PENGARUH AKUNTABILITAS KINERJA, TIPE PEMERINTAH DAERAH, TEMUAN AUDIT, DAN OPINI AUDITOR Pengaruh Akuntabilitas Kinerja, Tipe Pemerintah Daerah, Temuan Audit, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Delay Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Indonesia.

(1)

i

PENGARUH AKUNTABILITAS KINERJA, TIPE PEMERINTAH DAERAH, TEMUAN AUDIT, DAN OPINI AUDITOR

TERHADAP AUDIT DELAY PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA

Disusun Oleh:

DIMAS HENDRAWAN MURSITO PUTRO B 200 120 354

PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN


(5)

1

PENGARUH AKUNTABILITAS KINERJA, TIPE PEMERINTAH DAERAH, TEMUAN AUDIT, DAN OPINI AUDITOR

TERHADAP AUDIT DELAY PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA

ABSTRAKSI

Laporan keuangan yang tidak tepat waktu dalam penyampaiannya dapat menyebabkan laporan tersebut kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan. Audit delay merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatwaktuan laporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh akuntabilitas kinerja, tipe pemerintah daerah, temuan audit, dan opini auditor terhadap audit delay pada pemerintah daerah di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan 234 pemerintah daerah sebagai sampel penelitan yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang dipakai merupakan data sekunder, yaitu laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota tahun anggaran 2014 yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa akuntabilitas kinerja, temuan audit, dan opini auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada pemerintah kabupaten/kota. Sedangkan tipe pemerintah daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada pemerintah kabupaten/kota.

Kata Kunci : laporan keuangan, audit delay, akuntabilitas kinerja, tipe pemerintah daerah, temuan audit, opini auditor.

ABSTRACT

Delayed financial reports cause the reports loss their capacity in decision making. Audit delay is one of causative factors that influence towards the timeliness of financial report. This research was conducted to investigate influences of accountability performances, types of local government, audit findings, and auditors’ opinions towards audit delay at local governments in Indonesia.

This research used 234 local governments as research sample chosen by purposive sampling method. The research data were secondary data that was financial reports of regency/city government calculation year 2014 audited by State Audit Agency.

The result of research concluded that accountability performances, audit findings, and auditors’ opinions gave significant influence towards audit delay at regencies/cities governments in Indonesia. On the other hand, types of local


(6)

2

government did not give significant result towards audit delay at regencies/cities government in Indonesia.

Keywords : financial reports, audit delay, accountability performances, types of local government, audit findings, auditors’ opinion.

A.PENDAHULUAN

Pemerintah sebagai pelaksana amanat dari rakyat untuk melaksanakan tugasnya, maka diperlukan pertanggungjawabannya di mana berupa laporan keuangan. Dengan kata lain laporan keuangan pemerintah merupakan bentuk kinerja pemeintah daerah selama satu periode, maka laporan keuangan tersebut harus diungkapkan untuk dijadikan sebagai akses untuk rakyat melihat kinerja pemerintah.Peraturan perudang-undangan menjelaskan bahwa gubernur/bupati/ walikota diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangannya selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Dimana laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Disamping itu, BPK sendiri juga diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diperiksanya kepada DPRD selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dari pemerintah daerah.

Selanjutnya laporan keuangan tersebut dapat segera dipublikasikan kepada masyarakat umum, karena pengguna laporan keuangan tersebut tidak hanya DPRD atau pemerintah saja. Sesuai dengan yang dinyatakan dalam SAP bahwa pengguna laporan keuangan adalah (a) masyarakat; (b) wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa; (c) pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan (d) pemerintah. Sehingga dapat disimpulkan selain penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu kepada DPRD, publikasi laporan keuangan kepada masyarakat umum juga menjadi sesuatu yang penting.

Namun untuk mewujudkan hal tersebut juga bukan hal yang mudah. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa laporan keuangan yang dapat disampaikan kepada DPRD dan dipublikasikan kepada masyarakat umum hanyalah laporan keuangan yang telah diperiksa (diaudit) oleh BPK. Apabila kita


(7)

3

cermati proses dilakukannya pemeriksaan atau audit tentunya memakan waktu, sehingga memunculkan jarak antara berakhirnya periode akuntansi hingga diterbitkannya laporan auditor, dan pada umumnya memakan waktu yang tidak sebentar. Inilah yang disebut dengan audit delay, rentang waktu antara berakhirnya periode akuntansi (31Desember) hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor.

Audit delay menurut Halim (2000) didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

B.TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Teori Kelembagaan

Kelembagaan berasal dari kata dasar lembaga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lembaga berarti pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan. Menurut Scott (2008), lembaga (institution) terdiri dari unsur kultural kognitif, norma, dan regulasi yang terkait secara bersama-sama dalam aktivitas dan sumber daya untuk memberikan stabilitas dan makna kehidupan sosial

Pemerintah pusat telah menyusun peraturan-peraturan yang mengatur batas waktu penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah kepada DPRD dan pemerintah pusat. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pemerintah daerah diatur dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Terkait hal tersebut, perilaku pemerintah daerah sebagai sebuah organisasi juga tidak lepas dari ketiga unsur tersebut di atas. Perilaku pemerintah daerah yang berkaitan


(8)

4

dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dapat didasarkan pada unsur regulatif, normatif dan/atau kultural kognitif. Pemerintah daerah dapat berperilaku secara regulatif untuk menyampaikan laporan secara tepat waktu demi mendapatkan keuntungan baginya yaitu berupa terhindarnya dari sanksi yang diberikan apabila melanggar regulasi yang ada. Pemerintah daerah dapat berperilaku secara normatif untuk menyampaikan laporan secara tepat waktu karena hal itu merupakan suatu keharusan baginya. Pemerintah daerah dapat berperilaku secara kultural kognitif untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena tindakan tersebut merupakan tindakan yang dianggap benar. 2. Pengaruh akuntabilitas kinerja terhadap audit delay pemerintah

kabupaten/kota di Indonesia

Menurut Sulistoni (dalam Sopanah dan Wahyudi, 2008) pemerintah yang akuntabel memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan secara terbuka, cepat, tepat kepada masyarakat, (2) Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik, (3) Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan, (4) Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional, dan (5) Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah.

Melalui pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa fokus utama akuntabilitas finansial adalah pelaporan yang akurat dan tepat waktu tentang penggunaan dana publik, yang biasanya dilakukan melalui laporan yang telah diaudit secara profesional. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa dana publik telah digunakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Daerah yang memiliki akuntabilitas finansial yang baik diharapkan akan melaporkan penggunaan dana publik secara tepat waktu sehingga dapat meminimalisasi audit delay. Hasil penilaian baik dari masayarakat maupun pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pedayagunaan Aparatur Negara diharapkan menjadi motivasi dan pendorong pemerintah daerah


(9)

5

dalam melakukan pelaporan keuangan secara tepat waktu. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan diuji adalah:

H1: Akuntabilitas kinerja pemerintah daerah berpengaruh terhadap audit delay 3. Pengaruh tipe pemerintah daerah terhadap audit delay pemerintah

kabupaten/kota di Indonesia

Di Indonesia kota besar cenderung lebih maju dari pada kabupaten karena fasilitas penunjang seperti akses jalan, internet, pendidikan, dan lain-lainnya masih terpusat pada kota besar. Pembangunan yang belum merata menyebabkan fenomena urbanisasi di Indonesia cenderung tinggi, dimana orang-orang dari kabupaten berbondong-bondong datang ke kota besar untuk mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Banyaknya orang-orang yang berbondong-bondong datang ke kota besar menyebabkan sumber daya manusia pada kota besar menjadi berlimpah, sumber daya manusia yang berlimpah ini membuat persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi semakin ketat sehingga orang-orang yang menduduki jabatan pada pemerintahan adalah orang-orang yang benar-benar kompeten di bidangnya. Orang-orang yang kompeten di bidangnya, didukung dengan fasilitas yang memadai mendorong daerah tersebut memiliki sistem manajemen yang lebih baik dan sistem pengendalian intern pun akan menjadi kuat. Hal ini tentunya akan menjadikan proses penyusunan laporan keuangan menjadi lebih baik. Proses penyusunan laporan keuangan yang baik tentunya dapat menekan keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Belum lagi daerah yang besar cenderung lebih diawasi oleh regulator karena biasanya daerah yang besar memiliki jumlah investor yang lebih banyak, dan masyarakat yang lebih kritis dalam menilai kinerja pemerintahan, sehingga daerah akan berusaha untuk menghindari keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Tipe pemerintah daerah dibedakan menjadi kota besar dan kabupaten. Kota besar lebih kecil kemungkinan untuk mengalami penundaan audit dikarenakan kecepatan dalam penyampaian informasi keuangan lebih cepat jika dibandingkan dengan kabupaten. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan diuji adalah: H2 : Tipe pemerintah daerah berpengaruh terhadap audit delay.


(10)

6

4. Pengaruh temuan audit terhadap audit delay pemerintah kabupaten/kota di Indonesia

Menurut Cohen dan Levantis (2012), keberadaan temuan dalam laporan audit merupakan persyaratan dalam regulasi audit. Temuan muncul dalam opini audit akibat terdapat penyimpangan terhadap SAP dan penyimpangan lain terhadap kepatuhan atas peraturan perundangan-undangan.

Literatur membuktikan bahwa kualifikasi opini dalam laporan audit akan meningkatkan audit delay (Dodd et all., 1984; Whittered, 1980). Whittered (1980) menemukan bahwa waktu akan meningkat jika kualifikasi semakin besar. Sehingga terdapat ekspektasi bahwa semakin besar pengecualian opini makan akan semakin lama proses audit yang dibutuhkan. Hal ini sebagian dikarenakan auditor akan menjalankan prosedur audit tambahan ketika mereka menemukan dugaan ketidakwajaran. Sebagian lainnya dikarenakan auditor mengambil waktu untuk audit transaction sebagai pertahanan terhadap kemungkinan tuntutan di kemudian hari (Cohen & Levantis, 2012). Selain itu menurut Beattie, Fearnley dan Brandt (2000) hal tersebut akibat negosiasi menjadi lebih intensif dan lebih lama ketika masalah akuntansi ditemukan. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan diuji adalah:

H3 : Temuan audit berpengaruh terhadap audit delay

5. Pengaruh opini auditor terhadap audit delay pemerintah kabupaten/kota di Indonesia

Auditor memiliki tugas untuk melakukan audit dengan menilai kewajaran informasi yang disajikan kepada principal terutama terkait dengan informasi keuangan, yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Diakhir tugasnya untuk melakukan audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah daerah, BPK akan memberikan opini kewajaran atas laporan keuangan pemerintah daerah sebagai kesimpulan atas audit yang telah dilakukan. Opini baik yang didapatkan daerah dari auditor menunjukkan bahwa tidak banyak salah saji yang ditemukan oleh auditor. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut telah menyusun laporan keuangannya dengan baik. Penyusunan laporan keuangan yang baik dapat


(11)

7

menjadi cerminan bahwa daerah tersebut telah memiliki tata kelola pemerintahan yang baik. Daerah yang telah memiliki tata kelola pemerintahan yang baik tentunya akan memiliki sistem penyusunan laporan keuangan yang baik sehingga waktu yang dibutuhkan dalam menyusun laporan keuangan akan lebih singkat. Semakin singkat daerah dalam menyusun laporan keuangannya maka akan semakin memperpendek audit delay yang terjadi. Semakin cepat laporan keuangan disampaikan kepada BPK untuk diperiksa maka akan semakin pendek pula audit delay yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis yang akan diuji adalah:

H4: Opini auditor berpengaruh terhadap audit delay C.METODE PENELITIAN

A.Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Penelitian ini berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih yang disebut dengan penelitian kausal komparatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pemerintah kota dan kabupaten di Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan kriteria : (1) Pemerintah daerah yang menyusun LKPD tahun 2014 dan telah diaudit oleh BPK; dan (2) Pemerintah daerah yang akuntabilitasnya telah dinilai oleh KEMENPAN.

B.Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah Audit Delay. Audit Delay adalah selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diselesaikannya laporan audit. Maka variabel ini mengunakan variabel dummy.Jika pemerintah daerah mengalami audit delay, maka diberikan nilai 1. Sedangkan, jika pemerintah daerah tidak mengalami audit delay, maka diberikan nilai 0.

C.Variabel Independen a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan


(12)

8

tindakan seseorang atau badan hukum dan pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Akuntabilitas kinerja pemerintah daerah diukur dengan skor hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah kabupaten/kota yang diterbitkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (KemenPAN).

b. Tipe Pemerintah Daerah

Dalam penelitian ini tipe pemerintah daerah dikategorikan menjadi kota dan kabupaten yang menggunakan variabel dummy. Variabel dummy adalah sebuah variabel nominal yang digunakan di dalam regresi berganda yang diberi kode 1 dan 0. Kota diberi nilai 1 dan kabupaten diberi nilai 0. c. Temuan Audit

Temuan audit diukur dengan jumlah temuan yang muncul dalam laporan hasil pemeriksaan BPK RI yang terdapat dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester 1 dan 2.

d. Opini Auditor

Opini audit merupakan pernyataan pendapat yang diberikan oleh auditor dalam menilai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Variabel opini audit menggunakan variabel dummy, yang diambil dari laporan auditor independen tahun sebelumnya. Angka 1 untuk laporan hasil pemerikasaan BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) sedangkan angka 0 untuk laporan hasil pemerikasaan BPK atas laporan keuangan pemerintah daerah yang menerima opini wajar dengan pengecualian (qualified) (Damayanti dan sudarma,2008).

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(13)

9

= Dummy Variable audit delay (kategori 1 untuk LHP yang mengalami audit delay dan 0 LHP yang tidak mengalami audit delay.

α = Konstanta

β = Koefisien masing-masing variabel Akun = Akuntabilitas kinerja

Tipe = Tipe pemerintah daerah Temuan = Temuan audit

Opini = Opini Auditor

D.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil analisis regresi linier logistik dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1

Rangkuman Hail Regresi Linier Logistik

Variabel Koefisien Signifikasi Chi-square Kesimpulan Konstanta 2,856

Akuntabilitas Kinerja

-0,829 0,008 Berpengaruh

Tipe Pemerintah Daerah

0,317 0,408 Tidak

berpengaruh

Temuan Audit 0,001 0,023 Berpengaruh

Opini Auditor -1,429 0,001 Berpengaruh

Hosmer and Lemeshows

0,423 4,943 Nagalkerke R

Square

0,427

Omnibus 0,000 89,653

Sumber : Data sekunder diolah, 2016

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat disimpulkan dengan persamaan sebagai berikut :

Hasil regresi diperoleh nilai signifikansi Omnibus test sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas kinerja, tipe pemerintah daerah, temuan audit dan opini auditor secara bersama-sama (simultan)


(14)

10

berpengaruh terhadap variabel audit delay. Nilai nagalkerke R square sebesar 0,427 yang berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 42,7%. Hal ini berarti bahwa variabel dependen yaitu audit delay dipengaruhi variabel reputasi akuntabilitas kinerja, tipe pemerintah daerah, temuan audit dan opini auditor sebesar 42,7%. Sedangkan sisanya 57,3% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model regresi.

1. Pengaruh Akuntabilitas Kinerja terhadap Audit Delay

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas kinerja memiliki jumlah tingkat signifikansi sebesar 0,008 < α = 0,05 (5%), maka variabel akuntabilitas kinerja memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap audit delay. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa fokus utama akuntabilitas finansial adalah pelaporan yang akurat dan tepat waktu tentang penggunaan dana publik, yang biasanya dilakukan melalui laporan yang telah diaudit secara profesional. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa dana publik telah digunakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Daerah yang memiliki akuntabilitas finansial yang baik akan melaporkan penggunaan dana publik secara tepat waktu sehingga dapat meminimalisasi audit delay.

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang atau badan hukum dan pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban (Lembaga Administrasi Negara, 2003 dalam Anjarwati, 2012)

Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lutfi Fachrurozi (2014) dan Ziza Gita Hardini (2015) yang menyebutkan bahwa akuntabilitas kinerja tidak berpengaruh terhadap audit delay.

2. Pengaruh Tipe Pemerintah Daerah terhadap Audit Delay

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel tipe pemerintah daerah memiliki jumlah tingkat signifikansi sebesar 0,408 > α = 0,05


(15)

11

(5%), maka variabel tipe pemerintah daerah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap audit delay, tetapi secara parsial berpengaruh terhadap audit delay. Banyak kota besar yang masih mengalami audit delay dan kebanyakan kota besar itu berada di Indonesia bagian timur. Hal ini berlawanan dengan kabupaten yang berada di pulau Jawa dan Sumatera yang justru tidak mengalami audit delay. 3. Pengaruh Temuan Audit terhadap Audit Delay

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel temuan audit memiliki jumlah tingkat signifikansi sebesar 0,023 < α = 0,05 (5%), maka variabel temuan audit memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan temuan audit muncul dalam opini audit akibat terdapat penyimpangan terhadap SAP dan penyimpangan lain terhadap kepatuhan atas peraturan perundangan-undangan. Sehingga terdapat ekspektasi bahwa semakin besar pengecualian opini makan akan semakin lama proses audit yang dibutuhkan. Hal ini sebagian dikarenakan auditor akan menjalankan prosedur audit tambahan ketika mereka menemukan dugaan ketidakwajaran.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Aris Muladi (2014) dan Lutfi Fachrurozi (2014) yang menyebutkan bahwa temuan audit berpengaruh terhadap audit delay.

4. Pengaruh Opini Auditor tehadap Audit Delay

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel opini auditor memiliki jumlah tingkat signifikansi sebesar 0,001 < α = 0,05 (5%), maka variabel opini auditor memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap audit delay. Karena daerah yang mendapatkan opini unqualified dari auditor atau Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Pargaraf Penjelas (WTP-DPP) dapat menekan audit delay.Hal ini karena daerah yang mendapatkan opini tersebut mencerminkan bahwa daerah tersebut telah menyusun laporan keuangannya dengan baik dan memiliki tata kelola pemerintahan yang baik. Daerah yang memiliki tata kelola pemerintahan yang baik akan lebih cepat dalam menyusun laporan keuangannya sehingga dapat menekan audit delay.


(16)

12

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Aris Muladi (2012), dan Ziza Gita Hardini (2015) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay.

E.KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian seluruh hipotesis, maka secara keseluruhan penelitian ini dapat memberikan bukti empiris bahwa: (1) Akuntabilitas kinerja berpengaruh terhadap audit delay berarti H1 diterima. (2) Tipe pemerintah daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay berarti H2 ditolak. (3) Temuan audit berpengaruh terhadap audit delay berarti H3 diterima. (4) Opini auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay berarti H4 diterima. 2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah:

(1)

Variabel yang digunakan hanya mencakup akuntabilitas kinerja, tipe pemerintah daerah, temuan audit, dan opini auditor. Hasil yang berbeda mungkin akan diperoleh apabila peneliti menambahkan variabel-variabel lain yang terkait; (2) Periode pengamatan yang digunakan hanya satu tahun hal ini kurang representatif mengingat tahun pengamatan yang digunakan adalah hanya satu tahun yaitu tahun 2014 saja.

3.

Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat dijadikan sebagai acuan untuk memberikan saran guna meningkatkan kualifikasi penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut: (1) Peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel lain yang dapat memberikan hasil yang lebih baik. Variabel lain yang dapat ditambahkan dapat dari karakteristik auditor maupun karakteristik pemerintah daerah. Karakteristik auditor dapat berupa pengalaman auditor, pendidikan auditor, pengalaman auditor, gender, dan sebagainya. Karakteristik pemerintah daerah dapat berupa latar belakang kepala daerah, terpilihnya kembali kepala daerah, luas daerah, dan sebagainya; (2) peneliti selanjutnya


(17)

13

agar menambahkan periode penelitian lebih dari satu tahun agar lebih representatif.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Alifian Nur. 2014. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay. Accounting Analysis Journal. Vol 3 No 3. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Anjarwati, Mei. 2012. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Accounting Analysis Journal. Vol 1 No 2. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi.Vol.5, No. 3, Desember, hal 271-287.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2016. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2015. Jakarta.

_________________________. 2016. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2015. Jakarta.

Boyton, WC and G. Kell, 2003. Modern Auditing, Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Carslaw and Kaplan. 1991. An Examination of Audit Delay : Further Evidence from New Zealand. Accounting and Business Research.

Chariri, Anis dan Ghozali, Imam. 2001. Teori Akuntansi, Edisi Pertama. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Cohen, S., dan S. Leventis. 2012. Effects Of Municipal, Auditing and Political Factors on Audit Delay. Accounting Forum, 37 (2013): 40-53.

Damayanti, S. dan Sudarma. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Sinopsium Nasional Akuntansi XI. Pontianak

Fachrurozi, Luthfi. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Pemerintah Daerah di Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Fearnley, Beattie, and Bradt. 2005. Auditor Independence and Audit Risk: A Reconceptualisation Journal of International Accounting Research 4.


(18)

14

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan SPSS, Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate demgan Program SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Giroux, Gary dan McLelland, Andrew. 2002. Governance Structures and Accounting at Large Municipalities. Texas: Auburn University

Gita, Ziza. 2015. Pengaruh Akuntabilitas Kinerja, Ukuran Daerah dan Opini Auditor terhadap Audit Delay pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Semarang.

Halim, Varianada. 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1, p. 63 –75.

Henderson, B.C. and Kaplan, S.E. 2000. An Examination of Audit Report Lag for Banks: A Panel Data Approach.

IAI, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

James, C. Dyer dan Arthur, J. McHugh. 1975. The Timeliness of the Australian Annual Report. Chicago: University of Chicaho

Jeff, L. Payne dan Kevan, L. Jensen. 2002. An Examination of Municipal Audit Delay. Journal of Accounting.

Johnson, L. E. 1998. Further Evidence On The Determinants of Local Government Audit Delay. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 10 (3): 375-397.

Lianto, Novice dan Kusuma, Budi Hartono. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 2, Agustus, hal 97-106.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi. Muladi, Aris. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada

Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Putra, Angga Brilian Susetyo. 2014. Opini Auditor, Laba atau Rugi Tahun Berjalan, Auditor Switching dalam Memprediksi Audit Delay. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.


(19)

15

________________. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

________________. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

________________. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

________________. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

________________. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metode Penelitian. Kudus: Universitas Muria Kudus.

Scott, W.R. 2008. Institutions and Organizations: Ideas and Interests 3rd ed. Los Angeles: Sage Publications.

Sopanah dan Wahyudi, Isa. 2008. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparasi Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Malang: Malang Corruption Watch.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta.

Sulistioni, G. 2003. Fiqh Korupsi: Amanah vs Kekuasaan. Kupang: Somasi. Tiono, Ivena dan Yulius Jogi C. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit

Report Lag di Bursa Efek Indonesia. Dalam Business Accounting Review. Vol 1 No 3. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Vivien, Beatie., Stella, Fearnley dan Richard, Brandt. 2000. Behind the Audit Report: A Descriptive Study of Discussion and Negotiations Between Auditors and Directors. International Journal of Auditing.

Whittered and Zimmer. 1984. Timeliness of Financial Reporting and Financial Distress. The Accounting Review.


(1)

10

berpengaruh terhadap variabel audit delay. Nilai nagalkerke R square sebesar 0,427 yang berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 42,7%. Hal ini berarti bahwa variabel dependen yaitu audit delay dipengaruhi variabel reputasi akuntabilitas kinerja, tipe pemerintah daerah, temuan audit dan opini auditor sebesar 42,7%. Sedangkan sisanya 57,3% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model regresi

.

1. Pengaruh Akuntabilitas Kinerja terhadap Audit Delay

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas kinerja memiliki jumlah tingkat signifikansi sebesar 0,008 < α = 0,05 (5%), maka variabel akuntabilitas kinerja memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap audit delay. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa fokus utama akuntabilitas finansial adalah pelaporan yang akurat dan tepat waktu tentang penggunaan dana publik, yang biasanya dilakukan melalui laporan yang telah diaudit secara profesional. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa dana publik telah digunakan untuk tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Daerah yang memiliki akuntabilitas finansial yang baik akan melaporkan penggunaan dana publik secara tepat waktu sehingga dapat meminimalisasi audit delay.

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang atau badan hukum dan pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban (Lembaga Administrasi Negara, 2003 dalam Anjarwati, 2012)

Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lutfi Fachrurozi (2014) dan Ziza Gita Hardini (2015) yang menyebutkan bahwa akuntabilitas kinerja tidak berpengaruh terhadap audit delay.

2. Pengaruh Tipe Pemerintah Daerah terhadap Audit Delay

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel tipe pemerintah daerah memiliki jumlah tingkat signifikansi sebesar 0,408 > α = 0,05


(2)

11

(5%), maka variabel tipe pemerintah daerah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap audit delay, tetapi secara parsial berpengaruh terhadap audit delay. Banyak kota besar yang masih mengalami audit delay dan kebanyakan kota besar itu berada di Indonesia bagian timur. Hal ini berlawanan dengan kabupaten yang berada di pulau Jawa dan Sumatera yang justru tidak mengalami audit delay. 3. Pengaruh Temuan Audit terhadap Audit Delay

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel temuan audit memiliki jumlah tingkat signifikansi sebesar 0,023 < α = 0,05 (5%), maka variabel temuan audit memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan temuan audit muncul dalam opini audit akibat terdapat penyimpangan terhadap SAP dan penyimpangan lain terhadap kepatuhan atas peraturan perundangan-undangan. Sehingga terdapat ekspektasi bahwa semakin besar pengecualian opini makan akan semakin lama proses audit yang dibutuhkan. Hal ini sebagian dikarenakan auditor akan menjalankan prosedur audit tambahan ketika mereka menemukan dugaan ketidakwajaran.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Aris Muladi (2014) dan Lutfi Fachrurozi (2014) yang menyebutkan bahwa temuan audit berpengaruh terhadap audit delay.

4. Pengaruh Opini Auditor tehadap Audit Delay

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel opini auditor memiliki jumlah tingkat signifikansi sebesar 0,001 < α = 0,05 (5%), maka variabel opini auditor memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap audit delay. Karena daerah yang mendapatkan opini unqualified dari auditor atau Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Pargaraf Penjelas (WTP-DPP) dapat menekan audit delay.Hal ini karena daerah yang mendapatkan opini tersebut mencerminkan bahwa daerah tersebut telah menyusun laporan keuangannya dengan baik dan memiliki tata kelola pemerintahan yang baik. Daerah yang memiliki tata kelola pemerintahan yang baik akan lebih cepat dalam menyusun laporan keuangannya sehingga dapat menekan audit delay.


(3)

12

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Aris Muladi (2012), dan Ziza Gita Hardini (2015) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay.

E.KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian seluruh hipotesis, maka secara keseluruhan penelitian ini dapat memberikan bukti empiris bahwa: (1) Akuntabilitas kinerja berpengaruh terhadap audit delay berarti H1 diterima. (2) Tipe pemerintah daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay berarti H2 ditolak. (3) Temuan audit berpengaruh terhadap audit delay berarti H3 diterima. (4) Opini auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay berarti H4 diterima. 2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah:

(1)

Variabel yang digunakan hanya mencakup akuntabilitas kinerja, tipe pemerintah daerah, temuan audit, dan opini auditor. Hasil yang berbeda mungkin akan diperoleh apabila peneliti menambahkan variabel-variabel lain yang terkait; (2) Periode pengamatan yang digunakan hanya satu tahun hal ini kurang representatif mengingat tahun pengamatan yang digunakan adalah hanya satu tahun yaitu tahun 2014 saja.

3.

Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat dijadikan sebagai acuan untuk memberikan saran guna meningkatkan kualifikasi penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut: (1) Peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel lain yang dapat memberikan hasil yang lebih baik. Variabel lain yang dapat ditambahkan dapat dari karakteristik auditor maupun karakteristik pemerintah daerah. Karakteristik auditor dapat berupa pengalaman auditor, pendidikan auditor, pengalaman auditor, gender, dan sebagainya. Karakteristik pemerintah daerah dapat berupa latar belakang kepala daerah, terpilihnya kembali kepala daerah, luas daerah, dan sebagainya; (2) peneliti selanjutnya


(4)

13

agar menambahkan periode penelitian lebih dari satu tahun agar lebih representatif.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Alifian Nur. 2014. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay. Accounting Analysis Journal. Vol 3 No 3. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Anjarwati, Mei. 2012. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Accounting Analysis Journal. Vol 1 No 2. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Aryati, Titik dan Maria Theresia. 2005. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi.Vol.5, No. 3, Desember, hal 271-287.

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2016. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2015. Jakarta.

_________________________. 2016. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2015. Jakarta.

Boyton, WC and G. Kell, 2003. Modern Auditing, Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Carslaw and Kaplan. 1991. An Examination of Audit Delay : Further Evidence from New Zealand. Accounting and Business Research.

Chariri, Anis dan Ghozali, Imam. 2001. Teori Akuntansi, Edisi Pertama. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Cohen, S., dan S. Leventis. 2012. Effects Of Municipal, Auditing and Political Factors on Audit Delay. Accounting Forum, 37 (2013): 40-53.

Damayanti, S. dan Sudarma. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Sinopsium Nasional Akuntansi XI. Pontianak

Fachrurozi, Luthfi. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Pemerintah Daerah di Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Fearnley, Beattie, and Bradt. 2005. Auditor Independence and Audit Risk: A Reconceptualisation Journal of International Accounting Research 4.


(5)

14

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan SPSS, Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate demgan Program SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Giroux, Gary dan McLelland, Andrew. 2002. Governance Structures and Accounting at Large Municipalities. Texas: Auburn University

Gita, Ziza. 2015. Pengaruh Akuntabilitas Kinerja, Ukuran Daerah dan Opini Auditor terhadap Audit Delay pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Semarang.

Halim, Varianada. 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1, p. 63 –75.

Henderson, B.C. and Kaplan, S.E. 2000. An Examination of Audit Report Lag for Banks: A Panel Data Approach.

IAI, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

James, C. Dyer dan Arthur, J. McHugh. 1975. The Timeliness of the Australian Annual Report. Chicago: University of Chicaho

Jeff, L. Payne dan Kevan, L. Jensen. 2002. An Examination of Municipal Audit Delay. Journal of Accounting.

Johnson, L. E. 1998. Further Evidence On The Determinants of Local Government Audit Delay. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 10 (3): 375-397.

Lianto, Novice dan Kusuma, Budi Hartono. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 2, Agustus, hal 97-106.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi. Muladi, Aris. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada

Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Putra, Angga Brilian Susetyo. 2014. Opini Auditor, Laba atau Rugi Tahun Berjalan, Auditor Switching dalam Memprediksi Audit Delay. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.


(6)

15

________________. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

________________. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

________________. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

________________. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

________________. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metode Penelitian. Kudus: Universitas Muria Kudus.

Scott, W.R. 2008. Institutions and Organizations: Ideas and Interests 3rd ed. Los Angeles: Sage Publications.

Sopanah dan Wahyudi, Isa. 2008. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, dan Transparasi Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Malang: Malang Corruption Watch.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta.

Sulistioni, G. 2003. Fiqh Korupsi: Amanah vs Kekuasaan. Kupang: Somasi. Tiono, Ivena dan Yulius Jogi C. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit

Report Lag di Bursa Efek Indonesia. Dalam Business Accounting Review. Vol 1 No 3. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Vivien, Beatie., Stella, Fearnley dan Richard, Brandt. 2000. Behind the Audit Report: A Descriptive Study of Discussion and Negotiations Between Auditors and Directors. International Journal of Auditing.

Whittered and Zimmer. 1984. Timeliness of Financial Reporting and Financial Distress. The Accounting Review.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja, Pertanggungjawaban Belanja dan Audit Intern berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas

10 143 107

Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah, Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Pembiayaan Hutang, Belanja Daerah, Dan Tipe Pemerintahan Daerah Terhadap Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

7 57 105

Pengaruh Konflik Audit Dan Independensi Auditor Terhadap Opini Audit

1 3 70

Pengaruh Pengendalian Intern Dan Audit Kinerja Terhadap Akuntabilitas Publik (Survey Pada Inspektorat di Pemerintah Kota Bandung)

2 19 61

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UKURAN PEMERINTAH DAERAH, DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia)

0 0 21

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja, Pertanggungjawaban Belanja dan Audit Intern berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas

0 0 13

Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja, Pertanggungjawaban Belanja dan Audit Intern berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah, Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Pembiayaan Hutang, Belanja Daerah, Dan Tipe Pemerintahan Daerah Terhadap Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

0 0 10