PNPM-Mandiri Pedesaan Konsep PNPM-Mandiri Pedesaan

pekerjaan masyarakat, tingkat pendidikan dan buta huruf, jenis kelamin dan kepercayaan terhadap budaya tertentu. b. Faktor Eksternal Pangestu dalam Muttaqin, 2008:33 memaparkan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola proyek dengan sasaran hal tersebut terjadi karena sasaran akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak pengelola positif dan menguntungkan mereka. Selain itu bila didukung dengan pelayanan pengelolaan kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tidak akan ragu-ragu untuk berpartisipasi. Selain itu, Soetomo 2008:62 mengungkapkan faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam partisipasi masyarakat adalah: a. Faktor kepemimpinan dalam menggerakkan partisipasi sangat diperlukan adanya pimpinan dan kualitas b. Faktor komunikasi, gagasan-gagasan, ide, kebijaksanaan dan rencana-rencana baru akan mendapat dukungan bila diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Faktor-faktor eksternal ini dapat dikatakan petaruh stakeholder yaitu semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap program ini petaruh kunci adalah siapa yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan atau mempunyai posisi penting guna kesuksesan program Sunarti, 2003:31. PNPM Mandiri merupakan adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Madiri sebagai program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakanmeningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. Sunarti, 2003:31. Menurut Sujana Royat 2007: 13-14, beberapa komponen yang dapat digunakan sebagai ukuran pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaaan adalah sebagai berikut: a. Penyediaan dan perbaikan prasaranasarana lingkungan permukiman, sosial dan ekonomi secara kegiatan padat karya b. Penyediaan sumberdaya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. c. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik

4. Kualitas Pembangunan Melalui PNPM Mandiri Pedesaaan

Menurut Sujana Royat 2007: 11, Pelaksanaan PNPM-Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM-Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan PPK yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Tujuan umum pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Secara khusus tujuan pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan adalah: a. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel. c. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin pro-poor d. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan