Penggunaan Joshi Mo, Sae Dalam Kalimat

(1)

BUNSHOU NI MO, SAE NO JOSHI NO SHIYOU

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

MURNI FEBRIANI

NIM. 062203032

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

MEDAN

2010


(2)

BUNSHOU NI MO, SAE NO JOSHI NO SHIYOU

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

MURNI FEBRIANI

NIM. 062203032

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum

NIP. 19620727 198703 2 005

NIP. 19600919198803 1 001

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum.

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian

Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III

Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA


(3)

PENGESAHAN

Disetujui Oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang

Ketua,

NIP. 19620727 198703 2 005

Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum.


(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Untuk melengkapi

salah satu syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada:

Tanggal

:

Hari

:

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

NIP. 19650909 199403 1 004

Dr. Syahron Lubis, M.A.

Panitia:

No. Nama

Tanda Tangan

1.

Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum.

(

)

2.

Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum.

(

)

3.

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum

(

)


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “PENGGUNAAN JOSHI MO, SAE DALAM KALIMAT” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan penyelesaikan program Diploma III Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyusun dan menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dan melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Adriana Hasibuan,S.S., M.Hum., selaku ketua Program Studi Bahasa Jepang

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sampai kertas karya ini dapat diselesaikan.

3. Dosen Pembaca, Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum.

4. Dosen Wali, Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D.

5. Seluruh staff pengajar program studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

6. Buat seluruh keluarga saya khususnya kepada ibu dan ayah, serta abang dan kakak yang telah setia memberikan dukungan dan doa.

7. Buat semua teman-teman Bahasa Jepang 2006.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menyadari bahwa ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi penyajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah. Oleh karena itu, penulis menerima dengan senang hati kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca kertas karya ini.


(6)

Akhir kata penulis sangat berharap semoga kertas karya ini dapat bemanfaat dan berguna bagi semua pihak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya bahasa Jepang.

Medan, Juli 2010 Penulis,

MURNI FEBRIANI NIM. 062203032


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul 1

1.2 Tujuan Penulisan 1

1.3 Pembatasan Masalah 2

1.4 Metode Penulisan 2

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL 3

2.1 Pengertian Joshi 3

2.2 Jenis-jenis Joshi 3

2.3 Pengertian Joshi Mo dan Sae 4

BAB III PENGGUNAAN JOSHI MO DAN SAE 6

3.1 Penggunaan Joshi Mo 6

3.1.1 Joshi Mo dengan Meishi 6

3.1.2 Joshi Mo dengan Doushi 7

3.1.3 Joshi Mo dengan Joshi 8

3.2 Penggunaan Joshi Sae 9

3.2.1 Joshi Sae dengan Meishi 9

3.2.2 Joshi Sae dengan Doushi 9

3.2.3 Joshi Sae dengan Joshi 10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 12

4.1 Kesimpulan 12

4.2 Saran 12


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat agar dapat bersosialisasi. Indonesia banyak memiliki bentuk kerja sama yang baik dengan beberapa negara dunia, seperti dengan negara Jepang. Agar terjalinnya hubungan yang baik, maka sebaiknya kita mempelajari bahasa jepang.

Bahasa Jepang memiliki tata bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia, terutama pada bentuk tata bahasanya. Karena adanya perbedaan struktur tersebut, maka sering ditemui kejanggalan dalam penerjemahan.

Didalam bahasa Jepang ada beberapa joshi yang menyatakan arti “pun” seperti joshi mo, sae, wa dan lain-lain. Penggunaan joshi yang menyatakan arti “pun” ini sering terjadi kesalahan didalam penggunaan kalimat. Karena itulah dalam penulisan kertas karya ini, penulis mencoba menguraikan tentang penggunaan joshi mo dan sae dalam kalimat dengan mengacu pada referensi yang ada.

1.2Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk dapat mengetahui penggunaan joshi mo dan sae dalam kalimat bahasa

jepang.

2. Untuk memenuhi syarat kelulusan dari program D-3 Bahasa Jepang Fakultas


(9)

1.3Pembatasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis hanya membatasi masalah mengenai penggunaan joshi mo dan sae dalam kalimat bahasa Jepang.

1.4Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam penulisan kertas karya ini adalah metode kepustakaan, pengumpulan data-data atau informasi dengan cara membaca buku referensi yang berkaitan dengan judul yang ditulis.


(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL

Pengertian Joshi

Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata yang lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. Kelas kata joshi tidak mengalami perubahan bentuknya (Hirai, 1982 : 161). Joshi sama dengan jodoshi, kedua-duanya termasuk fuzokugo, namun kelas kata jodoshi dapat mengalami perubahan sedangkan joshi tidak dapat mengalami perubahan.

Oleh karena joshi termasuk fuzokugo, maka kelas kata ini tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bunsetsu, apalagi sebagai satu kalimat. Joshi akan mununjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk sebuah bunsetsu atau sebuah bun.

Jenis-jenis Joshi

Berdasarkan fungsinya joshi dapat dibagi menjadi empat macam sebagai berikut :

1) Kakujoshi

Kakujoshi adalah joshi yang dipakai setelah nomina untuk menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ga, no, o, ni, e, to, yori, kara, de, dan ya.

2) Setsuzokujoshi


(11)

na-3) Fukujoshi

Fukujoshi adalah joshi yang dipakai setelah berbagai macam kata. Seperti kelas kata fukushi, fukujoshi berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya wa, mo, sae, shika, made, bakari.

4) Shuujoshi

Shuujoshi adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ka, kashiro, na, naa, zo, tomo, yo, wa, sa.

Pengertian Joshi Mo dan Sae

A. Pengertian Joshi Mo

Pada dasarnya joshi mo memiliki arti juga atau pun. Adapun fungsi dari joshi ini untuk menyatakan sesuatu yang sama. Seperti joshi wa, joshi mo juga di pakai untuk menekankan berbagai hal atau kata dan menjadikannya pokok kalimat. Akan tetapi, joshi mo hanya dipakai pada waktu mengulangi keterangan yang sama dengan yang sudah dinyatakan sebelumnya.

Contoh kalimat :

a. Ryan-san wa gakuseidesu, Budi-san mo gakuseidesu


(12)

B. Pengertian joshi Sae

Joshi sae dapat diartikan bahkan atau pun. Joshi sae biasanya merupakan penekanan positif bahwa tingkat nyata sesuatu yang lebih besar dari pada awalnya yang diharapkan. Penggunaan meishi dengan sae dapat dirangkaikan pada meishi. Apabila menggunakan sae maka kakujoshi (ga) dan (wo) dihilangkan.

Contoh Kalimat :

a. jisho sae areba yomeru


(13)

BAB III

PENGGUNAAN JOSHI MO DAN SAE

3.1 Penggunaan Joshi Mo

3.1.1 Joshi Mo dengan Meishi.

Meishi yang digabungkan dengan mo akan memilik arti yang berbeda. Penggunaanya antara lain sebagai berikut :

a) Apabila mo dirangkaikan pada kata yang menyatakan kesatuan minimal

dalam kalimat sangkalan akan menyatakan arti “sama sekali tidak”. Contoh Kalimat :

1. Nihon ni kuru mae wa nihongo ga hitottsu mo wakaranaikatta

(sebelum datang ke jepang saya tidak tahu bahasa jepang satu katapun) 2. Karenoshita koto ni wa itten no hi mo nai

(pada tindakan yang dilakukannya tidak ada kesalahan satupun)

b) Apabila dirangkaikan pada kata tanya maka akan menyatakan arti “pun”. Contoh Kalimat :

1. Dore mo shinsenna kudamono desu yo

(yang manapun buah-buahannya segar) 2. Asa kara nani mo tabete inaindesu

(dari pagi belum makan apapun)

c) Apabila dalam bentuk (…mo..mo), maka akan menyatakan arti dimana

hal-hal yang disebut satu demi satu semua sama hal-halnya. Contoh Kalimat :

1. Konshuu mo raishuu mo isogashikute aemasen

(baik minggu ini maupun minggu depan kami tidak bisa menemuinya karena sibuk)

2. Otousan mo okaasan mo genkide itekudasai


(14)

d) Apabila dirangkaikan pada kata bilangan, maka menyatakan “kurang lebih”. Contoh Kalimat :

1. Ato gopun mo mateba densha ga kuru desu yo

(kalau menunggu kurang lebih lima ment lagi, kereta listrik akan datang)

2. Kono resutoran wa 2000 yen mo attara, oishii mono o onaka ippai

tabesasete kureru

(restoran ini bisa makan makanan yang enak sampai kenyang kalau punya uang kira-kira 2000 yen)

e) Apabila dirangkaikan pada kata yang menyatakan besarnya jumlah maka akan

menyatakan maksud rasa heran atas tingginya derajat sesuatu hal. Contoh Kalimat :

1. Konna chisaina ringo ga ikko 200 yen mo suru (apel yang kecil begini semahal 200 yen perbuah) 2. Shnkansen wa jisoku 200 kiro mo supiido de hashiru

(shinkansen maju dengan kecepatan 200 km/jam)

3.1.2 Joshi Mo dengan Doushi

Penggunaan doushi (kata kerja) dengan mo akan mengalami perubahan bentuk karena dapat berkonjugasi. Bentuk konjugasinya dapat dibagi 3 jenis, yaitu :

1) Godandoushi yaitu kata kerja golongan pertama.

Narimasu natte + mo

Contoh Kalimat :

a. Otona ni nattemo, kodomo no koro to sukoushimo kawaranai darou

(meskipun sudah dewasa, tidak ada perubahan dari sejak kecil)

2) Ichidandoushi yaitu kata kerja golongan kedua.

Iremasu irete + mo

Contoh Kalimat :


(15)

3) Kata kerja golongan ketiga dan juga disebut kata kerja khusus.

Kimasu kite + mo

Shimasu shite + mo

Contoh Kalimat :

a. Kono hashi wa daijishin ga kitemo zettai ni kowaranai

(jembatan ini tidak akan rusak meskipun datang gempa besar)

3.1.3 Joshi Mo dengan Joshi

Joshi yang sering digunakan dengan mo antara lain :

1) Joshi ni dengan mo

Contoh Kalimat:

a. Kita no kuni ni mo yatto haru ga metozureta (di daerah utara juga akhirnya tiba musim semi)

2) Joshi de dengan mo

Contoh Kalimat:

a. Houshanou wa issen kiro hanareta basho de mo kansokusareta

(radiasi diamati juga di tempat yang terpisah seribu kilo)

3) Joshi kara dengan mo

Contoh Kalimat:

a. Sanpon kara mo tegami wo moraimashita

(dari saudara sanpon pun saya menerima surat)

3.2 Penggunaan Joshi Sae

3.2.1 Joshi Sae dengan Meishi

Penggunaan meishi (kata kerja) dengan sae antara lain :

a) Apabila sae dirangkaikan pada pada kata kerja akan menyatakan hal

semakin meningkatnya keadaan sebelumnya karena bertambahnya unsur-unsur lain yang serupa.


(16)

Contoh Kalimat:

1. Saikin no basu ni wa kuuraa mochiron terebi ya denwa sae tsuita mono

ga aru

(akhir-akhir ini tidak hanya ber-AC bahkan ada yang dilengkapi dengan TV dan telepon)

2. Asa kara ame ga futteita ga yugata ni natte kaze sae dekita

(sejak pagi tadi hujan turun bahkan dari sore anginpun mulai berhembus)

b) Apabila sae terdapat di dalam kalimat pengandaian akan bermaksud seperti

“apabila seperti itu , pasti selalu…”. Contoh Kalimat:

1. Kare wa hima sae areba renshuushite iru

(dia bahkan kalau ada waktu akan selalu berlatih) 2. Zairyou sae areba kantan ni tsukuremasu

(bahkan kalau ada bahan-bahannya bisa membuat dengan mudah)

3.2.2 Joshi Sae dengan Doushi

Karena doushi dapat berkonjugasi, sehingga penggunaannya dengan sae akan berubah menjadi (~te + sae). Bentuk konjugasinya sebagai berikut :

1. kata kerja golongan pertama

kikimasu kiite + sae

Contoh Kalimat:

a. yakusoku ni okureta riyuu wo kiite sae kurenakatta

(bahkan tidak menanyakan alasan terlambat ketika janjian )

2. kata kerja golongan kedua

imasu ite + sae

Contoh Kalimat :

a. ie no naka ni ite sae, samusa de teashi ga tsumetaku natteshimau (bahkan sedang berada didalam rumah, karena dinginnya kaki tangan


(17)

3. kata kerja golongan tiga

shimasu shite + sae

Contoh Kalimat:

a. seimitsukensa o shite sae ita noni, gan o hakken dekinakatta (bahkan untuk meneliti, tidak menemukan kanker)

3.2.3 Joshi Sae dengan Joshi 1. Joshi ni dengan sae

Contoh Kalimat:

a. byoumei wa kansha no kazoku ni sae himitsu ni sareta (nama penyakit dirahasiakan bahkan pada keluarga pasien) b. Shokubutsu ni sae ongaku ga wakarurashii

(bahkan tumbuh-tumbuhan seperti mengerti musik)

2. Joshi de dengan sae Contoh Kalimat :

a. kono mezurashii kitte wa senmonten de sae amari utte inai

(perangko yang unik ini, tidak begitu ada dijual bahkan di toko-toko

istimewa)

3. Joshi kara dengan sae Contoh Kalimat:

a. watashitachi ga mainichi taberu yasai kara sae, taryou no houshanou ga

mitsukattanodesu

(bahkan kami yang setiap hari makan yang berasal dari sayuran, terkena radiasi yang banyak)


(18)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Fungsi joshi mo sama dengan joshi wa sehingga, apabila mo dipakai maka joshi wa dihilangkan dan digunakan untuk menekankan berbagai hal. 2. Penggunaan joshi sae biasanya merupakan penekanan positif pada tingkat

nyata sesuatu yang lebih besar dari awalnya yang diharapkan.

3. Persamaan dari penggunaan joshi mo dan sae adalah dapat digunakan langsung pada meishi, doushi dan joushi.

.

4.2 Saran

Dalam penulisan kertas karya ini penulis mengharapkan agar pembaca atau pemakai bahasa jepang dapat memahami cara penggunaan jhosi mo dan joshi sae secara tepat baik secara lisan maupun tulisan.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Admin,(2007),Partikel,http://japanlunatic.blog.frienster.com/2008/07/partikel/.

Admin,(2007),KamusJepang,http://www2.kokken.go.jp/kamus/index_roma/index_5.h

tml

Sudjianto, dan Dahidi, A., (2004), Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Penerbit Kesaint Blanc, Jakarta.


(1)

d) Apabila dirangkaikan pada kata bilangan, maka menyatakan “kurang lebih”. Contoh Kalimat :

1. Ato gopun mo mateba densha ga kuru desu yo

(kalau menunggu kurang lebih lima ment lagi, kereta listrik akan datang) 2. Kono resutoran wa 2000 yen mo attara, oishii mono o onaka ippai

tabesasete kureru

(restoran ini bisa makan makanan yang enak sampai kenyang kalau punya uang kira-kira 2000 yen)

e) Apabila dirangkaikan pada kata yang menyatakan besarnya jumlah maka akan menyatakan maksud rasa heran atas tingginya derajat sesuatu hal.

Contoh Kalimat :

1. Konna chisaina ringo ga ikko 200 yen mo suru (apel yang kecil begini semahal 200 yen perbuah) 2. Shnkansen wa jisoku 200 kiro mo supiido de hashiru

(shinkansen maju dengan kecepatan 200 km/jam)

3.1.2 Joshi Mo dengan Doushi

Penggunaan doushi (kata kerja) dengan mo akan mengalami perubahan bentuk karena dapat berkonjugasi. Bentuk konjugasinya dapat dibagi 3 jenis, yaitu :

1) Godandoushi yaitu kata kerja golongan pertama. Narimasu natte + mo

Contoh Kalimat :

a. Otona ni nattemo, kodomo no koro to sukoushimo kawaranai darou (meskipun sudah dewasa, tidak ada perubahan dari sejak kecil) 2) Ichidandoushi yaitu kata kerja golongan kedua.

Iremasu irete + mo Contoh Kalimat :

a. Succhi wo iretemo, kikai ga ugokimasen


(2)

3) Kata kerja golongan ketiga dan juga disebut kata kerja khusus.

Kimasu kite + mo

Shimasu shite + mo

Contoh Kalimat :

a. Kono hashi wa daijishin ga kitemo zettai ni kowaranai

(jembatan ini tidak akan rusak meskipun datang gempa besar)

3.1.3 Joshi Mo dengan Joshi

Joshi yang sering digunakan dengan mo antara lain : 1) Joshi ni dengan mo

Contoh Kalimat:

a. Kita no kuni ni mo yatto haru ga metozureta (di daerah utara juga akhirnya tiba musim semi)

2) Joshi de dengan mo Contoh Kalimat:

a. Houshanou wa issen kiro hanareta basho de mo kansokusareta (radiasi diamati juga di tempat yang terpisah seribu kilo) 3) Joshi kara dengan mo

Contoh Kalimat:

a. Sanpon kara mo tegami wo moraimashita (dari saudara sanpon pun saya menerima surat)

3.2 Penggunaan Joshi Sae 3.2.1 Joshi Sae dengan Meishi

Penggunaan meishi (kata kerja) dengan sae antara lain :

a) Apabila sae dirangkaikan pada pada kata kerja akan menyatakan hal semakin meningkatnya keadaan sebelumnya karena bertambahnya unsur-unsur lain yang serupa.


(3)

Contoh Kalimat:

1. Saikin no basu ni wa kuuraa mochiron terebi ya denwa sae tsuita mono ga aru

(akhir-akhir ini tidak hanya ber-AC bahkan ada yang dilengkapi dengan TV dan telepon)

2. Asa kara ame ga futteita ga yugata ni natte kaze sae dekita

(sejak pagi tadi hujan turun bahkan dari sore anginpun mulai berhembus)

b) Apabila sae terdapat di dalam kalimat pengandaian akan bermaksud seperti “apabila seperti itu , pasti selalu…”.

Contoh Kalimat:

1. Kare wa hima sae areba renshuushite iru

(dia bahkan kalau ada waktu akan selalu berlatih) 2. Zairyou sae areba kantan ni tsukuremasu

(bahkan kalau ada bahan-bahannya bisa membuat dengan mudah)

3.2.2 Joshi Sae dengan Doushi

Karena doushi dapat berkonjugasi, sehingga penggunaannya dengan sae akan berubah menjadi (~te + sae). Bentuk konjugasinya sebagai berikut :

1. kata kerja golongan pertama kikimasu kiite + sae Contoh Kalimat:

a. yakusoku ni okureta riyuu wo kiite sae kurenakatta

(bahkan tidak menanyakan alasan terlambat ketika janjian ) 2. kata kerja golongan kedua

imasu ite + sae

Contoh Kalimat :

a. ie no naka ni ite sae, samusa de teashi ga tsumetaku natteshimau (bahkan sedang berada didalam rumah, karena dinginnya kaki tangan semua menjadi dingin )


(4)

3. kata kerja golongan tiga

shimasu shite + sae Contoh Kalimat:

a. seimitsukensa o shite sae ita noni, gan o hakken dekinakatta (bahkan untuk meneliti, tidak menemukan kanker)

3.2.3 Joshi Sae dengan Joshi 1. Joshi ni dengan sae

Contoh Kalimat:

a. byoumei wa kansha no kazoku ni sae himitsu ni sareta (nama penyakit dirahasiakan bahkan pada keluarga pasien) b. Shokubutsu ni sae ongaku ga wakarurashii

(bahkan tumbuh-tumbuhan seperti mengerti musik)

2. Joshi de dengan sae Contoh Kalimat :

a. kono mezurashii kitte wa senmonten de sae amari utte inai

(perangko yang unik ini, tidak begitu ada dijual bahkan di toko-toko istimewa)

3. Joshi kara dengan sae Contoh Kalimat:

a. watashitachi ga mainichi taberu yasai kara sae, taryou no houshanou ga mitsukattanodesu

(bahkan kami yang setiap hari makan yang berasal dari sayuran, terkena radiasi yang banyak)


(5)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Fungsi joshi mo sama dengan joshi wa sehingga, apabila mo dipakai maka joshi wa dihilangkan dan digunakan untuk menekankan berbagai hal. 2. Penggunaan joshi sae biasanya merupakan penekanan positif pada tingkat

nyata sesuatu yang lebih besar dari awalnya yang diharapkan.

3. Persamaan dari penggunaan joshi mo dan sae adalah dapat digunakan langsung pada meishi, doushi dan joushi.

.

4.2 Saran

Dalam penulisan kertas karya ini penulis mengharapkan agar pembaca atau pemakai bahasa jepang dapat memahami cara penggunaan jhosi mo dan joshi sae secara tepat baik secara lisan maupun tulisan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Admin,(2007),Partikel,http://japanlunatic.blog.frienster.com/2008/07/partikel/.

Admin,(2007),KamusJepang,http://www2.kokken.go.jp/kamus/index_roma/index_5.h tml

Sudjianto, dan Dahidi, A., (2004), Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Penerbit Kesaint Blanc, Jakarta.