Analisis Manfaat Tidak Langsung

di kebun kakao milik petani. Keanekaragaman hayati pada penelitian ini diperoleh dari asumsi penerimaan petani kakao apabila mereka menjual satwa tersebut, dengan cara mengkalikan jumlah satwa liar yang pernah mereka temui atau lihat di lahan dengan harga satwa liar yang telah ditentukan oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Provinsi Lampung. 3. Untuk mengetahui manfaat konservasi air dan tanah BHc dengan 2 perhitungan yaitu 1 menggunakan perhitungan reforestasi, 2 menggunakan perhitungan pengurangan pupuk dan pestisida.Cara mengetahui manfaat tidak langsusng konservasi air dan tanah dengan menggunakan metode-metode tersebut yaitu: 1. Perhitungan Reforestasi Untuk mengetahuinya dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan agar tidak terjadinya erosi. Dalam hal ini dapat dihitung dari kerugian yang ditimbulkan dari biaya perbaikan lingkungan dan biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja agar tidak terjadinya erosi tersebut. Selanjutnya biaya yang dikeluarkan tersebut merupakan upaya yang dihitung sebagai keuntungan yang diperoleh karena menjaga konservasi air dan tanah agar tidak terjadinya bencana alam erosi, banjir, dll. 2. Tanpa penggunaan pupuk kimia dan pestisida Pupuk kimia dan pestisida dapat mencemari air dan tanah, tetapi petani kakao, baik petani agroforestri dan non agroforestri di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Hal tersebut dapat merusak lingkungan dan menyebabkan penyakit bagi manusia. Apabila petani tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida dengan cara mengurangi biaya pupuk kimia dan pestisida tersebut dari pendapatan usahatani yang sudah didapat sebelumnya maka dalam hal ini petani dapat menerima keuntungan dari tidak mengeluarkan biaya untuk pupuk kimia dan pestisida, sekaligus merupakan kegiatan untuk menajaga keadaan alam tanpa mencemari air dan tanah dengan bahan kimia yang biasa digunakan petani tersebut. Untuk melihat sistem usahatani manakah yang lebih layak untuk dikembangkan dan memberikan manfaat bagi petani maka dilakukan perhitungan BC ratio. Analisis keuntungan dan biaya BC ratio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Dalam penelitian ini BC Ratio umum adalah BC Ratio petani non agroforestri dan BC Ratio baru adalah BC Ratio petani agroforestri. Dalam hal ini untuk mengetahui nilai BC Ratio menggunakan rumus: BCR = dimana: BCR: Benefit Cost Ratio TR : Total penerimaan usahatani TC : Total biaya produks usahatani Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai BC Ratio lebih besar dari nol. Semakin besar nilai BC maka semakin besar nilai manfaat yang akan diperoleh dari usahatani tersebut Rahardi dan Hartono, 2003. Manfaat yang dirasakan dalam penelitian ini dapat berupa manfaat biaya maupun manfaat tidak langsung bagi petani. Asumsi yang berbeda tersebut kemudian disamakan dengan dikonversikan menjadi rupiah. Misalnya saja pada manfaat penyimpanan karbon dilakukan perdagangan karbon sehingga harga 1 tonCha dikalikan dengan jumlah cadangan karbon dari tanaman kakao. Untuk manfaat keanekaragaman hayati apabila satwa atau tanaman yang ditemukan di perkebunan itu dijual maka dihitung dari keuntungan yang diterima dari hasil penjualan tanaman atau satwa tersebut. Untuk manfaat konservasi air dan tanah dapat dihitung dengan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah erosi dengan menggunakan tenaga kerja maka keuntungan yang diperoleh diasumsikan dari tenaga kerja, biaya pupuk dan pestisida, serta mengetahui biaya dan manfaat yang diterima. Hasil rupiah antara penyimpanan karbon, keanekaragaman hayati serta konservasi air dan tanah, dilakukan penjumlahan antara ketiga nya. Dalam hal ini akan mengetahui seberapa besar manfaat tidak langsung yang dirasakan petani agroforestri maupun petani non agroforestri. Dengan demikian manfaat tidak langsung tersebut merupakan suatu bentuk asumsi keuntungan yang tidak dapat uangkan akan tetapi dapat dirasakan dengan mengetahui jumlah keuntungannya dalam bentuk rupiah. Asumsi-asumsi mengenai analisis keberlanjutan pada aspek lingkungan yang dimana keuntungan yang diterima tersebut diubah dalam bentuk rupiah . Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa keanekaragaman hayati, penyimpanan cadangan karbon serta konervasi air dan tanah ini tidak diperdagangkan, atau nilai-nilai keanekaragaman hayati, penyimpanan cadangan karbon serta konservasi air dan tanah memang tidak tercermin di pasar konvensional, akan tetapi tidak berarti bahwa nilai-nilai keanekaragaman hayati, penyimpanan cadangan karbon serta konservasi air dan tanah memiliki nilai nol Ninan,2009.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran

1. Keadaan Geografis

Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang- undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan pada tanggal 10 Agustus 2007 dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan Pesawaran dalam Angka 2013, Kabupaten Pesawawan terletak pada posisi 5 10’-5 50’ Bujur Timur dan antara 105 -105 20’ Lintang Selatan. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 km2 atau 117.377 hektar dengan Kecamatan Gedong Tataan sebagai salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pesawaran, dengan luas wilayah yaitu 30,78 hektar yang sebelumnya merupakan wilayah Kabupaten Lampung Selatan memiliki 7 kecamatan dan 133 desa BPS, 2013. Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung.

2. Keadaan Topografi dan Iklim

Menurut Pesawaran dalam Angka 2013, topografi wilayah Kabupaten Pesawaran bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung dengan ketinggian dari permukaan laut antara 19 sampai dengan 162 meter. Iklim di Kabupaten Pesawaran merupakan iklim tropis, dengan curah hujan per tahun berkisar antara 2.264 mm sampai dengan 2.868 mm dan jumlah hari hujan antara 90 sampai dengan 176 haritahun. Rata-rata tekanan udara minimal dan maksimal di Kabupaten Pesawaran adalah 1.012,14 mb dan 1.015,88 mb Pesawaran dalam Angka, 2013. Jumlah penduduk Kabupaten Pesawaran tahun 2013 adalah 397.294 jiwa, yang terdiri atas 212.266 laki-laki dan 185.028 perempuan. Dari data tersebut, sebagian besar 7,161 memeluk Agama Islam, Agama Hindu 0,100, Agama Protestan 0,77, Agama Katolik 0,71, Agama Budha 0,46, serta kepercayaan lainnya 0,79 Pesawaran dalam Angka, 2013. Sebaran penduduk Kabupaten Pesawaran berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Sebaran penduduk Kabupaten Pesawaran berdasarkan kelompok umur tahun 2013 Kelompok umur Jumlah jiwa Persentase – 14 112.466 28,30 15 – 64 264.265 66,52 65+ 20.563 5,18 Total 397.294 100 Sumber: BPS Kabupaten Pesawaran, Pesawaran dalam Angka 2013 Tabel 7 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Pesawaran sebagian besar berada dalam kelompok usia produktif, yaitu berada pada kisaran 15- 64 tahun 66,52 dari total jumlah penduduk Kabupaten Pesawaran. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Pesawaran cukup tinggi dan berpotensi baik untuk terus membangun Kabupaten Pesawaran.

3. Perkembangan Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor utama penunjang perekonomian di Kabupaten Pesawaran. Tanaman pangan merupakan subsektor utama dalam sektor pertanian yang menunjang perekonomian di Kabupaten Pesawaran. Selain tanaman pangan, tanaman perkebunan juga merupakan penunjang perekonomian di Kabupaten Pesawaran. Kakao merupakan komoditas utama di Kabupaten Pesawaran, dengan Produksi dan luas areal tanaman perkebunan terbesar ada pada komoditas kakao yaitu 9.595 ton, dan 14.869 hektar. Gedong Tataan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pesawaran yang sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani. Keadaan tanah di Kecamatan Gedong Tataan sangat cocok untuk budidaya pertanian. Jenis tanaman yang banyak diusahakan di Kecamatan ini yaitu kakao, pisang, kelapa, jagung dan duku.