Analisis Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya Ikan Kerapu Macan

25 Total skor Total skoring = x 100 Total Skor Max. Berdasarkan rumus dan perhitungan diatas diperoleh nilai skor kesesuaian perairan menurut Cornelia, 2005, yaitu sebagai berikut: 85,00 - 100 = Sangat Sesuai S1 75,00 - 84,99 = Cukup Sesuai S2 65,00 - 74,99 = Sesuai Marginal S3 0 - 64,99 = Tidak Sesuai N 48 V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis kondisi ekologis Teluk Cikunyinyi yang telah dilakukan, Teluk Cikunyinyi memiliki tingkat kesesuaian yaitu Sesuai Marginal Marginally Suitable, itu berarti Teluk Cikunyinyi perlu penanganan lebih lanjut demi tercapainya hasil produksi yang optimal dan lestari dikarenakan terdapat variabel primer yang merupakan syarat mutlak dalam budidaya ikan kerapu macan yaitu material dasar perairan yang tidak sesuai. Hal ini diduga dikarenakan lokasi penelitian di Teluk Cikunyinyi merupakan tempat masuknya aliran air sungai sehingga terjadi pengendapan material-material dari daratan ke lokasi penelitian yang menyebabkan terjadinya pengendapan substrat berupa lumpur.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian, maka dapat disarankan perlu diadakannya usaha perekayasaan lingkungan budidaya antara lain berupa transplantasi terumbu karang agar faktor pembatas dalam budidaya dapat diantisipasi sehingga usaha budidaya dapat memberikan hasil yang optimal. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, T. 2005. Pedoman Praktis Budidaya Ikan Kerapu Macan. Absolut. Yogyakarta . APHA. 2005. Standart Methods for The Examination of Water and Wastewater, 16 th Edition. American Public Health Association. Washington DC. Ariana, D. 2002. Pemetaan Batimetri dan Karakteristik Dasar Perairan dengan Data Satelit Penginderaan Jauh. http:www.ipb.ac.idipb-research. [15 Agustus 2013]. Bal, D.V. and Rao, K.V., 2000. Marine Fisheries. Tata Mcgraw Hill Publishing Company Ltd. New Delhi. Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut BBPBL Lampung, 2001. Modul Petunjuk Teknis Pembesaran Kerapu Macan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan. Lampung. Cornelia, M. 2005. Prosedur dan Spesifikasi Teknis Analisis Kesesuaian Budidaya Rumput Laut. Pusat survey sumberdaya alam laut Bakosurtunal. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. Modul Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta. Departemen Kelautan dan Perikanan, Bolmong. 2014. Peningkatan Target Ekspor Kerapu Macan. http:www.harian-komentar.com. [16 Agustus 2014]. Djarwanto dan Subagyo, P. 2006. Statistik Induktif. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. PT. Kanisius. Yogyakarta. Endrawati, H., Zainuri, M. 2008. Kajian hubungan tropik zooplankton dan kerapu macan. Majalah Penelitian, IX 35 : 107-111. Evalawati., M. Meiyana dan T. W. Aditya. 2001. Modul Pembesaran Kerapu Macan Epinephelus fuscogutattus di Keramba Jaring Apung. Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Direktorat Pengembangan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan. Lampung. Ghufran, M. H. 2010. Pemeliharaan Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscogutattus di Keramba Jaring Apung. Akademia. Jakarta. Hatta, M. 2002. Hubungan Antara Klorofil-a dan Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscogutattus. Majalah Penelitian, VI 30 : 65-69. Hargreaves and John A. 2002. Control of Clay Turbidity in Ponds. Southern Regional Aquaculture Center SRAC. Jurnal Penelitian, IX 27 : 115-119 Hartoko, A., 2000. Modul Teknologi Pemetaan Dinamis Sumberdaya Ikan Kerapu Macan Melalui Analisis Terpadu Karakter Oseanografi dan Data Satelit NOAA, Landsat_TM dan SeaWIFS_GSFC di Perairan Laut Indonesian. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dewan Riset Nasional, Jakarta. Howerton, R. 2001. Best Management Practices for Hawaiian Aquaculture. Centre for Tropical and Subtropical Aquaculture, Publication No. 148. Hutagalung H. P. dan A. Rozak. 2004. M o d u l Penentuan Kadar Nitrat. Metode Analisis Air Laut , Sedimen dan Biota. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oceanologi. LIPI. Jakarta. Irawan. 2009. Faktor-faktor penting dalam proses pembesaran ikan di Fasilitas Nursery. http:www.sith.ieb.ac.id. [18 September 2013]. Kennish, M. J.,2000. Ecology of estuaries. Vol. II. Biological aspects. American Public Health Association. Washingtin DC. Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2014. Statistik Perikanan Budidaya Indonesia 2012. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, Jakarta. http:www.Antaranews.com. [22 Agustus 2014]. Mayunar, R. Purba dan P.T. Imanto. 1995. Pemilihan Lokasi untuk Usaha BudidayaIkan Laut dalam Sudradjat. 1995. Prosiding Temu Usaha Pemanfaatn keramba Jaring Apung bagi Budidaya Laut. Puslitbang Perikanan, Badan Litbang Pertanian. P. 179-189. Moleong, J.L. 2002. Metodologi Penelitian Deskriptif. PT. Remaja Rosdakarya Bandung. Mukadar, N. 2007. Analisis Kadar Protein Pada Ikan Kerapu Macan. Skripsi Jurusan Kimia FKIP Universitas Darussalam Ambon. http:lib.fkip.unidar.ac.id. [16 Agustus 2014]. Nontji, A. 2007. Budidaya Kerapu Macan Dalam Keramba Jaring Apung. Cetakan kelima Edisi Revisi. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nybakken, J.W. 2002. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia Pustaka, Jakarta Radiarta, N., S.E Wardoyo, B. Priono dan O. Praseno. 2004. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Penentuan Lokasi Pengembangan Budidaya Laut di Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. IX 1 : 67 - 79. Rahardjo, B.B., T.Winanto, 2007. Pemilihan Lokasi Budidaya Ikan di Laut. Buletin Budidaya Laut, XI 28 : 35 - 43 . Ruslan dan Istiqomah. 2009. Pengamatan Pembesaran Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus pada Keramba Jaring Apung dengan Dasar Bertingkat. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, I 8 : 33 – 36. Sachlan, M. 2002. Modul Planktonologi. Direktorat Jendral Perikanan Departemen Pertanian.Jakarta. Sediadi, A. dan Sutomo. 2000. Karakteristik Plankton di perairan Indonesia. P. 121-126. Sunyoto, 2000. Evaluasi Lokasi Karamba Jaring Apung. P.105- 108. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oceanologi. LIPI. Jakarta. Setiawan, 2010. Pengaruh Kedalaman Perairan Terhadap Kualitas Perairan. PT. Kanisius. Yogyakarta. Soesilo, 2002. Teknologi Pengindraan Jauh di Indonesia. Aksara Buana. Jakarta. Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga. PT Agromedia Pustaka, Depok. Sudirman, H., Karim, M. Y. 2008. Ikan Kerapu, Eksploitasi, Manajemen dan Budidaya. P. 129. Liberty. Yogyakarta. Sumawijaya. 2004. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya . Wardoyo, S.T.H., 2002. Water Analysis Manual Tropical Aquatic Biology Program. Biotrop. P. 81. Bogor. Winanto, 2004. Memproduksi Benih Kerapu Macan. Swadaya. Jakarta. Wiryawan, B., Bill M., Handoko, AS., Ali K.B., Marizal A. dan Hermawati P. 2001. Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung. Kerjasama Daerah Provinsi Lampung dengan Proyek Pesisir Lampung. Bandar Lampung.