Klasifikasi Usahatani Konsep Usahatani

dipakai atau dikeluarkan dalam produksi. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Karena itu ia merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usahatani. Pendapatan bersih usahatani merupakan langkah antara untuk menghitung ukuran-ukuran keuntungan lainnya yang mampu memberikan penjelasan lebih banyak Soekartawi, 1986. Menurut Soekartawi 1986, pendapatan usahatani adalah selisih antara total revenue TR dan total cost TC selisih antara penerimaan dan semua biaya. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Untuk mengetahui apakah usahatani menguntungkan atau tidak secara ekonomi, maka dapat dianalisis dengan menggunakan perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya atau yang biasa disebut analisis RC Return Cost Ratio. Kriteria pengukuran pada RC Return Cost Ratio adalah : 1 Jika RC = 1 artinya usahatani yang dilakukan tidak menguntungkan dan tidak pula merugikan atau berada pada titik impas Break Even Point yaitu besarnya penerimaan sama dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. 2 Jika RC 1, artinya suatu usahatani yang dilakukan itu dapat dikatakan menguntungkan. 3 Jika RC 1, maka usahatani itu dapat dikatakan merugikan.

5. Konsep Kebutuhan

Keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas pada kebutuhan yang bersifat konkret nyata tetapi juga bersifat abstrak tidak nyata. Konsep kebutuhan dasar manusia menurut Dr. Abraham Maslow, kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat dibawahnya. Ciri kebutuhan dasar manusia: manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.