2.2. Perkembangbiakan Vegetatif : Sambung Samping
Tanaman dapat diperbanyak dengan dua cara yaitu perbanyakan secara generatif maupun vegetatif. Cara perbanyakan generatif dewasa ini sangat jarang digunakan lagi
dalam penyediaan bahan tanam khususnya untuk usaha perkebunan, karena dengan cara ini akan menghasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan yang tidak seragam dan
terjadi segregasi genetis Prawoto dan Bambang, 1996. Tujuan dari perbanyakan tanaman adalah untuk menghasilkan tanaman baru sejenis yang sama unggul atau
bahkan lebih. Caranya adalah dengan menumbuhkan bagian-bagian tertentu dari tanaman induk yang memiliki sifat unggul Agro Media, 2007.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif akan menghasilkan populasi tanaman homogen dalam sifat-sifat genetiknya. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan
menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut
agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan teknik sambungan,
cangkok, rundukan, setek, kultur jaringan dll. Teknik sambung samping merupakan teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan menggabungkan bagian dari satu tanaman ke tanaman lain yang sejenis se-family sehingga tumbuh menjadi satu tanaman dan mempunyai sifat yang
sama dengan induknya entrisnya. Penyambungan tanaman merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam proses perbanyakan tanaman secara vegetatif. Salah
satu keunggulan dilakukan sambung samping adalah bibit yang dihasilkan sifatnya akan sama dengan sifat induknya Suryadi dan Zaubin, 2000. Syamsul 2010 mengatakan
bahwa manfaat sambung samping pada tanaman adalah memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai
keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat mempercepat waktu berbunga dan berbuah, menghasilkan tanaman yang sifat berbuahnya sama dengan
induknya, peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi.
Faktor yang berpengaruh terhadap penyambungan dibagi menjadi tiga faktor: 1. Faktor tanaman
Kesehatan batang bawah yang akan digunakan sebagai bahan perbanyakan perlu diperhatikan. Batang bawah yang kurang sehat, proses pembentukan kambium pada
bagian yang dilukai sering terhambat. Keadaan ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan penyambungan Sugiyanto, 1995, dalam Hamid, 2009. Pendapat ini
didukung oleh Garner dan Chaudri 1976, dalam Hamid, 2009 yang mengemukakan bahwa batang bawah berpengaruh kuat dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sehingga pemilihan tanaman yang digunakan sebagai batang bawah sama pentingnya dengan pemilihan varietas yang akan digunakan sebagai batang atas.
Berhasilnya pertemuan entris dan batang bawah bukanlah jaminan adanya kompatibilitas pada tanaman hasil sambungan, sering terjadi perubahan pada entris
maupun pada tanaman hasil sambungan, misalnya pembengkakan pada sambungan, pertumbuhan entris yang abnormal atau penyimpangan pertumbuhan lainnya, dimana
keadaan ini disebut inkompatibel. Kondisi ini dapat disebabkan oleh perbedaan struktur antara batang atas dan batang bawah atau ketidakserasian bentuk potongan pada
sambungan Rochiman dan Harjadi, 1973. Batang bawah dan batang atas yang mampu menyokong pertautan dengan baik dan serasi disebut kompatibel Winarno, 1990.
2. Faktor pelaksanaan Faktor pelaksanaan memegang peranan penting dalam penyambungan. Menurut
Rochiman dan Harjadi 1973 kecepatan penyambungan merupakan pencegahan terbaik terhadap infeksi penyakit. Pemotongan yang bergelombang dan tidak sama pada
permukaan masing-masing batang yang disambungkan tidak akan memberikan hasil yang memuaskan Hartman dan Kester, 1976. Kehalusan bentuk sayatan dari suatu
bagian dengan bagian lain sangat penting untuk mendapatkan kesesuaian posisi persentuhan cambium, disamping itu ketrampilan dan keahlian dalam pelaksanaan
penyambungan maupun penempelan serta ketajaman alat-alat yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pekerjaan tersebut Winarno, 1990.
3. Faktor lingkungan Cahaya matahari sangat kuat akan berpengaruh terutama pada saat pelaksanaan
penyambungan, oleh karena itu penyambungan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari. Penyambungan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau. Selain untuk
menghindari kebusukan, pada musim kemarau batang sedang aktif mengalami
pertumbuhan serta entris yang tersedia cukup masak Sugiyanto, 1995, dalam Hamid, 2010.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam sambung samping yaitu: a Kemampuan batang bawah under stock dan atas entres menyatu uniting;
b Penyambungan entris harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pembuluh kambium dapat menyatu dengan batang bawah dengan baik, sehingga batang
bawah dapat menyuplai air dan bahan makanan sampai tunas baru keluar; c Penyambungan dilakukan pada saat yang tepat, dalam arti batang atas pada tahap
fisiologi yang baik sebaiknya pada saat dormansi, sedangkan batang bawah pada masa pertumbuhan aktif;
d Setelah proses penyambungan selesai, usahakan bekas luka tidak mengalami insfeksi oleh penyakit dan jamur;
e Tanaman dirawat dengan baik sehingga memungkinkan tunas hasil penyambungan berkembang dengan sempurna.
Ditjenbun 2006 menyebutkan bahwa syarat-syarat keberhasilan penyambungan perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: entres harus diambil dari pohon
yang telah diseleksi dan secara genetis harus serasi compatible; entres harus berada dalam kondisi fisiologis yang baik; sambungan dari masing-masing bahan tanaman
harus terpaut sempurna; tanaman hasil penyambungan harus dipelihara dengan baik dalam jangka waktu tertentu.
2.3. Sambung Samping pada Tanaman Kakao