Geographical segment INFORMASI SEGMEN SEGMENT INFORMATION
PT BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES
Lampiran 561 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN INTERIM 30 JUNI 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 DAN 2015
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
30 JUNE 2016 AND 31 DECEMBER 2015 FOR THE SIX MONTHS PERIOD ENDED
30 JUNE 2016 AND 2015
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT continued
Grup menggunakan instrumen keuangan derivatif, terutama kontrak berjangka mata uang asing,
untuk mengelola aset dan liabilitas Grup sesuai dengan kebijakan
keuangan Grup. Kebijakan keuangan Grup adalah tidak mengijinkan adanya
transaksi derivatif untuk tujuan spekulatif. The Group uses derivative financial instruments,
principally foreign exchange forward contracts, to manage the Group’s foreign exchange assets
and liabilities in accordance with the Group’s treasury policies. The Group’s policy is not to
enter into derivative transactions for speculative purposes.
i Risiko pasar i
Market risk Risiko nilai tukar mata uang asing
Foreign exchange risk
Sebagian besar operasi dan transaksi Grup dilakukan dengan Rupiah. Transaksi-transaksi
yang menggunakan mata uang asing terutama mencakup pembelian persediaan, pembelian
aset
tetap, royalti,
internal recharges,
penjualan dan pembayaran jasa technical and advisory.
Most of the Group’s operations and transactions are conducted in Rupiah.
Transactions involving the use of foreign currencies are mainly related to inventory
purchases, purchase of fixed assets, royalty, internal recharges, revenue and
payment of technical and advisory service fees.
Pada tanggal 30 Juni 2016, apabila nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing yang utama
USD, EUR dan GBP menguatmelemah sebesar 10 dengan asumsi variabel lainnya
tidak mengalami perubahan, maka rugi setelah pajak periode berjalan turunnaik dan
ekuitas Grup akan naikturun sebesar Rp 25,1 miliar 2015: Rp 25 miliar. Hal ini terutama
diakibatkan keuntungankerugian penjabaran nilai tukar mata uang asing atas liabilitas
moneter bersih Grup seperti diungkapkan di Catatan 24.
As at 30 June 2016, if the Rupiah had strengthenedweakened by 10 against
main foreign currencies USD, EUR and GBP with all other variables held
constant, the post-tax loss for the period would decreaseincrease and equity of the
Group
would increasedecrease
by Rp 25.1 billion 2015: Rp 25 billion,
arising mainly from foreign exchange gainslosses on Group’s net monetary
liabilities as disclosed in Note 24.
Risiko tingkat bunga
Risiko tingkat bunga Grup timbul dari pinjaman jangka panjang. Pinjaman yang
diterbitkan dengan
tingkat bunga
mengambang mengekspos Grup terhadap risiko suku bunga arus kas. Pinjaman yang
diterbitkan dengan tingkat suku bunga tetap mengekspos Grup terhadap risiko nilai wajar
suku bunga.
Interest rate risk
The Group’s interest rate risk arises from long term borrowings. Borrowings issued at
floating rates expose the Group to cash flow interest rate risk. Borrowings issued at
fixed rates expose the Group to fair value interest risk.
PT BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES
Lampiran 562 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN INTERIM 30 JUNI 2016 DAN 31 DESEMBER 2015
SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2016 DAN 2015
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE INTERIM CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
30 JUNE 2016 AND 31 DECEMBER 2015 FOR THE SIX MONTHS PERIOD ENDED
30 JUNE 2016 AND 2015
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan 26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT continued
ii Risiko kredit ii Credit risk
Grup tidak memiliki konsentrasi risiko kredit yang signifikan. Grup memiliki prosedur yang
memadai untuk
memonitor limit
kredit pelanggan
dan umur
piutang, serta
memastikan penjualan dilakukan kepada pelanggan dengan riwayat kredit yang baik.
The Group has no significant concentration of credit risk. The Group has sufficient
procedures to monitor customers’ credit limits and aging of receivables, and ensure
that sales are made to customers with a good credit history.
Untuk kas di bank, Grup memiliki kebijakan untuk meminimalisasi risiko kredit dengan
menyimpan kas pada bank-bank dengan reputasi dan kualitas yang baik.
For cash in banks, the Group has policy to minimise credit risk by placing its cash at
reputable and qualified banks.
Eksposur maksimum
atas risiko
kredit tercermin dari nilai tercatat setiap aset
keuangan pada
laporan keuangan
konsolidasian setelah
dikurangi dengan
penyisihan piutang ragu-ragu dan piutang dari beberapa pelanggan yang menyediakan
jaminan bank, yaitu sebagai berikut: The maximum exposure to credit risk is
represented by the carrying amount of each financial
asset in
the consolidated
statements of financial position after
deducting any provision for doubtful receivables and receivables from certain
customers who have provided bank guarantees. The maximum exposure to
credit risk is as follows:
30 Juni 31 Desember
June 2016 December 2015
Kas dan setara kas 2,888,938
195,289 Cash and cash equivalents
Piutang usaha 838,818
529,756 Trade receivables
Piutang lain-lain 14,551
129,111 Other receivables
Aset lain-lain 14,453
14,899 Other assets
Jumlah 3,756,760
869,055 Total
iii Risiko likuiditas iii Liquidity risk
Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan secara prudent
antara lain dengan melakukan proyeksi arus kas dalam
mata uang fungsional dan mempertimbangkan tingkat
aset lancar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
arus kas,
mengamati rasio
likuiditas laporan posisi keuangan terhadap persyaratan peraturan internal dan eksternal
dan menjaga rencana pembiayaan utang. Prudent liquidity risk management includes
projecting cash
flows in
functional currencies and considering the level of
liquid assets necessary to meet cash flows requirement, monitoring statement
of financial position liquidity ratios against
internal and
external regulatory
requirements and
maintaining debt
financing plan.