BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
2.1.1. Defenisi
Merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara actual atau potensi atau
menunjukkan adanya kerusakan NANDA ,2006 Nyeri merupakan mekanisme proktektif bagi tubuh dan menyebabkan
individu bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri tersebut Guyton,1998 Nyeri persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan
peninggkatan aktifitas system saraf simpatis ,perubahan tekanan darah ,denyut jantung ,pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi maka akan
meninggkatkan rasa khawatir ,tegang ,takut ,dan stress Bobak,2004.
2.1.2. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis : 1.
Nyeri akut, merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan
tegangan otot. 2.
Nyeri kronis, merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6
bulan.
2.1.3. Teori Nyeri Persalinan
Beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri:
a.
Specificity Theory
Teori ini menyatakan reseptor nyeri tertentu di stimulasi oleh tipe stimulus sensorik spesifik yang mengirimkan impuls ke otak. Teori ini
menguraikan dasar fisiologis adanya nyeri tetapi tidak menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
komponen-komponen fisiologis dari nyeri maupun derajat toleransi
nyeri.
b.
Pattern Theory
Teori ini menyatakan bahwa nyeri berasal dari tanduk dorsal spinal cord. Pola impuls saraf tertentu diproduksi dan menghasilkan stimulasi
reseptor kuat yang dikodekan dalam system saraf pusatSSP dan menandakan nyeri .
c. Gate Control Theory
Salah satu teori nyeri yang paling diterima dan dipercaya adalah Gate Control Theory yang diajukan oleh Melzak da Wall pada tahun 1965.
Teori ini dapat diringkas sebagai berikut: 1.
Perjalanan impuls saraf dari serat aferen ke sel transmisi medula spinalis dan dari sana menuju ke sirkuit refleks lokal dan otak dimodulasi oleh
mekanisme pintu spinal di kornu dorsalis. Seperti semua sinaps SSP, transmisi ini dikendalikan oleh mekanisme yang juga mempermudah
dan menghambat perjalanan impuls. 2.
Mekanisme pintu spinal dipengaruhi oleh banyaknya aktivitas relative diserat berdiameter besar serat aferen bermielin ambang rendah dan
serat berdiameter kecil serat A-delta bermielin ambang tinggi dan serat C tak bermielin. Aktivitas diserat besar cenderung menghambat
transmisi menutup pintu, sedangkan aktivitas serat kecil cenderung mempermudah transmisi membuka pintu.
3. Mekanisme pintu medula spinalis, yang sekarang diduga bekerja di
sejumlah tempat termasuk lamina 2 substansia gelatinosa kornu dorsalis, dipengaruhi oleh impuls saraf yang turun dari otak.
4. Sistem khusus berdiameter besar, serat konduksi cepat the central
control trigger pemicu dengan kendali sentral mengaktifkan prosesproses kognitif tertentu yang kemudian mempengaruhi sifat
modulasimekanisme pintu spinal melalui serat desenden.
Universitas Sumatera Utara
5. Ketika kecepatan letupan atau keluaran sel-sel transmisi medula spinalis
melebihi batas kritis, ini mengaktifkan sistem aksi daerah neural yang mendasari pola prilaku sekuensial yang kompleks dan karakteristik
pengalaman nyeri. Batas kritis ditentukan berdasarkan basis individual oleh otak seseorang, dan bergantung pada berbagai faktor, misalnya,
pengalaman sebelumnya Mander, R. 2004
d. Endogenous Opiate Theory
Suatu teori pereda nyeri yang relative baru dikembangkan oleh Avron Goldstein ,dimana ia menemukan bahwa terdapat substansi
seperti opiate yang terjadi secara alami di dalam tubuh. Endorphine mempengaruhi transmisi impuls yang diinterpretasikan sebagai nyeri.
Endorphine kemungkinan bertindak sebagai neurotransmitter meupun neuromudulator yang menghambat transmisi dari pesan nyeri.
e. Teori Afek
Teori afek mendefenisikan nyeri sebagai emosi,dari pada sebagai sensasi Melzack Wall,1991. Teori afek terkait dengan istilah Bonica
tentang tentang teori nyeri yang membedakan persepsi nyeri neurofisiologis dari aspek kognitif respon terhadap nyeri, yang
ditentukan oleh berbagai factor termasuk budaya dan pengalaman sebelumnya .
2.1.4 Penyebab Nyeri Persalinan