan teknis operasional berada ditangan
Departemen Perhubungan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut.
Pelabuhan Indonesia I membawahi 15 (lima belas) Cabang Pelabuhan, 11
(sebelas) Perwakilan, 1 (satu) Unit Terminal Peti Kemas, 2 (dua) unit Rumah
Sakit, 1 (satu) Unit Galangan Kapal dan 1 (satu) Unit Balai Pendidikan dan
Latihan, yang tersebar di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Riau dan Kepulauan Riau.
2. Struktur Organisasi
Manajemen secara umum mempunyai beberapa fungsi dan salah satu
diantaranya adalah pengorganisasian. Sebagai wujud dari pengorganisasian, maka
perusahaan umumnya menyusun suatu struktur organisasi. Struktur organisasi
(50)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
didalamnya terdapat suatu gambaran yang jelas mengenai tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari setiap unit organisasi perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar
perusahaan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, karena
pencapaian tujuan memerlukan suatu hubungan yang harmonis antara orang –
orang dalam perusahaan serta koordinasi yang baik sesuai dengan keahlian
masing – masing.
Struktur organisasi menunjukkan adanya hubungan tugas dan wewenang
antara pejabat administrasi secara horizontal dan vertical. Selain itu melalui
hubungan tersebut akan mengalir arus dan informasi yang dibutuhkan setiap
bagian dalam organisasi untuk menjamin efektifnya perencanaan dan koordinasi
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Struktur
organisasi PT. (Persero) Pelindo I Medan ditunjukkan pada gambar berikut.
Direktur Utama Direktur Operasi Direktur PPU Direktur Keuangan Direktur PUM Coorporate Secreatary Biro Hukum KA SPI Biro Logistik Dinas Komersial Dinas Keuangan dan Perlengkapan Dinas Akuntansi Dinas Penganggaran
(51)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
3. Unit Jasa Layanan
Unit jasa layanan transportasi laut di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I
Medan meliputi :
a. Pelayanan Kapal
1) Jasa Labuh.
Jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat berlabuh dengan aman
menunggu pelayanan berikut seperti tambat, bongkar muat atau menunggu
pelayanan lainnya (docking, pengurusan dokumen dan lain-lain).
2) Jasa Pandu.
Jasa pemanduan kapal sewaktu memasuki alur pelayaran menuju dermaga
atau kolam pelabuhan untuk berlabuh.
3) Jasa Tunda dan Kepil
Melaksanakan pekerjaan untuk mengikat dan melepaskan tali kapal-kapal
yang berolah gerak akan bersandar atau bertolak dari atau satu dermaga,
jembatan, pelampung, dolphin dan lain-lain.
(52)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Jasa yang diberikan untuk kapal bertambat pada tambatan dan secara
teknis dalam kondisi yang aman, untuk dapat melakukan bongkar muat
dengan lancar dan aman.
5) Jasa Pelayanan Air
Jasa yang diberikan untuk penyerahan air tawar dari darat ke kapal untuk
keperluan kapal dan Anak Buah Kapalnya.
6) Jasa Telepon
Jasa yang diberikan untuk pelayanan telepon extention dari darat ke kapal
untuk kepentingan kapal dan Anak Buah Kapal.
b. Pelayanan Barang
1) Jasa Bongkar Muat, yaitu kegiatan pelayanan bongkar muat barang sejak
dari kapal hingga saat menyerahkan kepada pemilik barang.
2) Pelayanan Dermaga, yaitu pelayanan penanganan barang di dermaga.
3) Jasa Penumpukan, yaitu pelayanan penumpukan barang di gudang sampai
dengan dikeluarkan dari tempat penumpukan untuk dimuat atau
diserahkan kepada pemilik.
B. Anggaran Biaya Operasinal Perusahaan
1. Dasar – Dasar Penyusunan Anggaran
Anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan merupakan
rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan dating yang dinyatakan secara
kuantitaatif, biasanya dalam satuan uang. Dasar penyusunan anggaran di PT.
(53)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sebagai BUMN sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero),
ditetapkan bahwa direksi wajib menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) sebelum tahun anggaran dimulai. Untuk mendapatkan
pengesahan dari Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan dalam rapat
pembahasan bersama.
Adapun dasar – dasar penyusunan anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia I Medan adalah :
b. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebelum tahun
anggaran dimulai
c. Masing – masing pusat pertanggungjawaban dapat memahami arti
pentingnya realisasi rencana kerja yang telah menjadi komitmen
d. Setiap pusat pertanggungjawaban dapat menyusun rencana kerja dan
anggaran perusahaan searah dengan sasaran umum yang hendak dicapai
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
e. Adanya mekanisme penyusunan dan pengendalian.
f. Terdapat keseragaman pola kerja dalam penyusunan rencana kerja dan
anggaran perusahaan melalui sentralisasi penggunaan formulir isian kerja.
Secara garis besarnya, dasar anggaran memberi petunjuk
2. Asumsi-Asumsi Penyusunan RKAP
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tanggal 13
September 2001, tentang pengalihan kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri
(54)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri Negara BUMN dan Risalah
Rapat Umum Pemegang Saham PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
tanggal 13 Desember 2001, perihal pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan tahun 2002-2006
didasarkan pada asumsi – asumsi:
b. Tingkat inflasi diprediksi ± 5.5%
c. Tingkat bunga SBI diprediksi ± 6.5%
d. Tingkat pertumbuhan angkutan penumpang ± 4.22%
e. Tingkat pertumbuhan angkutan barang ± 15.75%
f. Memperhitungkan nilai PSO sesuai dengan SKB Menteri Perhubungan,
Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas dengan perhitungan PSO net
sebesar Rp. 200 Milyar (Skema IMO dan TAC belum berjalan).
g. Meningkatkan program keselamatan dan pelayanan operasional laut sesuai
dengan standar operasional prosedur (SOP) serta meningkatkan disiplin
petugas operasional.
h. Efisiensi biaya
i. Perlindungan kenaikan BBM rata – rata naik 30% dan TDI 26%
j. Kesejahteraan pegawai dengan kenaikan gaji pokok 10% dari gaji pokok
PNS
k. Membayar Angsuran Post Service Liabilities (PSL) Rp. 79.50 milyar.
(55)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Prosedur yang digunakan dalam penyusunan anggaran pada PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia I Medan secara menyeluruh menggunakan beberapa
pendekatan sebagai berikut :
a. Pendekatan top down
Pada pendekatan ini anggaran ditetapkan oleh Direksi yang kemudian
secara hirarki dijabarkan ke masing – masing Direktorat hingga unit
anggaran yang paling kecil.
b. Pendekatan bottom – up
Pendekatan ini sering juga disebut dengan participative budget. Pada
pendekatan ini anggaran ditetapkan melalui konsultasi dan kesepakatan
antara pimpinan puncak dengan semua pimpinan pada tingkatan yang
bertanggung jawab pada pelaksanaan anggaran perusahaan.
Dalam pelaksanaan penyusunan anggarannya, PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia I Medan memadukan prosedur penyusunan tersebut, hal ini dilakukan
dengan harapan :
a. Adanya komitmen terhadap anggaran
b. Lebih mantapnya setiap pusat pertanggungjawaban dalam membantu
pengendalian manajemen
c. Terdapatnya sasaran dalam pandangn manajemen melalui pelaksanaan
anggaran yang baik.
Proses penyusunan anggaran biaya operasi secara umum pada PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dilakukan melalui beberapa tahapan
(56)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
a. Usulan RKA Daerah Operasi (DAOP)
Anggaran biaya operasi diajukan oleh DAOP berdasarkan realisasi pada
tahun lalu dan rencana yang akan dating.
b. Anggaran biaya operasio diajukan oleh Divisi Regional
Anggaran dari daerah biasanya belum mempertimbangakan perencanaan
kerjasama (corporate plan), ketersediaan dana dalam Dafter Isian Proyek
(DIP) dan Bantuan Luar Negeri (BLN). Sasaran perusahaan serta
kebijaksanaan pimpinan puncak menghadapi tahun yang akan datang.
Kantor pusat menilai, memadukan, memproses seluruh masukan tersebut.
c. Proses pembauran masukan dan pengencakan perhitungan standar
berdasarkan usulan daerah serta unsur-unsur, yaitu :
1) Rencana yang digariskan dalam corporate plan
2) Kemungkinan tersediannya dana dalam Daftar Isian Proyek (DIP) serta
Bantuan Luar Negeri (BLN)
3) Sasaran serta kebijaksanaan Pimpinan Puncak menghadapi tahun
mendatang.
d. Konsep usulan RKA ke Dewan Komisaris
Usulan RKAP selanjutnya disampaikan kepada pemegang saham, Meneg
BUMN, Deputi Meneg BUMN bidang usaha logistik dan pariwisata untuk
dimohonkan pengesahan dalam Forum Rapat Umum Pemegang Saham.
e. Pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham
Atas RKAP PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, Komisaris
(57)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
diikuti wakil dari Departemen Keuangan dan Kementerian BUMN.
Setelah mendapatkan persetujuan dari peserta Pra RUPS, selanjutnya
berdasarkan RKAP diajukan/dibahas dalam RUPS untuk mendapatkan
pengesahan dari Pemegang Saham dan Forum RUPS.
f. RKAP
Setalah RKAP disahkan Deputi Meteri Negara bidang usaha logistic dan
pariwisata selaku kuasa pemegang saham, selanjutnya dijabarkan untuk
setiap daerah.
Untuk lebih jelasnya proses penyusunan anggaran di PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia I Medan ditunjukkan pada gambar 3.2. berikut ini.
Realisasi tahun lalu dan rencana
yang akan datang DAOP/Divisi
Proses pembauran dan pengesahan perhitungan standar
Konsep usulan RKA ke Dewan Komisaris
dan Dephub
Pengesahan Menhub
RKA
Realisasi tahun lalu
Rencana yang akan datang
Corporate plan
DIP/ Usulan
Sasaran
Kebijakan Top Manajemen
(58)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Gambar 3.2. Proses Penyusunan Anggaran PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
4. Karakteristik Penyusunan Anggaran
Adapun karakteristik anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I
Medan :
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan
Anggaran yang disusun di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
dinyatakan dalam satuan keuangan. Anggaran biaya operasi yang disusun
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dinyatakan dalam satuan
rupiah, agar anggaran dapat disusun secara menyeluruh karena uang
merupakjan alat penghitung yang universial.
b. Mencakup jangka waktu satu tahun
Anggaran biaya operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I
Medan telah dibuatuntuk jangka waktu satu tahun, selain itu anggaran juga
dirinci kedalam periode semester dan triwulan, sehingga pihak manajemen
akan lebih mudah memantau setiap penyimpangan yang terjadi dan
perbaikan akan lebih cepat dilakukan.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen RKA Daerah
(59)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sudah sepenuhnya memiliki
komitmen manajemen untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian
sasaran anggaran, yang mana seluruh manajer bagian yang terdapat di PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ikut berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran dikatakan berhasil jika para
manajer dapat menerima sasaran anggaran dengan jelas.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusun anggaran.
Hal ini dapat dilihat dari prosedur penyusunan anggaran dimana rancangan
anggaran yang dibuat PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
diserahkan ke kelompok kerja, kemudian menjadi draft anggaran
perusahaanyang selanjutnya draft anggaran direvisi di tiga tingkatan, yaitu
tingkat team penyusun anggaran, tingakat direksi dan tingkat dewan
komisaris. Draft anggaran yang telah direvisi tersebut selanjutnya dibahas
dalam rapat bersama dengan Menteri Keuangan dan kemudian disahkan
menjadi RKAP. Anggaran biaya operasional yang telah disetujui dan
disahkan, kemudian anggaran tersebut diinformasikan kepada pihak lain
yang berkepentingan.
e. Anggaran hanya dapat diubah pada kondisi tertentu
Anggaran dapat mengalami perubahan, jika perubahan yang terjadi tidak
signifikan berdasarkan pengamatan manajer. Jika terjadi perubahan yang
signifikan, dilakukan revisi terhadap anggaran yang dengan persetujuan
(1)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
I.
Identitas Responden
Nama
:
Pendidikan Terakhir
:
Jenis Kelamin
: a) Lk; b) Pr
Usia
:
tahun
Pekerjaan
:
Pangkat/Gol
:
Jabatan
:
Unit Kerja
:
Lama Bekerja
:
tahun
II. Petunjuk Pengisian
1.
Sebelum menjawab pertanyaan/pernyataan kuesioner dimohonkan kepada
responden untuk terlebih dahulu mengisi indentitas sesuai dengan formulir isian
yang disediakan.
2.
Bacalah pertanyaan/pernyataan secara teliti dan berikan tanda (
) pada salah satu
alternatif jawaban yang benar menurut Bapak/Ibu.
3.
Dimohonkan untuk tidak mencoba menganalisis pertanyaan secara intensif, dan
jawablah sesuai dengan pengalaman/pendapat anda sendiri tanpa ada paksaan dari
pihak manapun (jujur), karena tidak ada jawaban yang salah atau benar.
(2)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Lampiran 3. Daftar Kuesioner Penelitian
KUESIONER ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL
1.
Proses Penyusunan Anggaran (X
1)
No.
Alat Ukur
Alternatif
Jawaban
Ya
Tidak
1.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menganalisisinformasi masa lalu dan lingkugnan luar diantisipasikan dari SWOT?
2.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menentukanperencanaan strategi?
3.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan mengkomunikasikantujuan organisasi, strategi pokok dan program?
4.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan memilih taktik,mengkoordinasikan kegiatan dan mengawasi kegiatan?
5.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menyusun usulananggaran?
6.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menyerahkan revisi usulan anggaran?7.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan?8.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan melakukan revisi danpengesahan anggaran perusahaan?
2.
Karakteristik Anggaran (X2)
No.
Alat Ukur
Alternatif
Jawaban
Ya
Tidak
1.
Apakah anggaran PT. (Persero) Pelindo I Medan dinyatakandalam satuan uang dan satuan selain satuan keuangan?
2.
Apakah anggaran PT. (Persero) Pelindo I Medan mencakupjangka waktu tertentu?
3.
Apakah anggaran PT. (Persero) Pelindo I Medan berisikomitmen atau kesanggupan manajemen?
4.
Apakah usulan anggaran di PT. (Persero) Pelindo I Medan ditelaah dan disetujui oleh pihak yang lebih tinggi?5.
Apakah anggaran yang disusun PT. (Persero) Pelindo I Medan dapat berubah dalam kondisi tertentu6.
Apakah kinerja keuangan di PT. (Persero) Pelindo I Medan sesungguhnya dibandingkan dan dianalisis.(3)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
3.
Karakteristik Anggaran (X2)
No.
Alat Ukur
Alternatif
Jawaban
Ya
Tidak
1.
Apakah praktek organisasi di PT. (Persero) Pelindo I Medansehat?
2.
Apakah sistem akuntansi PT. (Persero) Pelindo I Medanmemadai?
3.
Apakah ada alat pengukur prestasi di PT. (Persero) Pelindo I Medan?4.
Apakah ada dukungan dari para pelaksana di PT. (Persero) Pelindo I Medan?KUESIONER PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL
No.
Alat Ukur
Alternatif
Jawaban
Ya
Tidak
1.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menetapkan suatunorma didalam mengendalikan biaya operasional?
2.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan membandingkanrealisasi biaya operasional yang sebenarnya?
3.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan mencari penyebabterjadi penyimpangan biaya operasional?
4.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan mengambil tindakan korektif terhadap penyimpangan biaya operasional yang terjadi di perusahaan?(4)
(5)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009. Lam piran 4. Tabulasi Data
No.
Resp B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4
1 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 2 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 3 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 4 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 5 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 6 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 7 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 8 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 9 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 10 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 11 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 12 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 13 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y t y y 14 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 15 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 16 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 17 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 18 y y y y y y y y y y y y y y y t y y y y y y 19 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 20 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 21 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 22 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 23 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 24 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 25 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 26 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 27 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 28 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 29 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 30 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 31 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 32 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 33 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 34 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 35 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 36 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 37 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 38 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 39 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 40 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 41 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 42 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 43 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 44 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y 45 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
Sum ber : Survey Kuesioner
Keterangan :
X1 : Proses Penyusunan Anggaran X2
X3 : Syarat - Syarat Penyusunan Anggaran Y
y : "Ya" t
: Pengendalian Biaya Operasional
: "Tidak"
X1 X2 X3 Y
(6)