Konsep Pendidikan Kewirausahaan di SMK

28 Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi kontrol perilaku berkaitan dengan keyakinan seseorang akan kemudahan atau kesulitan yang dihadapi terhadap perilaku tertentu. Apabila seseorang meyakini bahwa perilaku tersebut mudah atau mampu dilakukan, maka ia akan berhasil dalam mewujudkan perilaku tersebut, begitu sebaliknya jika seseorang meyakini bahwa perilaku tersebut sulit dilakukan dan ia merasa tidak mampu, maka yang terjadi yaitu ia tidak akan berusaha untuk mewujudkannya. Berbeda kondisi jika ia memiliki keyakinan kuat bahwa ia mampu mewujudkan perilaku yang bersangkutan meskipun terdapat hambatan dan rintangan yang dihadapi, maka keyakinan tersebut akan mendorongnya untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran seorang guru hendaknya selalu memberikan motivasi bagi peserta didik agar mereka mampu menghadapi apapun hambatan dan rintangan yang dihadapi untuk mewujudkan cita-cita atau harapan mereka di masa depan.

2.1.3 Konsep Pendidikan Kewirausahaan di SMK

Istilah kewirausahaan pada mulanya berasal dari kata wirausaha. Wirausaha sendiri merupakan terjemahan dari kata “ entrepreneur ” Bahasa Prancis yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti “ between taker ” atau “ go- between ” Alma, 2009: 22. Berikut beberapa pengertian wirausaha menurut para ahli: 1. Richard Cantillon 1725; entrepreneur yaitu orang yang menanggung resiko yang berbeda dengan orang yang memberi modal. 2. Bedeau 1797; wirausaha sebagai orang yang menanggung resiko, yang merencanakan, supervise, mengorganisasi dan memiliki. 3. David McLelland 1961; entrepreneur adalah seorang innovator dan membatasi resiko. 4. Joseph Schumpeter; wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut Alma, 2009: 23-24. Wirausaha selalu berkaitan erat dengan kewirausahaan. Apabila wirausaha berfokus pada pelaku usaha, maka kewirausahaan merupakan tindakan atau 29 Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perbuatan dari pelaku usaha. Seperti yang diungkapkan oleh Drucker 1985 bahwa kewirausahaan merupakan proses penggalian keuntungan dari kombinasi sumber daya baru, unik dan berharga di lingkungan yang tidak pasti dan ambigu. Sedangkan, Krizner 1983 menyatakan kewirausahaan sebagai proses memahami peluang keuntungan dan memulai tindakan untuk mengisi kebutuhan pasar saat ini atau melakukan efisiensi terhadap tindakan yang telah dilakukan Mokaya, Namusonge, Sikalieh 2012: 130. Lain halnya dengan Suryana 2006: 2, kewirausahaan diartikan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Kemudian, Wiratno 2012: 454 menyatakan bahwa kewirausahaan adalah potensi yang dimiliki seseorang untuk dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan dalam bentuk pengalaman, tantangan, dan keberanian untuk mengambil resiko dalam bekerja danatau menciptakan pekerjaan. Dengan kata lain, kewirausahaan merupakan unsur penting yang dibutuhkan seseorang dalam melakukan kegiatan di dunia usaha. Berkaitan dengan dunia pendidikan, kewirausahaan merupakan salah satu ruang lingkup dalam pendidikan ekonomi yang dimasukkan ke dalam kurikulum baik di sekolah menengah maupun di pendidikan tinggi. Pembahasan mengenai kewirausahaan tidak lepas dari upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi berkaitan dengan pengangguran. Alberti et al. 2004 dalam Fatoki dan Oni 2014:587 mendefinisikan pendidikan kewirausahaan sebagai, “ The structured formal conveyance of entrepreneurial competencies, which in turn refers to the concepts, skills, and mental awareness used by individuals during the process of starting and developing their growth oriented ventures. Entrepreneurship education aims at building entrepreneurial competencies, which are considered as combinations of the different skills, knowledge and attitudes. ” Artinya, kompetensi kewirausahaan mengacu pada konsep, keterampilan, dan kesadaran mental individu selama proses memulai dan mengembangkan usaha dan pendidkan kewirausahaan bertujuan untuk membangun kompetensi tersebut yang merupakan kombinasi dari keterampilan, pengetahuan dan sikap. Penelitian Soutaris et al. 2007 dalam Fatoki dan Oni 2014: 587 menemukan bahwa 30 Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu program kewirausahaan secara signifikan meningkatkan norma-norma subjektif siswa dan intensi kewirausahaan yang mengilhami mereka dalam memilih karir kewirausahaan. Tujuan dari pendidikan kewirausahaan tercantum dalam standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah BSNP, 2006:199 yaitu agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Sedangkan, isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik serta peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Berkaitan dengan itu, maka tujuan mata pelajaran Kewirausahaan yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan: 1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat. 2. Berwirausaha dalam bidangnya. 3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya 4. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha. Selain melalui mata pelajaran, semangat dan jiwa kewirausahaan di SMK juga perlu dikembangkan melalui kelas wirausaha peserta didik mengembangkan kompetensi produktifnya dengan mencoba menjalankan usaha kecil Dir.Pembinaan SMK 2000 dalam Djuharis 2013: 80. Djuharis 2013: 80 kemudian menambahkan bahwa kewirausahaan di SMK sebaiknya dilihat sebagai konsep yang lebih luas bukan hanya sesuatu yang berkaitan dengan bisnis atau hanya ditanamkan melalui 1 satu mata pelajaran dan kelas wirausaha, tetapi juga sebuah konsep yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui semua mata pelajaran. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2010 telah menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan dalam bentuk program sasaran strategis SMK untuk mempersiapkan para lulusannya siap bekerja melalui layanan pembinaan, pengembangan kewirausahaan. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah dalam mendukung pendidikan kewirausahaan di SMK, yaitu: 1. Penyediaan system pembelajaran sesuai dengan SNP, 2. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasaran pendidikan SMK berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten dan kota, 31 Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Penyediaan bantuan pendanaan untuk meningkatkan keterjangkauan layanan SMK berkualitas yang merata di seluruh provinsi, kabupaten dan kota, 4. Penguatan system tata kelola di SMK, Direktorat Pembinaan SMK dan institusi Pembina SMK lainnya Subijanto, 2013:166. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaran pendidikan kewirausahaan di SMK telah diprogram sedemikian rupa oleh pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Namun, untuk mencapai keberhasilan dari program tersebut tentunya memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua pihak yang terkait baik pihak sekolah, masyarakat, maupun dunia usaha dan industry yang menggunakan jasa dari lulusan SMK.

2.1.4 Efektivitas Pembelajaran Kewirausahaan