13 g. Sinyal gangguan disturbance, u merupakan sinyal-sinyal tambahan yang tidak
diinginkan. Gangguan ini cenderung mengakibatkan harga keluaran masukan acuan. Gangguan ini disbabkan oleh perubahan sistem, misalnya perubahan
kondisi lingkungan, derau dan lain-lain.
II.2. Sistem Kontrol Otomatis
Sebuah kontrol otomatis adalah suatu susunan alat yang dikonversikan atau diatur untuk menghasilkan getaran-getaran atau akibat lain yang bisa digunakan tanpa
pengaturan oleh manusia.
Sistem kontrol otomatik dapat terjadi bila sistem tersebut merupakan jaringan tertutup closed loop dan cara pengontrolan variabel dilakukan oleh peralatan-peralatan
otomatik, dapat berupa peralatan elektris, pneumatis, maupun kombinasinya.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan ada beberapa karakteristik penting dari sistem kontrol otomatik, yaitu :
Sistem kontrol otomatik merupakan sistem dinamis berubah terhadap waktu yang
dapat berbentuk linier. Secara matmatis kondisi ini dinyatakan oleh persamaan- persaman yang berubah terhadap waktu, misalnya persamaan diferensial linier
maupun tidak linier.
Bersifat menerima informasi, memproses, mengelolahnya dan kemuidian mengembangkannya.
Komponen atau unit yang berbentuk sistem kontrol ini akan saling mempengaruhi berinteraksi
Bersifat mengembalikan sinyal ke bagian masukan feedback dan ini digunakan untuk memperbaiki sifat sistem.
Karena adanya pengembalian sinyal ini sistem umpan balik maka pada sistem kontrol otomatik seelalu terjadi masalah stabilisasi.
II.2.1 Cybernetics
Cybernetics adalah suatu ilmu pengetahuan yang membandingkan fungsi mekanisme otomatis dengan sistem mekanisme tubuh manusia.
Misalnya : Orang menegemudi mobil.
Universitas Sumatera Utara
14 Mata berfungsi sebagai alat ukur yang mendeteksi penyimpangan dari posisi
mobil kearah yang diinginkan. Otak berfungsi sebagai kontroller yang menilai kesalahan atau penyimpangan
dalam memberi komando. Tangan berfungsi sebagai alat gerak yang menggerakkan kemudi untuk
memperbaiki kesalahan.
II.2.2 Blok Diagram
Telah diketahui bahwa sistem jaringan terbujka keluarannya tidak memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga variabel yang dikontrol tidak dapat
dibandingkan dengan yang diinginkan.
Gambar 2.2 Blok diagram sistem open Loop
Untuk menganalisisnya kita ambil contoh sebuah bejana yang berisi air dipanaskan dengan uap. Pada bejana tersebut terdapat sebuah temperatur indikator
sebagai penunjukkan temperatur air. Pada sisi masuknya uap terdapat katup untuk mengatur banyaknya uap yang dimasukkan kedalam proses.
Dimana uap berfungsi sebagai input, operator sebagai alat kontrol, pemanas air sebagai proses sedangkan pengukuran temperatur sebagai autput.
Alat Kontrol
Akhir Proses
input Alat
Kontrol
input
Universitas Sumatera Utara
15 Dari blok diagram sistem ini dapat diketahui bahwa orang yang mengatur katup
tidak bisa melihat temperatur sehingga ia hanya membuka dan menutup uap masuk tanpa mengetahui uap yang dialirkan sudah cukup, terlalu banyak atau sedikit.
Dengan cara demikian sudah tentu kita tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang dikehendaki. Jadi dalam praktek sistem open loop tidak atau jarang dipakai.
Untuk mendapatkan hasil output sesuai yang dikehendaki dipakai sistem closed loop.
Gambar2.3 Blok diagram sistem close loop
Masih seperti pada contoh diatas untuk menerangkan sistem ini, hanya saja bedanya sekarang adalah orang yang mengatur katup uap masuk tadi bisa melihat
penunjukkan pada temperatur indikator.
Fungsi alat tersebut adalah uap sebagai input, operator tangan, otak sebagai alat kontrol, katup sebagai alat kontrol akhir, pemanas air sebagai proses, pengukuran pada
temperatur indikator sebagai output, operator mata sebagai alat ukur, sedang set point Set
pointn t
Alat kontrol
Alat kontrol
akhir
Alat ukur proses
disturb a
Universitas Sumatera Utara
16 sebagai temperatur yang dikehendaki dan disturbance merupakan hal yang mngakibatkan
perubahan kondisi dari temperatur air.
Jadi dalam sistem ini bila operatur melihat temperatur turun yang berarti tidak sesuai dengan yang dikehendaki setpointy, maka ia membuka katup uap untuk
mendapatkan temperatur air sesuai dengan yang dikehendaki, meskipun ketepatannya dipengartuhi respon operator terhadap perubahan.
II.3. Komponen Sistem Kontrol II.3.1 Transduser