Tabel ASCII LANDASAN TEORI

tersebut secara berarti. Mata manusia tidak dapat membedakan perubahan kecil tersebut Sutoyo, 2009. Gambar 2.4 Pengenalan LSB dan MSB Dengan mengunakan Teknik LSB, maka pesan rahasia akan disisipkan kedalam pixel-pixel dimana nilai perubahan pixelnya sangat kecil,sehingga perubahan citra tidak tertangkap oleh indra penglihatan manusia Kurniawan, 2004. Pada teknik ini akan dilakukan modifikasi bit-bit pada setiap byte warna pada sebuah pixel. Nilai bit pada bit-bit LSB akan diganti dengan bit-bit pesan yang akan disisipkan.Berikut adalah gambaran cara kerja penyisipan pesan menggunakan teknik LSB: 1. Langkah pertama yaitu dengan mengakses bit-bit dari gambar. 2. Menyisipkan setiap satu bit dari text file ke setiap byte dari gambar, dimana disisipkan ke bagian ujung, sehingga perubahan gambar sangat kecil. 3. Ekstraksi pesan dari gambar, dengan cara mengambil bit terakhir dari setiap byte gambar yang telah disisipi bit-bit text file. Misalkan penyisipan pada citra 24 bit. Setiap pixel panjangnya 24bit 3 x 3 byte , masing-masing komponen R 1 byte, G 1 byte, B 1 byte 00110011 10100010 11100010 Misalkan pesan yang akan disisipkan adalah 010 Maka hasilnya adalah 0011001 1010001 1 1110001 Pergeseran warna sebesar 1 dari 256 warna tidak dapat dilihat oleh manusia secara visual perbedaan dengan citra aslinya.

2.7. Tabel ASCII

Tabel American Standart Code for Information ASCII terdiri dari 7 bit. Karakter yang ada pada tabel ini adalah karakter umum yang ada pada Sistem operasi Windows, Linux, Mac OS, dan lain sebagainya. Nilai desimalnya antara 0 hingga 127 dan untuk nilai binernya 00000000 hingga 01111111. Untuk tabel exteded ASCII terdiri dari 8 bit, dimana terdiri dari 0 hingga 127 ASCII dasar ditambah dengan 128 hingga 255 karakter spesial dan nilai binernya, yaitu 00000000 hingga 11111111. Pada tabel ASCII ada 32 karakter yang bersifat karakter kontrol yang disebut juga non-printable chacracters , dan karakter ini jarang digunakan. Pada tabel 2.2 diperlihatkan karakter-karakteryang sering digunakan. Tabel 2.2 Daftar Tabel ASCII Decimal Binary Value Decimal Binary Value Decimal Binary Value 33 00100001 66 01000010 B 99 01100011 C 34 00100010 67 01000011 C 100 01100100 D 35 00100011 68 01000100 D 102 01100110 F 36 00100100 69 01000101 E 103 01100111 G 37 00100101 70 01000110 F 104 01101000 H 38 00100110 71 01000111 G 105 01101001 I 39 00100111 72 01001000 H 106 01101010 J 40 00101000 73 01001001 I 107 01101011 K 41 00101001 74 01001010 J 108 01101100 L 42 00101010 75 01001011 K 109 01101101 M 43 00101011 + 76 01001100 L 110 01101110 N 44 00101100 , 77 01001101 M 111 01101111 O 45 00101101 - 78 01001110 N 112 01110000 P 46 00101110 . 79 01001111 O 113 01110001 q 47 00101111 80 01010000 P 114 01110010 r 48 00110000 0 81 01010001 Q 115 01110011 s 49 00110001 1 82 01010010 R 116 01110100 t 50 00110010 2 83 01010011 S 117 01110101 u 51 00110011 3 84 01010100 T 118 01110110 v 52 00110100 4 85 01010101 U 119 01110111 w 53 00110101 5 86 01010110 V 120 01111000 x 54 00110110 6 87 01010111 W 122 01111010 z 55 00110111 7 88 01011000 X 123 01111011 { Decimal Binary Value Decimal Binary Value Decimal Binary Value 56 00111000 8 89 01011001 Y 124 01111100 | 57 00111001 9 90 01011010 Z 125 01111101 } 58 00111010 : 91 01011011 [ 126 01111110 ~ 59 00111011 ; 92 01011100 \ 127 01111111 DEL 60 00111100 93 01011101 ] 61 00111110 = 94 01011110 62 00111110 95 01011111 _ 63 00111111 ? 96 01100000 ` 64 01000000 97 01100001 A 65 01000001 A 98 01100010 B

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN