29
Untuk mengukur serapan gugus dari serapan spektrum infra merah digunakan cara dasar tangen. Seperti terlihat pada gambar 2.3 dengan menggunakan metode garis
AC, maka harga lo adalah panjang BE dan I = De, sehingga harga absorbansi adalah :
………………………………………………2.3
Hal ini dilakukan mengingat transmisi 100 tidak pernah dicapai karena adanya serapan dari medium serapan latar belakang.
Analisis infra merah memberikan informasi tentang kandungan aditif, panjang rantai, struktur polimer. Di samping itu analisis mengenai bahan polimer yang
terdegradasi oksidatif dengan munculnya gugus karbonil dan pembentukan ikatan rangkap rantai polimer. Gugus lain yang menunjukkan terjadinya degradasi oksidatif
adalah gugus karbonil dan karboksilat. Umumnya pita serapan polimer pada spektrum infra merah adalah adanya ikatan CHregangan pada daerah 2880 cm
-1
sd 2900cm
-1
dan regangan dari gugus lain yang mendukung suatu analisa mineral Hummel, D.O., 1985.
2.6.2 Skanning Elektron Mikroskopi SEM
Skanning Elektron Mikroskopi SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda uji dapat dipelajari dengan
mikroskop electron pancaran karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung.
30
Pada dasarnya SEM menggunakan sinyal yang dihasilkan elektron dan dipantulkan atau berkas sinar elekton sekunder. SEM meggunakan prinsip skanning
dengan prinsip utamanya adalah berkas elektron diarahkan pada titik-titik permukaan spesimen. Gerakan elektron diarahkan dari satu titik ke titik lain pada permukaan
spesimen.
Jika seberkas sinar elektron ditembakkan pada permukaaan spesimen maka sebagian dari elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebagian lagi di teruskan. Jika
permukaan spesimen tidak rata, banyak lekukan, lipatan atau lubang-lubang maka tiap bagian permukaan itu akan memantulkan elektron dengan jumlaah dan arah yang
berbeda dan jika ditangkap detektor akan diteruskan ke sistem layer dan akan diperoleh gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi
Nur, 1997.
2.6.3 Kandungan Gel derajat sambung silang
Penentuan derajat sambung silang dilakukan dengan menentukan kandungan gel bahan. Pelarut yang digunakan adalah xilena yang dapat melarutkan karet sintesis.
Kandungan gel dalam sampel diukur dengan teknik ekstraksi. Sampel ditimbang dan selanjutnya dimasukkan dalam tabung soklet yang dibawahnya terdapat pelarut xilena
yang dipanaskan pada titik didihnya selama 8 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, sampel dikeringkan dan ditimbang kembali.
Persentase kandungan gel derajat sambung silang dalam sampel diperoleh dengan perhitungan :
31
……………………………………..2.4
Dimana, Wg = berat sampel setelah diekstraksi Wo = berat sampel sebelum ekstraksi
Halimatuddaliana, Ismail.,2008
2.6.4 Kekuatan Tarik
Sifat-sifat mekanik pada polimer dapat dinyatakan dalam beberapa parameter yaitu modulus elastisitas modulus young, kuat tarik tensile strengh, kuat tekan inpact
strength dan kuat leleh fattyque strength untuk bahan polimer, parameter-parameter mekanik tersebut dapat diperoleh dari kurva tegangan regangan. Sifat tegangan
regangan polimer sangat dipengaruhi oleh laju deformasi laju regangan suhu dan lingkungan adanya air, oksigen dan pelarut organik. Pada umumnya penurunan laju
deformasi sama dengan laju peningkatan temperatur terhadap sifat tegangan regangan yaitu bahan menjadi lebih lunak dan lebih rapuh. Tegangan dan regangan memiliki
perbedaan arti, dalam hal mekanika tegangan normal merupakan gaya tegak lurus persatuan luas sedangkan regangan merupakan hasil perpanjangan.
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer. Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum F
maks
yang digunakan untuk memutuskan spesimen bahan dibagi dengan luas penampangnya pada keadaan
semula.
…………………………………………………….2.5
32
Keterangan : σ
t
= kekuatan tarik bahan Kg
f
mm
2
F
maks
= Tegangan maksimum Kg
f
A
o
= Luas penampang mula-mula mm
2
Disamping bersama kekuatan tarik σ
t
sifat mekanik bahan juga diamati dari sifat kemulurannya
ε yang didefenisikan sebagai :
……………………………………2.6
Keterangan : ε = Kemuluran
I
o
= Panjang spesimen mula-mula mm I
f
= Panjang spesimen setelah diberi beban mm wirjosentono, 1993
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Alat