Pengambilan contoh dan identifikasi fitoplankton Pengambilan contoh dan analisis kualitas air Pengukuran Faktor Fisika Perairan

2. Pengambilan contoh dan identifikasi fitoplankton

Pengumpulan data plankton akan dilakukan pada setiap stasiun dengan mengambil air sebanyak 25 liter kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik kemudian disaring dengan menggunakan plankton net no. 25. Sehingga volume yang tinggal menjadi 50 ml dimasukkan ke dalam botol sampel. Karena sampel yang diperoleh tidak langsung diamati, maka sampel-sampel tersebut diawetkan dengan lugol sebanyak 4-6 tetes pada setiap botol sampel, kemudian masing- masing botol sampel diberi label. Kegiatan analisis laboratorium meliputi pengamatan sampel di bawah mikroskop dan diidentifikasi. Sampel yang akan diamati terlebih dahulu dikocok sampai homogen, kemudian dengan menggunakan pipet diambil sebanyak 0,05 ml, kemudian diletakkan diatas preparat dan ditutup dengan cover glass lalu diamati dibawah mikroskop. Kegiatan pengambilan sampel dan identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 3. Identifikasi fitoplankton dilakukan di Unit Pelayanan Teknis Laboratorium Ilmu Dasar dan Umum UPT LIDA Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan mikroskop cahaya. Kemudian sampel diamati dengan menggunakan Sedgewick-Rafter sebanyak tiga kali ulangan untuk menghitung kelimpahan plankton. Analisis kelimpahan plankton dihitung dengan menggunakan rumus dalam Fachrul 2007:             = Vs x Vo Vr nx N 1 Universitas Sumatera Utara Keterangan: N : Kelimpahan plankton indl n : Jumlah plankton yang diamati Vr : Volume air tersaring ml Vo : Volume air yang diamati pada Sedgewick Rafter ml Vs : Volume air yang disaring l

3. Pengambilan contoh dan analisis kualitas air Pengukuran Faktor Fisika Perairan

Suhu Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan alat termometer. Sampel air diambil menggunakan ember lalu termometer dimasukkan kedalam ember dan didiamkan kurang lebih 10 menit, setelah itu dibaca skala suhunya. Kecerahan Pengukuran kecerahan air dilakukan dengan menggunakan alat sechi disc. Sechi disc dimasukkan perlahan kedalam perairan sampai tidak terlihat lagi, lalu catat berapa meter panjang tali ketika sechi disc mulai tidak terlihat lagi. Setelah itu masukkan kembali sechi disc kedalam perairan sampai benar-benar tidak terlihat dan kemudian ditarik keatas dengan perlahan sampai sechi disc mulai terlihat, lalu catat berapa panjang tali tersebut. Setelah itu buat rata-rata dari panjang tali yang telah diukur tadi. Kekeruhan Pengukuran kekeruhan dapat dilakukan dengan menggunakan alat turbidimeter. Universitas Sumatera Utara Pengukuran Faktor Kimia Perairan pH Air Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Sampel air diambil menggunakan ember lalu bagian elektroda dimasukkan kedalam sampel air hingga nilai pada display konstan. Dissolved Oxygen DO Pengukuran DO air dilakukan dengan menggunakan metode Winkler, dengan mengacu kepada Suin 2002 Lampiran 5. Biochemical Oxygen Demand BOD 5 Pengukuran BOD 5 dilakukan dengan menggunakan metode Winkler. Pengukuran terdiri atas dua tahapan, yaitu pertama pengukuran DO sampel air langsung di lokasi dan kedua pengukuran DO sampel air setelah diinkubasi selama lima hari, setelah itu nilai DO awal dikurangi nilai DO akhir Suin, 2002 Lampiran 6. Kandungan Nitrit NO 2 - N dan Nitrat NO 3 - N Pengukuran konsentrasi nitrit dan nitrat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Pengukuran absorban dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer SP 300 pada panjang gelombang = 410 nm Michael, 1984 diacu oleh Suin, 2002 Lampiran 7 dan Lampiran 8. Kandungan Amoniak NH 3 -N Pengukuran konsentrasi amoniak dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Pengukuran absorban dilakukan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara spektrofotometer SP 300 pada panjang gelombang = 640 nm Suin, 2002 Lampiran 9. Kandungan Fosfat PO 4 3- Pengukuran konsentrasi fosfat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Pengukuran absorban dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer SP 300 pada panjang gelombang = 880 nm Michael, 1984; Suin, 2002 Lampiran 10.

4. Analisis Data Indek keanekaragaman H

Dokumen yang terkait

Analisis Kualitas Air Akibat Keramba Jaring Apung Di Danau Toba Dusun Sualan Desa Sibaganding Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

4 116 59

Analisis Perbedaan Pendapatan Usaha Keramba Jaring Apung di Perairan Danau Toba(Studi Kasus: Zona Bandar Saribu, Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun).

3 76 65

Dampak Kegiatan Budidaya Keramba Jaring Apung Terhadap Kualitas Air Danau Toba Di Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

15 147 102

Struktur Dan Produktivitas Rerumputan Di Kawasan Danau Toba Desa Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

0 42 67

DAMPAK AKTIVITAS KERAMBA JARING APUNG (KJA) TERHADAP KELIMPAHAN PLANKTON DI DANAU TOBA – HARANGGAOL�.

1 7 18

Analisis Kualitas Air Akibat Keramba Jaring Apung Di Danau Toba Dusun Sualan Desa Sibaganding Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

0 2 15

ANALISIS KUALITAS AIR AKIBAT KERAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA DUSUN SUALAN DESA SIBAGANDING KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

0 0 14

JARING APUNG DI PERAIRAN DANAU TOBA (Studi kasus : Zona Bandar Saribu Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun)

0 0 14

Dampak Kegiatan Budidaya Keramba Jaring Apung Terhadap Kualitas Air Danau Toba Di Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

0 0 19

DAMPAK KEGIATAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG TERHADAP KUALITAS AIR DANAU TOBA DI KECAMATAN HARANGGAOL HORISON KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI

0 2 13