Kegiatan KPID Provinsi Jawa Barat

pelayanan ekstra dengan dapat berkunjung langsung kapan saja ke Ketua dan anggota KPID Provinsi Jawa Barat untuk berkonsultasi atau sekedar silaturahmi,” kata Dadan Firmansyah yang diwawancara di Kantor BandungTV. Walaupun begitu, baik Dadan Firmansyah maupun Eris mengakui, mereka selalu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh KPID Provinsi Jawa Barat. Walaupun yang hadir pada kegiatan-kegiatan KPID Provinsi Jawa Barat itu tidak selamanya dirinya, yang penting selalu ada utusan dari BandungTV atau IMTV. Mereka pun menilai, kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh KPID Provinsi Jawa Barat itu sangat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan lembaga penyiaran, sehingga mereka berharap KPID Provinsi Jawa Barat mempersering kegiatan pembinaan terhadap lembaga penyiaran. Secara umum, menurut Ketua KPID Provinsi Jawa Barat Hj. Neneng Athiyatul, kegiatan yang dilakukan KPID Provinsi Jawa Barat dalam kerangka melakukan pembinaan terhadap media penyiaran di antaranya melakukan Rakor yang diselenggarakan rutin, workshop guna penguatan kapasitas SDM para pengelola lembaga penyiaran, pengawasan terhadap isi siaran, dan melakukan KPID Award. “Penertibaban isi siaran dan pegwasan merupakan bagian dari pembinaan supaya memahami bagaimana menjadi sebuah lembaga penyiaran yang ideal adalah bagian dari pembinaan dan apakah isi siaran mereka sesuai P3 SPS dibuat oleh KPI yang merupakan panduan,” katanya. Ketua KPID Provinsi Jawa Barat, Hj. Neneng Athiyatul menjelaskan jenis-jenis kegiatan pembinaan terhadap lembaga penyiaran yang pernah dilakukan, di antaranya: rapat koordinasi rutin di antara lembaga penyiaran dengan melibatkan pihak-pihak lainnya yang berhungan dengan kegiatan lembaga penyiaran, misalnya, pada 2 Februari 20120 lalu di Asia Internasional Restoran Kota Tasikmalaya pernah dilakukan rapat koordinasi antara Lembaga Penyiaran dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rakor itu bertujuan untuk menjembatani dan menjalan komunikasi antar Lembaga Penyiaran maupun antara Lembaga Penyiaran dengan Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Secara khusus, tujuan penyelenggaraan koordinasi Lembaga Penyiaran dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat adalah : 1. Mengidentifikasi tantangan dan peluang industri penyiaran serta potensisumber daya lokal di Jawa Barat guna memacu pertumbuhan industri penyiaran yang sehat; 2. Mengoptimalkan kontribusi lembaga penyiaran dalam mendorong akselerasi implementasi visi misi Pemprov Jawa Barat sebagai bagian dari tanggung jawab sosial lembaga penyiaran; 3. Melakukan sinergi atas usaha-usaha mewujudkan mutu siaran yang layak bermanfaat sesuai kaidah yang dijunjung tinggi masyarakat Jawa Barat. Rapat Koordinasi yang sama dilakukan juga di Aula Radio Chandra FM Cianjur, pada 10 April 20120. Sebagaimana telah diketahui bahwa berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran disebutkan bahwa Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jatidiri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. Selain dari pada itu, Undang undang penyiaran juga menyebutkan bahwa penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat serta control dan perekat sosial selain juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan. Siaran yang dipancarkan oleh lembaga penyiaran dan diterima secara bersamaan, serentak dan bebas memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan pendapat, sikap dan perilaku khalayak, maka penyelenggara penyiaran wajib bertanggungjawab dalam menjaga nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa yang berlandaskan Pancasila. Komisi Penyiaran Indonesia yang diamanatkan dalam Undang Undang Penyiaran merupakan wujud peran serta masyarakat yang berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran. Salah satu wewenang Komisi Penyiaran Indonesia adalah melakukan koordinasi dan atau kerjasama dengan pemerintah, lembaga penyiaran dan masyarakat. Berangkat dari itulah, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat sebagai implementasi dari Undang undang Penyiaran No. 32 Tahun 2001 tentang wewenang, tugas dan kewajibannya, bermaksud menyelenggarakan Rapat Koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Kota dengan Lembaga Penyiaran yang mengangkat thema, “Memelihara Kearifan Lokal sebagai Identitas lembaga Penyiaran di Jawa Barat .“ Fakta yang terjadi saat ini bahwa masyarakat Jawa Barat dibanjiri berbagai informasi dari media penyiaran. Berdasarkan jumlah lembaga penyiaran yang ada serta sebaran wilayah layanan, maka kurang lebih 80 persen wilayah Jawa Barat telah dialiri paket siaran baik radio maupun televisi yang diterima langsung oleh masyarakat Jawa Barat. Terdapat 22 stasiun TV dan sekitar 200 pemancar radio yang setiap hari meyajikan aneka program siaran. Selain itu, berdasarkan riset yang dilakukan oleh lembaga riset media, tingkat kepemilikan televisi di seluruh Indonesia mencapai 60 persen. Tentu saja angka ini bagi provinsi Jawa Barat akan lebih besar mengingat Jawa Barat termasuk dalam daerah ekonomi maju. Dengan gencarnya arus informasi melalui jaringan lembaga penyiaran baik radio maupun televisi maka disisi lain timbul suatu kekhawatiran bahwa globalisasi informasi ini kan memudarkan kearifan budaya lokal di masing masing wilayah. Untuk itu perlu ada kesamaan pandang antara pemangku kepentingan di dunia penyiaran untuk menjadi benteng utama yang dapat mempengaruhi watak jatidiri masyarakat untuk tetap dapat mempertahankan kearifan budaya lokal agar tidak tergilas oleh zaman. Kegiatan pembinaan yang memacu lembaga penyiaran lebih menunjukkan prestasinya adalah KPID Award yang diadakan setiap tahun dan merupakan bagian dari aktivitas pembinaan. KPID Award adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada televisi lokal yang mengangkat budaya lokal dan taat pada P3 SPS. “Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program pembinaan sehingga para perilaku siaran berlomba- lomba ingin menciptakan program-program yang ideal yang sehat dan cerdas. KPID Award merupakan kegiatan KPID Provinsi Jawa Barat yang memiliki tujuan : Memotivasi penyelenggara penyiran radio dan televisi untuk selalu menyuguhkan siaran yang mendidik, mengandung informasi bermanfaat, menghibur secara sehat, menjadi media kontrol dan perekat sosial di Jawa Barat; Memberikan apresiasi positif dan penghargaan kepada penyelenggara penyiaran radio dan televisi yang secara bertanggung jawab telah ikut berusaha mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang sehat, berpendidikan, demokratis, kritis, etis, dan sejahtera; Memotivasi penyelenggara penyiran radio dan televisi untuk selalu menyuguhkan siaran yang mendidik, mengandung informasi bermanfaat, menghibur secara sehat, menjadi media kontrol dan perekat sosial di Jawa Barat; Memberikan apresiasi positif dan penghargaan kepada penyelenggara penyiaran radio dan televisi yang secara bertanggung jawab telah ikut berusaha mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang sehat, berpendidikan, demokratis, kritis, etis, dan sejahtera. Kriteria penilaian KPID Award sebagai berikut: Hasil karya produksi sendiri; Tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 322002 tentang Penyiaran serta P3SPS; Bermanfaat bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya bagi perkembangan sosial dan budaya Jawa Barat; adil; Memiliki potensi, inspirasi, edukasi, dan motivasi untuk mendorong masyarakat Jawa Barat menjadi lebih sehat, berpendidikan, demokratis, kritis, etis, dan sejahtera

4.2.4 Peranan KPID Provinsi Jawa Barat

Peranan KPID sebagai lembaga perwujudan partisipasi masyarakat dalam penyiaran adalah mewadahi aspirasi dan mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran di Jawa Barat. Peranan ini sejalan dengan azas pokok KPID sebagai lembaga yang bersifat independen, yang harus dapat melindungi masyarakat dari ketidakberdayaan menghadapi berbagai kepentingan dan kekuatan. KPID juga menjadi semacam aksis yang menjembatani kepentingan masyarakat dengan institusi pemerintah dan lembaga penyiaran yaitu radio dan televisi baik swasta, publik, komunitas, maupun berlangganan. Hal tersebut tercermin dalam ketiga macam wewenang, tugas, dan kewajiban KPID secara umum dalam bidang pengaturan, pengawasan, dan pengembangan tersebut di atas. Hal ini dikatakan Ketua KPID Provinsi Jawa Barat Hj. Neneng Athiatul ketika wawancara beralih ke persoalan peranan KPID. Optimalisasi peranan KPID, menurutnya, sangat bergantung dari KPID sendiri dari menjalankan wewenang, tugas, dan kewajibannya yang dalam penelitian ini dikategorikan sebagai fungsi. Namun, sebagaimana menurut Soerjono Soekanto 1987: 221 dalam bukunya Sosiologi: Suatu Pengantar, definisi peranan lebih banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses menjalankan fungsi, dan kegiatan yuang dilakukan sebagai pelaksanaan fungsi. Jadi, tepatnya peranan adalah bahwa seseoranglembaga menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan tersebut, mulai dengan pemahaman fungsi, proses pelaksanaan fungsi, sampai kegiatan yang dilakukan dalam menjalankan fungsinya. Pada Sub. Bab 4.2.1, 4.2.2, dan 4.2.3 ketiga hal yang berhubungan dengan fungsi, proses menjalankan fungsi, dan kegiatan pelaksanaan fungsi KPID Provinsi Jawa Barat dalam melakukan pembinaan terhadap televisi lokal di Kota Bandung, sudah dipaparkan berdasarkan hasil wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Secara umum ketiga hal tersebut terungkap dari hasil penelitian sebagaimana dipaparkan di Sub. Bab 4.2, 4.3, dan 4.4, telah dilakukan oleh KPID Provinsi Jawa Barat. Walaupun menurut Ketua KPID Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari kendala. “Kendala dan tantanganya yang dihadapi KPID Provinsi Jawa Barat adalah adanya semacam kemirisan pada program-program tv sekarang karena lebih banyak panduan yang tidak memberikan tuntunan, sehinnga banyak acara yang tidak ramah anak. Oleh karena itu, kami melihat pemahan pengelola tv tentang tayangan-tayangan yang menghibur ada juga yang membodohi dan menyesatkan penonton. Hal itu terjadi karena ada para pelaku yang terjun di bidang penyiaran tidak punya integrasi atau komitmen yang kuat kepada siaran yang sehat. Kebanyakan mereka mementingkan rating. Jadi acara-acara yang banyak tepublikasikan dan menempati rating teratas bukan karena kualitas, tapi alasan keuntungan bisnis,” jelas Hj. Neneng Athiatul. Oleh karena itu, menurut Hj. Neneng Athiatul, kendala KPID saat melakukan pembinaan sering berbenturan dengan faktor ekonomi. “Misalnya satu sisi mereka harus menanyangkan acara-acara yang sudah tidak berbobot, tetapi karena menberikan dampak ekonomi, tetap saja mereka pertahankan.” Dalam hal inilah, menurut HJ. Neneng Athiatul, diperlukan dukungan dari semua pihak terhadap KPID dalam menjalankan peranannya melakukan pembinaan terhadap lembaga penyiaran. Dukungan yang terpenting yang datang dari para pengelola televisi adalah kesadaran yang tinggi dari semua pihak supaya memahami apa itu fungsi siaran. Harus dipahami bahwa penyiaran harus diatur karena pada dasarnya frekuensi itu milik publik dan masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan beragam. Lembaga penyiaran pun harus tetap konsisten pada

Dokumen yang terkait

Peranan komisi penyiaran Indonesia (KPI) pusat terhadap tayangan infotaimen di Televisi

1 36 103

Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat Dalam Menerapkan Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran (P3&SPS) Di Stasiun Televisi Lokal Di Bandung

0 2 1

Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat

2 20 123

SKRIPSI PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM MENANGGULANGI SIARAN YANG MENGANDUNG KEKERASAN DI TELEVISI.

0 2 10

Strategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta Di Jawa Tengah Agustus 2014.

0 2 13

Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta Di Jawa Tengah Agustus 2014.

0 0 13

PENDAHULUAN Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta Di Jawa Tengah Agustus 2014.

0 4 30

Pengaruh Kpid Jawa Barat Award 2009 Terhadap Peningkatan Kualitas Isi Siaran Lembaga Penyiaran.

0 0 2

Gaya komunikasi kepemimpinan KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Jawa Timur dengan stakeholder televisi dan radio.

0 2 117

PRAKTEK KERJA DIVISI MEDIA MONITORING DI KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (KPID) JAWA TIMUR DALAM MENGAWASI TELEVISI LOKAL

0 2 13