4.2 Studi Pustaka
Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah  studi  pustaka.  Tahapan  studi  pustaa
ini adalah tahap mencari dan mengumpulkan literature  yang  berkaitan  dengan  penelitian
ini  baik  melalui  buku-buku  maupun  media elektronik  seperti  internet.  Studi  pustaka
dilakukan  untuk  mengetahui  hal-hal  yang berkaitan  dengan  penelitian  ini,  diantaranya
adalah  mengenai  unsur-unsur  cuaca,  hal-hal yang mempengaruhi perubahan cuaca, kaitan
antara  cuaca  dan  penerbangan,  serta  teori- teori  tentang  logika  fuzzy  dan  permodelan
menggunakan logika fuzzy.
Selain mengumpulkan
literatur berupa teori-teori yang menunjang penelitian
ini, penulis
juga mempelajari
jurnal mengenai  prediksi  cuaca  yang  pernah  ada
sebelumnya sebagai dasar dari penelitian ini. 4.3
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah
sangat dibutuhkan  untuk  mengetahui  permasalahan
yang  berhubungan  dengan  cuaca  yang dibutuhkan untuk rekomendasi penerbangan.
Proses
identifikasi masalah
ini akan
membantu  dalam  proses  pengumpulan  data. Yaitu  untuk  mengetahui  variabel  cuaca  apa
saja  yang  dibutuhkan  untuk  memodelkan sistem prediksi cuaca.
4.4 Pengumpulan Data
Data  yang digunakan pada penelitian ini berasal dari stasiun Meteorologi Kelas III
Tanjungpinang  yang  diukur  perhari  selama satu tahun yaitu data pada bulan Maret 2010
hingga  februari  2011.  Data  yang  dimaksud adalah  data  enam  variabel  cuaca  yang  telah
disebutkan pada bab sebelumnya yaitu suhu, kecepatan angin, kelembaban udara, tekanan
udara, hujan dan jarak pandang. Data-data ini diambil melalui titik pengamatan 00º 92’ LU
dan 104º 53’ BT dengan radius sejauh 10 km dan elevasi 18 meter.
Keenam data tersebut dibagi  menjadi data  masukan  dan  data  keluaran.  Data
masukan  yang  digunakan  adalah  variabel suhu,
angin dan
kelembaban untuk
mendapatkan variabel
keluaran hujan,
sedangkan variabel keluaran kecepatan angin didapatkan  dari  variabel  masukan  yaitu
variabel suhu dan tekanan udara. 4.5
Pengolahan Data
Masukan dan
Keluaran
Model  logika  fuzzy  dipengaruhi oleh data  masukan  dan  data  keluaran,  atau  biasa
disebut  dengan  variabel  masukan  dan variabel  keluaran.  Dalam  hal  kelayakan
cuaca  untuk  rekomendasi  penerbangan, variabel  cuaca  yang  paling  berpengaruh
adalah  curah  hujan  dan  kecepatan  angin, maka  kedua  variabel  tersebut  yang  akan
dijadikan  sebagai  variabel  keluaran  dari logika  fuzzy.  Sedangkan  hal-hal  yang
mempengaruhi  kedua
variabel  tersebut seperti
suhu udara,
tekanan udara,
kelembaban  udara  dan  kecepatan  angin menjadi  variabel  masukan  bagi  permodelan
logika fuzzy ini.
Pada  pengolahan  data  masukan  dan keluaran  ini,  dilakukan  proses  clusterisasi
untuk mengelompokkan data dalam beberapa grup  atau  cluster.  Informasi  cluster  ini  akan
membantu  dalam  pembangunan  FIS  Fuzzy Inference  System    tipe  sugeno  terbaik  yang
bisa  memodelkan  kelakuan  hubunga  data input-output  dengan  junlah  rule  minimum.
Definisi  sebuah  rule  diasosiasikan  dengan suatu cluster data.
Salah  satu  teknik  fuzzy  clustering adalah Fuzzy C Means FCM. Dalam teknik
ini,  tiap  titik  data  dikelompokkan  dalam suatu  cluster  dengan  derajat  keanggotaan
tertentu.  Untuk  menggunakan  teknik  ini, biasanya  sudah  ditentukan  jumlah  cluster
dalam  keseluruhan  data.  Keluaran  FCM  ini bukan  merupakan  fuzzy  inference  system,
namun  merupakan  deretan  pusat  cluster  dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap
data.  Informasi  ini  dapat  digunakan  untuk membangun  fuzzy  inference  system  awal,
terutama
dalam mendefinisikan
fungsi keanggotaan  untuk  merepresentasikan  nilai
fuzzy dari tiap cluster. Karena  data  yang  akan  dicluster
jumlahnya  sangat  banyak,  maka  pada pembangunan
logika fuzzy
ini, pengelompokan  data  menggunakan  metode
fuzzy  cluster  means  dilakukan  dengan
menggunakan  bantuan  matlab,  yaitu  dengan menuliskan syntax pada editor matlab.
4.6
Perancangan Logika Fuzzy
Perancangan  logika  fuzzy  untuk penelitian
ini dimulai
dari proses
pengelompokan  cluster  yang  menggunakan fuzzy  C  means  yang  kemudian  digunakan
FIS  editor  untuk  perancangannya.  Blok diagram  untuk  perancangan  logika  fuzzy
dapat terlihat pada gambar 3.3.
Gambar 3. 2 Diagram Perancangan Rekomendasi Penerbangan
3.6.1  Penentuan Fungsi Keanggotaan
Fungsi  keanggotaan  membership function  digunakan  untuk  menunjukkan
hasil prediksi.
Penggunaan fungsi
keanggotaan didasarkan pada bentuk kurva. Kurva  yang  digunakan  pada  fungsi
keanggotaan untuk
perancangan rekomendasi  penerbangan  ini  adalah  kurva
Gaussian.  Pemilihan  kurva  Gaussian  ini dikarenakan  penggunaan  kurva  Gaussian
sesuai untuk data yang sifatnya kontinyu dan data-data alami seperti keadaan cuaca.
Pembentukan  fungsi  keanggotaan  ini menggunakan Fuzzy Inference System Editor
FIS  Editor  tipe  Takagi  Sugeno  karena  kita menginginkan
keluaran yang
berupa numerik.
Penggunaan Fuzzy
Toolbox digunakan  untuk  memudahkan  penggunaan
logika  fuzzy  pada  MATLAB  7.8.0.  Contoh tampilan  FIS  Editor  pada  MATLAB  dapat
dilihat pada gambar berikut:
3.6.2  Penetuan Aturan Rule Based
Data  yang  telah  dikelompokkan berdasarkan  fuzzy  clustering  kemudian
dibuat  aturan  yang  disebut  aturan  jika  maka if  –  then.  Sebuah  aturan  fuzzy  tunggal
berbentuk seperti berikut:
if x is A then y is B
Aturan ini digunakan untuk dijadikan sebagai  patokan  untuk  kondisi  variabel
masukan  tertentu  maka  akan  didapatkan variabel keluaran yang nilainya tertentu pula.
Pembuatan
aturan didasarkan
pada kepakaran  serta  pengamatan  data  yang
berupa kebiasaan di alam. Pada aturan  ini terdiri dari kumpulan
aturan peramalan cuaca yang berbasis logika fuzzy untuk  menyatakan kondisi  cuaca  yang
terjadi. Penyusunan
aturan sangat
berpengaruh  pada  presisi  model,  pada  tahap pengambilan
keputusan ditentukan
berdasarkan  rancangan  rule  base.  Pada model  perancangan  prediksi  hujan  terdapat
27  rule, sedangkan pada  model perancangan prediksi angin terdapat 9 rule.
Pada pembuatan
aturan ini,
menggunakan  bantuan  Rule  Editor  pada MATLAB.  Rule  Editor  merupakan  bagian
dari  FIS  Editor  yang  ada  pada  fuzzyToolbox untuk  memberikan  aturan  pada  fuzzy
sehingga  didapatkan  nilai  keluaran  yang sesuai.
3.6.3  Inferensi Fuzzy
Proses  inferensi  fuzzy  adalah  proses pengambilan  keputusan  untuk  mendapatkan
sinyal  logika  fuzzy  berdasarkan  rancangan basis aturan yang telah dibuat. Nilai masukan
yang  teramati  diolah  untuk  diidentifikasi aturan  mana  yang  akan  digunakan.  Teknik
pengambilan  keputusan  yang  digunakan adalah  metode  Takagi  Sugeno.  Alasan
menggunakan  metode  ini  adalah  karena metode  ini  lebih  fleksibel  jika  dibandingkan
dengan  metode  Mamdani,  sehingga  cocok untuk  peramalan.  Dalam  metode  Takagi
Sugeno,  penerapannya  menggunakan  aturan operasi  AND,  hal  ini  karena  semua  variabel
masukan saling mempengaruhi.
Tahap ini
merupakan tahap
pengambilan keputusan,
dimana nilai
masukan yang berupa kecepatan angin, suhu, kelembaban  dan  tekanan  masih  berupa
himpunan  crisp  yang  nantinya  akan  diubah menjadi  himpunan  fuzzy  dengan  fungsi
keanggotaan  yang  berbeda  untuk  tiap variabel. Dengan mengacu pada basis aturan
yang  telah  dibuat,  diperoleh  nilai  fuzzy berdasarkan  nilai  fuzzy  masing-masing
variabel masukan. 3.6.4  Defuzzifikasi
Defuzzifikasi adalah
proses pengkonversian  setiap  hasil  dari  inference
system  yang  diekspresikan  dalam  bentuk fuzzy  set  ke  satu  bilangan  real.  Hasil
konversi  tersebut  merupakan  keluaran  yang diambil  oleh  system  logika  fuzzy.  Karena
itu,  pemilihan  metode  defuzzifikasi  yang sesuai  juga  turut  mempengaruhi  system
kendali  logika  fuzzy  dakam  menghasilkan respon  yang  optimum.  Dalam  pembangunan
logika  fuzzy  ini,  metode  defuzzifikasi  yang digunakan  adalah  weight  average  rata-rata
terbobot.  Metode  ini  mengambil  nilai  rata- rata  dengan  menggunakan  pembobotan
berupa derajat keanggotaan.
4.7 Validasi Model Logika Fuzzy
Setelah  permodelan  menggunakan logika fuzzy didapatkan, langkah selanjutnya
adalah  validasi  atau  pengujian.  Pengujian dilakukan
untuk mengetahui
apakah perancangan  perancangan  model  prediksi
cuaca yang dibuat telah sesuai dengan tujuan yang  ingin  dicapai.  Pengujian  ini  dilakukan
untuk  keperluan  analisa.  Data  prediksi  hasil model  logika  fuzzy  di  validasi  dengan  data
actual
dari BMKG,
dengan cara
mencocokkan  hasil  keluaran  dengan  data actual. Data yang divalidasi adalah data rata-
rata  perhari.  Apabila  hasil  keluaran  sesuai dengan  variabel  linguistic  data  actual,  maka
prediksi pada hari tersebut bernilai tepat. 4.8
Pembuatan Software Prediktor
Setelah mendapatkan permodelan dan telah  diuji  validitasnya,  maka  dilakukan
pembuatan software yang digunakan sebagai simulator.
Pembuatan software
ini menggunakan
GUIDE MATLAB
7.8. Software  prediktor  ini  terdiri  atas  variabel-
variabel yang mempengaruhi fungsi keluaran seperti  suhu,  tekanan,  kelembaban,  dan
kecepatan  angin.  Dengan  hasil  keluaran berupa  hasil  prediksi  hujan  dan  prediksi
kecepatan  angin  baik  dalam  bentuk  numeric maupun linguistic, serta rekomendasi apakah
cuaca  tersebut  layak  untuk  dilakukan penerbangan.
IV PEMBAHASAN
Pada  pembuatan  prediksi  cuaca berbasis  logika  fuzzy  ini  digunakan  variabel
masukan dan
variabel keluaran
yang digunakan  untuk  membangun  logika  fuzzy
untuk  pembangunan  logika  fuzzy.  Variabel masukan  untuk  rekomendasi  penerbangan
yang  digunakan  dalam  pembangunan  logika fuzzy  ini  meliputi  kondisi  actual  kecepatan
angin knot, suhu C, kelembaban  dan tekanan  udara  mb.  Data  yang  digunakan
untuk permodelan menggunakan data selama satu  tahun,  dimulai  dari  maret  2010  hingga
februari 2011 di titik pengamatan 00º 92’ LU -  104º  53’  BT.  Data  yang  digunakan  berupa
data  rata-rata  harian  yang  didapatkan  dari stasiun meteorologi Kelas III Tanjungpinang.
4.1 Penerapan Konsep Logika Fuzzy